Anda di halaman 1dari 18

FRAKTUR TERBUKA

Dosen pembimbing

HAMDANA, S.Kep, Ns, M.Kep

Oleh

kelompok VI

DAHLUL

HESTI AULIA

RHOYFATUL RIZKI DWI ANDI NUR

STIKES PANRITA HUSADA BULUKUMBA

KELAS DOMISILI SELAYAR

T.A 2021 / 2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah
ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Benteng, 15 April 2022

Kelompok VI
A. ANALISA PICOT

“PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP SKOR NYERI PASIEN


POST OPERASI FRAKTUR DI RSUD KOTA MADIUN”

1. Population / patients
sampel dalam penelitian ini berjumlah 18 pasien post operasi fraktur.
2. Intervention
Peneliti melakukan intervensi dengan pemberian terapi musik klasik
selama 30 menit. Peneliti melakukan postest dengan kuesioner yang di
berikan pada responden dan lembar observasi yang diisi oleh peneliti.
3. Comparison outcame
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum di beri terapi musik klasik 30
menit. Peneliti melakukan postest dengan kuesioner yang di berikan pada
responden dan lembar observasi yang diisi oleh peneliti, sebesar 9 (50%)
responden memiliki skor nyeri berat dan setelah di beri terapi musik klasik
sebagian besar 15 (83%) responden dengan skor nyeri sedang. Berdasarkan
hasil analisis statistik di dapatkan nilai p-value= 0,001 artinya ada pengaruh
yang signifikan antara pemberian terapi musik klasik terhadap skor nyeri
pasien post operasi fraktur di RSUD Kota Madiun.
4. Time
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai dengan September 2019.
“EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK MOZART TERHADAP PENURUNAN
INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR
EKSTREMITAS BAWAH”

1. Population / patients
Sampel pada penelitian ini adalah pasien post operasi fraktur ekstremitas
bawah yang berjumlah 30 responden.
2. Intervention
diberikan intervensi mendengarkan musik Mozart. Pasien diminta rileks dan
mendengarkan musik Mozart melalui headset. Mendengarkan musik Mozart
ini dilakukan selama 15 menit.
3. Comparison outcame
Hasil analisa dari penelitian ini didapatkan bahwa nyeri pada pasien post
operasi fraktur sebelum dilakukan terapi musik Mozart pada kelompok
eksperimen adalah 7,33 dan kelompok kontrol 7,13. Sedangkan nyeri yang
dialami pasien post operasi fraktur sesudah diberi intervensi pada kelompok
eksperimen adalah 5,00 dan pada kelompok kontrol 6,87. Pada penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa terapi musik Mozart efektif dalam menurunkan
intensitas nyeri pada pasien post operasi fraktur ekstermitas bawah.
4. Time
Dilakukan pada tanggal 29 Oktober 2018 di ruangan Cendrawasih 2 RSUD
Arifin Achmad Pekanbaru,
“PENGARUH PEMBERIAN TERAPI MUSIK MOZART TERHADAP NYERI
PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD WATES KULON PROGO”

1. Population / patients
Sampel berjumlah 54 responden.
2. Intervention
Kelompok intervensi diberi perlakuan terapi musik Mozart pada 5 jam setelah
pemberian analgesik dan kelompok kontrol dengan perlakuan teknik napas
dalam.
3. Comparison outcame
Responden mayoritas berjenis kelamin laki-laki dan belum pernah mengalami
operasi. Kebanyakan responden mengalami nyeri sedang sebelum diberikan
terapi musik Mozart. Setelah diberikan terapi musik Mozart pada responden
kelompok intervensi selama 15 menit mayoritas mengalami nyeri ringan.
Sedangkan responden kelompok kontrol dengan teknik napas dalam mayoritas
mengalami nyeri sedang. Hasil uji Mann Whitney menunjukkan nilai pvalue =
0,000 (p < 0,05). Kesimpulan.
4. Time
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 22 Januari – 14 Maret 2020.
B. LATAR BELAKANG
Fraktur atau sering disebut patah tulang adalah terputusnya kontinuitas
jaringan tulang dan atau tulang rawan yang penyebabnya dapat dikarenakan
penyakit pengeroposan tulang diantaranya penyakit yang sering disebut
osteoporosis, biasanya dialami pada usia dewasa dan dapat juga disebabkan
karena kecelakaan yang tidak terduga.
Fraktur femur mempunyai insiden yang cukup tinggi diantara jenis
jenis patah tulang. Umumnya fraktur femur terjadi pada batang femur 1/3
tengah. Fraktur femur lebih sering terjadi pada laki-laki dari pada perempuan
dengan umur dibawah 45 tahun dan sering berhubungan dengan olahraga,
pekerjaan atau kecelakaan.
Menurut jenisnya fraktur dibagi menjadi dua yaitu fraktur tertutup
dan terbuka, fraktur tertutup adalah fraktur yang tidak menyebabkan robeknya
kulit, integritas kulit masih utuh.sedangkan fraktur terbuka adalah fraktur
dengan luka pada kulit (integritas kulit rusak dan ujung tulang menonjol
sampai menembus kulit) atau membran mukosa sampai ke patahan
tulang(Mansjoer,2000) .
Penanganan fraktur meliputi (a).Reduksi, yaitu : mengembalikan
fragmen tulang pada kesejajarannya dan posisi anatomis normal. Tujuannya
adalah untuk memperbaiki fragmen-fragmen fraktur pada posisi anatomis.
(b).Imobilisasi, setelah fraktur direduksi, fragmen tulang harus
diimobilisasi, atau dipertahankan dalam posisi yang benar sampai terjadi
penyembuhan (c).Rehabilitasi, meningkatkan kembali fungsi dan kekuatan
normal pada bagian yang sakit. Untuk mempertahankan dan memperbaiki
fungsi dengan mempertahankan reduksi dan imobilisasi adalah untuk
mengurangi bengkak dan nyeri, meningkatkan aktifitas hidup sehari-hari, dan
melakukan aktifitas kembali secara bertahap (Mansjoer,2000).
Problematik fisioterapi pasca operasi fraktur femur dextra 1/3 distal
dengan plate and screws meliputi impairment, functional limitation dan
disability. Problematik yang termasuk impairment yaitu: (1) adanya nyeri
karena luka incise. (2) adanya keterbatasan luas gerak sendi lutut kanan ke
arah fleksi, (3) adanya penurunan kekuatan otot quadriceps dan hamstring.
Problematik yang termasuk functional limitation adalah keterbatasan
penderita untuk melakukan aktifitas fungsional dengan tungkai, misalnya
berjalan. Problematik yang termasuk disability adalah penderita tidak dapat
bersosialisasi dengan optimal di lingkungan masyarakat seperti bekerja
sebagai buruh.
Fisioterapi dalam mengatasi problematik di atas dapat menggunakan
salah satu modalitas fisioterapi yaitu terapi latihan. Terapi latihan yang
diberikan antara lain: (1) static contraction yaitu untuk mengurangi nyeri, (2)
passive exercise untuk memelihara luas gerak sendi lutut ke arah fleksi, (3)
active exercise untuk memelihara luas gerak sendi lutut ke arah fleksi dan
meningkatkan kekuatan otot quadriceps dan hamstring, (4) hold relax untuk
mengurangi nyeri dan meningkatkan lingkup gerak sendi.
C. HASIL PENCARIAN EVIDENCE BASED PRACTICE

Rentang
Judul Jurnal yang Situs web jurnal lima Kata kunci
digunakan tahun
kedepan
“Pengaruh
Terapi Musik Jurnal ilmiah Google 2019-2022
cendekia
Klasik
Terhadap Skor
Nyeri Pasien
Post Operasi
Fraktur Di
Rsud Kota
Madiun”

“Efektifitas Jurnal ilmiah Google 2018-2022


Terapi Musik cendekia
Mozart
Terhadap
Penurunan
Intensitas Nyeri
Pada Pasien
Post Operasi
Fraktur
Ekstremitas
Bawah”
“Pengaruh Jurnal ilmiah Google 2020-2022
Pemberian cendekia
Terapi Musik
Mozart
Terhadap Nyeri
Pasien Pasca
Operasi
Fraktur Di
Rsud Wates
Kulon Progo”

D. RANGKUMAN RESEARCH EVIDENCE BASED PRACTICE

NO JUDUL KARYA TUJUAN METODE HASIL


ILMIAH /SAMPEL/
VARIABEL

1. “Pengaruh Terapi Tujuan dari DESAIN: Hasil


Musik Klasik penelitian ini Desain penelitian
Terhadap Skor Nyeri
menganalisis penelitian ini menunjukkan
pengaruh menggunakan bahwa
Pasien Post Operasi
terapi musik metode pre- sebelum di
Fraktur Di Rsud Kota klasik eksperimental beri terapi
Madiun” terhadap skor dengan musik klasik
nyeri pasien pendekatan sebesar 9
post operasi one group (50%)
fraktur di pre-post test responden
RSUD Kota design. memiliki skor
Madiun. SAMPEL: nyeri berat
dan setelah di
sampel dalam beri terapi
penelitian ini musik klasik
sebagian
berjumlah 18 besar 15
pasien post (83%)
responden
operasi dengan skor
fraktur. nyeri sedang.
Berdasarkan
VARIABEL:
hasil analisis
Dengan statistik di
menggunakan dapatkan nilai
p-value=
teknik 0,001 artinya
sampling ada pengaruh
yang
purposive signifikan
sampling dan antara
pemberian
Alat ukur terapi musik
NRS klasik
terhadap skor
(Numeric nyeri pasien
Rating Scale). post operasi
fraktur di
RSUD Kota
Madiun.
2. Tujuan dari DESAIN: Hasil analisa
“Efektifitas Terapi penelitian ini Penelitian ini dari penelitian
Musik Mozart adalah untuk menggunakan ini didapatkan
Terhadap Penurunan mengetahui quasi bahwa nyeri
efektivitas experimen pada pasien
Intensitas Nyeri Pada
terapi musik dengan desain post operasi
Pasien Post Operasi mozart dalam pretest- fraktur
Fraktur Ekstremitas menurunkan posstes sebelum
Bawah” nyeripada dengan dilakukan
pasien post pendekatan terapi musik
operasi kontrol group. Mozart pada
fraktur SAMPEL: kelompok
extermitas eksperimen
bawah. Sampel pada adalah 7,33
penelitian ini dan kelompok
kontrol 7,13.
adalah pasien Sedangkan
post operasi nyeri yang
dialami pasien
fraktur post operasi
ekstremitas fraktur
sesudah diberi
bawah yang intervensi
berjumlah 30 pada
kelompok
responden. eksperimen
VARIABEL: adalah 5,00
Dengan dan pada
menggunakan kelompok
teknik kontrol 6,87.
purposive Pada
sampling penelitian ini
dengan dapat
kriteria disimpulkan
inklusi di bahwa terapi
gunakan musik Mozart
untuk efektif dalam
merekrut 30 menurunkan
responden. intensitas
nyeri pada
pasien post
operasi
fraktur
ekstermitas
bawah.
3. Diketahuinya DESAIN:
“Pengaruh pengaruh Jenis Responden
Pemberian Terapi pemberian penelitian mayoritas
terapi musik merupakan
Musik Mozart Mozart quasi berjenis
Terhadap Nyeri terhadap nyeri experiment kelamin laki-
pasien pasca dengan desain
Pasien Pasca operasi pretest- laki dan
Operasi Fraktur Di fraktur di posttest with belum pernah
RSUD Wates control group.
Rsud Wates Kulon Kulon Progo. SAMPEL: mengalami
Progo” operasi.
Sampel
Kebanyakan
berjumlah 54
responden
responden.
mengalami
VARIABEL:
dengan nyeri sedang
menggunakan
sebelum
Musik Mozart
“Pachelbel diberikan
Canon in D
terapi musik
Major dan
Symphony 40 Mozart.
in G Minor
Setelah
diberikan
terapi musik
Mozart pada
responden
kelompok
intervensi
selama 15
menit
mayoritas
mengalami
nyeri ringan.
Sedangkan
responden
kelompok
kontrol
dengan teknik
napas dalam
mayoritas
mengalami
nyeri sedang.
Hasil uji
Mann
Whitney
menunjukkan
nilai pvalue =
0,000 (p <
0,05).
Kesimpulan.
E. CRICTICAL ANALYSIS

NO JUDUL DESAIN INTERVENSI HASIL

1. “Pengaruh Terapi Desain Terapi musik Hasil


Musik Klasik Terhadap penelitian ini penelitian
Skor Nyeri Pasien Post
menggunakan menunjukkan
metode pre- bahwa
Operasi Fraktur Di
eksperimental sebelum di
Rsud Kota Madiun” dengan beri terapi
pendekatan musik klasik
one group sebesar 9
pre-post test (50%)
design. responden
memiliki skor
nyeri berat
dan setelah di
beri terapi
musik klasik
sebagian
besar 15
(83%)
responden
dengan skor
nyeri sedang.
Berdasarkan
hasil analisis
statistik di
dapatkan nilai
p-value=
0,001 artinya
ada pengaruh
yang
signifikan
antara
pemberian
terapi musik
klasik
terhadap skor
nyeri pasien
post operasi
fraktur di
RSUD Kota
Madiun.
Penelitian ini Terapi musik Hasil analisa
“Efektifitas Terapi menggunakan dari penelitian
Musik Mozart Terhadap quasi ini didapatkan
Penurunan Intensitas experimen bahwa nyeri
dengan desain pada pasien
Nyeri Pada Pasien Post
pretest- post operasi
Operasi Fraktur posstes fraktur
Ekstremitas Bawah” dengan sebelum
pendekatan dilakukan
kontrol group. terapi musik
Mozart pada
kelompok
eksperimen
adalah 7,33
dan kelompok
kontrol 7,13.
Sedangkan
nyeri yang
dialami
pasien post
operasi
fraktur
sesudah diberi
intervensi
pada
kelompok
eksperimen
adalah 5,00
dan pada
kelompok
kontrol 6,87.
Pada
penelitian ini
dapat
disimpulkan
bahwa terapi
musik Mozart
efektif dalam
menurunkan
intensitas
nyeri pada
pasien post
operasi
fraktur
ekstermitas
bawah.
Jenis Terapi musik
“Pengaruh penelitian Responden
Pemberian Terapi merupakan mayoritas
quasi
Musik Mozart experiment berjenis
Terhadap Nyeri dengan desain kelamin laki-
pretest-
Pasien Pasca posttest with laki dan
Operasi Fraktur Di control group. belum pernah
Rsud Wates Kulon mengalami
Progo” operasi.
Kebanyakan
responden
mengalami
nyeri sedang
sebelum
diberikan
terapi musik
Mozart.
Setelah
diberikan
terapi musik
Mozart pada
responden
kelompok
intervensi
selama 15
menit
mayoritas
mengalami
nyeri ringan.
Sedangkan
responden
kelompok
kontrol
dengan teknik
napas dalam
mayoritas
mengalami
nyeri sedang.
Hasil uji
Mann
Whitney
menunjukkan
nilai pvalue =
0,000 (p <
0,05).
Kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA
Asrinawati, 2016. Pengaruh Terapi Musik Klasik untuk Mengurangi Nyeri pada
Pasien Post Operasi Fraktur di Ruang flamboyan RSUD Brebes.

Astuti & Merdekawati 2016. Pengaruh terapi Musik Klasik terhadap Penurunan
Tingkat Skala Nyeri Pasien Post operasi Jurnal IPTE, Terapan Vol 10,
148-154 ISSN: 1979-9292 E-ISSN: 2460-5611.

Adelina, R.F (2011). Efektifitas mendengarkan murottal Al-qur’an dan teknik


relaksasi nafas dalam terhadap penurunan skala nyeri pada pasien pasca
bedah fraktur ekstermitas bawah. Skripsi tidak dipublikasikan.

Andri. (2010). Provinsi Riau. Pekanbaru tripod. Diperoleh pada tanggal 28 juni
2014 dari http://www.pekanbaru1.tripod.com.

Black, J. M., & Hawks, J. H. (2005). Medical surgical nursing: Clinical


management for positive outcomes. Missouri: elseiver Saunders.

Budiartha, P. (2009). Fraktur (patah tulang). Scribd. Diperoleh tanggal 25


Oktober 2013 dari http://www.scribd.com.

Budiman. (2011). Penelitian kesehatan, buku pertama. Bandung: Refika


Aditama.

Burns, N. & Grove, S.K. (2005). The practice of nursing research, conduct,
critique, and utilization. (5th ed). Missouri: Elsevier Saunders.

Depkes, RI. (2011). Sistem kesehatan nasional. Diperoleh tanggal 22 Desember


2013. Dari repository.usu.ac.id/bitsream/123456789/ 22361/5/chafter
I.Pdf.

Galuh, A. N (2009). Pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap penurunan


tingkat nyeri pada pasien pasca operasi fraktur femur. Diperoleh pada
tanggal 11 juni 2014 dari http://viewer.eprints.ums.ac.id.

Harefa, K. (2010). Pengaruh terapi musik terhadap intensitas nyeri pada pasien
pasca operasi di RSUD Swadana Tarutung tahun 2010. Diperoleh tanggal
22 Desember 2013. Dari http://manuskrip-terapi-musik-terhadap
JOM PSIK VOL.1 NO.2 OKTOBER2014 7
intensitas-nyeri-pada-pasien-pascaoperasi.pdf.

Hegner, B. R. (2003). Asisten keperawatan: suatu proses keperawatan.


Jakarta: EGC.

Helmi, Z. N (2012). Buku ajar gangguan muskuloskeletal. Jakarta: Salemba


Medika.

Heriati, S. (2010). Efektifitas terapi musik terhadap peningkatan berat badan


dan suhu tubuh bayi prematur di makasar. Diperoleh tanggal 22
Desember 2013. Dari http:// digital_20285717-T Suni Hariati.pdf

Anda mungkin juga menyukai