Anda di halaman 1dari 56

RESUME ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

PADA LANSIA Tn. T DENGAN DIAGNOSA MEDIS GOUT


DI BANJAR APUAN, DESA APUAN, BATURITI, TABANAN
TANGGAL 26-28 JANUARI 2021

OLEH:
I GEDE WAHYU SEPTIANA
17.321.2720
A11-B

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2021
RESUME KEPERAWATAN GERONTIK
PADA LANSIA Tn. T DENGAN DIAGNOSA MEDIS GOUT
DI BANJAR APUAN, DESA APUAN, BATURITI, TABANAN
TANGGAL 26-28 JANUARI 2021

PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. T
Umur : 61 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
No. RM : 011016
Tgl. MRS :-
Dx. Medis : Gout

B. Tinjauan Sistem
1. Keadaan umum : Baik
2. Tingkat kesadaran: (Composmetis/Apatis/Somnolen/Supor/Coma)
3. Glasgow Coma Scale (GCS) : 15 (E : 4, M : 6, V : 5)
4. Tanda-Tanda Vital
a. Suhu : 36, 7 o C
b. Nadi : 88 x/ menit
c. Tekanan darah : 130/80 mmHg
d. Pernafasan : 22 x/menit
5. Tinggi badan : 175 Cm
6. Berat badan : 73 Kg
7. IMT (Indeks Massa Tubuh) :
BB / TB2 = 73 / 1,752 = 73 / 3, 0625 = 23, 83 kg/m2
8. Sistem Kardiovaskuler :
DS: Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit jantung
DO: Tidak ada nyeri tekan pada bagian dada
- TD : 130/80 mmHg
- Iktus kordis teraba pada pada interkostalis ke 5, 2 cm dari midklavikularis kiri.
- Suara jantung dullnes, S1S2 tunggal reguler
9. Sistem Pernafasan :

DS: Pasien mengatakan tidak ada masalah ketika bernapas, pasien mengatakan bisa
bernapas dengan nyaman, tidak terdapat nyeri dan sesak ketika bernapas
DO:
- Bentuk dada simetris
- Ekspansi dada kanan dan kiri simetris, taktil fremitus simetris
- Suara jantung sonor di kedua lapang paru, auskultasi paru vesikuler
- RR: 22 x/menit
10. Sistem Integument :
DS: Pasien mengatakan masih bisa merasakan rangsangan nyeri, dan sensasi panas maupun
dingin
DO: Tidak ada hiperpigmentasi, terdapat bulu halus, tidak ada nyeri tekan, kulit tampak
keriput, tidak ada clubbing finger, kuku tampak pendek dan bersih. CRT <2 detik
11. Sistem Perkemihan :
DS: Pasien mengatakan BAK lancar, untuk jumlah pasien tidak ingat berapa kali kencing
dalam 1hari
DO: -
12. Sistem Musculoskeletal :
DS: Pasien mengatakan bisa melakukan pergerakan, tetapi agak terganggu karena nyeri
P: Nyeri dipicu apabila kaki terlalu banyak dibawa berjalan, nyeri dirasakan berkuang
bila diberi minyak urut.
Q: Nyeri dirasakan nyut-nyutan dan seperti kesemutan
R: Nyeri dirasakan di kaki, terutama di pergelangan kaki.
S: Nyeri sedang, skala 4 (Skala 0-10)
T: Nyeri dirasakan terus menerus sejak 1 bulan yang lalu.
DO: Pasien bisa berjalan sendiri tetapi menggunakan alat bantu
13. Sistem Endokrin:
DS: -
DO: Tidak ada masalah pada system endokrin pasien
14. Sistem Immun Hematologi :
DS: Pasien mengatakan tidak mengerti tentang imunisasi pada zamannya
DO: Tidak terdapat tanda-tanda infeksi pada bagian tubuh pasien
15. Sistem Gastrointestinal :
DS: Pasien mengatakan rutin BAB 1 x setiap hari
DO: Tidak ada masalah pada sistem gastrointestinal, bising usus 16x/menit
16. Sistem Reproduksi :
DS: Pasien mengatakan dirinya seorang laki-laki
DO: Pasien tanpak tidak ada masalah pada sistem reproduksi
17. Sistem Neurosensor :
-

C. PENGKAJIAN FUNGSIONAL

MODIFIKASI DARI BARTHEL INDEKS


Termasuk yang manakah klien?
Item Yang
No Skor Nilai
Dinilai
1 Makan (Feeding) 0 = Tidak mampu
1 = Butuh bantuan memotong, mengoles mentega, dll 2
2 = Mandiri
2 Mandi (Bathing) 0 = Tergantung dengan orang lain
1
1 = Mandiri
3 Perawatan diri 0 = Membutuhkan bantuan orang lain
(Grooming) 1 = Mandiri dalam perawatan muka, rambut, gigi, dan 1
bercukur
4 Berpakaian 0 = Tergantung dengan orang lain
(Dressing) 1 = Sebagian dibantu (missal mengancing baju) 2
2 = Mandiri
5 Buang air kecil 0= Inkontinensia atau pakai kateter dan tidak
(Bladder) terkontrol
2
1 = Kadang inkotinensia (maks, 1x 24 jam)
2 = Kontinensia (teratur untuk lebih dari 7 hari)
6 Buang air besar 0 = Inkontinensia (tidak teratur atau perlu enema)
(Bowel) 1 = Kadang inkotinensia (sekali seminggu) 2
2 = Kontinensia (teratur)
7 Penggunaan toilet 0 = Tergantung bantuan orang lain
1= Membutuhkan bantuan, tapi dapat melakukan
2
beberapa hal sendiri
2 = Mandiri
8 Transfer 0 = Tidak mampu
1 = Butuh bantuan untuk bisa duduk (2 orang)
3
2 = Bantuan kecil (1 orang)
3 = Mandiri
9 Mobilitas 0 = Imobilitas (tidak mampu)
1 = Menggunakan kursi roda
2 = Berjalan dengan bantan satu orang 3
3= Mandiri (meskipun menggunakan alat bantu seperti
tongkat)
10 Naik turun 0 = Tidak mampu
tangga 1 = Membutuhkan bantuan (alat bantu) 2
2 = Mandiri
Interpretasi hasil:
20 : Mandiri
12-19 : Ketergantungan Ringan
9-11 : Ketergantungan Sedang
5-8 : Ketergantungan Berat
0-4 : Ketergantungan Total

D. PENGKAJIAN KOGNITIF (Short Protable Mental Status Questioner (SPMSQ))

Skore No Pertanyaan Jawaban


+ -
1 Tanggal berapa hari ini? 26 Januari 2021
2 Hari apa sekarang? Selasa
3 Apa nama tempat ini? Rumah
4 Berapa nomor telepon Anda? Apuan, Baturiti,
Dimana alamat Anda? Tabanan
(tanyakan bila tidak memiliki telepon)
5 Berapa umur Anda? 61 Tahun
6 Kapan Anda lahir? 31 Desember 1959
7 Siapa Presiden Indonesia sekarang? Jokowi
8 Siapa Presiden sebelumnya? SBY
9 Siapa nama Ibu Anda? -
10 Berapa 20 dikurangi 3? (Begitu seterusnya sampai 17,14,11,8,5,2
bilangan terkecil)
Keterangan:
Kesalahan 0-2 : Fungsi intelektual utuh
Kesalahan 3-4 : Kerusakan intelektual ringan
Kesalahan 5-7 : Kerusakan intelektual sedang
Kesalahan 8-10 : Kerusakan intelektual berat

E. PENGKAJIAN STATUS EMOSIONAL


Pertanyaan tahap 1
a. Apakah klien mengalami kesulitan tidur? Tidak
b. Apakah klien sering merasa gelisah? Tidak
c. Apakah klien sering murung dan menangis sendiri? Tidak
d. Apakah klien sering was-was atau khawatir? Tidak
Pertanyaan tahap 2
a. Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari satu kali dalam satu bulan? Tidak
b. Ada atau banyak pikiran? Tidak
c. Ada masalah atau gangguan dengan keluarga lain? Tidak
d. Menggunakan obat tidur/penenang atas anjuran dokter? Tidak
e. Cenderung mengurung diri? Tidak
Bila lebih dari satu atau sama 1 jawaban “ya”Masalah Emosional Positif (+)
Masalah Emosional Negatif (-)

F. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
Sikap klien terhadap orang lain maupun keluarga baik. Tidak ada masalah atau pertengkaran
yang berarti dengan keluarga maupun orang lain di sekitar lingkungannya. Harapan klien dalam
melakukan sosialisasi dapat menambah teman untuk saling membantu dan berbagi.

G. PENGKAJIAN SPIRITUAL
Pasien mengatakan memeluk agama Hindu, pasien selalu melakukan persembahyangan setiap
hari bersama keluarga Pasien mengatakan rutin mengikuti persembahyangan dipura.

H. PENGKAJIAN DEPRESI (Geriatric Depression Scale (GDS))

NO ITEM PERTANYAAN YA TIDAK


1 Apakah Bapak/ Ibu sekarang ini merasa puas dengan 0 1
kehidupannya?
2 Apakah Bapak/ Ibu telah meninggalkan banyak kegiatan atau 1 0
kesenangan akhir-akhir ini?
3 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa hampa/ kosong di dalam hidup 1 0
ini?
4 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa bosan? 1 0
5 Apakah Bapak/ Ibu merasa mempunyai harapan yang baik di masa 0 1
depan?
6 Apakah Bapak/ Ibu merasa mempunyai pikiran jelek yang 1 0
mengganggu terus menerus?
7 Apakah Bapak/ Ibu memiliki semangat yang baik setiap saat? 0 1
8 Apakah Bapak/ Ibu takut bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi 1 0
pada Anda?
9 Apakah Bapak/ Ibu merasa bahagia sebagian besar waktu? 0 1
10 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa tidak mampu berbuat apa- apa? 1 0
11 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa resah dan gelisah? 1 0
12 Apakah Bapak/ Ibu lebih senang tinggal dirumah daripada keluar 1 0
dan mengerjakan sesuatu?
13 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa kawatir tentang masa depan? 1 0
14 Apakah Bapak/ Ibu akhir – akhir ini sering pelupa? 1 0
15 Apakah Bapak/ Ibu pikir bahwa hidup Bapak/ Ibu sekarang ini 0 1
menyenangkan?
16 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa sedih dan putus asa? 1 0
17 Apakah Bapak/ Ibu merasa tidak berharga akhir-akhir ini? 1 0
18 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa kawatir tentang masa lalu? 1 0
19 Apakah Bapak/ Ibu merasa hidup ini mengembirakan? 0 1
20 Apakah sulit bagi Bapak/ Ibu untuk memulai kegiatan yang baru? 1 0
21 Apakah Bapak/ Ibu merasa penuh semangat? 0 1
22 Apakah Bapak/ Ibu merasa situasi sekarang ini tidak ada harapan? 1 0
23 Apakah Bapak/ Ibu berpikir bahwa orang lain lebih baik 1 0
keadaanya daripada Bapak/ Ibu?
24 Apakah Bapak/ Ibu sering marah karena hal- hal yang sepele? 1 0
25 Apakah Bapak/ Ibu sering merasa ingin menangis? 0 0
26 Apakah Bapak/ Ibu sulit berkonsentrasi? 1 0
27 Apakah Bapak/ Ibu merasa senang waktu bangun tidur di pagi 0 1
hari?
28 Apakah Bapak/ Ibu tidak suka berkumpul di pertemuan sosial? 1 0
29 Apakah mudah bagi Bapak/ Ibu membuat suatu keputusan? 0 1
30 Apakah pikiran Bapak/ Ibu masih tetap mudah dalam memikirkan 1 0
sesuatu seperti dulu?
Ket: Setiap jawaban yang “ SESUAI” diberi skor 1
Skor 0-10 : Menunjukkan tidak depresi
Skor 11-20 : Menunjukkan depresi ringan
Skor 21-30 : Menunjukkan depresi sedang/ berat

I. PENGKAJIAN RISIKO JATUH (MORSE Scale)

Tgl: 26 Januari 2021


No Item Penilaian Jam: 08.00 Wita
Skor IA 1 2 3 4
1 Usia 1
a. Kurang dari 60 0
1
b. Lebih dari 60
2
c. Lebih dari 80

2 Defisit Sensoris 0
a. Kacamata bukan bifokal 0
1
b. Kacamata bifokal
1
c. Gangguan pendengaran 2
2
d. Kacamata multifokal
3
e. Katarak/ glaukoma

f. Hampir tidak melihat/ buta

3 Aktivitas 0
a. Mandiri 0
2
b. ADL dibantu sebagian
3
c. ADL dibantu penuh

4 Riwayat Jatuh 0
a. Tidak pernah 0
1
b. Jatuh< 1 tahun
2
c. Jatuh < 1bulan 3

d. Jatuh pada saat dirawat sekarang

5 Kognisi 0
a. Orientasi baik 0
2
b. Kesulitan mengerti perintah
2
c. Gangguan memori 3
3
d. Kebingungan

e. Disorientasi

6 Pengobatan dan Penggunaan Alat Kesehatan 0


a. >4 jenis pengobatan
1
b. Antihipertensi/ hipoglikemik/ antidepresan 2
2
c. Sedative/ psikotropika/narkotika
2
d. Infuse/ epidural/ spinal/ dower catheter/ traksi

7 Mobilitas 1
a. Mandiri 0
1
b. Menggunakan alat bantu berpindah
2
c. Kordinasi/ keseimbangan memburuk 3
4
d. Dibantu sebagian
4
e. Dibantu penuh/bedrest/nirse assist

f. Lingkungan dengan banyak furniture

8 Pola BAB/BAK 0
a. Teratur 0
1
b. Inkotinensia urine/feses
2
c. Nokturia 3

d. Urgensi/frekuensi

9 Komorbiditas 0
a. Diabetes/ penyakit jantung/ stroke/ ISK 2
2
b. Gangguan saraf pusat/ Parkinson
3
c. Pasca bedah 0-24 jam

Total skor
Keterangan
Risiko Rendah 0-7 2
Risiko Tinggi 8-13
Risiko Sangat Tinggi ≥ 14
Nama/ paraf Wahyu

J. APGAR keluarga

NO ITEMS PENILAIAN SELALU KADANG TIDAK


(2) -KADANG (1) PERNAH (0)
1 A: Adaptasi
Saya puas bisa kembali pada keluarga
(teman- teman) saya untuk membantu 2
apabila saya mengalami kesulitan
(adaptasi)
2 P: Partnership
Saya puas dengan cara keluarga
(teman-teman) saya membicarakan 2
sesuatu dan mengungapkan masalah
dengan saya (hubungan)
3 G: Growth
Saya puas bahwa keluarga(teman-
teman) saya menerima dan mendukung 2
keinginan saya untuk melakukan
aktivitas (pertumbuhan)
4 A: Afek
Saya puas dengan cara keluarga
(teman-teman) saya mengekspresikan
2
afek dan berespons terhadap emosi
saya, seperti marah, sedih atau
mencintai
5 R: Resolve
Saya puas dengan cara teman atau
keluarga saya dan saya menyediakan 2
waktu bersama-sama mengekspresikan
afek dan berespon
JUMLAH 10
Penilaian:
Total nilai <3 : Disfungsi Keluarga Yang Sangat Tinggi
Total nilai 4-6 : Disfungsi Keluarga Sedang
Total nilai 7-10: Tidak Ada Disfungsi Keluarga

K. INFORMASI PENUNJANG
1. Laboratorium
Nilai kadar asam urat 6, 5 mg/dL
2. Radiologi
-
3. Diagnosa medis
Gout
4. Terapi medis, obat dan lain-lain
Allopurinol 1 x 100mg/ hari
Ibuprofen 2 x 400mg/hari

RESUME ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK


PADA Tn. T DENGAN GOUT
DI BANJAR APUAN, DESA APUAN, BATURITI, TABANAN
TANGGAL 26-28 JANUARI 2021

A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. T
Umur : 61 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
No. RM : 011016
Tgl. MRS :-
Dx. Medis : Gout

B. KEADAAN UMUM
Keadaan Umum : Baik
TTV:
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 88 x/ menit
RR : 22 x/ menit
S : 36, 7 o C
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : 15 (E : 4, M : 6, V : 5)
Keluhan Utama : Pasien mengatakan nyeri dan kesemutan pada kaki terutama di
pergelangan kaki

C. DATA FOKUS
1. Data subyekif pasien:
Tn. T mengeluh nyeri dan kesemutan pada kaki terutama di pergelangan kaki:
P: Nyeri dipicu apabila kaki terlalu banyak dibawa berjalan, nyeri dirasakan berkuang
bila diberi minyak urut.
Q: Nyeri dirasakan nyut-nyutan dan seperti kesemutan
R: Nyeri dirasakan di kaki, terutama di pergelangan kaki.
S: Nyeri sedang, skala 4 (Skala 0-10)
T: Nyeri dirasakan terus menerus sejak 1 bulan yang lalu.

2. Data obyektif pasien:


 Gerakan Tn. T tampak lambat dan berhati-hati
 Ekspresi tampak meringis saat mendeskripsikan nyeri
 Nilai kadar asam urat Tn. T = 6,5 mg/dL
 TD : 130/80 mmHg
 N : 88 x/ menit

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b/d agen cedera biologis (gout) ditandai dengan pasien mengeluh nyeri kaki,
nyeri dirasakan terutama ketika kaki dibawa terlalu banyak berjalan, nyeri dirasakan nyut-
nyutan, terus menerus sejak beberapa minggu yang lalu, skala nyeri 4, gerakan lambat dan
berhati-hati, ekspresi wajah meringis, kadar asam urat = 6,5 mg/dL, N=88x/menit,
RR=20x/menit, S=36oC.

E. RENCANA KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan &kriteria Intervensi Rasional Nama
Keperawatan Hasil /Ttd
1 Nyeri Akut Setelah diberikan SIKI Label:
asuhan keperawatan Manajemen Nyeri
selama 3 x Observasi
kunjungan,  Identifikasi lokasi,  Untuk
karakteristik, mengetahui
diharapkan pasien durasi, frekuensi, karakteristk
tidak mengalami kualitas, intensitas nyeri

nyeri, dengan nyeri

kriteria hasil:  Identifikasi skala  Mengetahui


nyeri skala nyeri
SLKI Label :
 Identifikasi respons  Mengetahui
Tingkat Nyeri
nyeri nonverbal respon pasien
 Keluhan nyeri
menurun
 Identifikasi faktor  Mengetahui
 Gelisah
yang memperberat faktor
menurun
dan memperingan penyebab
 Pola tidur
nyeri nyeri
membaik
 Mengetahui
 Frekuensi
 Identifikasi pengetahuan
nadi membaik
pengetahuan dan tentang nyeri
 Tekanan
keyakinan tentang
darah
nyeri  Mengetahui
membaik
 Monitor efek efek samping
samping obat
penggunaan
analgetik
Terapeutik  Membantu
 Berikan teknik mengurangi
nonfarmakologis rasa nyeri
untuk mengurangi
rasa nyeri  Meningkatkan
 Kontrol lingkungan kontrol
yang memperberat lingkungan
rasa nyeri (mis. suhu
ruangan,
pencahayaan,
kebisingan)  Membantu
 Fasilitasi istirahat meningkatkan
dan tidur kondisi
 Agar bisa
 Pertimbangkan jenis melakukan
dan sumber nyeri pencegahan
dalam pemilihan nyeri yang
strategi meredakan tepat
nyeri
Edukasi  Mengedukasi
 Jelaskan penyebab, tentang
periode, dan penyebab
pemicu nyeri nyeri
 Membantu
 Jelaskan strategi pasien
meredakan nyeri meredakan
nyeri secara
mandiri
 Untuk
mengontrol
 Anjurkan
nyeri secara
memonitor nyeri
mandiri
secara mandiri
 Mengedukasi
penggunaan
 Anjurkan
analgesik
menggunakan
yang benar
analgetik secara
 Membantu
tepat
meredakan
 Ajarkan teknik
nyeri
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
 Mempercepat
Kolaborasi
meredakan
 Kolaborasi
nyeri
pemberian
analgetik, jika perlu
F. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tgl/ Nama /
No Dx Implementasi Respon Klien
Jam Ttd
1 26 1  Mengidentifikasi lokasi, DS: Wahyu
Januari karakteristik, durasi, frekuensi, Pasien mengatakan
2021 kualitas, intensitas nyeri nyeri dan kesemutan
08.00  Mengidentifikasi skala nyeri pada kaki terutama di
Wita  Mengidentifikasi respons nyeri pergelangan kaki:
nonverbal
P: Nyeri dipicu apabila
 Mengidentifikasi faktor yang
kaki terlalu banyak
memperberat dan memperingan
dibawa berjalan, nyeri
nyeri
dirasakan berkuang bila
diberi minyak urut.
Q: Nyeri dirasakan
nyut-nyutan dan seperti
kesemutan
R: Nyeri dirasakan di
kaki, terutama di
pergelangan kaki.
S: Nyeri sedang, skala 4
(Skala 0-10)
T: Nyeri dirasakan
terus menerus sejak 1
bulan yang lalu.
DO:
 Gerakan pasien
tampak lambat dan
berhati-hati
 Ekspresi tampak
meringis saat
mendeskripsikan
nyeri
 Nilai kadar asam urat
6,5 mg/dL
09.00 1  Delegasi pemberian obat
 TD : 130/80 mmHg
Wita Ibuprofen 2 x 400mg/hari  N : 88 x/ menit
 Monitor efek samping
penggunaan analgetik

DS:
09.30 1
 Mengontrol lingkungan yang -
Wita memperberat rasa nyeri (mis. DO:
suhu ruangan, pencahayaan, Obat masuk, tidak ada
kebisingan) reaksi alergi
 Memberikan teknik
nonfarmakologis untuk DS:
mengurangi rasa nyeri (Kompres Pasien mengatakan
air jahe hangat) merasa nyaman
DO:
10.30 1  Menjelaskan penyebab, periode, Pasien tampak tenang,

Wita dan pemicu nyeri


kondisi lingkungan
 Menjelaskan strategi meredakan
nyaman, pasien
nyeri
mengikuti terapi dengan
 Menganjurkan menggunakan
baik
analgetik secara tepat
 Mengajarkan teknik
DS:
nonfarmakologis untuk
Pasien mengatakan
mengurangi rasa nyeri
mengerti dengan
penyebab nyeri, tetapi
11.00 1 belum mengerti cara
 Memfasilitasi istirahat dan tidur
Wita meredakan nyeri
dengan nonfarmakologi
DO:
Pasien tampak
mendengarkan, tetapi
belum mengerti

DS:
-
DO:
Pasien tampak
beristirahat
2 27 1  Delegasi pemberian obat DS: Wahyu
Januari Ibuprofen 2 x 400mg/hari -
2021  Monitor efek samping DO:

09.00 penggunaan analgetik Obat masuk, tidak ada


Wita reaksi alergi

9.15 1  Mengidentifikasi lokasi,


Wita karakteristik, durasi, frekuensi, DS:
kualitas, intensitas nyeri Pasien mengatakan
 Mengidentifikasi skala nyeri masih merasa nyeri dan
 Mengidentifikasi respons nyeri kesemutan pada kaki
nonverbal terutama di pergelangan
 Mengidentifikasi faktor
yang kaki:
memperberat dan memperingan P: Nyeri dipicu apabila
nyeri
kaki terlalu banyak
dibawa berjalan, nyeri
dirasakan berkuang bila
diberi minyak urut.
Q: Nyeri dirasakan
nyut-nyutan dan seperti
kesemutan
R: Nyeri dirasakan di
kaki, terutama di
pergelangan kaki.
S: Nyeri ringan, skala 3
(Skala 0-10)
T: Nyeri dirasakan
terus menerus sejak 1
bulan yang lalu.
DO:
 Gerakan pasien
tampak lambat dan
berhati-hati
10.00 1  Mengontrol lingkungan yang  Ekspresi tampak
Wita memperberat rasa nyeri (mis. meringis saat
suhu ruangan, pencahayaan, mendeskripsikan
kebisingan) nyeri
 Memberikan teknik
nonfarmakologis untuk
DS:
mengurangi rasa nyeri ( Kompres
Pasien mengatakan
air jahe hangat )
merasa nyaman
 Memfasilitasi istirahat dan tidur
11.00 1 DO:
Wita Pasien tampak tenang,
kondisi lingkungan
nyaman, pasien
mengikuti terapi dengan
 Menjelaskan penyebab, periode,
14.00 1 baik
dan pemicu nyeri
Wita
 Menjelaskan strategi meredakan
DS:
nyeri
-
 Menganjurkan menggunakan
DO:
analgetik secara tepat
Pasien tampak
 Mengajarkan teknik
beristirahat
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri

DS:
Pasien mengatakan
mengerti dengan
penyebab nyeri dan
mengerti cara
meredakan nyeri
dengan nonfarmakologi
DO:
Pasien tampak
mendengarkan dan
paham apa yang
dijelaskan
3 28 1  Mengidentifikasi lokasi, DS: Wahyu
Januari karakteristik, durasi, frekuensi, Pasien mengatakan
2021 kualitas, intensitas nyeri nyeri dan kesemutan
08.30  Mengidentifikasi skala nyeri pada kaki terutama di
Wita  Mengidentifikasi respons nyeri pergelangan kaki sudah
nonverbal berkurang
 Mengidentifikasi faktor
yang P: Nyeri dipicu apabila
memperberat dan memperingan
kaki terlalu banyak
nyeri
dibawa berjalan, nyeri
dirasakan berkuang bila
diberi minyak urut.
Q: Nyeri dirasakan
nyut-nyutan dan seperti
kesemutan
R: Nyeri dirasakan di
kaki, terutama di
pergelangan kaki.
S: Nyeri ringan, skala 3
(Skala 0-10)
T: Nyeri dirasakan
terus menerus sejak 1
bulan yang lalu.
DO:
09.00 1  Delegasi pemberian obat  Gerakan pasien
Wita Ibuprofen 2 x 400mg/hari tampak lambat dan
 Monitor efek samping berhati-hati
penggunaan analgetik

DS:
10.00 1 -
 Mengontrol lingkungan yang
Wita memperberat rasa nyeri (mis. DO:
suhu ruangan, pencahayaan, Obat masuk, tidak ada
kebisingan) reaksi alergi
 Memberikan teknik
nonfarmakologis untuk DS:
mengurangi rasa nyeri ( Kompres Pasien mengatakan
air jahe hangat ) merasa nyaman
DO:
11.00 1  Memfasilitasi istirahat dan tidur Pasien tampak tenang,
Wita kondisi lingkungan
nyaman, pasien
mengikuti terapi dengan
baik
14.00 1  Menganjurkan memonitor nyeri
Wita secara mandiri
 Menganjurkan menggunakan DS:
analgetik secara tepat -
 Mwnganjurkan teknik DO:
nonfarmakologis untuk
Pasien tampak
mengurangi rasa nyeri
beristirahat

DS:
Pasien mengatakan
mengerti cara
meredakan nyeri
dengan nonfarmakologi
DO:
Pasien tampak
mendengarkan dan
paham apa yang
dijelaskan
G. EVALUASI

No Tgl/ Dx Evaluasi Nama


Jam /TTD
1 28 1 S: Wahyu
Januari  Pasien mengatakan nyeri dan kesemutan pada kaki
2021 terutama di pergelangan kaki sudah berkurang
15.00 P: Nyeri dipicu apabila kaki terlalu banyak dibawa
Wita berjalan, nyeri dirasakan berkuang bila diberi minyak
urut.
Q: Nyeri dirasakan nyut-nyutan dan seperti kesemutan
R: Nyeri dirasakan di kaki, terutama di pergelangan kaki.
S: Nyeri ringan, skala 3 (Skala 0-10)
T: Nyeri dirasakan terus menerus sejak 1 bulan yang lalu.
 Pasien mengatakan mengerti cara meredakan nyeri
dengan nonfarmakologi
O:
 Gerakan pasien tampak lambat dan berhati-hati
 Pasien tampak mendengarkan dan paham apa yang
dijelaskan
P:
Masalah Teratasi Sebagian
A:
Lanjutkan Intervensi
 Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri (Kompres air jahe hangat)
 Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis.
suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
 Fasilitasi istirahat dan tidur

Denpasar, 28 Januari 2021


Mengetahui Mahasiswa
Pembimbing

(Ns. Nurul Faidah, S.Kep., M.Kes) (I Gede Wahyu Septiana)


Nursing News Efektivitas Kompres Hangat Jahe Merah dan Garam
Volume 4, Nomor 2, 2019 terhadap Nyeri Sendi Penderita GOUT ARTRITIS di
Kelurahan Merjosari Kecamatan Lowokwaru Kota
Malang

EFEKTIVITAS KOMPRES HANGAT JAHE MERAH DAN


GARAM TERHADAP NYERI SENDI PENDERITA GOUT
ARTRITIS DI KELURAHAN MERJOSARI KECAMATAN
LOWOKWARU KOTA MALANG

Adrianus Pake Yada1), Arie Jefry Ka,arayeno2)

1),2)
Program Studi Sarjana Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Tribhuwana Tunggadewi
E-mail : adrianuspakeyada27@gmail.com

ABSTRAK

Gout arthritis atau asam urat adalah keadaan dimana terjadi penumpukan kristal pada
daerah sendi sehingga menyebabkan adanya nyeri, kerusakan sendi, kehilangan fungsi
pada sendi. Kompres hangat jahe merah dan garam merupakan salah satu terapi
nonfarmakologis yang diketahui bermanfaat untuk nyeri gout arthritis. Jahe merah
mengandung gingerol, minyak terbang, limonene, acid aspartic yang menghambat
munculnya rasa nyeri sedangkan garam mengandung kalium, natrium, dan iodium yang
akan berkonstraksi otot dan menekan inplus nyeri. Penelitian ini bertujuan mengetahui
efektivitas gabungan terapi kompres hangat jahe merah dan garam untuk menangani nyeri
sendi penderita Gout Artritis di Kelurahan Merjosari Kecamatan Lowokwaru Kota
Malang. Desain penelitian adalah pre eksperimental dengan rancangan one group pre-post
test design. Teknik sampling yang digunakan adalah claster sampling dengan responden
sebanyak 57 orang. Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi (Numerical
Rating Scale). Analisa data dengan uji wilcoxon p-value= 0,05. Berdasarkan hasil
penelitian didapatkan bahwa nilai median nyeri sebelum perlakuan adalah 7 dan setelah
perlakuan adalah 4. Sehingga dapat disimpulkan kombinasi kompres hangat jahe merah
dan garam efektif setelah diberikan pada pasien gout artritis dapat menurunkan nyeri
sendi. Disarankan pada peneliti selanjutnya agar dapat meneliti efek antara jahe merah dan
garam mana yang lebih efektif terhadap penurunan nyeri pasien gout artitis.

Kata kunci : Gout Artritis; Kompres; Jahe; Garam; Nyeri Sendi

84
EFFECTIVENESS OF WARM COMPRESSES OF RED GINGER AND SALT ON
JOINT PAIN IN PATIENTS WITH GOUT ARTHRITIS IN MERJOSARI
VILLAGE, LOWOKWARU MALANG

ABSTRACT

Gout arthritis or gout is a condition in which there is a buildup of crystals in the joint
area, causing pain, joint damage, loss of function in the joints. Hot compresses of red
ginger and salt are one of the non-pharmacological therapies that are known to be useful
for arthritis gout pain. Red ginger contains gingerol, flying oil, limonene, aspartic acid
which inhibits the appearance of pain while salt contains potassium, sodium, and iodine
which will constrict muscles and suppress pain inplus. This study aims to determine the
effectiveness of a combination of red ginger and salt warm compress therapy to treat joint
pain of Gout Arthritis sufferers in Merjosari Village, Lowokwaru District, Malang City.
The research design was pre experimental with one group pre-post test design. The
sampling technique used was cluster sampling with 57 respondents. The research
instrument used an observation sheet (Numerical Rating Scale). Data analysis by
Wilcoxon test p-value = 0.05. Based on the results of the study, it was found that the
median value of pain before treatment was 7 and after treatment was 4. So it can be
concluded that the combination of hot compresses of red ginger and salt is effective after
being given to arthritis gout patients to reduce joint pain. It is recommended that future
researchers be able to investigate the effect between red ginger and salt which is more
effective in reducing pain in patients with gouty arthritis.

Keywords: Gouty Arthritis; Compresses; Ginger; Salt; Joint Pain

PENDAHULUAN
dengan membutuhkan tindakan
Gout artritis merupakan penyakit pembedahan atau operasi.
yang sering ditemukan di seluruh dunia (Wangshington, 2012). Penyakit Gout
dan dapat menyerang siapa saja. Penyakit akhir-akhir ini menunjukkan peningkatan
tersebut pada akhirnya akan mengganggu yang cukup signifikan di seluruh dunia,
aktifitas pasien sehari-hari, termasuk hal tersebut diduga karena peningkatan
akan mengganggu aktivitas istirahat tidur prevalensi dan penggunaan obat-obatan
pada pasien. Gout artritis lama-kelamaan dalam jangka waktu yang lama dari
akan semakin progresif dan menimbulkan pasien Gout.
respon menyakitkan akibat penumpukan Prevalensi Gout Artritis di Indonesia
kristal pada daerah sendi sehingga sendiri sekitar 12%-34% dari 18,3 juta
mengakibatkan nekrosis bahkan sampai penduduk Indonesia. Angka kejadian ini
semakin naik seiring dengan sering menyebabkan seseorang mencari
bertambahnya umur dan akan bervariasi pertolongan medis. Nyeri akan sangat
antara satu daerah dengan daerah yang mengganggu aktivitas dan menyulitkan
lain. Dari data yang didapatkan nyeri banyak orang dibanding suatu penyakit
pada serangan gout banyak diderita pada manapun. Dampak rasa nyeri akan
penduduk Indonesia diatas umur 45 terjadinya respon stres yang antara lain
tahun. Seiring dengan meningkatnya berupa meningkatnya rasa cemas, denyut
jumlah penduduk di dunia hal tersebut jantung, tekanan darah, dan frekuensi
berbanding lurus dengan jumlah napas. Nyeri atau sakit pada bagian
penderita Gout (Ahmad, 2011). Angka persendian diakibatkan karena asam urat
kejadian nasional penyakit dilaporkan yang tinggi serta membuat bagian yang di
30,3% yaitu berdasarkan diagnosis dan serang tampak kemerahan, bengkak dan
gejalanya. Berdasarkan data dalam meradang (Lumunon & Bidjuni 2015).
penelitian tersebut disampaikan sebanyak Pilihan penetalaksanaan nyeri sendi
11 Provinsi mempunyai angka kejadian pada pasien Gout yaitu dapat dengan
dari penyakit sendi berada di atas terapi farmakologi dan non-farmakologi.
persentase nasional, adapun daerah Terapi non-farmakologi merupakan salah
tersebut seperti Jawa Tengah, Jawa Barat, satu tindakan dalam batas keperawatan
Jawa Timur, Bengkulu, Nanggroe Aceh yang dapat digunakan untuk menurunkan
Darussalam, Nusa Tenggara Timur, Nusa nyeri sendi. Selama ini bila terjadi nyeri
Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, terutama nyeri sendi, kebanyakan perawat
Sumatera Barat, Papua Barat dan Bali di Rumah Sakit ataupun Puskesmas
(Riskesdas, 20013). Menurut Riskerdas langsung memberikan obat atau terapi
tahun 2013, prevalensi penyakit gout medis dibandingkan dengan melakukan
berdasarkan diagnosa tenaga kesehatan tindakan mandiri atau terapi non-
diIndonesia 11,9 % dan berdasar farmakologi. Salah satu intervensi
diagnosis atau gejala 24,7%. Berdasarkan keperawatan yang terbukti mengatasi
umur, prevalensi tertinggi pada umur ≥ nyeri berdasarkan beberapa hasil
75 tahun (54,8%). Penderita wanita juga penelitian diketahui adalah kompres
lebih banyak (27,5%) dibandingkan hangat. Stimulus panas dapat
dengan pria(21,8%) (Riskesdas, 2013). menimbulkan respons fisiologis yang
Ciri khas Gout Athiritis adalah berbeda tergantung pada respons lokal
adanya nyeri hebat dan berkepanjangan terhadap panas yang dapat menyebabkan
dan menyiksa serta seringkali berulang pelebaran pembuluh darah (Potter&
sehiingga sangat mengganggu akitivitas Perry, 2010). Sani dan Winarsih tahun
seseorang. Nyeri yang berulang dapat 2013 menjelaskan dalam penelitiannya
menyebabkan kerusakan struktural bahwa dari 40 responden dalam dua
jaringan yang berlanjut dan membentuk kelompok yaitu kelompok intervensi
tofi, sehingga dapat menimbulkan efek dengan kompres hangat dan kelompok
nyeri, kerusakan sendi, sendi kehilangan kontrol yang diberikan kompres dingin
fungsinya, dan kecacatan akibat artritis diketahui bahwa rata rata penurunan skala
serta masalah penampilan pada pasien nyeri pada kompres hangat lebih efektif
(Frecklington, dkk, 2011). Nyeri adalah dari pada penurunan skala nyeri pada
suatu gejala penyakit Gout yang paling kompres dingin (Koizier & Erb,

86
2009). Hasil tersebut menyampaikan meringankan kelelahan dan ketegangan
bahwa kompres hangat lebih efektif yang terjadi pada otot atau memberikan
untuk menurunkan nyeri sendi pada efek menurunkan spasme otot pada
penderita gout arthritis. Seiring dengan pembuluh darah, mengurangi rasa sakit
kemajuan intelektual manusia bahwa ada atau nyeri, melancarkan sirkulasi darah
beberapa tanaman atau bahan yang bisa dengan menstimulasi pelebaran pembuluh
membantu dalam menjaga kesehatan darah, meringankan peradangan sehingga
tanpa harus menggunakan obat memberikan rasa nyaman dan hangat
farmakologi dan bisa dijangkau oleh pada area yang diberikan (Potter & Perry,
masyarakat baik dari perolehan dan 2010).
pembeliannya. Data yang diperoleh di Puskesmas
Kompres hangat jahe merah adalah Puskesmas Dinoyo pada bualan Agustus-
suatu tindakan nonfarmakologis yang Desember 2018 didapatkan sebanyak 82
dapat dilakukan untuk mengurangi nyeri orang mengalami nyeri sendi asam urat di
dimana jahe merah mempunyai khasiat. wilayah Kelurahan Merjosari,
Hal ini disebabkan adanya efek berdasarkan hasil wawancara pada
farmakologis jahe merah dapat tanggal 23 oktober 2018di Posyandu
memperkuat khasiat bahan lain yang Lansia RW.05 Kelurahan Merjosari, dari
dicampurkan sebagai ramuan herbal. 10 lansia didapatkan 7 lansia mengalami
Bagian tanaman jahe merah yang nyeri dibagian sendi dan lansia tersebut
diguanakan untuk pengobatan asam urat menderita asam urat. Mereka mengatakan
adalah rimpangnya (Herliana, 2013). Jahe muncul rasa nyeri baik pagi dan malam
merah memiliki rasa pedas, bersifat dan lansia lain nya banyak yang
hangat serta mengandung bahan kimia mengeluh nyeri sendi tapi belum ada
diantaranya gingerol, minyak terbang, pemeriksaan apakah mereka mengalami
limonene, acid aspartic, senyawa inilah asam urat atau tidak karena diakibatkan
yang menghambat munculnya rasa nyeri. biaya pemeriksaan dan jarak antara
Menurut Hariana (2009) selain dari kedua layanan kesehatan, serta penanganan
senyawa tersebut (gingerol dan shagaol), hanya mengunakan balsam dan obat
penurunan skor intensitas nyeri sendi juga farmakologi tanpa memperhatikan
dipengaruhi oleh rasa pedas dan sifat kompenen-kompenen lainnya.
hangat yang di miliki oleh jahe. Selain Berdasarkan latar belakang diatas penulis
kompres hangat jahe ada beberapa terapi tertarik untuk meneliti seberapa besar
lain yang bisa membantu dalam efektivitas kompres hangat jahe merah
mengurangi rasa nyeri yaitu hidroterapi dan garam terhadap nyeri penderita Gout
dengan metode merendam kaki pada air Artritis di Kelurahan Merjosari
hangat dengan tambahan garam. Garam Kecamatan Lowokwaru Kota Malang.
terdapat kandungan beberapa zat kimia
seperti unsur sodium dan natrium. Unsur METODE PENELITIAN
sodium berperan mempengaruhi
keseimbangan komponen cairan tubuh Desain penelitian yang digunakan
selain itu sebagai mediator yang baik bagi adalah pre eksperiment, rancangan one
suhuyang akan ditransmisikan kepada group pre-posttest design dengan
saraf sehingga merelaksasi otot dan Populasi penelitian sebanyak 82orang

87
penderita gout arthritis dan sampel pendidikan dan pekerjaan
penelitian sebanyak 57 orang dengan disajikan sebagai berikut.
penentuan menggunakan cluster sampling. K F
a (%)
Adapun
kriteria r
inklusi a
yang k
t
e
r
i
s
t
i
k
diterapkan n data
yaitu menggunak
penderita an
gout artritis instrumen
dan berupa
mengalami lembar
nyeri sendi, observasi
bersedia (Numerical
menjadi Rating
responden Scale).
dan Penelitian
diberikan dilakukan di
kompres Kelurahan
hangat Merjosari
jahe merah Kecamatan
dan garam. Lowokwaru
Variabel Kota
independen Malang
dalam pada tanggal
penelitian 22 Mei-18
ini yaitu Juni 2019.
kompres Metode
hangat jahe analisis data
merah dan yang di
garam. gunakan
Sedangkan yaitu uji(p<
variabel 0,05)
dependenny
a yaitu
nyeri sendi. HASIL
Teknik
pengumpula Tabel
88
5.1 diketahui responden sendi sebesar
bahwa hampir Usia penderita 7,00
51-60 tahun 7
setengah dari 12,3 gout dengan
responden 61-70 tahun 6 artritis median
berusia >80 10,5 sebesar sebesar
tahun (43,9%). 71-80 tahun 19 4,00 dan 4,0000.
33,3
Berdasarkan >80 tahun 25 nilai Hasil uji
jenis kelamin 43,9 maksimum menggunak
diketahui bahwa Jenis kelamin sebesar an
Laki laki 28
sebagian besar Perempuan 29
9,00 wilcoxon
adalah wanita P dengan didapatkan
(50,9%). e median p- value=
Berdasarkan n sebesar 0,000 maka
d
tingkatan 7,0000. kompres
i
pendidikan d Setelah hangat jahe
bahwa sebagian i diberikan merah dan
besar adalah k intervensi garam
a
lulusan SMA dan efektif
n
(56,1%). dilakukan terhadap
Berdasarkan t post test penurunan
pekerjaan e didapatkan nyeri
diketahui bahwa r nilai sendipada
a
hampir k minimum penderita
setengahnya h nyeri sendi Gout
adalah i penderita Artritis di
wiraswasta r gout Kelurahan
SD 6
(45,6%). 10,5 artrithis Merjosari
SMP 12 sebesar Kecamatan
Tabel 5.1 Data 21,1 2,00 dan Lowokwar
SMA 32
umum nilai u Kota
56,1
respon S1 7 maksimum Malang.
den di 12,3
Kelura Pekerjaan Tabel 5.2 Hasil analisis data
IRT 7 skala nyeri sebelum dan sesudah
han PNS 2
Merjo serta uji wilcoxon
Tani 22
sari Wiraswasta 26 Nyeri Sendi N Median
melip 45,6 Pre test 57 7,0000
Total 57 Post test 57 4,0000
uti
100,0
umur,
jenis Pada Tabel
kelami 5.2 diketahui
n, bahwa data hasil
pre test
didapatkan nilai
minimum nyeri
89
PEMBAHASAN sendi, maka selanjutnya respon inflamasi
akan terjadi dan serangan gout artritis
Nyeri Sendi Penderita Gout Artrhitis pun dimulai. Hasil penelitian
Sebelum Di Berikan Perlakuan menunjukkan bahwa rata-rata responden
Berdasarkan hasil penelitian merupakan lanjut usia yaitu hamper
inidiketahui bahwa nyeri sebelum setengahnya berusia >80 tahun(43,9%)
intervensi berada pada median 7 (Min- responden.Hasil penelitian tersebut tentu
Max = 4-9).Hasil penelitian ini didukung menunjukkan bahwa nyeri gout artritis
oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh masih menjadi masalah terlebih bagi yang
Ani (2014) mendapatkan bahwa hasil sudah lanjut usia sangat beresiko
pre-test pada kelompok intervensi dan mengalami nyeri sendi. Menurut Ode
kelompok kontrol yang mengalami nyeri (2012) mengungkapkan bahwa usia
yang sama yaitu kategori sedang dengan merupakan faktor resiko terjadinya gout
rentang skala nyeri 4-6 yaitu sebanyak 17 karena ketika seseorang bertambah tua
(100%) orang responden. Sedangkan maka akan terjadi perubahan (penurunan)
hasil penelitian Sari (2015) mendapatkan pada proses metabolisme dalam tubuh
data bahwasebelum diberikan kompres dan gout merupakan penyakit yang
air garam hangat, sebagian besar lansia diakibatkan oleh gangguan metabolisme
mengalami nyeri sedang, yaitu sejumlah asam urat dalam tubuh.
43 lansia (82,7%) dan 9 lansia (17,3%)
lainnya mengalami nyeri berat. Nyeri Sendi Penderita Gout Artrhitis
Nyeri yang dialami oleh penderita Sesudah Di Berikan Perlakuan
gout arthritis merupakan nyeri yang Berdasarkan hasil penelitian ini
dapat menyebabkan kerusakan struktural diketahui bahwa sesudah diberikan
yang berlanjut, sehingga dapat kompres hanget jahe merah dan garam
menimbulkan efek nyeri, kerusakan terhadap nyeri sendi penderita gout
sendi, sendi kehilangan fungsinya dan berada pada median 4 (min-max= 2-7).
kecacatan akibat artritis (Frecklington, Hasil penelitian ini didukung oleh hasil
dkk, 2011). Gout artritis suatu penyakit penelitian Ani (2014) mendapatkan
yang akan mengalami penumpukan bahwa hasil post-test padakelompok
kristal mengakibatkan nekrosis sehingga, intervensi mengalami nyeri ringan
dibutuhkan tindakan pembedahan rentang skala nyeri (1-3) berjumlah 11
(operasi) (Wangshington, 2012). Menurut (64,7%) orang dan yang mengalami nyeri
Margowati (2017) mengungkapkan sedang berjumlah 6 (35,3%). Sedangkan
bahwa konsentrasi asam urat dalam pada kelompok kontrol yang mengalami
serum >7,0 mg/dl menyebabkan nyeri ringan (rentang skala nyeri 1-3)
penumpukan kristal monosodiumurat. berjumlah 8 (47,1%) orang dan yang
Peningkatan atau penurunan kadar asam mengalami nyeri sedang berjumlah 9
urat yang mengakibatkan serangan gout. (52,9%).
Apabila kristal urat mengendap dalam
Hasil penelitian membuktikan dalam 2 kali. Kompres ditempelkan ke
bahwa terjadi penurunan tingkat nyeri area sendi yang nyeri lebih efektif dalam
sesudah diberikan terapi jahe merah menurunkan nyeri karena secara langsung
dan garam. Pemberian kompres jahe dan dapat menurunkan nyeri. Kompres jahe
garam menggunakan prinsip yang diberikan pada penderita gout
penghambatan reseptor nyeri melalui artritis dengan menyebabkan terjadinya
serabut saraf besar syaraf yang penurunan intensitas nyeri yang terjadi
menyampaikan stimulus sehingga pada bagian siku-siku kaki, tumit, lutut
terjadinya perubahan stimulus dan dan ekstermitas bawah, efek hangat dari
mekanisme dari gerbang nyeri yang pada jahe merah dan ditambah garam membuat
akhirnya memodifikasi dan merubah rasa panas dan sensanyi dirasakan
stimulus nyeri yang dating ke korteks langsung oleh penderita yang diberikan
serebri dan dipersepsikan oleh reseptor kompres sehingga dengan pemberian
otot sehingga stimulus nyeri menjadi kompres yang dilakukan secara bertahap
berkurang (Potter & Perry, 2016). dapat menurunkan intensitas nyeri yang
Dengan efek anti radang dari jahe merah dirasakan.
dapat mengatasi peradangan serta
mengurangi sensasi nyeri akibat Efektivitas Kompres Jahe Merah Dan
terjadinya penumpukan asam urat pada Garam Terhadap Nyeri Gout Artritis
area sendi. Kandungan gingerol, Berdasarkan analisis mengunakan
gingerdione, zingeron yang berfungsi wilcoxon diketahui p-value = 0,00 yang
menghambat leukotriene serta berarti kompres hangat jahe merah dan
prostagalandin adalah mediator paling garam efektif terhadap penurunan nyeri
berperan dalam mengatasi radang sendi Penderita Gout Artritis di
(Herliana,2013). Hasil ini juga didukung Kecamatan Lowokwaru Kelurahan
oleh hasil penelitian yang dilakukan Merjosari Kota Malang. Hasil penelitian
olehDevi Eka Arum Sari (2015)diketahui ini diperkuat dengan penelitian yang
bahwa sesudah diberikan kompres air dilakukan Hasim, (2017) yang bertujuan
garam hangat, lansia yang masih untuk mengetahui perbedaan efektivitas
mengalami nyeri sedang sejumlah 31 kompresjahe merah dan kompres hangat
lansia (59,6%), yang sudah mengalami terhadap penurunan skala nyeri sendi
nyeri ringan sejumlah 20 lansia (38,5%) pada lanjut usia didapatkan nilai
dan yang mengalami nyeri berat hanya 1 signifikan sebesar 0,002 (p < 0.05)
lansia (11,9%). Menurut Hasim,(2017) dimana penelitian tersebut mengatakan
mengungkapkan bahwa campuran air bahwa kompres jahe lebih efektif dalam
dengan jahe yang dilakukan dengan cara menurunkan nyeri dibandingkan dengan
menempelkan jahe yang telah diparut kompres hangat. Hasil penelitian ini
terlebih dahulu ditabur pada area didukung oleh Rustonto, dkk (2015)
persendian yang mengalami nyeri dan mengungkapkan bahwa ada intervensi
kemudian dibalut dengan kassa gulung dengan kompres hangat jahe dapat
kompres ini dilakukan selama 20 menit
menurunkan skala nyeri atau kerja, mekanisme dan korelasi masing-
meringankan nyeri pada pasien Gout di masing terapi yang ingin dikombinasikan
desa Kedungwungu. Kombinasi jahe agar tidak saling mengurangi,
merah dan garam merupakan perpaduan menghilangkan efektifitasnya atau
yang baik untuk menurunkan nyeri bahkan tidak bermanfaat. Dari hasil
sendi.Jahe memiliki fungsi efek sensasi penelitian ini dapat diketahui bahwa
panas pada bagian yang mengalami kombinasi terapi kompres hangat jahe
peradangan atau nyeri. dan garam memiliki efek yang saling
Senyawa kimia yang terdapat pada mendukung guna mengatasi nyeri pada
jahe seperti minyak atsiri yaitu zingiberen pasien Gout.
seskuiterpen, kamfena, bisabolena, Kandungan senyawa yang dimiliki
zinger-on, limonen, sitral, oleoresin, oleh masing-masing komponen dalam
zingiberal, , sineol, borneol dan perlakuan ini adalah bahan organic,
felandren. Selain itu ada kandungan bahan alami dan mudah didapatkan dan
senyawa gingerol, pati, shogaol, damar, dimanfaatkan oleh masyarakat. Sehingga
asam-asam organik seperti asam malat, penerapannya sendiri tidak memerlukan
asam oksalat, dan beberapa jenis vitamin usaha dan dampak yang panjang
seperti vitamin A, B dan C, kemudian dibandingkan dengan konsumsi obat-
senyawa-senyawa polifenol dan flavonoid obatan yang tentunya memiliki efek
yang sangat berperan terhadap stimulus samping. Namun hal tersebut tidak
nyeri (Setiawan, 2015). Menurut Sari signifikan dapat menggantikan peran
(2015) mengungkapkan bahwa garam obat-obatan medis karena faktor
melalui kandungan NaCl berdampak biokimia, efisiensi dan persepsi
relaksasi pada otot yang tegang, masyarakat terhadap hasil dari konsumsi
menurunkan sesnsasi nyeri dan obat, sehingga komplementer ini masih
mengurangi kondisi inflamasi. Dengan memerlukan usaha bersama bagi tenaga
adanya perpaduan antara jahe merah dan kesehatan khususnya perawata agar dapat
garam dan dilakukan kompres pada mensosialisasikan serta menyampaikan
penderita gout artrhitis menimbulkan informasi yang tepat bagi masyarakat
efek positif yaitu menurunkan rasa nyeri. khususnya pasien gout artritis.
Penelitian lain juga yang dilakukan oleh
dengan Izza (2014) mengungkapkan KESIMPULAN
bahwa pemberian kompres jahe merah
lebih efektif dibandingkan pemberian Rata-rata nilai nyeri sebelum
kompres hangat biasa yang dilakukan diberikan kompres hangat jahe merah dan
pada lansia di Unit Rehabilitasi Sosial garam (intervensi) berada pada median 7
Wening Wardoyo Ungaran. (min-max = 4-9). Namun, skala nyeri
Tidak semua terapi komplementer responden penderita gout artritis sesudah
masing-masing dapat dikombinasikan diberikan kompres hangat jahe merah dan
satu tindakan. Perlu dipahami konsep garam berada pada median 4 (min-max =
2-7), dimana nyeri pada responden
mengalami penurunan dibandingkan Dan Kompres Hangat Terhadap
dengan sebelum diberikan kompres Penurunan Skala Nyeri Sendi Pada
hangat jahe merah dan garam. Maka Pasien Gout Arthritis.
Peneliti menyimpulkan pemberian UniversitasMuhammadiyah
kombinasi kompres hangat menggunakan Yogyakarta
jahe merah dan tambahan garam terbukti Herliana, E., 2013, Penyakit Asam Urat
dapat menurunkan keluhan nyeri sendi Kandas Berkat Herbal, 71-74,
pada penderita gout artritis di Kelurahan Agromedia Pustaka, Jakarta.
Merjosari Kecamatan Lowokwaru Kota Izza, Syarifatul. 2014. Perbedaan
Malang. Efektifitas Pemberian Kompres Air
Hangat danPemberian Kompres
SARAN Jahe Terhadap Penurunan Nyeri
Sendi pada Lansiadi Unit
Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan
Rehabilitasi Sosial Wening
untuk dapat meneliti efek antara jahe
Wardoyo Ungaran.Skripsi.
merah dan jenis garam apakah yang lebih
Program Studi Keperawatan
efektif terhadap penurunan nyeri gout
STIKES Ngudi Waluyo Ungaran,
artitis.
Kabupaten Semarang.
Kozier, (2009) Buku Ajar Praktik
DAFTAR PUSTAKA Keperawatan Klinis. Edisi 5.
Jakarta EGC
Ahmad, N. 2011.Cara Mencegah dan
Lumunon, Oktavina L, & Bijuni, Hendro.
Mengobati Asam Urat dan 2015. Hubungan Status Gizi
Hipertensi. Jakarta: Rineka Cipta.
Dengan Gout Arthritis Pada Lanjut
Ani.D.P,2014.Kompres Hanagat Usia Dipuskesmas Wawonasa
Menurunkan Nyeri Persendiaan Manado. E-journal Keperawatan
Osteoatritis Pada Lanjut Usia (e-Kp)Volume 3
,Jurnal Kebidanan Dan Margowati, 2017. Pengaruh Penggunaan
Keperawatan,Vol.10.N0.1,Hh1-7 Kompres Kayu Manis
Frecklington, M. J. (2011). Foot Pain, (Cinnamomum Burmani) Terhadap
Impairment and Disability in Penurunan Nyeri Penderita Gout
Patients withAcute Gout ; a Arthritis
Prospective Observational Study.
Ode, Sharif 2012.
Auckland :School ofPodiatry KonsepDasarKeperawatan.
Master of Philosophy AUT
Yogyakarta: NuhaMedika
University Potter, Perry. (2010). Fundamental Of
Hariana, H.A. 2009. Tumbuhan Obat dan
Nursing: Consep, Proses and
Khasiatnya, Penebar Swadaya, Practice.Edisi 7. Vol. 3. Jakarta :
Jakarta.
EGC.
Hasim, R. Ambar (2017) Perbedaan
Efektivitas KompresJahe Merah
Sari, 2015.Pengaruh kompres air
Riskesdas, 2013.Riset Kesehatan Dasar garam hangat terhadap nyeri
Tentang Penyakit Sendi. Diakses sendi pada lansia wening
dari www.litbang.depkes.go.id. wardoyo.
Diakses Pada tanggal 5 Desember Setiawan, Budi. 2015. Peluang Usaha
2015 Budidaya Jahe. Pustaka Baru
Rustonto, 2015. Pengaruh Pemberian Press. Yogyakarta.
Kompres Hangat Memakai Jahe Washington. 2012. Arthritis dan
Untuk Meringankan Skala Nyeri Rheumatism. An official Journal
Pada Pasien Asam Urat Di Desa of The American College of
Kedungwungu Rheumatology. No 10, Volume
64.
Kecamatan Tegowanu Kabupaten
Grobogan.
PEMBERIAN KOMPRES HANGAT MEMAKAI JAHE UNTUK
MERINGANKAN SKALA NYERI PADA PASIEN ASAM URAT DI DESA
KEDUNGWUNGU KECAMATAN TEGOWANU KABUPATEN GROBOGAN

Rusnoto,Noor Cholifah,Indah Retnosari


STIKES Muhammadiyah Kudus, Jawa Tengah 59316, Indonesia

ABSTRAK

Latar belakang : Di Indonesia sendiri penyakit gout atritis pertama kali diteliti oleh seorang dokter
Belanda, dr. Van den horst ditemukan 15 kasus penyakit asam urat oleh masyarakat kurang mampu di wilayah
Jawa Tengah pada tahun 1935. Lalu pada tahun 1988 diteliti oleh dr. John Darmawan di Bandungan Jawa
Tengah, menunjukkan bahwa, diantara penduduk berjumlah 4.683 orang yang berusia sekitar 15 sampai 45
tahun yang diteliti diperoleh 0,8% sampel penderita asam urat tinggi (1,7% pria dan 0,05% wanita yang sudah
mencapai tahap asam urat. tujuan penelitian ini adalah untuk Mengetahui manfaat pemberian kompres hangat
memakai jahe terhadap nyeri pada pasien yang terkena asam urat di desa Kedungwungu Kecamatan Tegowanu
Kabupaten Grobogan. desain yang digunakan dalam penilitian ini adalah uji peringkat bertanda wilcoxon.
populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat desa kedungwungu kecamatan tegowanu kabupaten grobogan
yang mengalami nyeri asam urat. jumlah sampel 30 orang. hasil penelitian diperoleh bahwa rata-rata skala
nyeri sebelum dilakukan kompres hangat memakai jahe adalah 6,00 (nyeri sedang), setelah dilakukan kompres
hangat memakai jahe adalah 3,67 (nyeri ringan). dan hasil dari uji peringkat wilxocon didapat bahwa nilai
hasil p value 0.000 (p < 0.05 ) sehingga H0 ditolak disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian kompres
hangat memakai jahe untuk meringankan skala nyeri pada pasien asam urat di desa Kedungwungu Kecamatan
Tegowanu Kabupaten Grobogan.

kata kunci : kompres hangat, skala nyeri,

kepustakaan : 30 daftar pustaka

ABSTRACT

background : In Indonesia, gout arthritis was first studied by a Dutch doctor , dr . Van den horst found
15 cases of gout by poor communities in Central Java in 1935 . Then studied in 1988 by dr . Bandungan John
Darmawan in Central Java , showed that , among a population of 4,683 people aged 15 to 45 years were
studied acquired 0.8 % of persons with elevated uric acid ( 1.7 % of men and 0.05 % of women who have
reached the stage uric acid . purpose of this study is to Know the benefits of wearing a warm ginger compress to
pain in patients affected by uric acid in the District Kedungwungu village Tegowanu Grobogan . designs used in
this research is marked wilcoxon rank test . population in this study were rural communities kedungwungu
tegowanu Grobogan districts experiencing gout pain . sample size of 30 people . result showed that the average
pain scale prior to wearing warm ginger compress is 6.00 ( moderate pain ) , after taking a warm ginger
compress is
3.67 ( mild pain ) . , and the results obtained from wilxocon rank test that the value of the p value
0.000 ( p < 0.05), so H0 is rejected concluded that there is the effect of wearing a warm ginger compress to
relieve pain scale in patients with uric acid in the District Kedungwungu village Tegowanu Grobogan .

Keywords : warm compresses , pain scale ,

Literature : literature 30

PENDAHULUAN laki-laki yang berumur 18 tahun yang


mengalami asam urat mencapai 1,5 %, di
Kejadian asam urat berfariasi
Selandia baru terdapat 1 sampai 18 perseribu
disetiap negara, seperti di amerika serikat,
penduduk yang mengalami asam urat. Dan
indonesia sendiri asam urat banyak di penderita asam urat tinggi (1,7% pria dan
derita oleh penduduk minahasa, toraja dan 0,05% wanita yang sudah mencapai tahap
batak. Prevelansi tertinggi terdapat pada asam urat) (http://www.bintangmawar.net)
penduduk pantai dan yang terbanyak
Data yang diperoleh dari RSCM
didaerah Manado dan Minahasa. Ini
Jakarta, menunjukkan peningkatan
disebabkan karena
penderita sam urat dari 9 orang ditahun
kebiasaan mereka
1993 sampai 1994 menjadi 19
mengkonsumsi alkohol dalam jumlah yang
orang ditahun 1994 sampai 1995. Di
besar, angka kejadian penderita asam urat
dapatkan dari data ini penderita asam urat
di minahasa pada tahun 2013 mencapai
kebanyakan laki-laki
29,2% ( http://maula
(http://cariobat. blogspot.com).
Hasil yang diperoleh dari Dinkes
Kabupaten Grobogan pada tahun 2013
didapatkan 5 besar penyakit yaitu
Tabel 1.1

Data Dinkes Kabupaten Grobogan pada tahun


2013 5 Besar Penyakit
nusantara.wordpress.com)
Diagnosa Jumlah%
Di Indonesia sendiri penyakit gout
atritis pertama kali diteliti oleh seorang Ispa 47.730

dokter Belanda, dr. Van den horst Kb Suntik 19.642


ditemukan 15 kasus penyakit asam urat oleh
Hipertensi 15.551
masyarakat kurang mampu di wilayah Jawa
Tengah pada Asam urat 13.500
tahun 1935. Lalu pada tahun 1988
diteliti oleh dr. John Darmawan di Penyakit kulit 12.002

Bandungan Jawa Tengah,


( http://www.dinkesgrobogan.co.id)
menunjukkan bahwa, diantara penduduk
berjumlah 4.683 orang yang berusia sekitar Data profil dinas kabupaten

15 sampai 45 tahun yang diteliti diperoleh Grobogan, kabupaten Grobogan terdiri dari

0,8% sampel 30 puskesmas, dalam kejadian asam urat


puskesmas Tegowanu

masuk 10 besar dari 30 puskesmas di kabupaten Grobogan, kecamatan Tegowanu


memiliki 18 desa. data 5 besar penyakit di Rancangan One – Group Pretest-
puskesmas Tegowanu kabupaten Posttest Design (Satu Kelompok Prates-
Grobogan tahun 2013 ispa 16.873, asam Postes) merupakan rancangan desain yang
urat 6.531, terdapat pretest sebelum diberi perlakuan.
diare 4185, isba 4325 dan penyakit Dengan demikian hasil perlakuan dapat
pencernaan 2926. dalam kejadian penyakit diketahui lebih akurat, karena dapat
asam urat desa Kedungwungu masuk 5 membandingkan dengan keadaan
besar dari 18 desa dan urutan pertama sebelum diberi
dengan data penderita perbulan perlakuan.(Sugiyono,2010)
Kedungwungu 112, Cangkring 68, Bentuk rancangannya sebagai
Tunjung 32, Tegowanu
berikut :
20, Tlogomulyo 19.
T1 X T2

Keterangan :
METODE PENELITIAN

T1 : skala nyeri pada penderita asam


Penelitian ini menggunakan metode
urat sebelum dilakukan kompres
quasy eksperimen dengan rancangan One
hangat memakai jahe
– Group Pretest- Posttest Design. Dengan
T2 : skala nyeri pada pasien asam
rancangan ini peneliti akan melakukan
urat setelah dilakukan kompres
pengukuran skala nyeri pada pasien asam
hangat memakai jahe.
urat di desa Kedungwungu Kecamatan
T2-T1 : Perbedaan skala nyeri pada
Tegowanu Kabupaten Grobogan, dan
pasien asam urat setelah
melakukan pemberian kompres air hangat
dilakukan pemberian kompres
memakai jahe selama 20 menit dan setelah
hangat memakai jahe.
itu mengukur skala nyeri lagi pada pasien
X : Intervensi berupa pemberian
tersebut (Prof. Dr.
kompres hangat memakai jahe.
Sugiyono,2010). Pendekatan
Pertama-tama dilakukan
penelitian yang dilakukan bersifat
pengukuran, lalu dikenakan perlakuan
eksperimen dilakukan selama 5 hari.
untuk jangka waktu tertentu, kemudian

dilakukan pengukuran untuk ke dua karakteristik-karakteristik tertentu yang


kalinya. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono 2008,
Populasi adalah wilayah
h. 61). Populasi dalam penelitian ini adalah
generalisasi yang terdiri dari objek atau
semua pasien asam urat yang mengalami nyeri
subjek yang mempunyai kuantitas dan
di desa kedungwungu kecamatan dan garis skala nyeri. pada kompres, air
tegowanu kabupaten grobogan. peneliti bersuhu 40 – 50 C dan jahe segar 100 mg.
mengambil responden sebanyak 30 orang
Penelitian ini menggunakan uji
terdiri dari 11 laki-laki dan 19 perempuan
peringkat bertanda wilcoxon menurut
Menurut Notoatmodjo, 2002, Riwidikdo 2007 adalah :
instrumen penelitian adalah alat-alat yang
T-[n(n+1)/4]
digunakan untuk pengumpulan data.
Z = √n(n+1)(2n+1)
Instrumen penelitian ini
menggunakan cheklist. Cheklist adalah
keterangan :
suatu daftar pengecek, berisi nama subyek
dan beberapa gejala/identitas lainnya dari Z = hasil uji wilcoxon
sasaran
T = total jenjang (selisih) terkecil antara nilai
pre dengan post test

n = jumlah sampel

HASIL PENELITIAN

1. karakteristik penderita nyeri asam urat


berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.1

Distribusi penderita nyeri asam urat


berdasarkan jenis kelamin di desa
Kedungwungu Kecamatan Tegowanu
Kabupaten Grobogan tahun 2014

pengamatan. Pengamat tinggal


memberikan tanda check (  ) pada Jenis kelamin Jumlah Prosentase
penderita
daftar tersebut yang menunjukan
Laki-laki 11 36,7
adanya gejala/ciri dari sasaran
Perempuan 19 63,3
pengamatan. (Notoatmodjo 2002, h.
Total 30 100
99). Sedangkan untuk mngukur sekla
nyeri peneliti menggunakan gambar
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa desa Kedungwungu Kecamatan Tegowanu
distribusi penderita nyeri asam urat di Kabupaten Grobogan sebagian besar
berjenis kelamin perempuan yaitu Tabel 4.3
sebanyak 63,3%
Distribusi frekuensi penderita nyeri
asam urat berdasarkan skala nyeri
sebelum dilakukan kompres air
hangat memakai jahe di desa
Kedungwungu Kecamatan
Tegowanu Kabupaten Grobogan
tahun 2014
dan sebagian kecil berjenis kelamin
Skala N mean Sd min Max
laki-laki yaitu sebanyak 36,7%. nyeri
2. Karakteristik penderita nyeri asam urat Pre 30 6.00 1.716 3 8
test
berdasarkan umur

Tabel 4.2 Tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari


Distribusi penderita nyeri asam urat total 30 penderita nyeri asam urat
berdasarkan umur di desa
sebelum dilakukan tindakan kompres
Kedungwungu Kecamatan Tegowanu
Kabupaten Grobogan tahun 2014 hangat memakai jahe di desa
Kedungwungu Kecamatan Tegowanu
Kabupaten Grobogan mempunyai
umur frekuensi presentase skala nyeri rata-rata 6,00 ( nyeri

20-35 10 33.3 sedang ) dengan skala nyeri tertinggi 8


( nyeri hebat ) dan skala nyeri terkecil
36-46 8 26.7
3 (nyeri ringan).
47-61 12 40.0 4. Karakteristik penderita nyeri asam urat
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari
berdasarkan skala nyeri setelah
total 30 penderita nyeri asam urat di
dilakukan kompres hangat memakai
desa Kedungwungu Kecamatan
jahe.
Tegowanu Kabupaten Grobogan
Tabel 4.4
sebagian besar berusia 46-61 tahun
Distribusi frekuensi penderita nyeri
yaitu sebanyak 40,0% dan sebagian
asam urat berdasarkan skala nyeri
kecil berusia 36-45 tahun yaitu di desa Kedungwungu Kecamatan
Tegowanu Kabupaten Grobogan
sebanyak 26,7%.
tahun 2014
3. Karakteristik penderita nyeri asam
urat berdasarkan skala nyeri Skala N mean Sd min max
nyeri
sebelum dilakukan kompres air Post test 30 3.67 1.539 2 6
hangat memakai jahe
Tabel 4.4 menunjukan bahwa dari total 30 penderita nyeri asam urat setelah
dilakukan tindakan kompres air meringankan skala nyeri pada
hangat memakai jahe di desa pasien asam urat di desa
Kedungwungu Kecamatan Tegowanu Kedungwungu Kecamatan
Kabupaten Grobogan, mempunyai Tegowanu Kabupaten Grobogan
skala nyeri rata-rata 3,67 ( nyeri
ringan ) dengan skala tertinggi 6
( nyeri sedang ) dan skala terkecil 2 PEMBAHASAN
( nyeri ringan ).
Pada bab ini akan diuraikan tentang
5. Analisis perbedaan skala nyeri pada
pembahasan yang meliputi interpretasi dan
penderita nyeri asam urat sebelum dan
diskusi hasil dari penelitian seperti yang
sesudah dilakukan kompres hangat
telah dipaparkan dalam bab sebelumnya,
memakai jahe di desa kedungwungu
keterbatasan penelitian yang terkait dengan
kecamatan tegowanu kabupaten
desain penelitian yang digunakan dan
grobogan.
karakteristik sampel yang digunakan dan
Tabel 4.6
selanjutnya akan dibahas pula tentang
Perbedaan rata-rata skala nyeri
sebelum dan setelah dilakukan bagaimana implikasi hasil penelitian
tindakan kompres hangat terhadap pelayanan dan penelitian.
memakai jahe
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh pemberian kompres
variabel N Z P.value hangat memakai jahe untuk

Skala nyeri 30 -4.897 0.000 meringankan skala nyeri pada pasien asam
pre-post urat. jahe 100 gram yang diparut dan di
letakan diatas kain yang sudah
di celupkan pada air hangat yang
Pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa bersuhu 40-50 0C setelah itu di kompres
pada uji peringkat bertanda wilcoxon pada daerah yang nyeri selama 20 menit.
didapat bahwa nilai hasil p value Penelitian ini dilakukan 3 hari pada tanggal
0.000 (p < 0.05 ) sehingga H0 ditolak 25
disimpulkan bahwa ada pengaruh sampai 27 februari 2014.
pemberian kompres hangat memakai Pada karakteristik nyeri asam urat
jahe untuk berdasarkan jenis kelamin

didapatkan hasil bahwa dari jumlah sampel perempuan dan 36,7


30 orang yang menderita nyeri asam urat % atau 11 orang berjenis kelamin laki- laki, ini
63,3% atau 19 orang berjenis kelamin sesuai dengan teori dari kapita selekta tahun
2009 bahwa penyakit asam urat dapat yang masuk dalam tubuh terkadah tidak
diderita pria maupun wanita, pada pria sesuai dengan takaran gizi yang pas, pola
biasanya mengenai usia pertengahan makan yang tidak sehat juga
sedangkan pada wanita biasanya mempengaruhi terjadinya
mendekati usia menaupouse. dalam pria penumpukan asam urat dalam sendi yang
dan wanita terdapat hormone estrogen mengakibatkan inflamasi sehingga terjadi
tetapi jumlah hormone dipengaruhi usia, nyeri. hasil ini sesuai dengan teori kertia
hormone estrogen berfungsi membantu nyoman tahun 2009 yang mengatakan
pembuangan asam urat melalui urin. bahwa semakin bertambah umur pada
Dalam teori dari muttaqin 2008 nyeri asam wanita akan terjadi menoupouse dan
urat lebih sering pada laki-laki daripada menyebabkan hormone estrogen menurun
wanita karena pada laki-laki tidak sehingga resiko tinggi terjadi peningkatan
mempunyai hormone estrogen yang dapat asam urat dalam dan pada laki-laki
membantu pembuangan asam urat. semakin maemasuki masa dewasa lebih
Pada karakteristik nyeri asam urat lebih bertambahnya umur maka kadar
berdasarkan umur didapatkan hasil bahwa asam urat bisa menjadi tinggi. Diduga
dari jumlah sampel 30 orang sebagian hormone androgen yang meningkat
besar yang mengalami nyeri asam urat sehingga menjadikan asam urat dalam
40% berusia 47 darah tinggi.
sampai 61 tahun , 33,3% berusia 20 Dalam distribusi penderita nyeri
sampai 35 tahun dan 26,7% berusia asam urat berdasarkan skala nyeri sebelum
36 sampai 46 tahun. dengan bertambahnya dilakukan kompres hangat memakai jahe
usia pada manusia berarti semakin terdapat hasil dari seluruh jumlah 30
banyaknya makanan yang masuk kedalam responden rata-rata mengalami sklanya
tubuh, makanan nyeri 6.00 (nyeri sedang) dengan skala
tertinggi 8 ( nyeri berat ) dan skala terkecil
3 ( nyeri ringan ). Setelah dilakukan
kompres hangat memakai jahe didapatkan
hasil skla nyeri rata-rata 3.67 (nyeri
ringan ) sedangkan sekala tertinggi 6
(nyeri

sedang) dan skala terkecil 2 ( nyeri 0.000 (p < 0.05 ) sehingga H0 ditolak
ringan). pada uji peringkat bertanda disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian
wilcoxon didapat bahwa nilai hasil p value kompres hangat memakai jahe untuk
meringankan skala nyeri pada pasien asam deviasi 0,510, sedangkan pada skala stelah
urat di desa Kedungwungu Kecamatan dilakukan kompres hangat didaptkan hasil
Tegowanu Kabupaten Grobogan. dalam mean 0,02 dengan standart deviasi 0,410
melakukan kompres hangat memakai jahe sehinnga bisa ditarik kesimpulan bahwa
tidak bisa menghilangkan rasa nyeri kalau kompres hangat dapat menurunkan skala
dilakukan sekali, harus dilakukan secara nyeri pada lansia yang mengalami nyeri
rutin sampai nyeri hilang. karena reumatik.
timbulnya nyeri dipengaruhi oleh berapa jahe merupakan rempah- rempah
factor. Hasil penelitian ini sesuai dengan yang banyak ditemukan disekitar kita
hasil penelitian yang dilakukan oleh Mery khususnya di desa kedungwungu
Fanada Widyaiswari Muda dengan judul kecamatan tegowanu kabupaten grobogan,
pengaruh kompres hangat dalam harga jahe yang relative terjangkau
menurunkan skala nyeri pada lansia yang membuat penetili tertarik untuk meneliti
mengalami nyeri rematik di anti sosial manfaat jahe yang hasilnya berguna untuk
Tresna W edha teratai Palembang pada masyarakat di desa kedungwungu. jahe
tahun 2012 dengan metode pre eksperimen sering di gunakan masyarakat didesa
pre-post only desaign dengan uji T-test kedungwungu untuk meredakan rasa perut
jumlah responden 20 orang, tingkat yang tidak nyaman seperti kembung.
signifikasi 0,000 (p value < 0,05) sesuai juga dengan teori bahwa kandungan
menunjukkan adanya perbedaan skala jahe bermanfaat untuk mengurangi nyeri
nyeri yang signifikan antara sebelum dan pada asam urat karena jahe memiliki sifat
sesudah dilakukan kompres hangat. pedas, pahit dan aromatic dari olerasin
Diperoleh mean sebelum dilakukan seperti zingeron, gingerol dan shogaol.
kompres hangat 2,45 dengan standar olerasin memiliki potensi anti inflamasi,
analgetik dan antioksidan yang kuat.
kandungan air dan minyak tidak menguap
pada jahe berfungsi sebagai enhancer yang
dapat meningkatkan permeabilitas olerasin
menembus kulit tanpa menyebabkan

iritasi atau kerusakan hingga ke sirkulasi Prostaglandin itu sendiri adalah suatu senyawa
perifer ( swarbrick dan boylan, 2002) jahe dalam tubuh yang merupakan mediator nyeri
mengandung olerasin atau zingerol yang dari radang atau inflamasi, ia terbentuk dari
dapat menghambat sintesis prostlaglandin asam arakidunat pada sel-sel tubuh dengan
sehingga nyeri reda atau radang berkurang. bantuan enzim cyclooxygenase ( COX
) dengan menghambat pada COX maka 1. karakteristik skala nyeri pada pasien asam
prostlaglandin tidak terbentuk. urat berdasarkan umur menunjukkan
kompres air hangat juga dapat bahwa penderita nyeri asam urat di desa

meningkatkan aliran darah untuk Kedungwungu Kecamatan Tegowanu


Kabupaten Grobogan sebagian besar yang
mendapatkan efek analgesic dan
mengalami nyeri berusia 46-61 tahun yaitu
relaksasi otot sehingga proses
sebanyak 40,0% dan sebagian kecil
inflamasi berkurang.
berusia 36-45 tahun yaitu sebanyak 26,7%.
(lemone&Burke,2010), kompres dilakukan
2. penderita nyeri asam urat berdasarkan
pada penderita nyeri asam
skala nyeri sebelum dilakukan kompres
urat karena dapat mengurangi hangat memakai jahe menunjukkan bahwa
nyeri, menambah rata-rata pasien yang mengalami nyeri
kelenturan sendi, mngurangi berskala 6,00 ( nyeri sedang ) dengan skala
penekanan atau kompresi dan nyeri pada nyeri tertinggi 8 ( nyeri hebat ) dan skala
sendi, melemaskan otot dan nyeri terkecil 3 (nyeri ringan).

melenturkan jaringan ikat 3. penderita nyeri asam urat setelah


dilakukan kompres hangat memakai
(junaidi,2008)
jahe didapatkan hasil pada uji peringkat
bertanda wilcoxon didapatkan bahwa
KESIMPULAN ada pengaruh pemberian kompres
hangat memakai jahe untuk
Simpulan hasil penelitian dan interpretasi
meringankan skala nyeri pada pasien
data dapat diuraikan sebagai berikut :
asam urat di desa Kedungwungu
Kecamatan Tegowanu Kabupaten
Grobogan.

SARAN

1. Bagi instansi kesehatan diharapkan


agar lebih memperkenalkan manfaat
jahe di masyarakat sehingga
masyarakat dapat memanfaatkan jahe
untuk kesehatan dan dapat
merasakan

manfaat secara optimal. khususnya menggunakan jahe sebagai terapi


instansi kesehatan di desa kedungwungu komplementer untuk menurunkan penyakit
diharapkan petugas kesehatan setempat
nyeri akibat asam urat ataupun Francis H. McCrudden, 2010, Uric Acid.
osteoarthritis dan penyakit lainnya. Penterjemah Suseno Akbar,
Salemba

2. bagi profesi keperawatan http://ayibiomed.blogspot.com/2010/12/ko


mpres-hangat-dan-kompres-
bagi tenaga kesehatan untuk dapat dingin_7323.html
menggunakan terapi jahe untuk menangani
http://cariobat.blogspot.com
pasien nyeri akibat asam urat sehingga
kasus nyeri asam urat dapat menurun. http://kautsarku.wordpress.com/2010/06/0
6/analisis-kandungan-dan-khasiat-
3. bagi peneliti jahe-bagi-kesehatan-tubuh.
dengan semakin meningkatnya nyeri
http://maulanusantara.wordpress.com
pegal-pegal atau kram akibat penyakit
http://usmanhungkul.wordpress.com
asam urat maka perlu diperhatikan
pengobatan herbal yang dibuat sendiri http://www.bintangmawar.net
dengan memanfaatkan jahe. Supaya http://www.dinkesgrobogan.co.id
peneliti bisa lebih mengembangkan jahe
Junaidi. (2008). Ramatik dan Asam Urat. PT:
untuk terapi kesehatan lainnya, misal Bhuana Ilmu Populer Kelompok
untuk darah tinggi, penyakit diabetes dan Gramedia. Jakarta.
diit alami. Kertia Nyoman, 2009, Asam urat. Kartika
Media: Yogyakarta

Kurniawati nia. 2010.Ssehat & Cantik Alami


Berkat Khasiat Bumbu Dapur. Bandung:
DAFTAR PUSTAKA Qanita

Brunner & Suddarth. (2010). Keperawatan Lemone & Burke, (2010). Medical Surgical
Medikal Bedah. Jakarta : EGC Nursing; Critical Thinking in Client
Care, Third Edition, California :
Carpenitto, Lynda Juall. (2009). Buku Saku Addison Wesley Nursing
Diagnosa Keperawatan. Alih bahasa :
Monica Ester, Edisi 8. EGC Lukman, Ningsih, Nurna. 2009. Asuhan
: Jakarta. Keperawatan Pada Klien Dengan
Gangguan Sistem Muskuloskeletal.
Fakultas Kedokteran UI. Kapita Selekta Jakarta : Salemba Medika.
Kedokteran. Edisi 3 Jilid 1. Jakarta:
Media Aesculapius, 2009. Moh. Nazir. Ph.D, 2005, Metode Penelitian.
Ghalia Indonesia. Bogor.

Muttaqin, Arif. 2008. Buku Aajar Asuhan


Keperawatan Klien Gangguan
Muskuloskeletal. Jakarta : EGC.

Notoatmodjo S. 2002. metodelogi penelitian


kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Potter, P.A, Perry, A.G.Buku Ajar Potter, P.A, Perry, A.G.Buku Ajar Fundamental
Fundamental Keperawatan : Konsep, Keperawatan : Konsep, Proses, dan
Proses, dan Praktik.Edisi 4.Volume 2. Praktik.Edisi 4.Volume 2.Alih Bahasa :
Renata Komalasari,dkk.Jakarta:EGC.2010
Smeltzer, SC. Bare, BG. (2010). Buku Ajar
Prasetyo, Bambang dan Jannah, Lina Miftahul. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8,
2010. Metode Penelitian Kuantitatif: EGC. Jakarta.
Teori dan Aplikasi. Rajawali Pers.
Jakarta. Sudirto, 2010. fundamental of nursing.jakarta :
saduran
Puspitasari, Ika.2010. Jadi Dokter Untuk Diri
Sendiri. Bandung:Miazan Utama Sugiyon. 2010. Metode penelitian Kuantitatif
Pustaka Utama; 2009. Kualitatif dan R&D, Penerbit
ALFABETA
Riwidikho H. 2008 .statistik kesehatan.
jogyakarta : mitra cedikia press Sustrani, L., S. Alam., dan I. Hadibroto.
Asam Urat. Jakarta : PT Gramedia

Utami prapti. 2011. Tanaman Obat Untuk


Mengatasi Reumatik dan Asam urat.
Jakarta: agromedia pustaka

World Health Organization. WHO. (2010). A


Tabulation Of Available Data On The
Frequency and Mortality Of
Rheumatology and gout (Bone and Joint
Decade). Geneva.
KOMPRES AIR RENDAMAN JAHE DAPAT MENURUNKAN NYERI PADA
LANSIA DENGAN ASAM URAT DI DESA CENGKALSEWU KECAMATAN
SUKOLILO
KABUPATEN PATI

Siti Dina Ita Purnamasari1, Anita Dyah Listyarini2


Program Studi S1 Keperawatan Stikes Cendekia Utama Kudus
Email: anitahapsoro@yahoo.co.id

ABSTRAK

Asam urat penyakit akibat deposisi kristal monosodium urat pada jaringan atau akibat
super- saturasi asam urat didalam cairan ekstraseluler. Tindakan nonfarmakologis untuk
penderita asam urat diantaranya adalah kompres hangat dengan air rendaman jahe.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kompres air rendaman jahe dalam
menurunkan skala nyeri pada penderita asam urat di desa Cengkalsewu. Penelitian ini
quasy eksperiment dengan desain pre test and post test nonequivalent control group.
Jumlah sampel 62 responden. Tek- nik pengambilan sampel total sampling. Hasil uji
Wilcoxon dan Mann-Whitney didapatkan nilai p value = 0,000 hasil nilai p value < 0,01
dengan kesimpulan ada pengaruh kompres air rendaman jahe terhadap penurunan skala
nyeri rata-rata nyeri turun 5,35 pada lansia asam urat di Desa Cengkalsewu.

Kata Kunci : kompres air rendaman jahe, asam urat, penurunan skala nyeri, lansia.

ABSTRACT

Gout disease due to deposition crystalline monosodium the nerves on tissue or resulting
supersaturasi uric acid in a liquid extracellular.The act of nonfarmakologis to patients
uric acid of them are compress warm with water marinade ginger.The purpose of this
research to know the influence of compress water marinade ginger in lowering scale pain
in people with uric acid in the village cengkalsewu.This research quasy eksperiment with
the design pre test and post test nonequivalent control group.The sample of the 62
respondents.Technique the sample collection total of sampling.Test results wilcoxon and
mann-whitney obtained value p value = 0,000 the results of value p value & lt; 0.01 by
inference is influence compress water marinade ginger to a decrease in scale pain the
average pain down 5.35 in elderly uric acid in the village cengkalsewu.

Keyword :Urid Acid/Gout, Pain, Warm Water Immersion Ginger Compress


LATAR BELAKANG
Sakit asam urat atau gout adalah serangan radang persendian yang berulang,
yang disebabkan oleh deposit atau penimbunan kristal asam urat di dalam
persendian. Bagian tubuh yang terkena terutama adalah bagian sendi yang berada
pada ujung tubuh seperti ibu jari kaki. Sedangkan sasaran lainnya adalah sendi
pada siku, lutut, pergelangan kaki dan tangan, atau bahu. Sendi adalah
penghubung antara dua tulang atau lebih yang memungkinkan terjadinya gerakan.
Tingkat dan jenis gerakan yang dapat dilakukan tergantung pada struktur
sendinya. Sendi-sendi utama seperti pinggul, lutut dan siku mudah mengalami
keausan dan regangan yang tetap, sehingga umumnya bisa terjadi
ketidaknyamanan setiap saat. Namun, nyeri yang hebat berupa pembengkakan
atau pembatasan gerakan adalah sebagai akibat dari kerusakan tulang atau
jaringan lunak karena cedera, dan adanya kelainan pada sendi atau sistem rangka
(Lanny et al., 2007).
Lokasi persendian yang terkena terutama sendi-sendi kecil yaitu sendi jari
tangan dan jari kaki. Bila kristal urat tertimbun pada jaringan di luar sendi maka
akan membentuk “tofi” atau topus yaitu benjolan bening dibawah kulit yang berisi
kristal urat, kristal urat ini juga dapat menyebabkan timbulnya batu asam urat
(batu ginjal). Penyakit Gout lebih sering menyerang pria dibandingkan wanita
dengan perbandingan hampir 90-95% menyerang pria, dan sisanya menyerang
wanita terutama wanita yang menopause atau usia diatas 50 tahun (Handriani,
2011).
Asam urat terjadi sebagai akibat deposisi kristal monosodium urat pada
jaringan atau supersaturasi asam urat didalam cairan ekstraseluler. Terdapat dua
faktor risiko seseorang menderita artritis gout, yaitu faktor yang tidak dapat
dimodifikasi dan faktor yang dapat dimodifikasi. Faktor risiko yang tidak dapat
dimodifikasi adalah usia dan jenis kelamin, sedangkan faktor risiko yang dapat
dimodifikasi adalah terkait dengan pengetahuan, sikap dan perilaku penderita
mengenai artritis gout/kadar asam urat, dan penyakit-penyakit penyerta lain
seperti diabetes melitus (DM), hipertensi, dan dislipidemia yang membuat
individu tersebut memiliki risiko lebih besar untuk terserang penyakit arthritis
gout (Utami, 2009).
Prevalensi asam urat di Indonesia menduduki urutan kedua setelah
osteoartritis. Prevalensi asam urat pada populasi di USA diperkirakan
13,6/100.000 penduduk, sedangkan di Indonesia sendiri diperkirakan 1,6-
13,6/100.000 orang, prevalensi ini meningkat seiring dengan meningkatnya umur
(Misnadiarly, 2007). Menurut jurnal International Research Journal Of Pharmacy
(2013), menyebutkan bahwa salah satu penatalaksanaan asam urat atau nyeri
sendi yaitu dengan kompres hangat dengan durasi 20 menit selang 2 minggu
rutin. Pada keperawatan komplementer ada terapi herbal dimana tidak ada bahan
farmakologi yang digunakan. Jahe mempunyai banyak khasiat yaitu dapat
menurunkan rasa nyeri pada penyakit nyeri sendi atau asam urat. Banyaknya
penelitian tentang manfaat dan khasiat jahe yang terbukti ampuh untuk
meredakan/menurunkan skala nyeri asam urat/nyeri sendi, maka jahe digunakan
sebagai kompres pada penderita asam urat atau nyeri sendi (Tim Lentera, 2015,
p.2). Efek farmakologis pada jahe adalah jahe memiliki rasa pedas dan
panas, berkhasiat sebagai antihelmintik, antirematik, dan pencegah masuk angin
(Utami, 2005). Khusus sebagai obat, khasiat jahe sudah dikenal turun-temurun
diantaranya sebagai pereda sakit kepala, batuk, masuk angin. Jahe juga kerap
digunakan sebagai obat untuk meredakan gangguan saluran pencernan, rematik,
obat antimual dan mabuk perjalanan, kembung, kolera, diare, sakit tenggorokan,
difteri, penawar racun, gatal digigit serangga, keseleo, bengkak serta memar. Efek
panas pada jahe inilah yang meredakan nyeri, kaku dan spasme otot pada asam
urat. Jahe juga dapat digunakan
20
untuk mengobati luka lecet dan luka tikam karena duri atau benda tajam, atau
karena jatuh, dan luka digigit ular juga dapat disembuhkan (Paimin, et al, 2006).
Senyawa jahe merah akan bertahan dalam air selama 5 menit saat penguapan dari
panas dan pedas yang dikeluarkan (Tim Lentera, 2015).
Perbedaan kompres air biasa hangat dan kompres air rendaman jahe yaitu
dimana kompres air biasa hangat hanya efek panas saja yang didapatkan,
sedangkan pada kompres air rendaman jahe terdapat efek panas serta rasa pedas
sehingga mampu menurunkan skala nyeri yang memang jelas berbeda dengan
yang ditimbulkan oleh kompres air biasa hangat (Tim Lentera, 2015). Kompres
jahe dapat menurunkan nyeri asam urat, kompres jahe merupakan pengobatan
tradisional atau terapi alternatif untuk mengurangi nyeri asam urat. Kompres jahe
memiliki kandungan enzim siklo-oksigenasi yang dapat mengurangi peradangan
pada penderita asam urat, selain itu jahe juga memiliki efek farmakologis yaitu
rasa panas dan pedas (zingerol dan oleoresin tinggi), dimana senyawa ini dapat
meredakan rasa nyeri, kaku, dan spasme otot atau terjadinya vasodilatasi
pembuluh darah, manfaat yang maksimal akan dicapai dalam waktu 20 menit dan
setiap 5 menit mengganti air rendamannya. (Paimin, et al, 2006).
Berdasarkan data survey pendahuluan dengan wawancara 5 responden
didapatkan hasil bahwa dari keluhan yang disampaikan pada dasarnya sama yaitu
rasa nyeri sendi (asam urat) pada area lutut, namun yang membedakan hanya pada
skala nyeri yang dirasakan oleh responden. Kejadian itu terjadi berulang setiap
malam akan tidur, juga setelah melakukan aktivitas. Klien juga mengatakan bahwa
ketika nyeri tersebut mulai terasa maka klien mengatasi nyerinya dengan
mengonsumsi obat (obat asam urat dan analgetik) yang diberikan oleh pegawai
kesehatan Puskesmas tersebut dan tanpa disertai dengan terapi herbal rutin untuk
mengurangi skala nyeri yang mereka rasakan, misalnya kompres dengan air
rendaman jahe, oleh karena itu peneliti akan melakukan teknik keperawatan
komunitas dengan tindakan eksperimen berupa terapi komplementer herbal yaitu
bahan jahe dalam menurunkan skala nyeri lansia dengan asam urat. Hal ini
dikarenakan penyakit degeneratif yang diderita lansia sehingga faktor inilah yang
mendasari penyakit asam urat juga disertai dengan aktivitas berlebihan yang
dilakukan oleh lansia setiap harinya.
Pengobatan non farmakologis sangat efektif dilakukan untuk mengurangi
rasa nyeri yang timbul pada asam urat. Menurut peneliti belum ada yang meneliti
secara ilmiah khususnya di Desa Cengkalsewu. Sehingga dari uraian latar
belakang inilah yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang kompres air rendaman jahe yang dapat digunakan untuk menurunkan
skala nyeri pada penyakit sendi khususnya asam urat.

METODE
Jenis penelitian ini merupakan quasy eksperiment dengan desain pre test and
post test nonequivalent control group. Jumlah sampel dalam penelitian ini
sebanyak 62 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total
sampling. Untuk menganalisa data penelitian menggunakan uji Wilcoxon dan
Mann-Whitney. Peneliti melakukan terapi kompres durasi 20 menit/responden, yaitu
2100ml air untuk 6 orang responden (5 menit) kemudian air kompres diganti
dengan yang baru lalu diberikan pada 6 responden lain dan begitu seterusnya
selang 14 hari dilakukan sehari sekali bagi kelompok perlakuan dengan dibantu 10
pembantu perawat (Enumerator). Kemudian responden dilakukan observasi
wawancara untuk skala nyeri setelah aplikasi kompres.
21
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Skala nyeri pre dan post (kelompok eksperimen)

Tabel 1
Distribusi Frekuensi Pengaruh Kompres Air Rendaman Jahe Terhadap
Penurunan Skala Nyeri Pada Lansia Dengan Asam Urat di Desa
Cengkalsewu (n=62)

Variabel Mean SD SE Min-Max


Skala nyeri
(pre) 7,48 0,851 0,153 6-9
Skala nyeri
(post) 2,13 0,806 0,145 1-3

2. Skala nyeri pre dan post (kelompok kontrol)

Tabel 2
Distribusi Frekuensi Pengaruh Kompres Air Rendaman Jahe Terhadap
Penurunan Skala Nyeri Pada Lansia Dengan Asam Urat di Desa
Cengkalsewu (n=62)

Variabel Mean SD SE Min-Max


Skala nyeri
(pre) 7,97 1,354 0,243 6-10
Skala nyeri
(post) 5,52 1,029 0,185 4-8

3. Uji Normalitas
Tabel 3
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
Statistic Df Sig.
Pre Test Treatment .263 31 .000
Post Test Treatment .247 31 .000
Pre test kontrol .182 31 .010
Post test kontrol 208 31 .001

Nilai p = 0,000 sehingga p < 0,01 bisa disimpulkan bahwa nilai


signifikasi dari Kolmogorov-Smirnov kurang dari 0,01 sehingga data
menjadi tidak normal lalu peneliti menggunakan uji nonparametrik wilcoxon
test dan mann withney test, untuk mengetahui adanya pengaruh treatment
dari penelitian ini.

22
4.
Uji Wilcoxon Signed Ranks Test
Tabel 4
Untuk Mengetahui Penurunan (Rank) Saat Pre Dan Post Pada Kelompok
Treatment Dan Kelompok Kontrol
Variabel N Negatif Rank Positive Ranks Ties P-value
Pre-post
(treatment 31 0a 31b 0c 0,000
)
Pre-post 31 0a 9b 2c 0,000
(kontrol)

5.
Uji Mann-Whitney
Tabel 5
Untuk Mengetahui Perbedaan Post Treatment Dan Post Kontrol
P-
value
Variabel N Mann-W Wilcoxon
Pre (treatment-kontrol) 31 383.500 879.500 0,157
Post (treatment-kontrol) 31 0,000 496.000 0,000

Pengaruh ini diuji dengan uji nonparametrik wilcoxon test dan mann withney
test, didapatkan nilai p = 0,000, sehingga diketahui bahwa nilai p < 0,01, maka
dapat disimpulkan ada pengaruh kompres air rendaman jahe terhadap penurunan
skala nyeri pada lansia dengan asam urat di Wilayah Kerja Puskesmas
Cengkalsewu.
Hasil penelitian dari 31 responden kelompok treatment menggunakan uji
wilcoxon signed ranks test dimana hasilnya yaitu skala nyeri pada 31 sampel
mengalami penurunan dibuktikan pada keterangan positive ranks = 31b.
Berdasarkan hal inilah disimpulkan bahwa pada semua kelompok treatment
mengalami penurunan skala nyeri setelah diberikan treatment (obat dan kompres
air rendaman jahe). Sedangkan pada sampel 31 responden kelompok kontrol
ditemukan 29 yang mengalami penurunan (positive ranks) dan 2 responden yang
tetap (ties) dengan intervensi obat saja tanpa terapi kompres. Didapatkan nilai p =
0,000, nilai p < 0,01, maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak atau ada pengaruh
kompres air rendaman
jahe terhadap penurunan skala nyeri pada lansia dengan asam urat di Wilayah Kerja
Puskesmas Cengkalsewu. Sedangkan hasil perhitungan statistik berdasarkan hasil
uji mann withney test, diperoleh saat pre (treatment-kontrol) nilai p > 0,01 jadi
disini pada saat pre (sebelum treatment) tidak ada perbedaan. Sedangkan untuk
post (treatment-kontrol) nilai p < 0,01 berarti terdapat perbedaan. Dari perbedaan
inilah maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh kompres air rendaman
jahe terhadap penurunan skala nyeri pada lansia dengan asam urat.
Penanganan yang sering dilakukan untuk mengurangi nyeri asam urat
umumnya dilakukan dengan memakai obat, yaitu kelompok salisilat dan
kelompok obat anti inflamasi nonsteroid. Obat-obat non opioid kerap kali untuk
penanganan nyeri, khususnya pada tahap dalam program terapi. Salah satu efek
yang serius dari obat anti inflamasi nonsteroid adalah pendarahan saluran cerna.
Risiko tersebut akan semakin besar dengan semakin tingginya dosis, pemakaian
campuran, dan tingginya usia penderita (Smeltzer & Bare, 2001).

Secara non farmakologis dikenal pula beberapa cara untuk menghilangkan gejala
23
nyeri akibat peradangan pada penderita asam urat, bisa dengan pengobatan dalam
atau pengobatan luar. Pengobatan dalam, biasanya digunakan beberapa jenis
tanaman yang mampu menghambat perombakan matrik ekstraseluler serta
menstimulasi ekspresi beberapa asosiasi gen penyusun kartilago seperti kolagen.
Cara ini dapat menghilangkan rasa nyeri dan menaikkan sirkulasi darah yang akan
mengurangi inflamasi. Penanganan non farmakologis kini sudah mulai dilirik
masyarakat banyak karena sangat mudah untuk dipraktekkan dan tidak
mengeluarkan biaya yang mahal. Penanganan non farmakologis juga tidak
memiliki efek samping yang berbahaya seperti penanganan farmakologis (Monks
& Knoers, 2005).
Salah satu penanganan non farmakologis dalam penyembuhan penyakit
asam urat yaitu dengan terapi komplementer. Terapi komplementer bersifat terapi
pengobatan alamiah diantaranya adalah dengan terapi herbal, terapi nutrisi,
akupuntur dan akupresur, relaksasi progresif, meditasi, homeopati, aromaterapi,
terapi bach flower remedy, dan refleksiologi, terapi es dan panas, teknik relaksasi,
distraksi, biofeedback, hipnosis diri. Jenis obat yang digunakan dalam terapi
herbal yang dapat mengobati berbagai penyakit diantaranya asam urat, nyeri haid,
reumatik, infeksi kandung kemih, asma, masuk angin, sembelit, dan lainnya
dengan Jahe (Zingiber Officinale Rosc), Buah Sirsak/Daun sirsak (Annona
Muricata L.), Buah Manggis (Garcinia Mangostana L.), Kumis Kucing
(Orthosipon Aristatus), Temulawak (Curcuma Xanthorrhiza), (Nuraini, 2011).
Setelah pemberian terapi kompres air rendaman jahe terhadap responden
yang menderita asam urat selama 14 hari dengan bantuan 10 pembantu perawat
(Enumerator), responden mengatakan merasa lebih nyaman dan sakit yang
dirasakan merasa lebih berkurang. Pemberian kompres air rendaman jahe yang
diberikan pada responden dilakukan selama 14 hari karena menurut Synder (2002)
terapi komplementer akan terlihat hasilnya jika diberikan dalam waktu satu
minggu (Shabella, 2011). Senyawa yang terkandung dalam jahe memiliki sifat
anti inflamasi. Ekstrak gingerol mempunyai aktivitas penghambat yang kuat
terhadap pelepasan histamine dan sintesis prostaglandin E2 sebagai mediator
inflamasi dan ekstrak oleoresin dari jahe juga mempunyai efek meredam nyeri
yang terjadi pada penyakit asam urat.
Kompres hangat bagian dari teknik stimulasi kutaneus yang merupakan salah
satu intervensi non farmakologi dalam penanganan nyeri. Teknik stimulasi
kutaneus dapat dapat mengatasi nyeri karena menurun kan persepsi dengan
stimulasi nyeri yang di transmisikan ke otak (Smelzer & Bere, 2001). Stimulasi
kulit yang dilakukan untuk menghilangkan nyeri. Mandi air hangat, kompres, dan
stimulasi syaraf elekrik transkutan merupakan langkah-langkah sederhana dalam
upaya menurunkan skala nyeri (Potter & Perry, 2009).
Asam urat adalah suatu penyakit autoimun dimana pada lapisan persendian
mengalami peradangan sehingga menyebabkan rasa nyeri, kekakuan, kelemahan,
kemerahan, bengkak dan panas. Asam urat merupakan penyakit inflamasi sistemik
kronis yang menyerang beberapa sendi, sinoviom adalah bagian yang terjadi pada
proses peradangan yang menyebabkan kerusakan pada tulang sendi (Khitchen,
2011). Asam urat merupakan salah satu penyakit yang paling banyak dijumpai
dalam masyarakat dan merupakan salah satu kelompok penyakit yang selalu
ditemukan dalam praktik dokter umum, penyakit ini ada yang menyerang sendi
dan ada pula yang hanya menyerang jaringan disekitar sendi (Dalimartha, 2008).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh I Komang
Agus Nopik W (2013) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan

24
(p-value 0,026 < α (0,05) pengaruh pemberian rebusan daun sirsak terhadap nyeri
pada penderita gout di kelurahan genuk barat kecamatan ungaran barat kabupaten
semarang. Penelitian yang dilakukan Devi Susanti (2014) p-value sebesar 0,001
yang membuktikan adanya pengaruh kompres hangat jahe terhadap penurunan
skala nyeri artritis remhatoid pada lansia di pstw kasih sayang ibu batu sangkar
tahun 2014, hal ini ditunjukkan dengan nilap p-value 0,000 < 0,05.
Menurut asumsi peneliti penurunan skala nyeri pada pasien yang diberikan
kompres air rendaman jahe tergantung pada masing-masing lansia. Lansia yang
mampu berrespon dengan baik terhadap kompres air rendaman jahe yang
diberikan akan mengalami penurunan yang lebih tinggi dibandingkan lansia yang
tidak mampu. Hal ini sesuai dengan mekanisme gate control, dimana kurangnya
konsentrasi menyebabkan pintu gerbang yang mentransmisikan nyeri, sehingga
sampai stimulus nyeri ke otak yang seharusnya berkurang akibat kompres
stimulasi kutaneus. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, peneliti berpendapat
bahwa selama kompres air rendaman jahe dilakukan pada lansia, tidak semua
lansia mampu berkonsentrasi terhadap kompres air rendaman jahe yang diberikan,
meskipun telah mendapat penjelasan yang jelas dari peneliti. Keefektifan stimulasi
kutaneus tergantung pada kemampuan lansia untuk menerima input sensori selain
nyeri.
Berdasarkan hasil uraian diatas dapat diartikan bahwa pemberian kompres air
rendaman jahe terbukti mampu menurunkan skala nyeri pada lansia dengan asam
urat di Desa Cengkalsewu.

SIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil uji Wilcoxon dan Mann-Whitney didapatkan nilai p value
= 0,000 sehingga diketahui bahwa nilai p value < 0,01, maka dapat disimpulkan
ada pengaruh kompres air rendaman jahe terhadap penurunan skala nyeri 5,35
pada lansia dengan asam urat di Desa Cengkalsewu. Penelitian dapat digunakan
atau diaplikasikan oleh perawat terhadap klien dengan asam urat yang mengalami
kekambuhan nyeri. Rekomendasi pada penelitian ini yaitu, kiranya kompres air
rendaman jahe dapat diterapkan pada penderita asam urat secara mandiri di
rumah.

DAFTAR PUSTAKA
Adib, M. 2011. Pengetahuan Praktis Ragam Penyakit Mematikan Yang Paling
Sering Menyerang Kita. Buku Biru: Yogyakarta.
Arikunto, S. (2006.2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka
Cipta: Jakarta.
Dahlan, S. (2012). Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Salemba Medika:
Jakarta
Damayanti, D. (2012). Panduan Lengkap Mencegah Dan Mengobati Asam Urat.
Yogyakarta: penerbit.
Dalimartha, S. (2008). Herbal Untuk Pengobatan Gout Reumatik. Jakarta: Penebar
Swadaya
Depkes. (2013). Riset Kesehatan Daerah. Depkes RI: Jakarta.
Depkes. (2013). Buletin Jendela Data Dan Informasi Kesehatan. Kementerian
Kesehatan RI: Jakarta.
Devi, Indriasari. (2009). 100% Sembuh Tanpa Dokter. Pustaka Grahatama:
Yogyakarta.
25
Efendi, Ferry & Makhfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori
dan Praktik Dalam Keperawatan. Penerbit Salemba Medika: Jakarta.
Handriani. (2011). Buku Ajar keperawatan Medikal Bedah (Edisi 8). (Vol 3).
EGC: Jakarta.
Hensen, Putra TR. (2007). Hubungan Konsumsi Purin Dengan Hiperurisemia
Pada Suku Bali Di Daerah Pariwisata Pedesaan. Journal Penyakit Dalam.
Edisi 8, p.1-7.
Hidayat, A. Aziz Alimul. (2007.2012). Metode Penelitian Keperawatan dan
Teknik Analisis. Ed. 01. Salemba Medika: Jakarta.
Junadi, I. (2012). Rematik dan asam urat. PT.Bhuana Ilmu Populer: Jakarta
Kelana Dharma Kusuma. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan. Selemba
Medika: Jakarta.
Kertia, dr. Nyoman. (2009). Asam Urat. PT. Bentang Pustaka: Yogyakarta.
Kozier & Erb’s. (2008). Fundamental Of Nursing: Consept, Process And
Practice, Ed. Pearson Edukacion, Inc: New Jersey.
Lanny, Sustrani, et al,. (2007). Buku VitaHealth Asam Urat. PT. Gramedia Pustaka
Utama: Jakarta.
Maryam. K (2008). Mengenal Usia Lanjut. Salemba Medika, Jakarta.
Maryam, R. Siti, et al,. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Salemba
Medika: Jakarta.
Messwati, D.E. (2006). Asam urat. Agromedia pustaka: Jakarta.
Misnadiarly. (2007). Asam Urat – Hiperurisemia - Arthritis Gout, 2012: 9 – 92.
Pustaka Obor Populer: Jakarta.
Monks & Knoers. (2005). Terapi asam urat. Jakarta : PT.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2011). Metodologi Penelitian Kesehatan. Ed. 3. PT.
Rineka Cipta: Jakarta .
Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Promosi Kesehatan Teori & Aplikasi. Rineka
Cipta: Jakarta.
Nugroho, H. Wahjudi. (2012). Keperawatan Gerontik & Geriatrik Edisi 3. EGC :
Jakarta.
Nuraini. (2011). Aneka manfaat buah dan sayuran. Yogyakarta : Andi.
Paimin F dkk,. (2006). Budidaya, Pengolahan, Perdagangan Jahe. EGC : Jakarta.
Pedoman Penyusunan Rencana Aksi Percepatan Pencapaian Tujuan MDGs Di
Daerah (RAD MDGs). Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/
BPPN TAHUN (2015).
Potter, Paricia A. Dan Perry Griffin Anne. (2005). Fundamental Keperawatan :
Konsep, Proses dan Praktik Edisi 4 Volume 1. Alih Bahasa Komalasari, dkk.
EGC: Jakarta.
Potter, Paricia A. Dan Perry Griffin Anne. (2009). Fundamental Of Nursing Nursing
Konsep, Prose, Dan Praktik. EGC: Jakarta.
Price, S. A., & Wilson, L. M. (2006). Patofisiologi konsep klinis proses - proses
penyakit (6 ed. Vol. 2). Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
Price. A, S et al.( 2006). Patofisiologi. EGC: Jakarta
Priyo, H. Sutanto. (2007). Analisis Data Kesehatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia. Jakarta.
Profil Kesehatan Puskesmas Cengkalsewu. (2014). Pati dikutip 25 Januari 2015
Riwidikdo, Handoko. (2009). Statistik Kesehatan. Mitra Cendekia Press:
Yogjakarta. Sandjaya, H. (2012). Buku Sakti Pencegah dan Penangkal Asam Urat.
Mantra Books:
Yogyakarta.
26
Shabella R. (2011). Terapi Jahe. Jogolanan Klaten : Galmas Publisher.
Smeltzer & Bare. (2001). Keperawatan medikal bedah (Alih Bahasa : Agung Waluyo).
Edisi 8. EGC. Jakarta.
Smeltzer. S. C & Bare, B. G, (2004). Brunner & Suddarth’s. Texbook Of Medical
Surg ical Nursing Vol 1. Jakarta : EGC
Sugiyono. (2008.2010). Statistik Untuk Penelitian. Alfabeta : Bandung.
Suiraoka, I. (2012). Penyakit Degeneratif. Nuha Medika: Yogyakarta.
Sujarweni, V. Wiratma. (2014). Metodologi Penelitian. Pustaka Baru Press:
Yogjakarta.
Supardi, Sudibyo. (2013). Metodologi Riset Keperawatan. Tim: Jakarta.
Susanto. (2009). Penanggulangan Penyakit Rematik. Jakarta.
Tamher. H . (2009). Psikologi untuk mahasiswa keperawatan. Trans Info: Jakarta.
Tamsuri. A .( 2012). Konsep & Penatalaksaan Nyeri. EGC: Jakarta.
Tim Lentera. (2015). Khasiat dan manfaat jahe. AP. Agro Media Pustaka: Jakarta.
Utami et al. (2005). Tanaman Obat Untuk Mengatasi Nyeri Rematik & Asam Urat.
Agromedia Pustaka: Jakarta.
Utami P. (2009). Solusi Sehat Asam Urat dan Rematik. Agromedia Pustaka: .
Jakarta. Weaver, A. L., Edwards, N. L., & Simon, L. S. (2010). The gout clinical
companion:The latest evidence and patient support tools for the primary care
physician. The France Foundation: an educational grant fromTakeda
Pharmaceuticals North
America, Inc.
Yatim F. (2012). Penyakit tulang dan persendian. Pustaka Populer Obor: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai