Disusun Oleh:
1. Sri Buana Tungga Dewi
2. Supriyati
1
Jika terkait dengan suatu ujian, juga akan sulit untuk memastikan apakah lulus
atau gagal dan lain sebagainya. Semua peristiwa tersebut berada dalam
ketidakpastian atau Uncertainty. Dengan demikian, probabilitas atau peluang
merupakan derajat kepastian untuk terjadinya suatu peristiwa yang diukur
dengan angka pecahan antara nol sampai dengan satu, dimana peristiwa tersebut
terjadi secara acak atau random.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Probabilitas
Probabilitas adalah kemungkinan yang dapat terjadi dalam suatu peristiwa.
Dalam kehidupan sehari-hari sulit untuk mengetahui dengan pasti apa yang
akan terjadi pada waktu yang akan datang, baik dalam jangka pendek maupun
jangka panjang. Sebuah contoh sederhana adalah jika sebuah koin dilempar, maka
akan sulit untuk memastikan bahwa muka gambar atau muka angka yang berada
di atas. Jika terkait dengan suatu perusahaan, maka akan sulit untuk
memprediksikan apakah tahun depan akan mengalami keuntungan atau kerugian.
Jika terkait dengan suatu ujian, juga akan sulit untuk memastikan apakah lulus
atau gagal dan lain sebagainya. Semua peristiwa tersebut berada dalam
ketidakpastian atau Uncertainty. Dengan demikian, probabilitas atau peluang
merupakan derajat kepastian untuk terjadinya suatu peristiwa yang diukur
dengan angka pecahan antara nol sampai dengan satu, dimana peristiwa tersebut
terjadi secara acak atau random. Dengan konsep probabilitas tersebut, maka akan
dapat diusahakan untuk menarik kesimpulan tentang karakteristik dari populasi
dengan menggunakan data sampel. Proses penarikan kesimpulan populasi atas
dasar data sampel sering disebut dengan induktif.
Dengan menggunakan konsep probalilitas, maka dapat diusahakan untuk
menjawab peristiwa-peristiwa yang belum dapat dipastikan. Misalnya terkait
dengan teori permintaan, jika harga suatu barang dinaikkan sebesar Rp. 500,-
maka permintaan terhadap barang tersebut dapat turun sebesar 20 unit, atau 25
unit, atau 30 unit dan lainnya. Jika sebuah dadu dilempar satu kali, maka muka
yang tampak dapat mata 1, mata 2, mata 3, mata 4, mata 5 atau mata 6. Untuk
3
menjawab peristiwa tersebut hanya dapat dilakukan dengan derajat kepastian,
yaitu mulai sebesar nol sampai dengan satu (0 <= probabilitas <= 1).
Probabilitas adalah suatu nilai untuk mengukur tingkat kemungkinan
terjadinya suatu kejadian yang tidak pasti. (Johannes Supranto,2005). PA 0,99
artinya probabilitas bahwa kejadian akan terjadi sebesar 99%, probabilitas A
4
Misalnya sebuah dadu dilempar sekali kemudian ditentukan probabilitas
munculnya angka lima. Pendekatan Frekuensi Relatif; probabilitas adalah
proporsi waktu terjadinya suatu peristiwa dalam jangka panjang jika kondisi stabil
atau frekuensi relatif dari seluruh peristiwa dalam sejumlah besar percobaan.
Misalnya dari 100 mahasiswa yang mengambil mata kuliah tertentu terdapat
sebaran beberapa kemungkinan nilai, lalu diminta menentukan probabilitas
seseorang untuk mendapat nilai tertentu. Pendekatan Subjektif; tingkat
kepercayaan individu atau kelompok yang didasarkan pada fakta-fakta / peristiwa
masa lalu yang ada atau berupa terkaan saja. Misalnya perasaan atau feeling
seorang direktur dalam memilih 3 calon sekretarisnya.
Contoh manfaat teori peluang dalam perkara yang cukup sederhana. Misalnya
peluang seorang pelamar kerja lolos dari 100 calon lain dengan asumsi semuanya
dapat mengerjakan soal ujian dengan cukup baik rata-rata dan hanya sekali tes;
maka peluangnya adalah 1/100 = 0.01. Ya, memang cukup kecil untuk lolos ujian
karena yang diambil dari 100 orang calon tersebut hanya satu orang. Berbeda
kasusnya jika seseorang tersebut merasa tidak bisa cukup baik dapat mengerjakan
soal ujian, feeling bisa mengerjakan semua soal hanya 60 % atau 0.6. Maka
peluang lolos ujian kerja menjadi 0.6 x 0.01 = 0.006. Ya, bertambah kecil untuk
lolos. Itu dengan catatan sesuai dengan jangkauan akal manusia. Oleh karena itu
perlu ditambah dengan doa.
Untuk menerapkan aturan penjumlahan ini, harus dilihat jenis kejadiannya apakah
bersifat saling meniadakan atau tidak saling meniadakan.
Dua peristiwa atau lebih disebut saling meniadakan jika kedua atau lebih peristiwa
itu tidak dapat terjadi pada saat yang bersamaan. Jika peristiwa A dan B saling
meniadakan, probabilitas terjadinya peristiwa tersebut adalah
5
P(A atau B) = P(A) + P(B) atau
Contoh :
Penyelesaian :
P(A) = 1/6
P(B) = 2/6
= 1/6 + 2/6
= 0,5
2. Kejadian Tidak Saling Meniadakan :
Dua peristiwa atau lebih disebut peristiwa tidak saling meniadakan apabila kedua
peristiwa atau lebih tersebut dapat terjadi pada saat yang bersamaan. Jika dua
peristiwa A dan B tidak saling meniadakan, probabilitas terjadinya peristiwa
tersebut adalah
6
Jika 3 peristiwa A, B, dan C tidak saling meniadakan, probabilitas terjadinya
peristiwa tersebut adalah
Aturan Perkalian :
Dua peristiwa atau lebih disebut kejadian tidak bebas apabila peristiwa yang satu
dipengaruhi atau tergantung pada peritiwa lainnya. Probabilitas peristiwa tidak
saling bebas dapat pula dibedakan atas tiga macam, yaitu yaitu probabilitas
bersyarat, gabungan, dan marjinal.
a. Probabilitas Bersyarat :
b. Probabilitas Gabungan :
7
P(A dan B) = P(A B) = P(A) x P(B/A)
c. Probabilitas Marjinal :
P(A) = P(B A)
= P(Ai) x P(B/Ai), i = 1, 2, 3,
..
2. Kejadian Bebas :
Dua kejadian atau lebih dikatakan merupakan kejadian bebas apabila terjadinya
kejadian tersebut tidak saling mempengaruhi. Dua kejadian A dan B dikatakan
bebas, kalau kejadian A tidak mempengaruhi B atau sebaliknya. Jika A dan B
merupakan kejadian bebas, maka P(A/B) = P(A) dan P(B/A) = P(B)
8
secara tepat atas hipotesis (perkiraan sementara yang belum teruji
kebenarannya) yang terkait tentang karakteristik populasi pada situssi ini kita
hanya mengambil atau menarik kesimpulan dari hipotesis bukan berarti
kejadian yang akan dating kita sudah ketehaui apa yang akan tertjadi.
3. Mengukur derajat ketidakpastian dari analisis sampel hasil penelitian dari
suatu populasi.
Contoh:
Ketika diadakannya sensus penduduk 2000, pemerintah mendapatkan data
perbandingan antara jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki berbanding
jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan adalah memiliki perbandingan
5:6, sedangkan hasil sensus pada tahun 2010 menunjukan hasil perbandingan
jumlah penduduk berjenis kelamin pria berbanding jumlah penduduk berjenis
kelamin wanita adalah 5:7. Maka pemerintah dapat mengambil keputusan
bahwa setiap tahunnya dari tahun 2000 hingga 2010 jumlah wanita
berkembang lebih pesat daripada jumlah penduduk pria.
9
sedangkan 2 menyatakan banyaknya kejadian yang mungkin terjadi pada
pelemparan koin, yaitu munculnya gambar + munculnya angka.
Jika kita berbicara tidak lagi 2 kejadian yaitu menyangkut banyak kejadian
yang mungkin terjadi, mengingat dan dari hasil pengumpulan dan penelitian data
diperoleh suatu rumus sebagai berikut. Jika terdapat N peristiwa, dan nA dari N
peristiwa tersebut membentuk kejadian A, maka probabilitas A adalah :
P(A) = nA/N
Contoh 2.
Berapa peluang munculnya dadu mata satu pada satu kali pelemparan?
Jika kita tinjau pada sebuah dadu hanya memiliki 1 buah mata dadu bermata 1,
sedangkan pada dadu terdapat 6 mata yaitu mata 1 sampai mata 6.
Maka
P(A) = nA/N
= 1/6
Berikut merupakan aturan dalam probabilitas
Jika n = 0 makka peluang terjadinya suatu kejadian pada keadaan ini adalah
sebesar P(A) = 0 atau tidak mungkin terjadi.
10
Jika n merupakan semua anggota N maka probabilitasnya adalah satu, atau
kejadian tersebut pasti akan terjadi
Probabilitas suatu kejadian memiliki rentangan nilai
Jika E menyatakan bukan peristiwa E maka berlaku
11
DAFTAR PUSTAKA
1. http://brigitalahutung.wordpress.com/2012/10/16/model-pengambilan-
keputusan/
2. http://deciwan.blogspot.com/2011/01/nilai-kemungkinan-dan-probabilitas-
dss.html
3. http://nurrahmanarif.wordpress.com/2010/10/30/pengantar-teori-peluang/
4. http://ssantoso.blogspot.com/2009/03/materi-ii-teori-probabilitas-1.html
5. http://nurrahmanarif.wordpress.com/2010/10/30/pengantar-teori-peluang/
12