Dosen pembimbing
Oleh
kelompok VI
DAHLUL
HESTI AULIA
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok VI
A. ANALISA PICOT
1. Population / patients
sampel dalam penelitian ini berjumlah 18 pasien post operasi fraktur.
2. Intervention
Peneliti melakukan intervensi dengan pemberian terapi musik klasik
selama 30 menit. Peneliti melakukan postest dengan kuesioner yang di
berikan pada responden dan lembar observasi yang diisi oleh peneliti.
3. Comparison outcame
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum di beri terapi musik klasik 30
menit. Peneliti melakukan postest dengan kuesioner yang di berikan pada
responden dan lembar observasi yang diisi oleh peneliti, sebesar 9 (50%)
responden memiliki skor nyeri berat dan setelah di beri terapi musik klasik
sebagian besar 15 (83%) responden dengan skor nyeri sedang. Berdasarkan
hasil analisis statistik di dapatkan nilai p-value= 0,001 artinya ada pengaruh
yang signifikan antara pemberian terapi musik klasik terhadap skor nyeri
pasien post operasi fraktur di RSUD Kota Madiun.
4. Time
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai dengan September 2019.
“EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK MOZART TERHADAP PENURUNAN
INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR
EKSTREMITAS BAWAH”
1. Population / patients
Sampel pada penelitian ini adalah pasien post operasi fraktur ekstremitas
bawah yang berjumlah 30 responden.
2. Intervention
diberikan intervensi mendengarkan musik Mozart. Pasien diminta rileks dan
mendengarkan musik Mozart melalui headset. Mendengarkan musik Mozart
ini dilakukan selama 15 menit.
3. Comparison outcame
Hasil analisa dari penelitian ini didapatkan bahwa nyeri pada pasien post
operasi fraktur sebelum dilakukan terapi musik Mozart pada kelompok
eksperimen adalah 7,33 dan kelompok kontrol 7,13. Sedangkan nyeri yang
dialami pasien post operasi fraktur sesudah diberi intervensi pada kelompok
eksperimen adalah 5,00 dan pada kelompok kontrol 6,87. Pada penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa terapi musik Mozart efektif dalam menurunkan
intensitas nyeri pada pasien post operasi fraktur ekstermitas bawah.
4. Time
Dilakukan pada tanggal 29 Oktober 2018 di ruangan Cendrawasih 2 RSUD
Arifin Achmad Pekanbaru,
“PENGARUH PEMBERIAN TERAPI MUSIK MOZART TERHADAP NYERI
PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD WATES KULON PROGO”
1. Population / patients
Sampel berjumlah 54 responden.
2. Intervention
Kelompok intervensi diberi perlakuan terapi musik Mozart pada 5 jam setelah
pemberian analgesik dan kelompok kontrol dengan perlakuan teknik napas
dalam.
3. Comparison outcame
Responden mayoritas berjenis kelamin laki-laki dan belum pernah mengalami
operasi. Kebanyakan responden mengalami nyeri sedang sebelum diberikan
terapi musik Mozart. Setelah diberikan terapi musik Mozart pada responden
kelompok intervensi selama 15 menit mayoritas mengalami nyeri ringan.
Sedangkan responden kelompok kontrol dengan teknik napas dalam mayoritas
mengalami nyeri sedang. Hasil uji Mann Whitney menunjukkan nilai pvalue =
0,000 (p < 0,05). Kesimpulan.
4. Time
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 22 Januari – 14 Maret 2020.
B. LATAR BELAKANG
Fraktur atau sering disebut patah tulang adalah terputusnya kontinuitas
jaringan tulang dan atau tulang rawan yang penyebabnya dapat dikarenakan
penyakit pengeroposan tulang diantaranya penyakit yang sering disebut
osteoporosis, biasanya dialami pada usia dewasa dan dapat juga disebabkan
karena kecelakaan yang tidak terduga.
Fraktur femur mempunyai insiden yang cukup tinggi diantara jenis
jenis patah tulang. Umumnya fraktur femur terjadi pada batang femur 1/3
tengah. Fraktur femur lebih sering terjadi pada laki-laki dari pada perempuan
dengan umur dibawah 45 tahun dan sering berhubungan dengan olahraga,
pekerjaan atau kecelakaan.
Menurut jenisnya fraktur dibagi menjadi dua yaitu fraktur tertutup
dan terbuka, fraktur tertutup adalah fraktur yang tidak menyebabkan robeknya
kulit, integritas kulit masih utuh.sedangkan fraktur terbuka adalah fraktur
dengan luka pada kulit (integritas kulit rusak dan ujung tulang menonjol
sampai menembus kulit) atau membran mukosa sampai ke patahan
tulang(Mansjoer,2000) .
Penanganan fraktur meliputi (a).Reduksi, yaitu : mengembalikan
fragmen tulang pada kesejajarannya dan posisi anatomis normal. Tujuannya
adalah untuk memperbaiki fragmen-fragmen fraktur pada posisi anatomis.
(b).Imobilisasi, setelah fraktur direduksi, fragmen tulang harus
diimobilisasi, atau dipertahankan dalam posisi yang benar sampai terjadi
penyembuhan (c).Rehabilitasi, meningkatkan kembali fungsi dan kekuatan
normal pada bagian yang sakit. Untuk mempertahankan dan memperbaiki
fungsi dengan mempertahankan reduksi dan imobilisasi adalah untuk
mengurangi bengkak dan nyeri, meningkatkan aktifitas hidup sehari-hari, dan
melakukan aktifitas kembali secara bertahap (Mansjoer,2000).
Problematik fisioterapi pasca operasi fraktur femur dextra 1/3 distal
dengan plate and screws meliputi impairment, functional limitation dan
disability. Problematik yang termasuk impairment yaitu: (1) adanya nyeri
karena luka incise. (2) adanya keterbatasan luas gerak sendi lutut kanan ke
arah fleksi, (3) adanya penurunan kekuatan otot quadriceps dan hamstring.
Problematik yang termasuk functional limitation adalah keterbatasan
penderita untuk melakukan aktifitas fungsional dengan tungkai, misalnya
berjalan. Problematik yang termasuk disability adalah penderita tidak dapat
bersosialisasi dengan optimal di lingkungan masyarakat seperti bekerja
sebagai buruh.
Fisioterapi dalam mengatasi problematik di atas dapat menggunakan
salah satu modalitas fisioterapi yaitu terapi latihan. Terapi latihan yang
diberikan antara lain: (1) static contraction yaitu untuk mengurangi nyeri, (2)
passive exercise untuk memelihara luas gerak sendi lutut ke arah fleksi, (3)
active exercise untuk memelihara luas gerak sendi lutut ke arah fleksi dan
meningkatkan kekuatan otot quadriceps dan hamstring, (4) hold relax untuk
mengurangi nyeri dan meningkatkan lingkup gerak sendi.
C. HASIL PENCARIAN EVIDENCE BASED PRACTICE
Rentang
Judul Jurnal yang Situs web jurnal lima Kata kunci
digunakan tahun
kedepan
“Pengaruh
Terapi Musik Jurnal ilmiah Google 2019-2022
cendekia
Klasik
Terhadap Skor
Nyeri Pasien
Post Operasi
Fraktur Di
Rsud Kota
Madiun”
Astuti & Merdekawati 2016. Pengaruh terapi Musik Klasik terhadap Penurunan
Tingkat Skala Nyeri Pasien Post operasi Jurnal IPTE, Terapan Vol 10,
148-154 ISSN: 1979-9292 E-ISSN: 2460-5611.
Andri. (2010). Provinsi Riau. Pekanbaru tripod. Diperoleh pada tanggal 28 juni
2014 dari http://www.pekanbaru1.tripod.com.
Burns, N. & Grove, S.K. (2005). The practice of nursing research, conduct,
critique, and utilization. (5th ed). Missouri: Elsevier Saunders.
Harefa, K. (2010). Pengaruh terapi musik terhadap intensitas nyeri pada pasien
pasca operasi di RSUD Swadana Tarutung tahun 2010. Diperoleh tanggal
22 Desember 2013. Dari http://manuskrip-terapi-musik-terhadap
JOM PSIK VOL.1 NO.2 OKTOBER2014 7
intensitas-nyeri-pada-pasien-pascaoperasi.pdf.