PELANGGARAN DISIPLIN
DIRUMAH SAKIT, PINTU
MASUK
PELANGGARAN HUKUM
M. Nasser
Ketua Asosiasi Dosen Hukum Kesehatan Indonesia
FORMER Vice President of World Association for Medical Law (2012-2018)
MENGAPA PERLAKUAN HUKUM PADA KASUS2
HUKUM KESEHATAN, TERJADI SECARA BURUK
1. ADANYA KEKOSONGAN HUKUM
A. SEMUA MASIH DIATUR DALAM HUKUM UMUM
B. BELUM ADA NIAT NEGARA UNTUK MEMPERBAIKI/MERUBAH DAN
MENGINISIASI HUKUM KEDOKTERAN YG ADIL
11
Ringkasnya
RS = tempat bertemunya berbagai unsur dan
kepentingan, yaitu:
1. Pemilik:
ingin RS-nya dikelola dengan baik, supaya un- tung
guna membiayai dan mengembangkan RS.
2. Manajemen (CEO/ COO/ Manajer/ Spv):
ingin menerapkan prinsip manajemen RS tanpa banyak
diganggu, serta mendapat imbalan layak.
3. Profesional (Dr/ Drg/ Perawat/ Bidan):
ingin agar dapat melaksanakan aktifitas profesio-
nalnya dg nyaman serta mendapat imbalan layak.
4. Pasien dan Keluarganya:
ingin agar mendapatkan pelayanan prima.
5. Masyarakat dan Lingkungannya:
ingin agar RS tidak memberikan dampak negatif
terhadap lingkungan di sekitarnya.
6. Mahasiswa, Residen, dan Peneliti:
ingin agar mereka dapat melaksanakan aktifitas-
nya di RS.
7. Pemerintah, DPR, Pemda, DPRD, dll:
ingin agar RS dapat memberikan kontribusinya
dalam mewujudkan kesejahteraan bg masyarakat.
Konflik
Kepentingan yang berbeda-beda dari
berbagai unsur dalam RS .… berpotensi
menimbulkan konflik ……. yang sudah
pasti akan membawa dampak pada mutu
layanan di RS yang bersangkutan.
Penyebab Konflik di RS
1. Sumber daya terbatas perlu efisiensi.
2. Proses kerja yg saling bergantungan satu
sama lain perlu sinkronisasi.
3. Perbedaan nilai dan persepsi diantara staf
RS perlu menyamakan persepsi.
4. Tidak ada aturan perlu CBL, MSBL, NSBL,
Perdir ttg Kebijakan/ Pedoman, dan SPO.
5. Adanya difficult people perlu komunikasi.
(Hematram Yadav, 2006)
Solusi Konflik
Perlu perangkat hukum sebagai:
a. Landasan bagi penyelenggaraan RS; dan
b. Acuan/ rujukan bagi penyelesaian konflik di RS.
Perangkat hukum tsb adalah:
1. Hukum dalam UU, a.l:
UU Kes, UURS, UUPK, dll.
2. Hukum diluar UU, a.l:
a. Hospital Bylaws/ Peraturan Internal (disahkan
oleh Pemilik RS);
b. Peraturan Direktur RS (disahkan oleh Direktur);
c. SPO (disahkan oleh Direktur).
KEWAJIBAN RS
Setiap RS mempunyai kewajiban menyusun dan
melaksanakan Peraturan Internal (HBL).
(Psl 29 ayat (1) huruf r UURS)