Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“HAK ASASI MANUSIA (HAM) DI TENGAH KRISIS PANDEMI COVID-19”

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 1

NAMA : JIHAN MALIK EL


MIRANTI MATDOAN
WAJID NUHUYANAN
SITI FARIDA RUMUAR
NUR AFNI LEISUBUN
PIPI.A.D.A.TAHER
JAIDEL FASBITO BALUBUN
ABDUL KARIM KOEDOEBOEN
TAUFIK RASID TAMNGE
ICHWAN RISKI A.INGRATUBUN

Fakultas Hukum
Universitas doktor husin ingratubun
Tual 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkanrahmat dan karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “

HAK ASASI MANUSIA (HAM) DI TENGAH PANDEMI COVID-19

” sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. .Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar- besarnya kepada Dosen Pengampu mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraanyang telah membantu, memberikan bimbingan, saran dan motivasi
dalammenyelesaikan makalah ini serta kepada semua pihak yang terkait
sehinggaterselesaikannya makalah ini sesuai yang diharapkan.

Penulis menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karna itu penulis menerima dengan senang hati kritik dansaran yang bersifat membangun
agar makalah ini menjadi lebih baik lagi untuk kemajuan ilmu pengetahuan kedepannya. Akhir
kata, penulis berharap semogamakalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.

Tual september2023

Penulis

DAFTAR ISI
ii
HALAMAN JUDUL.................................................................................. 1

KATA PENGANTAR ................................................................................ 2

DAFTAR ISI............................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latarbelakang............................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah......................................................................... 5

1.3 Tujuan Penulisan Makalah........................................................... 6

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Hak Asasi Manusia....................................................................... 7


2.2 Pandemi Covid-19........................................................................ 7
2.3 HAM di Tengah Krisis Pandemi Covid-10.................................. 8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan...................................................................................19
3.2 Saran.............................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................20

1.1 LATARBELAKANG

iii
Hak asasi Manusia adalahhak -hak yang telah dipunyaiseseorang sejak
iadalam kandungan. HAM / Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada
dirisetiap manusia sejak awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak
dapatdiganggu gugat siapa pun. Selama menyangkut persoalan HAM, setiap
negaratanpa kecuali, pada tataran tertentu memiliki tanggung jawab terkait
pemenuhanHAM pribadi-pribadi yang ada di dalam jurisdiksinya, termasuk orang
asingsekalipun. Berdasarkan hal ini maka kepentingan paling mendasar dari
setiapwarga negara adalah perlindungan terhadap hak-haknya sebagai
manusiaIndonesia saat ini sedang dilanda oleh wabah penyakit menular Covid-19(
Corona Virus Disease 2019).

Penyakit ini telah ditetapkan oleh WHO sebagai pandemi pada tanggal 12
Maret 2020 karena penularannya yang begitu cepat danmasif. Indonesia sendiri
sudah menetapkan status Kedaruratan KesehatanMasyarakat seperti tertuang dalam
Undang-Undang No. 6 Tahun 2018 tentangKekarantinaan Kesehatan

dalam Pasal 1 ayat 2 dijelaskan bahwa “Kedaruratan Kesehatan Masyarakat adalah


kejadian kesehatan masyarakat yang bersifat luar biasa dengan ditandai penyebaran
penyakit menular dan/atau kejadian yang disebabkan oleh radiasi nuklir,
pencemaran biologi, kontaminasi kimia,bioterorisme, dan pangan yang
menimbulkan bahaya kesehatan dan berpotensimenyebar lintas wilayah atau lintas
negara”.

Kedaruratan kesehatan masyarakat Yang di maksud dalam pasal tersebut dan


sesuai dengan kondisi saat ini yaitu penyebaran penyakit menular yang di sebut
dengan covid-19 .

Berkaitan dengan HAM di situasi saat ini dimana Indonesia sedangmelawan


virus pandemi Covid-19 yang sangat meresahkan seluruh warga negaraIndonesia
di mana beberapa dampak yang ditimbulkan sangat berkaitan dan bahkan
mempengaruhi akan hak-hak asasi manusia sebagai warga negaraIndonesia. Virus
yang menyerang kesehatan masyarakat ini memberikangambaran bahwa adanya
tuntutan dan tanggung jawab pemerintah untuk memenuhi hak dasar manusia yaitu
hak untuk hidup dan mendapatkan pelayanankesehatan. Selain itu beberapa
kebijakan akan mempengaruhi hak asasi manusiakhususnya dalam mendapatkan
pekerjaan yang layak dan bekerja untuk memenuhi kesejahteraan hidup yang
berimbas kepada perekonomian warga. Disektor lain hak-hak politik serta hak
kebebasan dalam bepergian kini jugaadanya pembatasan. Berdasarkan fenomena

iv
yang terjadi maka pada makalah iniakan dijelaskan lebih lanjut mengenai HAM
ditengah pandemi Covid-19

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan dapat ditemukan


suaturumusan masalah yaitu bagaimanakah implementasi HAM di tengah krisis
pandemi Covid-19?

1.3 TUJUAN PENULISAN MAKALAH

Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah untuk
mendeskripsikan dan mengetahui tentang implementasi Hak Asasi Manusia(HAM)
di tengah krisis pandemi Covid-19.

v
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 HAK ASASI MANUSIA

Pengertian HAM di di atur secara jelas dalam Undang-undang Nomor


39Tahun 1999 Pasal 1 ayat (1) yang menyebutkan tentang pengertian hak
asasimanusia, yaitu “Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat
padahakekat dan keberadaan manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa,
danmerupakan anugerahnya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan
dilindungioleh negara, hukum dan pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan
serta perlindungan harkar dan martabat manusia

2.2 PANDEMI COVID-19

Covid-19 merupakan penyakit yang menyerang sistem pernapasan dimana


World Helath Organizatio (WHO) mengumumkan nama penyakit ini sebagaiVirus
Corona Disease (Covid-19) yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2,
yangsebelumnya disebut 2019-nCoV2 Covid-19 dideklarasikan sebagai pandemik
olehWHO pada tanggal 12 Maret 2020.3 Covid-19 menjadi perhatian penting pada
bidang medis, bukan hanya karena penyebarannya yang cepat dan berpotensi
menyebabkan kolaps sistem kesehatan, tetapi juga karena beragamnya
manifestasiklinis pada pasien.

2.3 HAK ASASI MANUSIA DI TENGAH KRISIS PANDEMI COVID-19

Berkaitan dengan permasalahan pandemi Covid-19 yang sedang


melandaIndonesia maka pemerintah bertanggung jawab penuh untuk mengatasi
permasalahan penyakit yang berkaitan dengan kesehatan atau dengan kata
lainmenyerang kesehatan manusia selaku warga negara Indonesia. Pemerintah saat
inimenerapkan sejumlah kebijakan sebagai ikhtiar atau usaha dalam memutus
rantai penyebaran Covid-19. Konvenan Internasional tentang Hak Ekonomi,
Sosial, danBudaya (Ekosob) dalam Pasal 12 salah satu ketentuannya menyatakan
bahwanegara pihak harus melakukan segala sesuatu yang diperlukan untuk
mengupayakan pencegahan, pengobatan, dan pengendalian segala
penyakitmenular, endemik, penyakit lainnya.Berdasarkan hal tersebut, beberapa
kebijakan yang sedang diterapkan yaitu Social distancing dimana warga atau
masyarakat dihimbau untuk seminimalmungkin berada dan berkegiatan diluar
rumah dan penerapan untuk bekerja darirumah, belajar dari rumah dan beribadah
vi
dirumah. Pembatasan Sosial BerskalaBesar (PSBB) dan karantina wilayah juga
sudah mulai diterapkan di beberapadaerah di Indonesia. Kebijakan yang diterapkan
secara langsung akan berhubungan dengan masa depan keberlangsungan hidup
orang banyak atauwarga negara Indonesia sebagai insan yang memiliki Hak Asasi
Manusia. Kesehatan berhubungan erat dengan hidup seseorang karena menjadi
prasyarat seseorang untuk dapat maksimal mencapai harkat hidupnya.
Kesehatanmasyarakat merupakan salah satu hak asasi manusia yang dijamin
secarakonstitusional yaitu tertuang dalam pasal 28 H ayat 1 UUD 1945 dinyatakan
bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan.

Sebagai atributketentuan tersebut Pasal 4 Undang-Undang Nomor 36 Tahun


2009 tentangKesehatan menyatakan bahwa “Setiap orang berhak atas kesehatan”.

Berbicara mengenai HAM, permasalahan pandemi Covid-19 ini ternyata


berimbas kepada hak asasi manusia khususnya hak untuk hidup dan hak untuk
mendapatkan kesehatan serta hak-hak dasar lainnya.Salah satu Hak Asasi Manusia
yang sangat penting dalam krisis pandemiCovid-19 adalah hak atas kesehatan.
Manusia akan kehilangan segalakemungkinan untuk mendapatkan hak-hak lainnya
tanpa didasari kesehatan, olehkarenanya kesehatan menjadi salah satu kebutuhan
dasar manusia sekaligusmenjadi hak dasar bagi manusia.

Berbicara mengenai HAM, permasalahan pandemi Covid-19 ini ternyata


berimbas kepada hak asasi manusia khususnya hak untuk hidup dan hak untuk
mendapatkan kesehatan serta hak-hak dasar lainnya.Salah satu Hak Asasi Manusia
yang sangat penting dalam krisis pandemiCovid-19 adalah hak atas kesehatan.
Manusia akan kehilangan segalakemungkinan untuk mendapatkan hak-hak lainnya
tanpa didasari kesehatan, olehkarenanya kesehatan menjadi salah satu kebutuhan
dasar manusia sekaligusmenjadi hak dasar bagi manusia.

Kesehatan berhubungan erat dengan hidup seseorang karena menjadi


prasyarat seseorang untuk dapat maksimal mencapai harkat hidupnya.
Kesehatanmasyarakat merupakan salah satu hak asasi manusia yang dijamin
secarakonstitusional yaitu tertuang dalam pasal 28 H ayat 1 UUD 1945 dinyatakan
bahwa

Kesehatan tidak lagi hanya dikaitkan dengan nasib atau karunia Tuhanyang
menjadi urusan pribadi setiap orang dan sama sekali tidak ada hubungannyadengan
tanggung jawab negara, namun saat ini kesehatan telah menjadi suatu hak hukum
(legal rights) yang dijamin, dilindungi, dihormati dan harus dipenuhi olehnegara.
Hal tersebut sangat jelas tercermin kembali pada pasal 28I ayat (4) UUD1945 yang

vii
menegaskan bahwa Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi
manusia adalah tanggung jawab negara, terutama pemerintah.

Berdasarkan hal tersebut secara garis besar Undang-Undang


tersebutmengisyaratkan bahwa setiap individu, keluarga dan masyarakat berhak
memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya khususnya di saat krisis pandemi
Covid-19 dan negara dalam hal ini pemerintah wajib bertanggung jawabmengatur
agar terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya termasuk bagimasyarakat miskin
dan tidak mampu.
Berdasarkan situasi pandemi yang sedang terjadi di Indonesia
dimanadiketahui setiap harinya ada penambahan kasus positif Covid-19
yangmengharuskan penderita atau pasien mendapatkan penanganan kesehatan
secaramedis.

Aturan terkait HAM mendapatkan pelayanan kesehatan tersebut menegaskan


bahwa semua orang mempunyai hak mendapat pelayanan kesehatan,walaupun itu
dari kalangan kurang mampu maupun yang mampu atapun faktor diskriminasi
lainnya. Setiap orang yang membutuhkan pertolongan kesehatanharus sama-sama
menjadi prioritas tanpa pilah-pilah dalam menangani kasus yang terjadi
Semua potensi yang dapat mengarahkan kepada tindakan pelanggaranHAM
dalam rangka pencegahan dan penanganan Covid-19 harus di hindari semaksimal
mungkin. Para tenaga medis dalam menjalankan tugas sebagai gardaterdepan
dalam menangani kasus pandemi Covid-19 ini harus didasarkan atas
Selanjutnya, penting juga dipahami bahwa Komentar Umum No. 14(2000)
terkait Pasal 12 ICESCR menyatakan aplikasi presisi penting dilakukannegara
untuk memastikan terpenuhinya HAM atas kesehatan denganmemerhatikan empat
unsurpentingkesehatan, yakni:

1. Ketersediaan
2. Aksesibilitas
3. Akseptabilitas
4. Kualitas

Oleh karena itu pemerintah wajib memenuhi tanggung jawabnya dalam


rangka pemenuhan hak kesehatan warga sehingga secara otomatis juga menjamin
hak untuk hidup warganya dengan memastikan keempat akses dasar yang
harusdimiliki dibagian medis baik itu Rumah Sakit, Puskesmas bahkan tenaga
medisdan ini merupakan faktor pendukung utama dalam rangka memerangi kasus
pandemi Covid-19 di tanah Air.

viii
Pemerintah harus mampu memastikan sinerjitas semua penyelenggara
pemerintahan dan swasta dengan berbasis delapan pilar rencana
strategiskedaruratan dan kewaspadaan untuk mencegah dan menangani transmisi
COVID-19, langkah optimal pelaksanaan kebijakan terukur dan berkesinambungan
itumewajibkan negara melindungi HAM dengan memastikan ketersediaan
kebutuhan-kebutuhan dasar masyarakat seperti makanan, air, fasilitas medis
danobatan serta ketersediaan fasilitas dan jaminan kesehatan yang dapat
mendukungketangguhan sumber daya petugas dan tenaga kesehatan serta sarana-
sarana penunjang kesehatan masyarakat

Berdasarkan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (Duham) Pasal 25ayat


1 menyatakan bahwa
“Setiap orang berhak atas tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan
kesejahteraan dirinya dan keluarganya, termasuk hak atas pangan, pakaian,
perumahan, dan perawatan kesehatan serta pelayanan sosial yang diperlukan, dan
berhak atas jaminan pada saat menganggur, menderita sakit, cacat, menjadi
janda/duda, mencapai usia lanjut atau keadaan lainnya yang mengakibatkan
kekurangan nafkah, yang berada di luar kekuasaanya”.

Kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah dalam ikhtiar melawan virus


pandemi yang telah meresahkan seluruh warga Indonesia bahkan seluruh
negaraterdampak mengakibatkan perekonomian masyarakat menurun drastis.
Tukangojek, buruh bangunan atau buruh harian lepas, pedagang kecil, dan
sejumlahtempat untuk orang bekerja sebagai karyawan di sektor pariwisata,
perhotelan,hiburan, pusat perbelanjaan kini harus ditutup dan menyebabkan
terjadinyaPemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara besar-besaran yang
mengakibatkansebagian besar warga Indonesia kehilangan pekerjaan dan tidak
mendapatkan pekerjaan sebagai imbas dari adanya pembatasan yang diterapkan.
Jangankanuntuk mendapatkan pekerjaan, untuk bekerja saja sudah tidak bisa.
Lantasdarimana rakyat kecil dengan golongan ekonomi menengah dan kebawah
mendapatkan uang untuk biaya kehidupan sehari-hari ?.Hak untuk bekerja dan
mendapatkan pekerjaan merupakan salah satu hak asasi manusia yang diatur
konstitusi yaitu dalam UUD 1945 Pasal 27 Ayat (2)yang berbunyi, ‘Tiap-tiap
warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan ang layak bagi kemanusiaan’

Berdasarkan hal tersebut dapat kita katakan bahwa hak atas pekerjaan dan
bekerja bagi masyarakat dalam rangka penghidupanyang layak bagi individu warga
tersebut belum terpenuhi dan lagi-lagi ini bukanlah suatu kesengajaan pemerintah
akan tetapi diakibatkan karena status pandemi yang sedang dihadapi.

ix
Pemerintah dalam hal ini tidak semena-mena dan bersikap sengaja untuk
tidak memperhatikan hak asasi manusia warga nya akan tetapi kebijakan
yangditerapkan pemerintah tersebut dilakukan agar permasalahan pandemi Covid-
19 dapat terhenti penyebaran virusnya dan tidak ada lagi warga negaranya yang
terinfeksi serta Indonesia dan seluruh warga dapat merasakan lingkungan yang
baik dan sehat tanpa virus sehingga nantinya seluruh warga tanpa terkecuali
akandapat beraktivitas diluar seperti sedia kala dan mendapatkan hak-hak asasi
nyayang untuk saat sekarang ini harus dikorbankan demi melawan virus Covid-19.

Berkaitan dengan keinginan dan harapan seluruh warga negara yangsangat


menantikan dan mengharapkan lingkungan dapat steril kembali dari virusdan
lingkungan menjadi baik dan sehat untuk beraktivitas ternyata merupakan hak
asasi bagi setiap manusia dan ini diatur dalam UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak
Asasi Manusia Pasal 9 ayat 3 :Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang
baik dan sehat

Untuk menjawab adanya pembatasan HAM khususnya dalam hal pekerjaan


dan bekerja sesuai yang diamanatkan dalam pasal Pasal 27 Ayat (2) danterlihat
jelas dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (Duham) Pasal 25 Ayat 1
yang menyatakan bahwa adanya hak atas jaminan saat menganggur makakarena
adanya pandemi Covid-19 yang berimbas kepada sebagian besar wargayang tidak
dapat bekerja atau dapat dikatakan menjadi status menganggur maka pemerintah
sebisa mungkin memikul tanggung jawab atas hak warga negaranyatersebut.
Pemerintah sejauh ini telah berupaya menyeimbangkan atas pembatasanHAM
yang terjadi dengan mengeluarkan berbagai macam bantuan yang diberikankepada
warga negaranya dari kelompok ekonomi menengah kebawah yangkhususnya
terkena dampak dari pandemi Covid-19.

Beberapa bantuan sosial yang diberikan oleh pemerintah antara lain berupa
bantuan kebutuhan pokok per KK, Program Keluarga Harapan, Penerima
BantuanIuran, Kartu Sembako, Kartu Pra-Kerja hingga Dana Desa.

Berdasarkan kebijakan pencegahan dan penanganan COVID-19


yangdiimbangi dengan usaha pemerintah dalam menangani permasalahan
perekonomian masyarakat terdampak maka dapat dikatakan bahwa saat ini
pemerintah telah menjalankan amanat konstruksi kebijakan internasional
dannasional terkait pencegahan dan penanganan COVID-19 dimana setiap
kebijakanyang diterapkan oleh pemerintah pusat maupuun pemerintah daerah
harus tetap berada dalam rangka menghormati HAM. Hal ini ditegaskan pada
ketentuan Pasal32 IHR yang menyatakan bahwa segala bentuk tindakan
pembatasan yangdilakukan negara semaksimal mungkin mampu meminimalkan
x
setiap tindakanyang tidak nyaman atau menyusahkan (minimize any discomfort or
distress associated with such measures)

Perlu diperjelas bahwa tindakan yang tidak nyaman disini yangditerapkan


oleh pemerintah dalam masa darurat kesehatan demi menjalankantugas
pencegahan dan penanganan pandemi COVID-19 yang mau tidak mausebagai
warga negara yang baik harus melaksanakan kewajiban asasi manusiayaitu dengan
mengikuti semaksimal mungkin semua anjuran, imbauan danketetapan pemerintah
dan tidak dapat dipungkiri bahwa sebenarnya kebijakantersebut oleh sebagian
warga dirasa tidak nyaman dan menimbulkan kesusahanantara lain berimbas
kepada hak asasi warga selaku manusia yaitu hak untuk hidup, hak mendapatkan
pelayanan kesehatan, hak mendapatkan lingkungan yang baik dan sehat, hak
mendapatkan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup.

.Inkorporasi HAM menjadi bagian integral dan berperan penting


sertamemiliki adil untuk memastikan dan memantau setiap langkah-langkah
pencegahan dan penanganan COVID-19 yang diterapkan oleh pemerintah
kepadaseluruh warga negaranya dijalankan dan diterapkan atas dasar menjunjung
tinggikemartabatan, HAM dan kebebasan dasar manusia sebagaimana
ditegaskanDirektur Jenderal WHO, Tedros Adhanom pada 15 Februari 2020,

this is a time for facts, not fear. This is a time for rationality, not rumours. This a
time for solidarity, not stigma

Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) serta karantinawilayah


yang diterapkan sebagai upaya dalam memerangi COVID-19 ternyatamemberikan
batasan bagi warganya untuk bepergian, baik pergi keluar kota,keluar negeri,
mudik ke kampung halaman bahkan batasan untuk bepergian diwilayah itu sendiri
dalam rangka tujuan yang tidak terlalu penting. Pembatasan tersebut jika dikaitkan
dengan HAM maka sudah jelas sangat bertentangan denganUU No. 39 tahun 1999
tentang Hak Asasi Manusia Pasal 27 ayat 1 menyatakan Setiap warga negara
Indonesia berhak untuk secara bebas bergerak, berpindah,dan bertempat tinggal
dalam wilayah negara Republik Indonesia. Ayat 2 menegaskan kembali bahwa
Setiap warga negara Indonesia berhak meninggalkan dan masuk kembali ke
wilayah negara Republik Indonesia, sesuaidengan ketentuan peraturan perundang
undangan

Lagi-lagi ini perlu diperjelas bahwa hal tersebut dapat dikatakan menjadi
pelanggaran HAM apabila dilakukan secara sengaja dan tanpa alasan yang

xi
jelas.Akan tetapi untuk kasus ini sudah sangat jelas bahwa aturan tersebut
terpaksaharus dilakukan dan harus konsisten ditetapkan oleh pemerintah dan warga
negarasecara iklas harus patuh dan taat atas kebijakan yang ditetapkan karena
adanyadarurat kesehatan masyarakat yang mau tidak mau inilah satu-satunya solusi
yangwajib ditaati bagi seluruh warga negara Indonesia tanpa terkecuali. Hal
inidiperjelas dalam Undang-Undan No.6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan
Kesehatan dalam Pasal 3 menjelaskan bahwa PSBB dan karantina wilayah
dimaksudkan dengan tujuan melindungi masyarakat dari penyakit dan/atau Faktor
Risiko Kesehatan Masyarakat yang berpotensi menimbulkan Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat; mencegah dan menangkal penyakit dan/atau Faktor Risiko
kesehatan masyarakat

xii
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan yang telah dibahas maka dapat disimpulkan


bahwa ranah Has Asasi Manusia yang tersentuh akibat adanya pandemi Covid-
19di Indonesia antara lain hak untuk hidup, hak untuk mendapatkan
pelayanankesehatan, hak mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, hak
mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan, hak
mendapatkan jaminan saat menganggur serta hak untuk bebas bepergian.

3.2 SARAN

Saran yang bisa penulis sampaikan khususnya bagi mahasiswa sertaWarga


Negara Indonesia diharapkan untuk taat terhadap aturan-aturan yangditetapkan
oleh pemerintah dalam rangka memutus rantai penyebaran Covid-19dan tetap
mengawal pemerintah dimana kebijakan-kebijakan yang diterapkan pemerintah
harus berdasarkan kepada HAM warga negaranya. Apabila didapatikebijakan-
kebijakan pemerintah yang melanggar HAM yang dirasa tidak dapatditolerir maka
diharapkan untuk dapat mengeluarkan aspirasi serta pendapatnyakepada
pemerintah karena hak mengeluarkan pendapat juga dijamin secarakonstitusional.

xiii
DAFTAR PUSTAKA

Bagir Manan. 2009. Dimensi-Dimensi Hukum Hak Asasi Manusia

. Bandung:PSKN FH UNPAD.Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia


(Duham) Pasal 25 Nur Indah Fitriani. 2020. Tinjauan Pustaka Covid-19: Virologi,
Patogenesis, danManifestasi Klinis.

Jurnal Medika Malahayati, 3(4)Rif ’atul Hidayat. 2016. Hak Atas Derajat
Pelayanan Kesehatan yang Optimal”,

SYARIAH Jurnal Hukum dan Pemikiran, 2(16)Siti Nurhalimah. 2020.


Covid-19 dan Hak Masyarakat atas Kesehatan.SALAM; Jurnal Sosial & Budaya
Syar-I , 6(7) usilo, A., Rumende, C. M., Pitoyo, C. W., Santoso, W. D., Yulianti,
M., Sinto,R., Yunihastuti, E. 2020. Coronavirus Disease 2019 : Tinjauan Literatur
Terkini. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 7(1)

UUD 1945 Pasal 28 H Ayat 1

Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 Pasal 1 ayat 1

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Pasal 4 tentang Kesehatan

UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia Pasal 3 ayat 3

UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia Pasal 9 ayat 1

UUD 1945 Pasal 27 Ayat 2

xiv

Anda mungkin juga menyukai