2. Rentang Respon
RENTANG RESPON NEUROBIOLOGIK
1
3. Penyebab
1. Faktor Predisposisi.
a. Biologis.
Gangguan perkembangan dan fungsi otak / susunan saraf pusat.
Gejala yang mungkin muncul adalah : hambatan dalam belajar,
berbicara, daya ingat dan mungkin perilaku kekerasan
b. Psikologis.
Sikap dan keadaan keluarga juga lingkungan.
Penolakan dan kekerasan dalam kehidupan klien.
Pola asuh pada usia kanak-kanak yang tidak adekuat mis : tidak ada
kasih sayang, diwarnai kekerasan dalam keluarga.
c. Sosial budaya.
Kemiskinan, konflik sosial budaya ( peperangan, kerusuhan,
kerawanan keamanan ).
Kehidupan yang terisolir disertai stres yang menumpuk.
2. Faktor Presipitasi.
a. Kurangnya sumber daya atau dukungan sosial yang dimiliki
b. Respon koping yang maladaptif.
c. Komunikasi dalam keluarga kurang atau juga kemampuan finansial
keluarga.
2
3. Fase ketiga / Controlling ( Ansietas Berat )
Bisikan suara, isi halusinasi makin menonjol, menguasai dan
mengontrol klien.
Klien menjadi terbiasa dan tidak berdaya tehadap halusinasinya.
4. Fase keempat / Conquering ( Panik )
Halusinasi berubah menjadi mengancam, mamerintah dan memarahi
klien.
Klien menjadi takut, tidak berdaya, hilang kontrol dan tidak dapat
berhubungan secara nyata dengan orang lain di lingkungan.
3
Macam-macam halusinasi
1. Halusinasi Pendengaran
2. Halusinasi Penglihatan
3. Halusinasi Penciuman
4. Halusinasi Pengecapan
5. Halusinasi Perabaan
5. Akibat
Mencederai diri / orang lain / lingkungan.
Bermusuhan dan perilaku kekerasan
I. A. POHON MASALAH
4
B. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI
1. Risiko mencederai diri sendiri / orang lain / lingkungan .
DS : “ Suara-suara itu menyuruh saya untuk marah-marah”
DO : - Klien gelisah.
- Klien marah-marah ingin memukul
- Bermusuhan, merusak / menyerang.
2. Perubahan Sensori Persepsi : Halusinasi Pendengaran.
DS : “ Saya juga mendengar suara-suara “
DO : - Klien bicara dan tertawa sendiri.
- Klien tiba-tiba marah .
- Ekpresi muka tegang, mudah tersinggung.
3. Isolasi Sosial : Menarik diri.
DS : “ Suara-suara itu datang saat saya sedang sendiri di kamar”
DO : - Klien menyendiri dikamar.
- Menghindar dari pergaulan dengan orang lain
- Tidak mampu memusatkan perhatian.
- Selalu menunduk saat diajak bicara
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, B.A. 1999. Kumpulan Makalah Keperawatan Jiwa. Tidak di publikasikan.
Keliat, Budi Ana. 1998. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC
Stuart. G.W. dan Sundeen. Sj. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3.
Jakarta : EGC
Townsend. M.C. 1998. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Psikiatri Edisi 3. Jakarta :
EGC
Stuart, GW & Sundeen, S. 1995. Principle of Psychiatric Nursing. St Louis : Mosby
Year Book
5
LAPORAN PENDAHULUAN
2. Rentang Respons
3. Penyebab
6
Faktor predisposisi ( pendukung )
1). Faktor perkembangan.
Kemampuan membina hubungan yang sehat tergantung dari pengalaman
selama proses tumbuh kembang. Setiap tahap tumbuh kembang memiliki
tugas yang harus dilalui oleh individu dengan sukses, karena apabila tugas
perkembangan ini tidak dapat dipenuhi, akan maenghambat masa
perkembangan selanjutnya. Kurang / tidak adanya sentuhan kasih sayang,
perhatian, kehangatan dari keluarga akan mengakibatkan rasa tidak aman
sehingga individu menyendiri, kemampuan berhubungan tidak kuat yang
berakhir dengan menarik diri. Tiap gangguan dalam pencapaian tugas
perkembangan akan menyebabkan seseorang mempunyai masalah respon
sosial maladaptif diantaranya menarik diri. Beberapa orang percaya bahwa
individu yang mempunyai masalah ini adalah orang yang tidak berhasil
memisahkan dirinya dari orang tua ( Stuart & Sundeen, 1995 ).
7
1). Stresor sosial-budaya
Stresor sosial-budaya dapat menyebabkan terjadinya gangguan dalam
berhubungan, misalnya keluarga yang labil ( broken home), keluarga yang
di rawat di rumah sakit.
2). Stresor psikologis
Tingkat kecemasan yang berat akan menyebabkan menurunnya
kemampuan individu untuk berhubungan dengan orang lain. Intensitas
kecemasan yang ekstrim dan memanjang disertai terbatasnya kemampuan
individu untuk mengatasi masalah diyakini akan menimbulkan berbagai
masalah gangguan berhubungan sosial (menarik diri).
8
Putus asa
Merasa sendiri, tidak ada sokongan / dukungan spitritual
Kurang percaya diri
5. Akibat
Risiko terjadi perubahan sensori persepsi : halusinasi
9
DS : “Saya sudah tidak berguna, saya malu dengan keadaan saya”
DO : - Kurang percaya diri
- Putus asa
- Ragu-ragu dan takut salah
- Merasa malu dan bersalah
V. RENCANA KEPERAWATAN
LAPORAN PENDAHULUAN
10
I. KASUS ( MASALAH UTAMA ) :
Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
2. Rentang Respons
Respons Respons
Adaptif Maladaptif
3. Penyebab
11
1). Pada masa kecil sering disalahkan / jarang diberi pujian atas
keberhasilannya.
2). Pada masa remaja keberadaannya kurang dihargai. Tidak diberi kesempatan
untuk berhasil dan tidak diterima di lingkungan keluarga atau teman
sebaya.
3). Sering gagal baik di sekolah, pekerjaan ataupun pergaulan.
4). Lingkungan cenderung mengucilkan dan menuntut lebih dari kemampuan
2). Kronik yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung yaitu
sebelum sakit / di rawat, dimana klien mempunyai cara berfikir
yang negatif.
12
Misalnya : menarik diri, tidak mau bertemu dengan orang lain, suka
menyendiri, sulit dan tidak mau bergaul
5). Percaya diri kurang
Misalnya : klien sukar mengambil keputusan, sulit berkonsentrasi
5. Akibat
1. Isolasi sosial : menarik diri
2. Risiko perilaku kekerasan
13
DS :
DO : - Persepsi yang negatif pada tubuhnya
- Menolak penjelasan perubahan pada tubuh nya
- Mengungkapkan keputusasaan
- Mengungkapkan ketakutan
- Tidak bisa menerima perubahan pada tubunya yang telah
terjadi
V. RENCANA KEPERAWATAN
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, B.A. 1999. Kumpulan Makalah Keperawatan Jiwa. Tidak di publikasikan.
Keliat, Budi Ana. 1998. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC
Stuart. G.W. dan Sundeen. Sj. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3.
Jakarta : EGC
Townsend. M.C. 1998. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Psikiatri Edisi 3. Jakarta :
EGC
Stuart, GW & Sundeen, S. 1995. Principle of Psychiatric Nursing. St Louis : Mosby
Year Book
LAPORAN PENDAHULUAN
14
I. KASUS ( MASALAH UTAMA ) :
Perilaku Kekerasan
1) Agresif :
Memperlihatkan permusuhan, keras dan menuntut, mendekati orang
lain dengan ancaman, memberi kata-kata ancaman tanpa niat melukai
Umumnya klien masih dapat mengontrol perilaku untuk tidak melukai
orang lain
2) Kekerasan :
Sering juga disebut gaduh – gelisah atau amuk
Perilaku kekerasan ditandai daengan menyentuh orang lain secara
menakutkan, memberi kata-kata ancaman melukai disertai melukai
pada tingkat ringan, dan yang paling berat adalah melukai / merusak
seacara serius.
Klien tidak mampu mengendalikan diri
2. Rentang Respon
15
RENTANG RESPONS MARAH
Respons Respons
Adaptif Maladaptif
3. Penyebab
1). Faktor Predisposisi
a. Psikologis
Masa kanak-kanak yang tidak menyenangkan yaitu
perasaan ditolak, dihina, dianiaya, atau saksi penganiayaan
Kegagaln yang dialami dapat menimbulkan frustrasi
yang kemuadian dapat menimbulkan agresif atau amuk
b. Perilaku
Reinforcement yang diterima mendapatkan dukungan pada saat
melakukan kekerasan
Sering mengobservasi kekerasan dirumah / di luar rumah
c. Sosial budaya
Budaya tertutup dan membalas secara diam (pasif – agresif) dan
kontrol sosial yang tidak pasti terhadap perilaku kekerasan akan
menciptakan seolah-olah perilaku kekerasan diterima (permisive)
d. Bioneurologis
Banyak pendapat bahwa kerusakan kerusakan sistem limbik,
lobus frontal, lobus temporal dan ketidakseimbangan
neurotransmiter turut berperan dalam terjadinya peilaku
kekerasan
16
a. Dapat bersumber dari klien, limgkungan atau interaksi dengan orang
lain
b. Kondisi klien seperti kelemahan fisik (penyakit fisik)
c. Keputusasaan, ketidakberdayaan, percaya diri kurang
d. Situasi lingkungan yang ribut, padat, kritikan yang mengarah pada
penghinaan, kehilangan orang yang dicintai
e. Interaksi sosial yang provokatif dan konflik dapat pula memicu
perilaku kekerasan
4. Spiritual
17
Merasa kuasa
Keraguan
Tidak bermoral
Kreativitas terhambat / terhalang
5. Sosial
Menarik diri
Pengasingan
Penolakan
Kekerasan
Ejekan
Kurang percaya diri
5. Akibat
Risiko Mencederai diri sendiri
Risiko Mencederai orang lain
Risiko Mencederai lingkungan
18
B. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI
a. Risiko mencederai diri sendiri / orang lain / lingkungan
DS : - Keluarga mengatakan, klien dirumah mengamuk, marah marah
DO : - Mengancam
- Memukul
- Marah-marah
- Merusak
b. Perilaku kekerasan
DS : - Klien menyatakan ingin memukul
DO : - Marah-marah
- Pandangan mata tajam
- Muka merah
- Bicara keras
- Berdebat
- Memaksakan kehendak
c. Gangguan konsep diri
DS : - Klien mengatakan merasa dihina
DO: - Menarik diri
- Kurang percaya diri
- Keraguan
- Merasa diasingkan
- Ada penolakan
V. RENCANA KEPERAWATAN
19
LAPORAN PENDAHULUAN
Macam-macam waham
6. Waham agama adalah keyakinan klien terhadap suatu agama secara
berlebihan, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan
20
7. Waham kebesaran adalah keyakinan klien secara berlebihan bahwa
klien memiliki kebesaran/kekuasaan khusus, diucapkan berulang kali
tetapi tidak sesuai dengan kenyataan
8. Waham somatik adalah klien yakin bahwa bagian tubuhnya terganggu
/ terserang penyakit, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan
9. Waham curiga adalah klien yakin bahwa ada seseorang / kelompok
yang berusaha merugikan / mencederai dirinya, diucapkan berulang kali
tetapi tidak sesuai dengan kenyataan
10. Waham nihilistik adalah klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada di
dunia / meninggal, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan
11. Waham dosa adalah klien yakin bahwa dirinya merasa berdosa dan
selalu dibanyangiperasaan bersalah dengan perbuatannya, diucapkan
berulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan
12. Waham yang bizar
Sisip pikir adalah keyakinan klien terhadap suatu pikiran orang lain
yang disisipkan di dalam pikirannya secara berlebih dan diucapkan
secara berulang-ulang tetapi tidak sesuai kenyatan
Siar pikir adalah kaeyakinan klien terhadapsesuatu atau orang lain
mengetahui apa yang ia pikirkan walaupun ia tidak
mengatakanaanya kepada orang tersebut dan diucapkan secara
berulang-ulang, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan
Kontrol pikir, waham pengaruh adalah klien yakin bahwa
pikirannya selalu dikontrol oleh kekuatan di luar dirinya atau
kekuatan aneh, diucapkan secara berulang-ulang, tetapi tidak sesuai
dengan kenyataan.
21
6. Rentang Respon
7. Penyebab
a. Faktor predisposisi
Faktor biologis
Hambatan perkembangan otak khususnya sistem limbik, korteks
frontalis, dan temporalis
Gejala yang mungkin muncul adalah hambatan dalam belajar,
berbicara, daya ingat dan perilaku menarik diri
Pertumbuhan dan perkembangan individu pada prenatal, perinatal,
neonatus dean kanak-kanak
Faktor psikologis
Penolakan dan kekerasan dalam kehidupan klien
Penolakan yang dirasakan dari pengasuh, ibu atau teman yang
bersifat dingin cemas, tidak sensitif, atau bahkan terlalu melindungi
Pola asuh masa kanak-kanak tidak adequat misalnya tidak ada kasih
sayang, diwarnai kekerasan, ada kekeosongan emosi
Konflik dan kekerasan dalam keluarga (pertengkaran orang tua,
aniaya dan kekerasan rumah tangga)
22
Kemiskinan
Konflik sosial budaya (peperangan, kerusuhan, kerawanan)
Kehidupan yang terisolasi disertai stres yang menumpuk
b. Faktor presipitasi
Hubungan yang bermusuhan
Merasa ada tekanan
Isolasi diri / sosial
Pengganguran disertai perasaan tidak berguna
Putus asa dan tidak berdaya
9. Akibat
23
Kerusakan komunikasi verbal
Risiko mencederai diri sendiri / orang lain / lingkungan
24
- Tidak merasa dirinya sakit
- Mudah tersinggung
- Tidak kooperatif
- Mempunyai pikiran yang aneh-aneh terhadap dirinya
V. RENCANA KEPERAWATAN
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, B.A. 1999. Kumpulan Makalah Keperawatan Jiwa. Tidak di publikasikan.
Keliat, Budi Ana. 1998. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC
Stuart. G.W. dan Sundeen. Sj. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3.
Jakarta : EGC
Townsend. M.C. 1998. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Psikiatri Edisi 3. Jakarta :
EGC
Stuart, GW & Sundeen, S. 1995. Principle of Psychiatric Nursing. St Louis : Mosby
Year Book
25
LAPORAN PENDAHULUAN
2. Penyebab
1) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungai dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif dan ketrampilan berkurang.
2) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
3) Kemampuan realitas menurun
Klien gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
meyebabkan ketidak pedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan
diri.
4) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan dari lingkungan / keluarga /
saudara.
26
2) Psikologis
Malas tidak ada inisiatif
Isolasi sosial
Merasa tidak berdaya
Rendah diri dan merasa terhina
3) Sosial
Interaksi kurang
Kegiatan kurang
Tidak mampu berperilaku sesuai norma : cara makan berantakan,
bak/bak sembarangan, tidak mau mandi dan gosok gigi, tidak mampu
berpakaian sendiri
4. Akibat
Penampilan diri tidak adekuat
27
Kukupanjang dan kotor
Gigi kotor, mulut berbau
Pakaian kotor
Tidak mau mandi
3. Intoleransi aktivitas
Malas
Lesu
Kurang bergairah
Gelisah
Wajah tegang
V. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit Perawatan Diri………..
V. RENCANA KEPERAWATAN
28
LAPORAN PENDAHULUAN
29