Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nungky Dwi Purwaning Putri

NIM : P1337420715001

MANAJEMEN GIGITAN ULAR

A. Pengertian
Gigitan ular merupakan suatu keadaan yang dikarenakan oleh gigitan ular
yang berbisa. Adapun secara garis besar jenis ular yang berbisa bisa
dikelompokkan ke dalam 3 kelompok yaitu Colubridae (Boiga
dendrophilia, Mangroce cat snake, dan lain sebagainya) Elapidae
(Sumatran spitting cobra, Blue coral snake, King cobra, dan lain
sebagainya) Viperidae (Sumatran pit viper, Borneo green pit viper, dan
lain sebagainya).
Gambaran klinis gigitan ular :
 Umumnya gigitan ular tidaklah beracun, misalnya saja ular air,
sehingga hanya perlu tata laksana yang sederhana. Akan tetapi jika
jenis ular yang menggigit tidak diketahui, maka alangkah baiknya
segera dilakukan sebuah upaya pencegahan yaitu dengan Serum
Anti Bisa buat Ular Polivalen. Kemungkinan tersebut dicurigai jika
ada riwayat pernah digigit ular.
 Penderita gigitan ular mungkinAkan tampak kebiruan, Pingsan,
Mengalami kelumpuhan, Menderita sesak nafas

B. Penanganan :
1. Cegah gigitan sekunder atau adanya korban kedua. Ular dapat terus
mengigit dan menginjeksikan bisa melalui gigitan berturut-turut sampai
bisa mereka habis . Hal ini dapat dilakukan oleh korban sendiri atau orang
lain yang ada di tempat kejadian.
2. Buat korban tetap tenang, yakinkan mereka bahwa gigitan ular dapat
ditangani secara efektif di instalasi gawat darurat. Batasi aktivitas dan
imobilisasi area yang terkena (umumnya satu ekstrimitas), karena
pergerakan atau kontraksi otot dapat meningkatkan penyerapan bisa ke
dalam aliran darah dan getah bening dan tetap posisikan daerah yang
tergigit berada di bawah tinggi jantung untuk mengurangi aliran bisa.
3. Jika terdapat alat penghisap, (seperti Sawyer Extractor), ikuti petunjuk
penggunaan. Alat penghisap tekanan-negatif dapat memberi beberapa
keuntungan jika digunakan dalam beberapa menit setelah envenomasi.
Alat ini telah direkomendasikan oleh banyak ahli di masa lalu, namun alat
ini semakin tidak dipercaya untuk dapat menghisap bisa secara signifikan,
dan mungkin alat penghisap dapat meningkatkan kerusakan jaringan lokal
Menghisap racun dari luka juga menjadi tindakan yang cukup menjadi hal
kontroversial disatu sisi mungkin dapat mengurangi jumlah racun tetapi
tentu saja jumlah racun yang dikurangi tidak signifikan. Kekurangan dari
tindakan ini adalah kemungkinan kerusakan jarinan lokal yang lebih luas.
Selain itu apabila menghisap racun dengan mulut, mungkn dapat
menyebabkan keracunan bagi orang yang menghisap apabila terdapat luka
pada mulut atupun saluran pencernaan. Oleh karena itu akan lebih baik
jangan memanupulasi daerah gigitan.
4. Diusahakan melepaskan barang yang berbentuk melingkar pada
ekstremitas, karena dikawatirkan apabila terjadi pembengkakan akan dapat
menekan sehingga aliran darah menjadi terputus. Apabila orang tersebut
digigit ular yang cukup beracun dan tidak tamak luka yang cukup parah,
maka penekanan mungkin dapat dilakukan. Bungkus perban di lokasi
gigitan dan sampai ujung dengan tekanan sampai membungkus
pergelangan kaki terkilir. Kemudian melumpuhkan ekstremitas dengan
bebat, dengan tindakan yang sama akan membatasi aliran darah. Teknik
ini dapat membantu mencegah efek sistemik dari racun, tetapi juga dapat
memperburuk kerusakan lokal pada lokasi luka jika gejala yang signifikan
hadir di sana. Tetapi pada penelitian terakhir pengunaan bebat hingga
pulsasi hilang menjadi perdebatan karena akan menyebabkan iskemia
jaringan, oleh karena itu sekarang lebih disarankan bebat hanya dengan
tujuan menghambat aliran linfa tidak untuk menghambat aliran vena
ataupun arteri. Hal berikutnya yang dapat dilakukan adalah dengan
pemasangan bidai agar tidak terlalu banyak pergerakan di daerah tersebut,
karena banyaknya pergerakan menyebabkan peningkatan absorbsi dari
racun tersebut melalui otot.
5. Monitor tanda-tanda vital korban ” temperatur, denyut nadi, frekuensi
nafas, dan tekanan darah” jika mungkin Jalan napas, pernapasan, pulsasi
arteri dan level kesadaran harus diperiksa sesegera mungkin.

Anda mungkin juga menyukai