Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN STRUMA

RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

OLEH
RACHMAT HUDA

DALAM RANGKA MENJALANI PELATIHAN


PERIOPERATIF PASIEN DIKAMAR BEDAH
BAGI PERAWAT
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN
TUGAS LAPORAN PENDAHULUAN
STRUMA + TIROIDEKTOMI DENGAN ISTHMOLOBECTOMY
DIRUANG OPERASI RUMAH SAKIT RSUD SAIFUL ANWAR MALANG

OLEH :
PEMBIMBING :

DISETUJUI OLEH
PEMBIMBING

(……………………..)
LAPORAN PENDAHULUAN
STRUMA

A. PENGERTIAN
Struma adalah pembesaran kelenjar gondok yang disebabkan oleh
penambahan jaringan kelenjar gondok yang menghasilkan hormon tiroid dalam
jumlah banyak sehingga menimbulkan keluhan seperti berdebar-debar, keringat,
gemetaran, bicara jadi gagap, mencret, berat badan menurun, mata membesar,
penyakit ini dinamakan hipertiroid.
Isthmolobectomy adalah pengangkatan satu lobus tiroid yang mengandung
jaringan patologis (total lobektomi), atau sebagian besar lobus tiroid yang
mengandung jaringan patologis ( subtotal lobektomi) (Sri Hartini,1987).
Tiroidektomi total yaitu mengangkat seluruh kelenjar tiroid. Klien yang
menjalani tindakan ini harus mendapat terapi hormone pengganti yang besar dosisnya
beragam pada setiap individu dan dapat dipengaruhi oleh usia, pekerjaan, dan aktifitas
(Rumahorbo,1999).

B. Etiologi
Adanya gangguan fungsional dalam pembentukan hormon tyroid merupakan
faktor penyebab pembesaran kelenjar tyroid antara lain :
a. Defisiensi Iodium
b. Kelainan metabolik kongenital yang menghambat sintesa hormon tyroid.
c. Penghambatan sintesa hormon oleh zat kimia (seperti substansi dalam kol, lobak,
kacang kedelai).
d. Penghambatan sintesa hormon oleh obat-obatan (misalnya : thiocarbamide,
sulfonylurea dan litium).

C. Anatomi
Hormon tiroid menghasilkan :
a. T4 (Tiroxine), berfungsi untuk mempertahankan metabolisme tubuh.
b. T3 (Tridothyronin), berfungsi ntuk mempercepat metabolisme tubuh.
D. Patofisiologi
Iodium merupakan semua bahan utama yang dibutuhkan tubuh untuk
pembentukan hormon tyroid. Bahan yang mengandung iodium diserap usus, masuk
ke dalam sirkulasi darah dan ditangkap paling banyak oleh kelenjar tyroid. Dalam
kelenjar, iodium dioksida menjadi bentuk yang aktif yang distimuler oleh Tiroid
Stimulating Hormon kemudian disatukan menjadi molekul tiroksin yang terjadi pada
fase sel koloid. Senyawa yang terbentuk dalam molekul diyodotironin membentuk
tiroksin (T4) dan molekul Triodotironin (T3). Tiroksin (T4) menunjukkan pengaturan
umpan balik negatif dari sekresi Tiroid Stimulating Hormon dan bekerja langsung
pada tirotropihypofisis, sedang tyrodotironin (T3) merupakan hormon metabolik
tidak aktif. Beberapa obat dan keadaan dapat mempengaruhi sintesis, pelepasan dan
metabolisme tyroid sekaligus menghambat sintesis tiroksin (T4) dan melalui
rangsangan umpan balik negatif meningkatkan pelepasan TSH oleh kelenjar
hypofisis. Keadaan ini menyebabkan pembesaran kelenjar tyroid.

E. Manifestasi klinis
Tanda dan Gejala
a. Berdebar-debar
b. Keringat
c. Gemetaran
d. Bicara jadi gagap
e. Mencret
f. Berat badan menurun
g. Mata membesar

F. Penatalaksanaan
Tidak selalu harus semua kasus ditangani dengan operasi. Tindakan
pembedahan dikerjakan dengan alasan; adanya nodule atau benjolan tunggal di salah
satu bagian anatomis kelenjar tersebut yang dikhawatirkan bisa berkembang menjadi
ganas. Adanya multinodul – banyak benjolan - yang berat, penekanan terhadap
saluran nafas dan dengan alasan estetik atau penampilan diri seseorang yang
mengalami pembesaran di bagian leher depan itu. Tentu operasi dikerjakan setelah
syarat-syaratnya terpenuhi termasuk hasil pemeriksaan lab yang menunjukkan fungsi
kelenjar thyroid ini yang sebisa mungkin tidak sedang mengalami gangguan (hyper
atau hipothyroid). Untuk menurunkan kadar hormonethyroksin dapat diberikan obat-
obatan yang bisa menekan thyroid agar tidak memproduksi hormone yang
berlebihan.
Pembedahan kelenjar thyroid disebut thyroidectomi. Pada pelaksanaannya
ada yang mengangkat sebagian kelenjar (hemithyroidectomi, subtotal thyroidectomi,
isthmolobectomi), keseluruhan (total thyroidectomi) atau bisa juga radikal
thyroidectomi pada kasus kanker. Pemilihan itu tergantung dari kasus atau kelainan
yang dijumpai. Pengaturan hormon tubuh jika thyroid diangkat total dapat digantikan
dengan obat yang berfungsi seperti hormone tiroksin yang mesti teratur diminum
sepanjang hidup.
G. Instrumentasi Tehnik
1) Pasien datang, cek kelengkapan data pasien.
2) Membantu memindahkan pasien ke meja operasi.

Sign in (konfirmasi identitas, informed consent pasien, sign mark area operasi,
kesiapan mesin anastesi dan pulse oksimetri)

3) Setelah tim anasthesi melakukan induksi (GA), pasien diposisikan terlentang


kemudian pasang ground couter di kaki kiri pasien dan U-pad juga ganjal di
bawah punggung pasien dan kepala diberi bantal cincin.
4) Kemudian perawat sirkuler memasang folley chateter no. 14 + urobag, lalu
mencuci daerah operasi dengan cairan antiseptik.
5) Perawat instrumen melakukan surgical scrub, gowning dan gloving selanjutnya
melakukan persiapan alat di meja instrumen dan meja mayo.
6) Perawat instrument membantu gowning dan gloving pada operator dan asisten.
7) Berikan desinfeksi klem dan 4 deppers dengan savlon 4 dalam cucing ke
operator untuk melakukan desinfeksi lapangan operasi.
8) Melakukan drapping :
a. Duk besar (1) untuk bagian bawah area operasi
b. Duk besar (1) untuk bagian atas area operasi.
c. Duk kecil (2) untuk kanan dan kiri, fiksasi dengan 4 duk klem.
d. Duk besar tipis (1) untuk melapisi bagian bawah.
9) Pasang kabel couter dan selang suction, fiksasi dengan towel klem, lalu dekatkan
meja mayo dan meja instrumen.
10) Berikan kasa kering pada operator untuk membersihkan lapangan operasi dari
larutan desinfektan.
Time out (konfirmasi nama tim operasi, pemberian antibiotik profilaksis, tindakan
darurat di luar standart operasi, estimasi lama operasi, antisipasi kehilangan darah,
perhatian khusus selama pembiusan, sterilitas alat instrumen bedah)
11) Berikan jahitan mersilk 2-0 cutting & pincet cirurgis ke operator untuk fiksasi
duk (dagu, bawah leher, kanan & kiri leher dilapisi kasa).
12) Berikan pincet cirurgis dan methilen blue ke operator untuk marking area insisi.
13) Berikan mess no. 15 ke operator untuk melakukan insisi dan juga berikan
mosquito, kasa dan pincet cirurgis ke asisten. Rawat perdarahan dengan couter.
14) Berikan couter & pincet cirurgis ke operator untuk memperdalam insisi sampai
fat, mosquito & pincet cirurgis ke asisten.
15) Berikan kokher untuk mengangkat kulit, dan operator melanjutkan insisi sampai
otot terbebas dari fat.
16) Berikan jahitan mersilk 2-0 cutting untuk memfiksasi flap kulit ke atas & bawah.
17) Berikan pincet anatomis & gunting metzembaum untuk membuka otot,
dilanjutkan menggunakan pincet anatomis, gunting metzembaum, pean manis dan
couter untuk membebaskan otot kearah lateral. Beri langenback untuk membuka
lapang area operasi.
18) Struma terlihat, operator akan membebaskan lobus kanan dari jaringan sekitar
dengan memotong menggunakan couter.
19) Didapatkan pembuluh darah besar, berikan 2 klem & gunting, kemudian ligasi
dengan mersilk 2-0 ®.
20) Berikan klem sedang (9 buah) lalu gunting metzembaum untuk memfiksasi
jaringan yg ditinggal, sampai jaringan lobus kanan terlepas.
21) Berikan nald holder + mersilk 3-0 ® untuk menjahit jaringan yang tertinggal dan
pembuluh darah.
22) Hal yang sama dilakukan untuk mengangkat struma di lobus kiri.
23) Setelah semua jaringan terangkat, berikan pincet anatomis + kasa + couter untuk
merawat perdarahan.
24) Berikan jaringan tumor ke perawat sirkuler untuk ditempatkan dengan formalin
40%.
25) Perdarahan teratasi, cuci dengan aquadest dan cairan tersebut, berikan kasa untuk
membersihkan area operasi.

Sign Out (hitung jumlah kasa, dan jumlah alat, kesesuaian jenis tindakan)

26) Setelah bersih, berikan spongostan untuk ditempatkan pada kanan dan kiri lobus.
27) Berikan redon drain no. 12, vakumkan botol drain. Berikan jahitan mersilk 2-0 ©
untuk fiksasi drain.
28) Berikan nald holder + optime 4-0 + pincet anatomis + untuk menjahit muskulus
sampai dengan fat dan sub kutis.
29) Berikan jahitan advantime 4-0 + nald holder + pincet cirurgis untuk menjahit
kulit.
30) Setelah luka tertutup, sambungkan botol drain ke selang drain, buka klem
botolnya, monitoring perdarahannya.
31) Setelah area operasi selesai dijahit, berikan kasa basah dan kering untuk
membersihkan area operasi.
32) Tutup luka dengan sufratul, lalu kasa dan hepavix sesuai ukuran.
33) Operasi selesai, ambil kabel couter dan slang suction dengan melepas doek klem
lalu bersihkan pasien.
34) Bereskan semua instrument lalu didekontaminasi (rendam pricept 2,5% selama 10
menit, bersihkan dengan zidesim dan bilas dengan air mengalir), diinventaris,
bungkus / packing dan siap disteril.
35) Catat pemakaian bahan habis pakai pada lembar depo dan rapikan ruang operasi.
DAFTAR PUSTAKA

Pearce, Evelyn C. 2006. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama

http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/03/26/askep-struma/. Minggu, 13 APRIL 2014. Pukul


14.14 WITA

http://imrannito.wordpress.com/2007/10/08/struma-pembesaran-kelenjar-gondok/. Minggu,
13 APRIL 2014. Pukul 14.14 WITA

Carpenito L Y, 2001, HandBook of Nursing Diagnosis, Edisi 8, EGC : Jakarta

Doengoes, dkk, 2000, Nursing Care Plans : Guideline For Planning And Dokumentating
Care. EGC : Jakarta.

Hidayat, Syamat, dkk, 1997. Edisi Revisi Buku Ilmu Ajar Bedah,EGC : Jakarta.

Manjoer, Arief, dkk, 2000.Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I, Media Aesculapius :


Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai