DIABETES DAN
HIPERBILIRUBINEMIA
OLEH KELOMPOK 4
TAUFIK HERMAWAN
RISMAWATI
MALIDA
WANDA RUKMANA AMIN
RAUDAH NIFAYANTI
HESTI AULIA
KONSEP MEDIS JEVENILE DIABETES
DAN HIPERBILIRUBINEMIA
DEFINISI
JUVENILE DIABETES HIPERBILIRUBINEMIA
Menurut American Diabetes Association Hiperbilirubin adalah suatu keadaan
(ADA) 2009, diabetes melitus merupakan dimana kadar bilirubin dalam darah
suatu kelompok penyakit metabolik melebihi batas atas nilai normal bilirubin
dengan karakteristik hiperglikemia yang serum
terjadi karena kelainan sekresi insulin, Hiperbilirubin adalah kondisi dimana
kerja insulin atau kedua-duanya.
terjadi akumulasi bilirubin dalam darah
Hiperglikemia kronik pada diabetes
yang mencapai kadar tertentu dan dapat
berhubungan dengan kerusakan jangka
menimbulkan efek patologis pada
panjang, disfungsi dan kegagalan
neonatus ditandai joudince pada sclera
beberapa organ tubuh, terutama mata,
mata, kulit, membrane mukosa dan cairan
ginjal, syaraf, jantung dan pembuluh
tubuh (Adi Smith, G, 1988).
darah.
ETIOLOGI
JUVENILE DIABETES HIPERBILIRUBINEMIA
Faktor genetic Produksi yang berlebihan
Faktor lingkungan Gangguan dalam proses ‘
Faktor imunologi uptake’ dan konjugasi hepar
Gangguan Transportasi
Gangguan Dalam Eksresi
PATOFISIOLOGI
JUVENILE DIABETES HIPERBILIRUBINEMIA
Periode pra diabetes terdapatnya penambahan beban bilirubin
pada sel hepar yang terlalu berlebihan.
Periode manifestasi klinis diabetes Hal ini dapat ditemukan bila terdapat
Periode honeymoon peningkatan penghancuran eritrosit,
polisitemia, memendeknya umur eritrosit
Periode ketergantungan insulin yang
janin/bayi, meningkatnya bilirubin dari
menetap
sumber lain, atau terdapatnya
peningkatan sirkulasi enterohepatik.
gangguan ambilan bilirubin plasma. Hal
ini dapat terjadi apabila kadar protein-Y
berkurang atau pada keadan protein-Y
dan protein-Z terikat oleh anion lain
MANIFESTASI KLINIS
JUVENILE DIABETES HIPERBILIRUBINEMIA
Hiperglikemia ( Kadar glukosa darah plasma >200mg/dl ) Kulit berwarna kuning sampe jingga
Polifagi
Pasien tampak lemah
Poliuria
Polidipsi Nafsu makan berkurang
Poliuria nokturnal seharusnya menimbulkan kecurigaan
adanya DM tipe 1 pada anak.
Reflek hisap kurang
Penurunan berat badan , Malaise atau kelemahan Urine pekat
Glikosuria (kehilangan glukosa dalam urine) Perut buncit
Ketonemia dan ketonuria Penumpukan asam lemak keton
dalam darah dan urine terjadi akibat katabolisme abnormal Pembesaran lien dan hati
lemak sebagai sumber energy. Ini dapat mengakibatkan
asidosis dan koma. Gangguan neurologik
Mata kabur, Hal ini disebabkan oleh gangguan lintas polibi
(glukosa – sarbitol fruktasi) yang disebabkan karena
Feses seperti dempul
insufisiensi insulin. Akibat terdapat penimbunan sarbitol dari
lensa, sehingga menyebabkan pembentukan katarak.
Kadar bilirubin total mencapai 29 mg/dl.
Gejala-gejala lainnya dapat berupa muntah-muntah, nafas Terdapat ikterus pada sklera, kuku/kulit dan
berbau aseton, nyeri atau kekakuan abdomen dan gangguan membran mukosa.
kesadaran ( koma).
PENATALAKSANAAN
JUVENILE DIABETES HIPERBILIRUBINEMIA
Insulin Mempercepat proses konjugasi
Diet Memberikan substrat yang kurang untuk
transportasi atau konjugasi.
Aktivitas fisik/exercise
Melakukan dekompensasi bilirubin
Edukasi dengan fototerapi
Monitoring kontrol glikemik
KOMPLIKASI
JUVENILE DIABETES HIPERBILIRUBINEMIA
1. Komplikasi metabolik akut yang sering Bilirubin Encephalopathy ( komplikasi
terjadi serius )
Hipoglikemia Retardasi mental - Kerusakan neurologis
Koma Diabetik Gangguan pendengaran dan penglihatan
2. Komplikasi- komplikasi vaskular jangka Kematian.
panjang (biasanya terjadi setelah tahun ke-5) Kernikterus
berupa
Mikroangiopati : retinopati, nefropati,
neuropati. Nefropati diabetik dijumpai
pada 1 diantara 3 penderita DM tipe-1.
Makroangiopati : gangren, infark
miokardium, dan angina.
ASUHAN KEPERAWTAN JUVENILE
DIABETES DAN
HIPERBILIRUBINEMIA
PENGKAJIAN
JUVENILE DIABETES HIPERBILIRUBINEMIA
Identitas Biodata bayi dan ibu, diantaranya, nama,
usia, jenis kelamin, pekerjaan, dan alamat
Keluhan utama
Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat penyakit sekarang
Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
Pemeriksaan fisik
Psikososial
Pemeriksaan Diagnostik
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Intervensi utama: Manajemen nutrisi Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient yang dibutuhkan, jika
perlu
OBSERVASI
Itervensi pendukung: pemantauan tanda vital
Identifikasi status nutrisi
OBSERVASI
Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
Monitor tekanan darah
Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastric
Monitor nadi (frekuensi, kekuatan, irama)
Monitor asupan makanan
Monitor pernapasan (frekuensi, kedalaman)
Monitor berat badan
Monitor suhu tubuh
TERAPEUTIK
TERAPEURIK
Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
Atur interval pemantauan sesuai kondisi pasien
Fasilitasi menentukan pedoman diet (misalnya, piramida makanan)
Dokumentasikan hasil pemantauan
Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
EDUKASI
Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Edukasi
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
diet Anjurkan posisi duduk , jika mampu
Ajarkan yang diprogramkan
SELANJUTNYA…
TERAPEUTIK Sediakan lingkunagn yang terapeutik (mis, suasana hangat, rileks, frifasi)
Ubah posisi tiap jam jika tira baring Siapkan keperluan pribadi (mis, farfum, sikat gigi, dan sabun mandi)
Lakukan pemijatan pada area penonjolan tulang, jika perlu Damping dalam melakukan perawatan diri sampai mandiri
Bersihkan parineal dengan air hangat, terutama selama periode diare Fasilitas untuk menerima keadaan ketergantungan
Gunakan produk berbahan petroleum atau inyak pada kulit kering EDUKASI
3. Resiko kekurangan cairan berhubungan dengan diuresis meningkat, INTERVENSI PENDUKUNG: Edukasi terapi cairan
hiperglikemia, diare, muntah, poliuria, evaporasi.
OBSERVASI
INTERVENSI UTAMA: MANAJEMEN CAIRAN
Dentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
OBSERVASI
TERAPEUTIK
Monitor status hidrasi (misalnya, frekuensi nadi, kekuatan nadi, akral,
pengisian kapiler, kelembapan mukosa, turgor kulit, tekanan darah)
Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
KOLABORASI
Kolaborasi pemberian diuretic, jika perlu
INTERVENSI
HIPERBILIRUBINEMIA
1. Kerusakan intergritas kulit berhubungan dengan jaundice atau radiasi INTERVENSI PENDUKUNG: EDUKASI PERAWATAN KULIT
INTERVENSI UTAMA: PERAWATAN INTEGRITAS KULIT OBSERVASI
OBSERVASI Identifikasi kesiapan dan kemampuian menerima informasi
Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit (misalnya : perubahan TERAPEUTIK
sirkulasi, perubahan status nutrisi, penurunan kelembaban, suhu lingkungan
ekstrem, penurunan mobilitas) Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
2. Gangguan temperature tubuh (hipertermia) berhubungan dengan INTERVENSI PENDUKUNG: KOMPRES DINGIN
terpapar lingkungan panas
OBSERVASI
INTERVENSI UTAMA: MANAJEMEN HIPERTERMIA
OBSERVASI
Identifikasi kontraindikasi kompres dingin(mis, penurunan sensasi, penurunan
sirkulasi).
Identifikasi penyebab hipertermia (mis, dehidrasi, terpapar lingkungan panas,
penggunaan incubator) Identifikasi kondisi kulit yang akan dilakukan kompres dingin
Monitor suhu tubuh Periksa suhu alat kompres
Monitor kadar elekrolit Monitor iritasi kulit atau kerusakan jaringan selama 5 menit pertama
Monitor haluan urin
TERAPEUTIK
Monitor komplikasi akibat hipetermia
Pilih metode kompres yang nyaman dan mudah didapat (mis, kantong plastik, tanah,
TERAPEUTIK
air, kemasa gel beku, kain atau handuk)
Sediakan lingkungan yang dingin
Pilih lokasi kompres
Longgarkan atau lepaskan pakaian
Balut alat kompres dingin dengan kain pelindung, jika perlu lakukan mompres
Basahi ataau kipasi permukaan tubuh
dingin pada daerah yang cedera
Berikan caairan oral
Hindari penggunaan kompres pada jaringan yang terpapar terapi radiasi
Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalami hiperhidrorsis (keringat
berlebih) EDUKASI
EDUKASI Jelaskan prosedur penggunaan kompres dingin
Anjurkan tirah baring Anjurkan tidak menyesuaikan pengaturan suhu secara mandiri tanpa pemberitahuan
KOLABORASI sebelumnya
Kolaborasi pemberian cairan dan elektorlit intravena, jika perlu Ajarkan cara menghindari kerusakaan jaringan akibat dingin
SELANJUTNYA…
3. kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya pengalaman INTERVENSI PENDUKUNG: DUKUNGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
orangtua
OBSERVASI
INTERVENSI UTAMA: EDUKASI KESEHATAN
Identifikasi persepsi mengenai masalah dan informasi yang memicu konflik
OBSERVASI
TERAPEUTIK
Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Pasilitasi mengklarifikasi nilai dan harapan yang membantu membuat pilihan
Identifikasi factor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motifasi
perilaku hidup bersih dan sehat Diskusikan kelebihan dan kekurangan dari setiap solusi
Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan Motifasi mengungkapkan tujuan perawatan yang diharapkan
Jadwalakn pendidikan kesehatan sesuai dengan kesepaakatan Fasilitasi pengambilan keputusan secara kolaboratif
Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan Berikan informasi yang diminta pasien
Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam memfasilitasi pengambilan keputusan
bersih dan sehat
SELANJUTNYA…
4. Resiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan hilangnya INTERVENSI PENDUKUNG: PEMANTAUAN TANDA
air ( insensible water loss ) tanpa disadari sekunder dari fototerapi
VITAL
INTERVENSI UTAMA: MANAJEMEN CAIRAN
OBSERVASI OBSERVASI
Monitor status hidrasi (misalnya, frekuensi nadi, kekuatan nadi, akral, Monitor tekanan darah
pengisian kapiler, kelembapan mukosa, turgor kulit, tekanan darah)
Monitor berat badan harian Monitor nadi (frekuensi, kekuatan, irama)
Monitor berat badan sebelum dan sesudah dialysis Monitor pernapasan (frekuensi, kedalaman)
Monitor hasil pemeriksaan laboratorium (misalnya hematocrit, Na, K,
Cl, berat ejnis urine, BUN)
Monitor suhu tubuh
Monitor status hemodinamik (misalnya MAP, CVP, PAP, PCWP jika Monitor oksimetri nadi
tersedia)
TERAPEUTIK TERAPEUTIK
Catat intake-output dan hitung balans cairan 24 jam Atur interval pemantauan sesuai kondisi pasien
Berikan asupan cairan, sesuai kebutuhan
Dokumentasikan hasil pemantauan
Berikan cairan intravena, jika perlu
KOLABORASI EDUKASI
Kolaborasi pemberian diuretic, jika perlu Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
IMPLEMENTASI
JUVENILE DIABETES HIPERBILIRUBINEMIA
Merupakan tahap dimana rencana keperawatan Implementasi yang diberikan untuk mengatasi
dilaksanakan sesuai dengan intervensi. Tujuan dari masalah keperawatan ikterik neonatus pada
implementasi adalah membantu klien dalam bayi hiperbilirubineia adalah fototerapi,
mencapai peningkatan kesehatan baik yang fototerapi diberikan jika kadar bilirubin dari
dilakukan secara mandiri maupun kolaborasi dan
suatu senyawa tetrapirol yang sulit larut dalam
rujukan.
air menjadi senyawa dipirol yang mudah arut
dalam air, dan dikeluarkan melalui urine, tinja,
sehingga kadar bilirubin menurun. Fototerapi
dapat menimbulkan dekomposisi bilirubin dari
suatu senyawa tetrapirol yang sulit larut dalam
air menjadi senyawa dipirol yang mudah larut
dalam air dan cairan empedu duodenum dan
menyebabkan bertambahnya pengeluaran
cairan empedu kedalam usus sehingga
peristaltic usus menngkat dan bilirubin akan
keluar dalam feses (Marmi , 2015).
EVALUASI
JUVENILE DIABETES HIPERBILIRUBINEMIA
Evaluasi adalah stadium pada proses keperawatan Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang
dimana taraf keberhasilan dalam pencapaian tujuan merupakan perbandingan yang sistematis dan terencana
keperawatan dinilai dan kebutuhan untuk memodifikasi antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria
tujuan atau intervensi keperawatan ditetapkan hasil yang dibuat pada tahap perencanaan (Asmadi, 2012).
Berdasarkan kriteria hasil dalam perencanaan
Evaluasi yang diharapkan pada pasien dengan diabetes keperawatan diatas adalah sebagai berikut:
mellitus adalah :
a. Kadar bilirubin tidak menyimpang dari rentang normal
Kondisi tubuh stabil, tanda-tanda vital, turgor kulit,
(<10 mg/dl)
normal.
Berat badan dapat meningkat dengan nilai laboratorium
b. Warna kulit normal (tidak ikterik)
normal dan tidak ada tanda-tanda malnutrisi c. Refleks mengisap baik
Infeksi tidak terjadi d. Mata bersih (tidak Ikterik)
Rasa lelah berkurang/Penurunan rasa lelah e. Berat badan tidak menyimpang dari rentang normal
Pasien mengutarakan pemahaman tentang kondisi, efek
f. Eleminasi usus dan urin baik (warna urin dan feses
prosedur dan proses pengobatan.
tidak pucat)
TERIMAKASIH
WASSALAMUALIKUM WR.WB