Anda di halaman 1dari 13

KEPERAWATAN KELUARGA

“KONSEP KELUARGA SEJAHTERA”

Kelompok 1/A12-A

1. Ni Putu Tasya Dikayani (183212856)


2. Ni Made Juni Anggareni (183212846)
3. Ni Putu Lia Widya Suryani (183212855)
4. Ni Luh Putu Komala Padmawati (163212464)
5. I Putu Budi Atmika (183212837)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI
TAHUN AJARAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah


berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa
disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan


para pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik
serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya
yang lebih baik lagi.

Denpasar, 29 Mei 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1

1.3 Tujuan......................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Keluarga.....................................................................................................5

2.2 Indicator Keluarga Sejahtera...................................................................................7

2.3 Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga........................................8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan............................................................................................................14

3.2 Saran......................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang menjadi


klien (penerima) asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam
menentukan asuhan keperawatan yang diperlukan oleh anggota
keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawtan di rumah sakit akan
menjadi sia-sia jika tidak dilanjutkan dengan perawatan di rumah
secara baik dan benar oleh klien atau keluarganya. Secara empiris
hubungan antara kesehatan anggota keluarga terhadap kualitas
kehidupan keluarga sangat berhubungan atau signifikan. Keluarga
Sejahtera dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah, mampu
memenuhi kebutuhan hidup dan memiliki hubungan yang sama,
selaras dan seimbang antar anggota keluarga dengan masyarakat dan
lingkungan..
Program pembagunan keluarga sejahtera semakin
mendapat  pijakan yang kuat dengan diundangkannya UU No 10
tahun 1992 tetang  perkembangan kependudukan dan pembangunan
keluarga sejahtera. Kemudian sekitar satu setengah tahun kemudian
yaitu pada 29 juni 1993 presiden mencanangkan bahwa setiap tanggal
29 juni sebagai “Hari Keluarga Nasional (Harganas)”, dan
digariskan oleh president saat itu  bahwa keluarga dikembangkan
menjadi wahana pembangunan bangsa. Dengan penetapan ini, maka
dikembangkan kebijakan strategis yang diperlukan untuk
mengembangkan keberhasilan Gerakan Keluarga Berencana lebih
lanjut menjadi “Gerakan Pembangunan Keluarg Sejahtera”
seacara lengkap. Selaras dengan hal tersebut diterbitkan keputusan

1
presiden (Keppres) No. 109 Tahun 1993 tentang BKKBN, dimana
dengan Keppres tersebut, organisasi BKKBN mengalami
 perombakan sesuai dengan tugas barunya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan definisi keluarga?
2. Apa yang dimaksud dengan indicator keluarga sejahtera?
3. Bagaimana program indonesia sehat dengan pendekatan keluarga?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan definisi keluarga.
2. Untuk mengetahui indikator keluarga sejahtera..
3. Untuk mengetahui bagaimana program indonesia sehat dengan pendekatan
keluarga.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Keluarga Sejahtera

Pembedahan Menurut A Mungit (1996), keluarga yang di bentuk atas


dasar  perkawinan yang syah mampu memenuhi kebutuhan spiritual
dan material yang layak. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antara anggota
keluarga dengan masyarakat dan lingkungan. Tahapan keluarga
sejahtera Menurut A Mungit (1996), tahapan keluarga sejahtera terdiri
dari:
 Keluarga Prasejahtera 

Keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara


minimal ataubelum seluruhnya terpenuhi seperti:spiritual, pangan,
sandang, papan, kesehatandan KB
a. Keluarga Sejahtera I

Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara


minimal, tetapibelum dapat memenuhi kebutuhan sosial
 psikologisnya seperti kebutuhan akanpendidikan, KB, interaksi
dalam keluarga, interaksi lingkungan tempat tinggal, dantransportasi.
b. Keluarga Sejahtera II

Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya dan


kebutuhan social psikologisnya tetapi belum dapat memenuhi
kebutuhan pengembangan, sepertikebutuhan untuk menabung dan
memperoleh informasi.
c. KeluargaSejahtera III

Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar, sosial

 psikologis danpengembangan, tetapi belum dapat memberikan

3
sumbangan yang teratur bagi masyarakat atau kepedulian sosialnya
 belum terpenuhi seperti sumbangan materi,dan berperan aktif
dalam kegiatan masyarakat.

d. KeluargaSejahtera III

Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar, sosial


psikologis danpengembangan, dan telah dapat memberikan
sumbangan yang teratur danberperan aktif dalam kegiatan
kemasyarakatan atau memiliki kepedulian social yang tinggi

2.2 Indicator Keluarga Sejahtera


 Keluarga prasejahtera

Keluarga ini belum mampu untuk melaksanakan indicator sebagai

 berikut.
1. Keluarga melaksanakan ibadah menurut agama yang dianut
masing-masing.
2. Keluarga makan dua kali sehari atau lebih.
3. Keluarga menggunakan pakaian yang berbeda untuk berbagai
keperluan.
4. Keluarga mempunyai rumah yang sebagian besar berlantai
bukan dari tanah.
5. Keluarga memeriksakan kesehatan ke petugas atau sarana
kesehatan (bila anak sakit atau PUS ingin ber-KB).
 Keluarga sejahtera 1

Keluarga ini sudah mampu melaksanakan indicator 1 sampai 5 tetapi


belum mampu melaksanakan indicator sebagai berikut.

6. Keluarga melaksanakan ibadah secara teratur menurut agama yang


dianut.
7. Keluarga makan daging, ikan, atau telur sebagai lauk-pauk
sekurang-kurangnya sekali dalam seminggu.

4
8. Keluarga memperoleh pakaian baru dalam satu tahun terakhir.

9.  Setiap anggota keluarga mempunyai ruang kamar yang luasnya 8m2.
10. semua anggota keluarga sehat dalam tiga bulan terakhir sehingga
dapat melaksanakan fungsi mereka masing-masing.
11. Paling sedikit satu anggota keluarga yang berumur 15 tahun ke
atas memiliki penghasilan yang tetap.
12. Seluruh anggota keluarga yang berusia 10 sampai 60 tahun
mampu membaca dan menulis latin.
13. Anak usia sekolah (7 sampai 15 tahun) dapat bersekolah.
14. Keluarga yang masih pasangan usia subur memakai kontrasepsi
dan mempunyai dua anak atau lebih yang hidup.
 Keluarga sejahtera II

Keluarga ini sudah mampu melaksanakan indicator 1 sampai 14, tetapi


belum mampu melaksanakan indicator-indikator sebagai berikut.

15. Keluarga berusaha meningkatkan atau menambah pengetahuan


agama.
16. Keluarga mempunyai tabungan
17. Keluarga makan bersama paling sedikit sekali sehari.
18. Keluarga ikut serta dalam kegiatan masyarakat.
19. Keluarga melakukan rekreasi bersama/penyegaran paling
kurangsekali dalam 6 bulan.
20. Keluarga memperoleh berita dari surat kabar, majalah, radio, dan
televise.
21. Keluarga mampu menggunakan sarana transportasi.
 Keluarga sejahtera III

Keluarga ini sudah mampu melaksanakan indicator 1 sampai 21, tetapi


belum mampu melaksanakan indicator sebagai berikut.
22. Keluarga memberikan sumbangan secara teratur (waktu tertentu)
dan sukarela dalam bentuk material kepada masyarakat.
23. Keluargaaktif sebagai pengurus yayasan atau institusi masyarakat.

5
 Keluarga sejahtera III

Sebuah keluarga dapat disebut keluarga sejahtera plus bila sudah mampu
melaksanakan semua indicator.

2.3 Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga

keluarga adalah satu kesatuan keluarga inti (ayah, ibu, dan anak) sebagaimana
dinyatakan dalam Kartu Keluarga. Jika dalam satu rumah tangga terdapat kakek
dan atau nenek atau individu lain, maka rumah tangga tersebut dianggap terdiri
lebih dari satu keluarga. Untuk menyatakan bahwa suatu keluarga sehat atau tidak
digunakan sejumlah penanda atau indikator. Dalam rangka pelaksanaaan Program
Indonesia Sehat telah disepakati adanya 12 indikator utama untuk penanda status
kesehatan sebuah keluarga. Kedua belas indikator utama tersebut adalah sebagai
berikut.

1. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)


2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
4. Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif
5. Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan
6. Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar
7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan
9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok
10. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
11. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih
12. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat

Berdasarkan indikator tersebut, dilakukan penghitungan Indeks Keluarga Sehat


(IKS) dari setiap keluarga. Sedangkan keadaan masing-masing indikator,
mencerminkan kondisi PHBS dari keluarga yang bersangkutan. Dalam
pelaksanaan pendekatan keluarga ini tiga hal berikut harus diadakan atau
dikembangkan, yaitu:

6
1. Instrumen yang digunakan di tingkat keluarga.
2. Forum komunikasi yang dikembangkan untuk kontak dengan keluarga.
3. Keterlibatan tenaga dari masyarakat sebagai mitra Puskesmas.

Instrumen yang diperlukan di tingkat keluarga adalah sebagai berikut.

1. Profil Kesehatan Keluarga (selanjutnya disebut Prokesga), berupa family


folder, yang merupakan sarana untuk merekam (menyimpan) data keluarga
dan data individu anggota keluarga. Data keluarga meliputi komponen
rumah sehat (akses/ ketersediaan air bersih dan akses/penggunaan jamban
sehat). Data individu anggota keluarga mencantumkan karakteristik
individu (umur, jenis kelamin, pendidikan, dan lain-lain) serta kondisi
individu yang bersangkutan: mengidap penyakit (hipertensi, tuberkulosis,
dan gangguan jiwa) serta perilakunya (merokok, ikut KB, memantau
pertumbuhan dan perkembangan balita, pemberian ASI eksklusif, dan lain-
lain).
2. Paket Informasi Keluarga (selanjutnya disebut Pinkesga), berupa flyer,
leaflet, buku saku, atau bentuk lainnya, yang diberikan kepada keluarga
sesuai masalah kesehatan yang dihadapinya. Misalnya: Flyer tentang
Kehamilan dan Persalinan untuk keluarga yang ibunya sedang hamil, Flyer
tentang Pertumbuhan Balita untuk keluarga yang mempunyai balita, Flyer
tentang Hipertensi untuk mereka yang menderita hipertensi, dan lain-lain.

Forum komunikasi yang digunakan untuk kontak dengan keluarga dapat berupa
forum-forum berikut.

1. Kunjungan rumah ke keluarga-keluarga di wilayah kerja Puskesmas.


2. Diskusi kelompok terarah (DKT) atau biasa dikenal dengan focus group
discussion (FGD) melalui Dasa Wisma dari PKK.
3. Kesempatan konseling di UKBM (Posyandu, Posbindu, Pos UKK, dan
lain-lain).
4. Forum-forum yang sudah ada di masyarakat seperti majelis taklim,
rembug desa, selapanan, dan lain-lain.

7
Sedangkan keterlibatan tenaga dari masyarakat sebagai mitra dapat diupayakan
dengan menggunakan tenaga-tenaga berikut.

1. Kader-kader kesehatan, seperti kader Posyandu, kader Posbindu, kader


Poskestren, kader PKK, dan lain-lain.
2. Pengurus organisasi kemasyarakatan setempat, seperti pengurus PKK,
pengurus Karang Taruna, pengelola pengajian, dan lain-lain.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perawatan Konsep Keluarga Sejahtera menurut Undang-Undang No. 10


tahun 1992 adalah keluarga yang dibentuk atas perkawinan yang sah, mampu
memenuhi kebutuhan spiritual dan materiil yang layak, bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras, dan seimbang antar
anggota dan antar keluarga dengan masyarakat dan lingkungannya.

BKKBN merumuskan pengertian keluarga sejahtera sebagai keluarga yang


dapat memenuhi kebutuhan anggotanya baik kebutuhan sandang, pangan,
perumahan, sosial dan agama, keluarga yang mempunyai keseimbangan antara
penghasilan keluarga dengan jumlah anggota keluarga, keluarga yang dapat
memenuhi kebutuhan kesehatan anggota keluarga, kehidupan bersama dengan
masyarakat sekitar, sembahyang di samping terpenuhinya kebutuhan pokok.

3.2 Saran

Makalah sangat jauh dari kata kesempurnaan, oleh karena itu kami sebagai
kelompok mengharapkan kritik dan saran dari dosen pembimbing dan teman-temn
sesama mahasiswa.

9
DAFTAR PUSTAKA

Harnilawati. 2016. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Sulawesi


Selatan: Pustaka As Salam
https://www.academia.edu/23992684/konsep_keluarga_sejahtera (12
september 2019. 10:15 WIB)

http://pispk.kemkes.go.id/id/program-pispk/pelaksanaan-pendekatan-keluarga-
sehat/

10

Anda mungkin juga menyukai