Anda di halaman 1dari 3

Hormon tiroid mempunyai peran yang sangat penting dalam berbagai

proses metabolisme (metabolisme protein, karbohidrat, lemak) dan aktivitas


fisiologik pada hampir semua sistem organ tubuh manusia, kekurangan
maupun kelebihan hormon tiroid akan mengganggu berbagai proses
metabolisme dan aktfivitas fisiologi serta mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan berbagai jaringan termasuk sistem saraf dan otak. Adanya
gangguan pada kelenjar tiroid berupa pembesaran kelenjar gondok yang
disebabkan oleh penambahan jaringan kelenjar gondok yang menghasilkan
hormon tiroid dalam jumlah banyak, kondisi/ penyakit ini disebut dengan
struma atau goiter, dalam bahasa awan sering disebut dengan penyakit
gondok (Hartini, 2017).
Sekitar 27% dari keseluruhan pasien struma didunia berada di negara Asia
Tenggara termasuk Indonesia (Armerinayanti, 2016) Berdasarkan hasil
penelitian struma menurut Tampatty, (2019) penelitian yang dilakukan di
seluruh dunia, diperkirakan sekitar 200 juta orang menderita struma dari 800
juta orang yang mengonsumsi yodium dalam jumlah yang sedikit. Hasil
survei tentang struma di Indonesia masih sangat kurang. Hasil penelitian
tentang struma di Indonesia, menunjukkan prevalensi pada hipertiroid
pemeriksaan TSH (Thyroid Stimulating Hormon) pada RISKESDAS 2007
mendapatkan 12,8 % laki-laki dan 14,7% memiliki kadar TSH rendah yang
menunjukkan kecurigaan adanya hipertiroid, namun menurut hasil
RISKESDAS 2013, hanya terdapat 0,4% penduduk Indonesia yang berusia
15 tahun atau lebih yang berdasarkan wawancara mengakui terdiagnosis
hipertiroid. Meskipun secara persentase kecil, namun secara kuantitas cukup
besar. Jika pada tahun 2013 jumlah penduduk usia ≥15 tahun sebanyak
176.689.336 jiwa, maka terdapat lebih dari 700 orang terdiagnosis hipertiroid
(Kemenkes, 2015).
Struma Nodusa non toksik atau goiter adalah pembesaran kelenjar tiroid
karena adanya nodul yang tidak disertai gejala hipertioridisme. Menurut
pembesaran ini bisa disebabkan adanya kelainan fungsi hormonal. Penyebab
yang sering menimbulkan struma adalah dikarenakan kekurangan zat yodium.
Sekitar 10 juta orang diseluruh dunia mengalami gangguan tiroid, salah satu

2
diantaranya adalah strauma nodusa non toksik (World Health Organization,
2016).
Struma nodusa non toksik adalah pembesaran jaringan tiroid yang dapat
menyebabkan masalah tekanan mekanik, disertai pergerakan letak trakea dan
esophagus disertai gejala-gejala sumbatan. Bila ganguan fungsi tiroid berat,
maka struma dapat disertai hipotiroid. Terapi goiter antara lain dengan
penekanan TSH oleh hormon tiroid. Struma yang besar mungkin perlu
tindakan pembedahan untuk menghilangkan ganguan mekanis dan kosmetik
yang diakibatkan Penatalaksanaan medis pada pasien struma adalah
pembedahan, yodium radio aktif dan pemberian anti-tiroid. Tindakan
pembedahan tiroid (tiroidektomi) merupakan operasi bersih, dan tergolong
operasi besar. Beberapa luas kelenjar tiroid yanga akan diambil tergantung
patologinya serta ada tidaknya penyebaran dari penyakitnya karsinoma
(Aini & Aridiana, 2016).
Data yang diperoleh dari IBS RSUD Dr.Saiful Anwar Malang pada
rentang waktu Agustus hingga Oktober 2021 didapatkan 10 pasien yang
dilakukan tindakan pembedahan dengan rincian tindakan total tiroidektomi 5
pasien, subtotal tiroidektomi 1 pasien dan isthmolobektomi 4 pasien (Data
IBS RSSA, 2021).
Tindakan pembedahan tentunya memerlukan persiapan khusus sehingga
pelaksanaannya dapat berjalan lancar dan mengurangi resiko komplikasi serta
resiko infeksi pada pasien. Kegiatan keperawataan perioperatif merupakan
serangkaian pengakajian dan intervensi pada pre operasi,intra operasi dan
post operasi secara komperehensip yang pada pelaksanannya dilkakukan oleh
tim yang terdiri dari dokter bedah, dokter asisten, dokter anestesi, penata
anestesi,perawat sirkuler dan perawat instrumen. Peran serta perawat
instrumen dalam pelaksanaan keperawatan perioperatif memerlukan
persiapan khusus dan sesuai standar prosedur operasional. Berdasarkan hal
tersebut yang melatarbelakangi penulis mengambil judul Asuhan
Keperawatan Perioperatif Pada Ny. I Dengan Isthmolobektomy Sinistra Atas
Indikasi Struma Multi Nodusa Non Toxic Dextra Sinistra Di OK Onkologi
605 IBS RSUD Dr. Saiful Anwar Malang.

3
1.2 TUJUAN
A. TUJUAN UMUM
Setelah mengikuti pelatihan instrumen, peserta pelatihan diharapkan
mampu mengembangkan pola pikir ilmiah dan menerapkan Asuhan
Keperawatan Perioperatif pada pasien dengan operasi isthmolobektomi di
kamar operasi RSUD Dr. Saiful Anwar Malang.
B. TUJUAN KHUSUS
Pada akhir pelatihan diharapkan peserta pelatihan mampu :
1. Melakukan dan mengidentifikasi pasien sebelum dilakukan tindakan
operasi (mengkonfirmasi identitas pasien dan kelengkapan berkas
rekam medik).
2. Melakukan asuhan keperawatan perioperatif pada pasien
isthmolobektomi sinistra.
3. Memahami dan melakukan persiapan instrumen pada operasi
isthmolobektomi sinistra.
4. Menyiapkan bahan habis pakai pada operasi isthmolobektomi sinistra.
5. Melakukan secara mandiri handling instrument pada operasi
isthmolobektomi sinistra.
6. Mampu melaksanakan perawatan alat yang digunakan pada operasi
isthmolobektomi sinistra.
7. Mampu melakukan inventaris alat serta packing setelah operasi
isthmolobektomi sinistra.

Anda mungkin juga menyukai