Anda di halaman 1dari 42

Pencegahan IAD, PLEBITIS dan ISK

di Era Pandemi COVID-19

Chuchum Sumiarty
Nama Ns. Chuchum Sumiarty SKep, MKep
Tempat/Tgl Lahir Purwakarta/ 25 September 1966
Instansi RS.Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Jakarta
Email chuchumsumiarty66@gmail.com

CURRICULUM VITAE Pendidikan Organisasi


HIPPII Cabang 2012 - 2015
Magister Keperawatan Universitas Muhammadiyah
DKI
(Medikal Bedah) Jakarta,2015
HIPPII Pusat 2016 - saat ini
S1 Keperawatan STIKES Indonesia Maju, Jakarta, 2009
dan Program Ners INKAVIN Pusat 2016 - saat ini
Akta Mengajar Universitas Negeri Jakarta, 2001

D III Keperawatan Wijaya Kusuma, Jakarta, 2000


KARS (Surveior) 2018 – saat ini
Sekolah Perawat RS Fatmawati Jakarta, 1984
Kesehatan

NIRA : 31740023056 Pekerjaan


Diagnostik Non Invasive, RS.Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita 1985 - 1992
UGD RS.Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita 1992 - 2012
Sekertaris Keselamatan Pasien 2013 - 2017
Infection Prevention Control Nurse 2012 – 2019
Kasub Komite Keselamatan Pasien 2019 – saat ini
Out line
o Pendahuluan
o Pencegahan Infeksi Aliran Darah (IAD)
o Pencegahan Plebitis
o Pencegahan Infeksi Saluran Kemih (ISK)
o Dampak COVID – 19 terhadap HAIs
o Implementasi Bundles IAD dan ISK di RSJPDHK
o Strategi mengurangi HAIs
Pendahuluan
o Akses intra vena (Vena Central / perifer) dan
Kateter Urine banyak digunakan pada pasien
sakit kritis

o Penggunaan vena central / perifer dan


kateter urine dapat menimbulkan komplikasi
Infeksi Aliran Darah (IAD), plebitis dan
Infeksi Saluran Kemih (ISK)

o 30.100/tahun pasien di ICU di USA


mengalami IAD

o Di RS jantung dan Pembuluh Darah Harapan


Kita, th 2019 à IAD 0,27 permil, ISK 0,1
permil
Program PPI dalam SNARS 1.1
(Standar 5)

Kebersihan tangan Asesmen risiko dan analisis risiko

Menetapkan sasaran penurunan


Kebersihan lingkungan infeksi

Surveilans risiko infeksi Mengukur tingkat infeksi

Investigasi wabah peny infeksi Melakukan monitoring & evaluasi


pelaksanaan PPI

Meningkatkan pengawasan thd AB


PMK 27 / 2017
Profilaksis KEWASPADAAN
PENGGUNAAN Terapeutik ISOLASI
ANTI
MIKROBA
YANG BIJAK * HH, APD
• Etika Batuk
• Manajemen Limbah
• Manajemen Lingkungan
• Manajemen Linen
AUDIT Pemasangan CVL, • Peralatan Pasien
BUNDLE Kateter urine, PROGRAM • Pemisahan Pasien
• Praktek Lumbal punctie
Ventilator
PPIRS • Penyuntikan Yg Aman
Tindakan operasi • Kesehatan Karyawan

PENCEGAHAN
INFEKSI DENGAN
IMPLEMENTASI SURVEILANS
BUNDLE HAIs

IDO, ISK, HAP-VAP,


Dokte PENDIDIKAN IADP, POLA
Dokter, Perawat
DAN MIKROORGANISME
Nakes lain
Peserta didik PELATIHAN
Pasien & Keluarga
Sumber : Slide HIPPII Pasien & Keluarga
Pencegahan IAD
pada penggunaan central line
Central
Line

Central Line adalah Kateter intravaskular yang


berakhir di atau dekat jantung, ATAU di salah satu
pembuluh darah besar yang digunakan untuk infus,
penarikan darah, atau pemantauan hemodinamik
Lokasi Central Line

• Aorta • Subclavian veins


• Pulmonary artery • External iliac veins
• Superior vena cava • Common iliac veins
• Inferior vena cava • Femoral veins
• Brachiocephalic veins • In neonates, the umbilical
• Internal jugular veins artery/vein
Tipe Pemasangan Central Line

Types of Central Lines :


1. Permanent central line, includes:
a. Tunneled catheters, including tunneled dialysis catheters
b. Implanted catheters (including ports)
2. Temporary central line: A non-tunneled, non-implanted catheter
3. Umbilical catheter: A vascular catheter inserted through the
umbilical artery or vein in a neonate. All umbilical catheters are
central lines
Sumber : NHSN
Infeksi Aliran
Darah (IAD)
(CLABSI/CRBSI

Infeksi aliran darah pada pasien dengan kateter vena


sentral (CVC) setelah > 48 jam pemasangan dan tidak
disebabkan oleh infeksi di tempat lain
PATOGENESIS
Kriteria Infeksi Aliran Darah
¡Terdapat pathogen (mikroba yang tidak termasuk
kontaminan kulit) dari satu atau lebih kultur darah pasien

¡Terdapat sekurang2nya satu tanda dan gejala :

Pasien > 1 tahun Pasien ≤ 1 tahun


Demam (>38°C) Demam (>38°C)
Menggigil Hipotermi (<36°C)
Hipotensi Apnoe, atau bradikardia
Faktor Risiko IAD

Sumber : Joint Commission


Faktor Risiko IAD

Sumber : Joint Commission


Pencegahan IAD Bundles Insersi
o Site/Catheter Selection o Hand Hygiene

Hand Wash
Hand Rub

o Maximal Barrier Precautions

o Skin Preparation
Dengan Chlorhexidine 0,5 – 2% /alcohol 70%

Sumber : International Journal of Infectious Diseases , 2019


Peran Perawat :
o Memastikan pasien / klg sudah mendapat
Bundles : informasi dari dokter dan memahami
Insersi CVC o Site/Catheter
Selection
(informed consent)
o Memastikan semua perlalatan tersedia dan
o Hand Hygiene disiapkan dlm troli tindakan
o Maximal Barrier o Dokumentasikan pemasangan CVC dlm RM
Libatkan pasien dalam prosedur Precautions à Form surveilans infeksi
o Skin Preparation o Edukasi pasien
o Monitoring implementasi Bundles Insersi
CVC

Implementasi
Pasien 1 Pasien 2 Pasien 3 Jumlah
N Bundles
o Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
1 Lokasi insersi di Vena Subclavia

Form 2 Hand Hygiene


Monitoring 3 Petugas menggunakan APD lengkap
Implementasi
Bundle 4 Pasien menggunakan drape full body
Insersi
5 Skin preparasi dg Chlorhexidine
> 0,5%

Jumlah
Pencegahan IAD Bundles Maintenance

o Review of Need and Replacement

o Hand Hygiene
Hand Rub Hand Wash

o Hub/Access Device Disinfection (Active/passive methode)

o Dressing Changes

Diganti ketika basah, Penggantian (paling


kotor atau rusak Chlorhexidine patch
cepat) setelah 72 jam
Transparan dressing

Sumber : International Journal of Infectious Diseases , 2019


Peran Perawat :
Bundles : o Mengimplementasikan Bundles
o Review kebutuhan CVC maintenance IAD
Maintenance CVC setiap hari
o Hand Hygiene
o Mengobservasi tanda2 infeksi
(IAD)
o Desinfeksi Hub saat o Dokumentasikan hasil observasi
mengakses line dlm RM
o Merawat CVC dg tehnik
Libatkan pasien dalam pemantauan
aseptic
o Mengganti administrasi Peran IPCN/IPCLN
set sesuai standar o Monitoring implementasi Bundles
maintenance IAD

Implementasi
Pasien 1 Pasien 2 Pasien 3 Jumlah
No Bundles
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

1 Masih diperlukan CVC


2 Hand Hygiene saat memanipulasi CVC
Form Audit
Implementasi 3 Desinfeksi Hub saat mengakses line
Bundle 4 Merawat/manipulasi CVC dg tehnik
Maintenance aseptik
5 Mengganti administrasi set sesuai
standar
Jumlah
Pencegahan
Plebitis

Pengertian
¡Adalah inflamasi pada vena yang
disebabkan oleh trauma mekanik akibat
jarum atau kateter, trauma kimia
akibat cairan infus dan akibat
kontaminasi bakterial.

Tanda dan Gejala


¡Bengkak, kemerahan, panas dan nyeri
pada area sekitar insersi kateter
intravena
Skala Plebitis Grade
0
Kriteria Klinis
Tidak ada gejala

1 Kemerahan pada lokasi insersi dengan atau


tanpa sakit
2 Sakit pada lokasi insersi dengan
kemerahan dan atau bengkak
3 Sakit pada lokasi insersi dengan
kemerahan
Membentuk garis
Teraba seperti tali/kawat pada vena
(venous cord)
4 Sakit pada lokasi insersi dengan
kemerahan
Membentuk garis
Teraba seperti tali/kawat pada vena
(venous cord) > 2,5 cm
Keluar cairan purulen
Faktor Risiko Plebitis

Phlebitis-related Peripheral Venous


Catheterization and the Associated
Risk Factors
S Atay, S Şen, D Çukurlu , 2018

qPenyakit kronik
qDurasi IV catheter
qType cairan yg
diberikan
27 Desember 2018 di Journal of Clinical Nursing

Penelitian di Serbia, observasi prosfektif pada 1428 pemasangan IV


Catheter, pd 368 pasien dewasa.
Hasil penelitian :
Plebitis adl urutan pertama komplikasi, yaitu 44%, infiltrasi 16.3% dan
oklusi 7,6%.

Pasien dengan komorbid, infeksi, ukuran


Risiko
kateter terlalu besar, lama penggunaan dan tinggi Plebitis
jumlah larutan yg diberikan
e g a h a n
Penc s
Pl eb i ti

o Menggunakan spalk (splinting)


o Penggantian lokasi pemasangan kateter jika
ada indikasi klinis (tidak ada perbedaan
signifikan antara penggantian setiap 72 – 96
jam dengan yg berdasarkan indikasi klinis)
o Hand Hygiene
o Pertahankan teknik aseptik

o Kaji kebutuhan akses Intravena


o Gunakan ukuran catheter yg sesuai
o Perhatikan karakteristik jenis cairan/obat
Pencegahan ISK
pada penggunaan kateter urine
Catheter Associated Urinary Tract Infection
(CAUTI)
Definisi Kriteria ISK

Infeksi saluran kemih yang q Pasien memiliki sekurang2nya salah satu tanda
terjadi setelah lebih 2 hari dan gejala berikut :
- Demam ( > 38 ° C )
pemasangan kateter urine
- Nyeri suprapubic
- Nyeri sudut kostovertebral
- Urinary Urgency
- Urinary Frequency
- Dysuria

q Culture urine ≥ 10⁵ unit koloni (CFU) / ml


dengan tidak lebih dari
2 spesies mikroorganisme
Pathogenesis ISK Faktor Risiko ISK
Faktor dari Pasien
o Immunocompromised
o Penyakit penyerta
o Usia ekstrem
o Jenis kelamin

Faktor dari luar pasien


o Kebersihan Tangan tidak adekuat
o Penggunaan APD tidak tepat dan benar
o Sumber daya kurang (men, metode, mechine,
material)
o Metode kateterisasi
o Kualitas pemeliharaan kateter
o Kurangnya perawatan kateter
o Teknik sterilitas kurang
o Pemakaian jangka lama
Pencegahan ISK Bundles Insersi

o Kaji kebutuhan/indikasi
pemasangan kateter urine

o Hand Hygiene

o Pemasangan oleh petugas yg terlatih

o Insersi kateter urine dg teknik aseptik


Pencegahan ISK Bundles Maintenance

o Pertahankan sistem drainase tertutup

o Pertahankan aliran urine lancar


- Tidak kingking
- Posisi urine bag tdk lebih tinggi dari blader
- Kosongkan kantong urine scr teratur, dg wadah yg
berbeda setiap pasien, slang drainase tdk menyentuh
wadah yg tdk steril

o Gunakan APD (gloves, gaun) ketika memanipulasi kateter


urine

Sumber : HICPAC , Juni 2019


Pencegahan ISK Bundles Maintenance

o Tdk ada Penggantian rutin catheter atau urine bag, diganti


hanya jika ada indikasi klinis (infeksi, obstruksi)

o Jangan membersihkan area periuretra dg antiseptic, cukup


dibersihkan ketika mandi

o Tidak direkomendasikan :
- Melakukan irigasi rutin pd bladder dg antimikroba
- Penggunaan antiseptic/antimikroba ke dalam urine bag
- Menjepit/mengklem kateter urine sebelum pelepasan
Format Audit Bundles ISK (Insersi Kateter Urine)
Implementasi
Pasien 1 Pasien 2 Pasien 3 Jumlah
N Bundles
o Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
1 Pemasangan kateter urine sesuai
indikasi
2 Pemasangan urine kateter oleh
petugas terlatih
3 Hand hygiene sebelum dan setelah
tindakan
4 Menggunakan APD sesuai standar
Implementasi

5 Insersi kateter urine dengan Teknik Pasien 1 Pasien 2 Pasien 3 Jumlah


aseptik
No Bundles
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
Jumlah 1 Hand Hygiene
2 Sistem drainage tertutup
2 Letak urine bag (digantung) lebih
rendah dr bladder
Format Audit 3 Menggunakan APD saat memanipulasi
Bundles ISK urine kateter

(Maintenance) 4 Area periuretra dibersihkan min 2x


sehari
5 Menggunakan wadah berbeda pd
setiap pasien (saat membuang urine)
Jumlah
Bagaimana pandemi mempengaruhi angka HAIs ?
(penelitian di RS Mount Sinai dan RS Christian St Louis, Agustus 2020)

o Karena fokus pd penanganan COVID-19 à kurang monitoring thd HAIs shg


terjadi peningkatan angka HAIs

o CLABSI di RS Mount Sinai meningkat 420% dibandingkan 15 bulan


sebelumnya, dan 324% di RS St Louis, pasien COVID – 19 berisiko lebih tinggi,
dan diperkirakan CLABSI akan paling tinggi dari semua HAIs

o ISK terkait kateter urine dapat meningkat, meskipun menunjukkan lompatan


yang lebih kecil pada infeksi ini daripada tingkat CLABSI.

o Penurunan pada infeksi Clostridium difficile (masing-masing 52 persen dan 45


persen), mungkin karena fokus yang meningkat pada pembersihan lingkungan
Dampak SARS-CoV-2 pada HAIs
(di USA : Prediction and early results)

o CLABSI di RS Mount Sinai meningkat 420% (5,38 permil) dibandingkan 15 bulan sebelumnya, dan 324%
(3,79 permil) di RS St Louis,
- faktor denominator yg menurun à karena lebih memilih jalur IV Perifer

o Pasien COVID-19 berisiko lebih tinggi CLABSI ,


- karena pemasangan CVL di Femoralis à lebih mudah dan jauh dari mulut dan saluran napas
pasien
- karena pasien COVID-19 dg posisi prone, shg risiko tertarik, bergeser dan tdk termonitor
- staf harus mengatur tugas merawat pasien lebih efisien , efisiensi APD à lebih banyak tugas yg
dikerjakan à staf lelah, bekerja terburu-buru dan menjadi tdk optimal pd hal2 yg perlu
disinfeksi
- karena lonjakan pasien rawat à menarik staf dr unit perawatan non kritis (kurang
pengalaman dlm merawat CVL)
Posisi pasien COVID - 19
Insiden phlebitis pd pasien COVID - 19

o 80% pasien yg dirawat di RS menggunakan


infus perifer. Temuan dr pengamatan
tromboplebitis spontan pd
o Di Itali Utara dr 88 pasien COVID-19 à 10
pasien menunjukan gejala kulit setelah dirawat pasien COVID – 19 :
Lesi kulit dan iskemik trombotik
o Di Teheran pd 2100 (dari 21.165 yg dirawat)
Pasien COVID-19 à mengalami early phlebitis
muncul stl vaskulopati
à memiliki tanda2 peningkatan viscosity darah obstruktif selama perjalanan
penyakit.
o Menurun setelah diberikan infus NaCl 0,9%
selama 24 jam
Implementasi Pencegahan IAD dan ISK di RS
Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
Hasil Monitoring Bundles

Hasil Surveilans
INSIDEN RATE IAD & ISK
RS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA
0,4
0,35
0,3 0,34
0,32
0,25
0,27
0,2
0,15
0,1
0,05 0,1

0
2019 2020
IAD ISK

Target tahun 2019 : IAD dan ISK ≦ 2,5 permil


Target tahun 2020 : IAD dan ISK ≦ 2,0 permil
Monitoring Hand Hygiene & Penggunaan APD

KEPATUHAN HAND HYGINE DAN PENGGUNAAN


APD RSJPDHK TAHUN 2019-2020
98
96 96,9
94 95
92
90 91,4

88 89,6

86
84
2019 2020
HH APD
Upaya PPI untuk menurunkan HAIs –
(era COVID-19)
o Tingkatkan kebersihan tangan , terutama pd moment 2 dan
ke 3
o Tingkatkan implementasi bundles
o Latih staf baru
o Tingkatkan kebersihan lingkungan
o Monitoring procedure invasive
o Antisipasi thd lonjakan pasien non COVID – 19 yg datang ke
RS , yg sebelumnya mereka menunda berobat.
STRATEGI MENURUNKAN HAIs

Sumber:
Global Alliance for
01/11/20 Infections in Surgery
REFERENSI
TERIMAKASIH

01/11/20

Anda mungkin juga menyukai