Oleh :
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya kami telah dapat menyelesaikan makalah Dilema Etik Keperawatan yang
berjudul DO NOT RESUSCITATION (DNR). Kami menyadari bahwa masih terdapat
kesalahan pada makalah ini. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
yang bersifat membangun demi kesempurnaan di masa yang akan datang. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi semua orang terutama bagi kami dan para pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................................... i
Daftar Isi............................................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang.................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................... 1
C. Tujuan................................................................................................................. 1
Bab IIPembahasan
Resuscitation (DNR)............................................................................................. 4
A. Kesimpulan.......................................................................................................... 7
B. Saran................................................................................................................... 7
Daftar Pustaka...................................................................................................................... 8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Resusitasi merupakan segala bentuk usaha medis, yang dilakukan terhadap
mereka yang berada dalam keadaan darurat atau kritis, untuk mencegah kematian. Do
Not Resusitation (DNR) adalah sebuah perintah untuk tidak dilakukan Resusitasi,
yang merupakan pesan untuk tenaga kesehatan ataupun masyarakat umum untuk tidak
mencoba CPR (cardiopulmonaryresusitation) atau Resusitasi Jantung Paru (RJP) jika
terjadi permasalahan darurat pada jantung pasien atau pernapasan berhenti. Perintah
ini ditulis atas permintaan pasien atau keluarga tetapi harus ditandatangani oleh dokter
yang berlaku.
DNR merupakan salah satu keputusan yang paling sulit, adalah masalah etika
yang menyangkut perawat ataupun dokter dan tenaga kesehatan lainnya. Hal ini akan
berhadapan dengan masalah moral atau pun etik, apakah akan mengikuti sebuah
perintah 'jangan dilakukan resusitasi' ataupun tidak. Bagaimana tidak jika tiba-tiba
pasien henti jantung sebagai perawat yang sudah handal dalam melakukan RJP
membiarkan pasien mati dengan begitu saja tapi masalahnya jika kita memiliki hati
dan melakukan RJP pada pasien tersebut, kita bisa dituntut oleh pasien dan keluarga
pasien tersebut.
Ini adalah sebuah dilema. Jika terjadi kedaruratan jantung pasien atau
pernapasan berhenti. Salah satu alasan utama orang menandatangani perintah DNR
adalah karena apa yang terjadi ketika staf rumah sakit mencoba untuk melakukan
RJP. Situasi ini umumnya disebut sebagai "kode." Hal ini kadang-kadang diberikan
nama samaran yang berbeda di rumah sakit yang berbeda.
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
3. Dokumentasi
a. Pengisian formulir DNR dilakukan setelah informasi diberikan dan keluarga
atau wali.
b. Formulir DNR harus berada di Berkas Rekam Medis sehingga semua tenaga
medis mengetahui bahwa pasien tidak boleh dilakukan CPR henti nafas atau
henti jantung.
Penyelesaian :
1. Mengembangkan data dasar:
a. Pihak yang terlibat: klien
perawat advokat
dokter terapis
b. Tindakan yang diusulkan:
Melakukan pertolongan pertama
Melakukan resusitasi
Tidak melakukan resusitasi
c. Maksud dari tindakan yang diusulkan:
Untuk mengembalikan fungsi jantung klien
d. Konsekuensi yang mungkin timbul:
Menyebabkan kematian illegal (euthanasia aktif)
2. Mengidentifikasi konflik
Perawat mendukung keinginan klien euthanasia aktif
Tindaka tersebut berlawanan dengan prinsip etika avoidkilling
(perawat berkewajiban melindungi dan mempertahankan kehidupan
klien dengan berbagai cara)
3. Membuat alternative tindakan yang direncankan dan mempertimbangkan
konsekuensi tindakan tersebut:
a. Menolak keinginan klien dengan konsekuensi:
Kondisi klien akan lebih memprihatinkan, susah dalam bernafas
Perawat diaggap tidak sensitif
Perawat tidak memperhatikan prinsip otonomi
Perawat melakukan prinsip benefience
Terhindar dari tindakan ilegal
Melakukan prinsip avoidkilling
b. Memenuhi keinginan klien dengan konsekuensi:
Penderitaan berkurang
Klien meninggal tidak wajar
Perawat tidak melindungi klien
Mengingkari prinsip benefience
Dapat dituntut secara hukum
Memberikan penjelasan tentang kondisi penyakit
Memberikan penjelasan bahaya yang dapat ditimbulkan dari tidak
dilakukannya resustasi : kematian dan hukum
c. Konsekuensi dari alternative tindakan:
Klien mengikuti pemberian terapi sesuai program
Klien tetep menginginkan untuk tidak dilakukaresusitasi dan tidak
disadarkan
4. Menentukan siapa yang terlibat dalam masalah tersebut dan siapa pengambil
keputusan:
Tim medis, klien, konsultan etika, departemen sosial
5. Mendefinisikan kewajiban perawat
Memperhatikan prinsip moral yang melindungi kehidupan klien dan
mencegah bahaya yang mungkin timbul
Memberikan informasi:
Penyakit, bahaya kelebihan dosis, aturan hukum
6. Membuat keputusan
Mendapat salinan tertulis dari pasien terkait permintaanuntuk tidak
disadarkan Menerima permintaan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam hubungan profesi kesehatan sebagai perawat, dokter, klien, dan tim
medis lainnya dapat muncul berbagai masalah. Masalah tersebut tidak dapat
diselesaikan oleh salah satu pihak karena menyangkut bidang pelayanan kesehatan,
maka seharusnya diselesaikan oleh seluruh tim layanan kesehatan. Sedangkan profesi
keperawatan dapat menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan perawat dan
keperawatan. Terkadang terdapat situasi yang menyangkut semua profesi kesehatan
dan saling terkait, perawat juga dapat terlibat. Sebagai perawat harus berusaha
menyelesaikan dengan menggunakan dasar pertimbangan moral dan etika
keperawatan. Masalah etik dapat muncul hampir di semua bidang praktik
keperawatan. Dengan adanya perubahan lingkup praktik keperawatan dan kemajuan
teknologi medis dapat meningkatkan terjadinya masalah antara nilai pribadi perawat
dengan praktik yang dilakukan.
B. Saran
Setelah membaca makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan
wawasan bagi pembaca khususnya tentang dilema etik keperawatan dan pengambilan
keputusan etik terkait dengan DNR.
DAFTAR PUSTAKA
Hanafiah, Jusuf. 1999. Etika Kesehatan dan Hukum Kesehatan. Jakarta: ECG.Priharjo,
Robert. 2006. Pengantar Etika Keperawatan. Cet.9. Yogyakarta:
Kanisius.http://naulicatsadeingesh.blogspot.com/2012/04/dilema-etik-dalam-keperawatan-
kritis.htmhttp://bebenta.blogspot.com/2012/06/etika-
euthanasia.htmlhttp://nersdody.blogspot.com/2012/03/etik-dilema-etik-dan-contoh-kasus.html
Wismabrata, Michael Hangga. 2017. Karena Tato, Dokter Memutuskan untuk Memilih Mati