Anda di halaman 1dari 20

TANDA GEJALA DAN PROSES TERJADINYA

GANGGUAN SISTEM HEMTOLOGI

“Makalah diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Patofisiologi”


Pengampu : Ns.Trimawati,S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun oleh :
1. Nova Amelia Jesica (010117A068)
2. Retno Hastuti (010117A083)
3. Risa Nuraini (010117A085)
4. Siska Nuraini (010117A099)

FAKULTAS KEPERAWATAN
PRODI S1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2017 / 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan pada Allah SWT karena atas berkat dan
pertolongannya kita dapat menuelesaikan makalah ini. Terimakasih juga kita
ucapkan kepada dosen pembimbing yang telah membimbing kita , sehingga kita
bisa menyelesaikan makalah ini sesuai waktu yang telah ditentukan. Terimakasih
juga kepada teman-teman yang turut adil dalam terselesainya makalah ini.
Makalah ini kita buat dalam rangka untuk mengetahui “Tenda gejala dan proses
terjadinya gagngguan system hematologi”. Dan makalah ini juga dibuat untuk
memenuhi tugas mata kuliah patofisiologi, penulis menyadari bahwasannya
makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis maengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk menyempurnakan
makalah ini. Atas kritik dan sarannya saya ucapkan terimakasih yang sebanyak-
banyaknya.

Ungaran, 10 Maret 2018


Penyusun

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................
i
KATA PENGANTAR......................................................................................
ii
DAFTAR ISI....................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................
1
A. Latar Belakang.................................................................................
1
B. Rumusan Masalah............................................................................
1
C. Tujuan Penulisan .............................................................................
1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................
2
A. Review fungsi darah dan perkembangan darah................................
2
B. Mekanisme penyakit hematologi.....................................................
9
C. Review fungsi imun.........................................................................
9
D. Review imunitas natural dan adaptif................................................
10
E. Mekanisme infeksi ..........................................................................
11
F. Gangguan respon imun....................................................................
13
BAB III PENUTUP..........................................................................................
15

iii
A. Kesimpulan .....................................................................................
15
B. Saran ................................................................................................
15
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
16

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia hidup pernah merasakn sakit, baik itu sakit ringan maupun sakit
berat. Ketika seseorang terserang penyakit , hal ini ini mungkin factor seperti
kelelahan atau penyakitnya yang memang terlalu ganas. Termasuk pada
system imun atau system kekebalan tubuh merupakan suatu system
perlindungan secara biologis yang ada di dalam tubuh manusia dengan tujuan
untuk menangkal radikal bebas yang menyerang sehingga seorang individu
akan terhindar dari penyakit. Apabila system ini dapat bekerja dengan baik,
maka sesesorang akan terhindar dari serangan virus ataupun bakteri, bahkan
dapat mencegah dari serangan kanker. Akan tetapi, apabila sistem ini tidak
bekerja dengan baik atau dalam kondisi yang lemah, maka kekebalan tubuh
individu tersebut akan mudah terserang penyakit. Hal yang ditakutkan ketika
sistem ini melemah adalah dapat meningkatkan resiko terserang penyakit
kanker.

B. Rumusan Masalah
1. Review fungsi darah dan perkembangan darah
2. Mekanisme penyakit hematologi
3. Review fungsi imun
4. Review imunitas natural dan adaptif
5. Mekanisme infeksi
6. Gangguan respon imun

C. Tujuan
1. Untuk menegetahui fugsi darah dan perkembangan darah
2. Untuk mengetahui mekanisme penyakit hematologi
3. Untuk mengetahui fungsi imun
4. Untuk mengetahui imunitas natural dan adaptif
5. Untuk mengetahui mekanisme infeksi
6. Untuk mengetahui gangguan respon imun

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Review Fungsi Darah Dan Perkembangan Darah


1. Pengertian Darah
Darah merupkan bagian dari dalam tubuh, darah tersebut berbentuk
cairan yang berwarna merah dan agak kental. Darah akan mengalir ke
seliruh tubuh kita dan berhubungan langsung dengan sesl-sel tubuh kita.
Warna darah yang berwarna merah itu tidak tetap karena tergantung dari
banyaknya oksigen dan karbondioksida didalamnya. Adanya oksigen
dalam darah diambilmdengan jalan bernafas dan zat sangat berguna pada
peristiwa pembakaran atau metabolisme di dalam tubuh.
Darah selamanya beredar di dalam tubuh oleh karena adanya atau
pompa jantung. Selama darah berada dalam pembuluh maka akan tetap
encer, tetapi kalau ia keluar dari pembuluhnya maka ia akan menjadi beku.
Pembekuan ini dapat dicegah dengan jalan mencampurkan kedalam darah
tersebut sedikit obat anti atau sitras natrikus.
2. Fungsi darah :
a. Mengangkut O2 dari paru-paru ke jaringan dan CO2 dari jaringan ke
paru-paru.
b. Mengankut sari makanan yang diserap dari usus halus ke seluruh
tubuh.
c. Mengangkut sisa metoblisme munuju alat ekskresi.
d. Berhubungan dengan kekebalan tubuh karena didalamnya terkandung
leokosit, antibodi, dan substansi protektif lainnya.
e. Mengankut ekskresi hormone dari organ satu ke organ lainnya.
f. Mengatur keseimbangan air dalam tubuh.
g. Mengatur suhu tubuh.
h. Mengatur keseimbangan tekanan osmotik.
i. Mengatur keseimbangan asam basa dalam tubuh.
j. Mengatur keseimbanagn ion-ion dalam tubuh.

2
3. Perkembangan darah
Darah dibagi menjadi 2 bagian :
a. Sel darah merah (eritrosit)
Eritrosit bentuknya bulat dengan lekukan pada sentralnya,
terbungkus dalam membrane sel dengan permeabilitas tinggi.
Membrane ini elastis dan fleksibel, sehingga memungkinkan eritrosit
menembus kapiler (pembuluh darah terkecil). Setiap eritrosit
mengandung sekitar 300 juta molekul hemoglobin, sejenis pigmen
pernapasan yang mengikat oksigen. Hemoglobin merupakan protein
yang kaya akan zat besi, memiliki daya gabung terhadap oksigen itu
membentuk oksihemoglobin di dalam sel farah merah. Dengan fungsi
ini maka oksigen dibawa ke paru-paru ke jaringan. Volume
henmoglobin mencapai 1/3 volume sel.
Sel darah merah biasanya bersikulasi Selama 120 hari sebelum
menjadi rapuh dan nudah pecah, fragnmen sel darah merah yang rusak
akan mengalami fagositosis oleh makrofag dalam limfa, hati, sumsum
tulang, dan jaringan tubuh lain. Globin tergradasi menjadi asam amino,
yang kemudian akan diperbaharui untuk sistesin selular. Hem (bagian
yang mengandung zat besi) dan menjadi biliverdin (pigmen hujau) dan
menjadi bilirubin (pigmen kuning), yang dilepas kedalam plasma.
Bilirubin diserap hati dan disekresi dalam empedu. Sebgaian besar zat
besi yang di lepas oleh hem akan diambil untuk diperbaharui dalam
proses sintesis HgA selanjutnya.
Kelainan sel darah merah (eritrosit) karena adanya perubahan masa
SDM menimbulkan dua keadaan yang berbeda. Jika jumlah SDM
kurang, maka timbul anemia. Sebaliknya jika keadaan jumlah SDMnya
terlalu banyak disebut polisitemia.
 Anemia
Menurut definisi, anemia adalah berkurangnya hingga dibawah
normal jumlah SDM, kuantitas hemoglobin, dan volume packed red
blood cells (hematokrit) per 100 ml darah. Dengan demikian, anemia
bukan suatu diagnosis melainkan suatu cerminan perubahan

3
petofisiologik yang mendasar yang diuraikan melalui anamnesis yang
seksama, pemeriksaan fisik, dan konfirmasi laboratorium.
Karena semua sistem organ dapat terkena, maka pada anemia
dapat menimbulkan manifestasi klinis yang luas, bergantung pada (1)
kecepatan timbulnya anemia, (2) uisa individu, (3) mekanisme
kompensasi, (4) tingkat aktivitasnya, (5) keadaan penyakit yang
mendasarinya, dan (6) beratnya anemia.
Salah satu tanda yangvpaling sering dikaitkan dengan anemia
adalah pucat. Keadaan ini umumnya diakibatkan dari berkurangnya
volume darah, berkurangnya hemoglobin, dan vasokontriksi untuk
memaksimalkan pengiriman O2 ke organ-organ vital.
Anemia dapat diklasifikasikan menurut :
(1) Faktor-faktor morfologik
Pada klasifikasi morfologik anemia, mikro atau makro
menunjukkan ukuran SDM dan kromik untuk menunjukkan
ukuran SDM dan kromik untuk menunjukkan warnanya. Sudah
dikenal tiga ketgori besar, yang pertama anemia normokomik
normositik, SDM memiliki ukuran dan bentuk normal serta
mengandung jumlah hemoglobin normal (mean corpus cular
volume / MCV dan mean corpuscular hemoglobin concentration /
MCHC normal atau normal rendah). Yang kedua adalah anemia
normokomik makrositik, yang memiliki SDM lebih besar dari
normal tetapi normokomik karena konsentrasi hemoglobin normal
(MCV meningkat; MCHC normal). Yang ketiga adalah anemia
hipokromik mikrositik karena warna dari hemoglobin, sel-sel ini
mengandug hemoglobin dalam jumlah yang kurang dari normal
(penurunan MCV; penurunan MCHC).
Pada klasifikasi etiologi penyebab utama yang difikirkan
adalah (1) peningkatan hilangnya SDM dan (2) penurunan atau
kelainan pembentukan sel. klasifikasi etiologikk yang kedua
adalah berkurangnya atau terganggunya produksi SDM

4
(diseritropoiesis). Setiap keadaan yang mempengaruhi fungsi
sumsum tulang.
(2) Gangguan anemia dibagi menjadi 4 :
a. Anemia Aplastik
Anemia aplastik merupakan suatu gangguan yang
mengancam jiwa pada sel induk di sumsum tulang, yang sel-sel
darahnya diproduksi dalam jumlah sel yang tidak mencukupi.
Penyebabnya diantaranya; lupus eritematosus sistematik yang
berbasis autoimun, agen antineoplastik atau sitotastik, terapi
radisi, antibiotic tertentu, dan lain-lain.
b. Anemia Defisiensi Besi
Secara morfologik, keadaan ini diklasifikasikan
sebagai anemia mikrositik hipokromik dengan penurunan
kuantitatif sintesis hemoglobin. Penyebab defisiensi besi
diantaranya; asupan besi yang tidak cukup, gangguan absorpsi
setelah gastrektomi, dan kehilangan darah menetap.
c. Anemia Megaloblastik
Anemiamegaloblastik sering disebabkan oleh
defisisensi vitamin B12 dan asam folfat yang mengakibatakan
gangguan subtesis DNA, disertai kegagalan maturasi dan
pembelahan inti (Guyton,2001).
d. Penyakit Sel Sabit
Penyakit sel sabit adalah hemoglobinopati yang
disebabkan ileh kelainan stryktur hemoglobin. Kelainan
struktur terjadi pada fraksi globin didalam molekul
hemoglobin. Penyakit sel sabit merupakan gangguan genteik
resesif autosomal, yaitu individu memperileh hemoglobin sabit
(hemogkobin S) dari kedua orang tua.

5
 Polisitemia
Keadaan yang diketahui sebagai polisitemia diakibatkan
dariterlalu banyak SDM. Polisitemia berarti kelebihan (poli-) semua
jenis sel (-sitemia), tetapi umumnya nama tersebut digunakan untuk
keadaan yang volume SDMnya melebihi normal. Tanda-tanda gejala
ini disebabkan oleh peningkatan volume darah total dan peningkatan
viskositas darah. Polisitemia primer atau vera zadalah gangguan
mieloproliferatif, yaitu sel induk pluripotein abnormal. Polisitema
sekunder trjadi jika volume plasma didalam sirkulasi berkurang
(mengalami hemokonsentrasi)tetapi volume total SDM di dalam
sirkulasi normal.
b. Sel darah putih (leukosit)
Jumlah leukosit pada yang normal adalah 7000-9000 per mm3.
Infeksi atau kerusakan jaringan mengakibatkan peningkatan jumlah
total leukosit. Leukosit berfungsi untuk melindungi tubuh terhadap
invasi benda asing termasuk bakteri dan virus. Sebagian besar leukosit
berlangsung dalam jaringan bukan dalam aliran darah.
Leukosit memiliki sifat kemampuan untuk menembus pori-pori
membaran kapiler dan masuk kedalam jaringan. Leukosit bergerak
sendiri dengan gerakan amuboid seperti amuba. Beberapa sel mampu
bergerak tiga kali panjang tubuhnya dalam satu menit. leukosit
memilil=ki kemampuan kemotaksis, pelepasan zat kimia oleh jaringan
yang rusak menyebabkan leukosit bergerak mendekati (kemotaksis
positif) atau menjauhi (kemotaksis negative) sumber zat.
Gangguan sel darah putih dapat mengenai lapisan sel atau semua
lapisan sel dan umumnya disertai gangguan pembentuka atau
penghancuran dini. Diantaranya:
 Neutrofilia
Neutrofilia juga terjadi sesudah keadaan stress, seperti ketja fisik
berat atau penyuntikan epinefrin. Ini adalah “pseudoleukositosis:
karena granulopoiesis dalam sumsumtulang tidak tambah dan jumlah
granulosit dalam tubuh sebenarnya tidak meningkat.

6
Gangguan eosinofilia juga ditemukan pada keganasan dan
gangguan mieloproliferatif, seperti pada basofilia.
Monositosis ditemukan pada fase penyembuhan infeksi dan pada
penyakit granuloma kronik seperti tuberkolosis dan sakoidosis.
Leukopenia menunjukkan jumlah leukosit yang menurun, dan
neutropenia menunjukkan penurunan jumlahabsolut neutrofil.
Arganulositosis adalah keadaan yang sangat serius yang ditandai
dengan jumlah leukosit yang sangat rendah dan tidak adanya neutrofil.
 Leukemia
Leukemia adalah penyakit neoplastik yang ditandai dengan
diferesiensi dan polifersi sel induk hematopoietik yang secara maligna
melakukan transformasi, yang menyebabkan penekanan dan
penggantian unsur sumsum yang normal (Greer dkk, 1990).
Klasifikasi leukima yang paling banyak digunakan adalah klasifikasi
dari FAB (Frencj-American-British).
Leukemia dibagi menjadi 3 diantaranya:
(1) Leukima akut
Leukemia yang menyerang rangkaian mieloid disebut leukima
nonloimfositik akut (LNLA), leukima mielositik akut (LMA), atau
leukemia granulositik akut. (LNLA) bertanggung jawab atas 80 %
leukima akut pada organ dewasa. Permulaanya mungkin mendadak
atau progresif dalam masa 1 sampai 3 bulan, dengan durasi gejala
singkat.
(2) Leukemia kronikan
Leukemia granulosit kronik (LGK) atau leukim mieolsitik
kronik (LMK) menerangkan 15 % leukima, paling sering terlihat
pada orang dewasa usia tengahan, tetapi dapat juga timbul pada
setiap kelompok umur. Tidak seperti LGA, LGK memiliki awitan
yang lambat yang sering ditemukan sewaktu dilakukan pemeriksaan
darah rutin atau skrining darah. LGK dianggap sebagai suatu
gangguan mieloproliferatif karena sumsum tulang hiperselular
dengan poliferasi pada semua garis diferesiensi sel.

7
Leukemia limfositik kronik (LLK) merupakan suatu gangguan
limfoproliferatif yang ditemukan pada orang tua (umur median 60
tahun) dengan perbandingan 2:1 untuk laki-laki. Leukima sel
berambut leukima sel berambut relative jarang terjadi, leukemia
limfositik sel B indolen. Nama mengidentifikasi projeksi mikroskop
seperti gelendong pada limfosit pada asupan darah dan sumsum tulang
yang diwarnai. Gejala dan tanda yang tampak adalah kelelahan.
 Limfoma
Limfoma merupakan keganasan sistem limfatik. Penyebab ini tidak
diketahui, tetapi faktor risiko yang diidentifikasi mencakup keadaan
imunodefisiensi (congenital atau didapat), serta pajanan dengan
herbisida, peptisida, dan pelarut organic seperti benzene. Dua kategori
besar limfoma dilakukan atas dasar histopatologo mikroskopik dari
kelenjar getah bening yang terlibat. Kategori tersebut adalah limfoma
penyakit Hodgkin dan non-Hodgkin. Walaupun tanda dan gejala
limfoma saling menutupi, pengobatan dan progonosis berbagai
imfoma tetap berlainan.
c. Trombosit
Trombosit juga disebut platelet atau keeping darah adalah suatu sel-sel
berbentuk oval kecil yang dibuat di sumsum tulang. Trombosit memiliki
fungsi membantu dalam proses pembekuan . Ketika pembuluh darah pecah
trombosit berkumpul di daerah dan membantu menutup kebocoran
.Trombosit bertahan hidup hanya sekitar 9 hari dalam aliran darah dan
secara konstan akan di gantikan oleh sel-sel baru.Suatu kelainan atau
penyakit dari trombosit di sebut thrombocypathy.Ada gangguan yang
mengurangi jumlah trombosit,seperti heparin induced trombositopenia
(HIT) atau trombotic thrombocytopenic purpura ( TTP) yang biasanya
menyebabkan thrombosis atau bekuan,bukannya pendarahan.

8
B. Mekanisme Penyakit Hematologi
1. Pengertian Hematologi
Hematologi adalah ilmu yang mempelajari tentang darah serta jaringan
yang membentuk darah. Darah merupakan bagian penting dari sistem
transport. Darah merupakan jaringan yang berbentuk cairan yang terdiri dari
2 bagian besar yaitu plasma darah dan bagian korpuskul.
2. Mekanisme penyakit hematologi
a. Gangguan sumsum tulang belakang
Oleh infeksi, dimana infeksi dari kuman atau bakteri juga bisa
menyebabkan kurangnya jumlah sel darah putih. Yang juga bisa terjadi
karena adanya penyakit seperti HIV/AIDS. Pada gangguan sumsum
tulang belakang biasanya seseorang mempunyai penyakit yang biasanya
dinamakan leukoperia. Leukopenia itu sendiri biasanya seseorang
mengalami kekurangan sel darah putih, bila sel darah putih kurang dari
5.000 dalam setiap tetes darah. Manusia normal memiliki sel darah putih
berjumlah 5.000 hingga 10.000 dalam setiap tetes darahnya. Jika susum
tulang bermasalah, otomatis sel darah putih mengalami gangguan.
b. Kanker darah
Pada kanker darah itu sendiri juga bisa menjadi penyebab adanya
leukopenia. Ketika kanker menyerang susmsum tulang belakang dan
menyebar ke seluruh tubuh . dikarenkan kanker akan memicu jumlah
leukosit.

C. Review Fungsi Imun


Pada fungsi imun menekanan integrasi kompleks kompenen spesifik antigen
dan sitem efktor yang diperlukn untuk hipersensitivitas humoral dan selular
yang normal. Berbagai gangguan baik yang bawaan maupun didapat sesudah
diketahui; kerusakan pada kecakapan imun yang sihasilkan mungkin tidak
mempunyai akibat klinis atau dapat menyebabkan terjadinya infeksi katastropik
dan neoplastik.

9
D. Imunitas Natural Dan Adaptif
1. Sistem Dasar Imun
Imunologi ialah ilmu yang mempelajari segala hal yang bersangkutan
dengan kekebalan tubuh. Sistem dasar imun diantaranya; Antigen (Ag) atau
imunogen yang artinya substansi asing atau semua yangmasuk dalam tubuh
sehingga meyebabkan respon imun, Antibodi (Ag) Imunoglobulin yang
artinya protein-protein yang terbentyk sebagai respon dari antigen dan
bereaksi secara spesifik dengan antigen.
2. Definisi Sistem Imun
Imunitas atau kekebalan tubuh adalah pertahanan tubuh suatu organisme
terhadap antigen yang masuk. Sedangkan imunisasi aldalah pemberian
kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Kebal atau resisten terhadap
suatu penyakit, belum tentu kebal terhadap penyakit lain.
3. Macam-macam Imunitas
a. Imunitas Natural
Imunitas natural atau imunitas alami yang merupakan kekebalan non
spesifik sudah ditemukan sejak lahir. Imunitas alami akan memberi
respon nonspesifik terhadap penyerang asing tanpa mempertahankan
komposisi penyerang tersebut. Dasar pertahanan alaminya berupa
kemampuam untuk membedakan antara sahabat dan musuh atau antara
“diri sendiri” dan “bukan diri sendiri” mekanisme alami alami semacam
ini mencakup barier fiaik dan kimia kerja sel darah putih dan repon
inflamasi.
 Racial imunity
Secara statistik orang kulit berwarna lebih peka terhadap penyakit TB
dibandingkan kulit putih
 Spesies imunity
Lepra & Go-Pada manusia tidak pada hewan
Tetanus-pada manusia & kuda, tidak pada burung
Antrax-Pada ternak, tidak pada anjing dan kucing

10
 Personal imunity
Perbedaan kepekaan terhadap penyakit pada beberapa orang yang
berbeda-beda.
b. Imunitas Adaptif
Kekebalan yang di peroleh juga dikenal sebagai kekebalan adaftif
atau spesifik.Imunitas spesifik dikaitkan dengan dua kelompok utama
sel,yaitu sel limfosit dan antigen –penyajian .Tubuh manusia yang sehat
memiliki sekitarsatu triliun limfosit.Limfosit dikategorikan menjadi dua
jenis,yaitu limfosit T atau sel T dan B-limfosit atau sel B.Semua limfosit
ini diproduksi dalam sumsum tulang dan proses ini disebut
haemotopoiesis.

E. Mekanisme Infeksi
Infeksi adalah masuknya kuman penyakit kedalam tubuh hingga
menimbulkan gejala-gejala penyakit dan juga merupakan keadaan jaringan
tubuh yang terpapar mikroorganisme baik oleh bakteri, virus, jamur maupun
parasit. Sama seperti radang, infeksi dapat terjadi baik dipermukaan rongga
dalam tubuh maupun dipermukaan rongga dalam tubuh.
Pada setiap luka pada jaringan akan timbul reaksi inflamai atau reaksi
vaskuler. Mula-mula terjadi dilatasi local dari ateriole dan kapiler sehingga
plasma akan merembes keluar. Selanjutnya cairan edema akan terkumpul di
daerah sekitar luka, kemudian fibrin akan membentuk semacam jala, struktur
ini akan menutupi saluran limfe sehingga penyebaran mikroorganisme,
kemudian dimulai digesti dalam sel . hal ini akan mengakibatkan perubahan PH
menjadi asam. Selanjutnya akan keluar protease selluler yang akan
menyebabkan lysis leukosit. Setelah itu makrofak monokuler besar akan tiba
dilokasi infeksi untuk membungkus sisa-sisa leukosit. Dan akhirnya terjadi
pencairan (resolusi) hasil proses inflamasi local.
Pembagian infeksi:
a. Primer
Apabila terjadi secara langsung sebagai akibat dip roses yang ditimbulkan
mikroorganisme sendiri.

11
b. Sekunder
Terjadi oleh sesuatu sebab, misalnya: kelemahan tubuh, kelaparan,
kelelahan, luka dan sebagainya.

Macam-macam infeksi lainnya :


a. Reinfeksi
Penyakit yang mula-mula sudah sembuh tapi kemudian muncul lagi. Disebut
juga “residif”
b. Super imfeksi
Proses penyakit belum sembuh akan tetapi sudah disusul oleh infeksi yang
lain. Disebut juga “infeksi ganda”
c. Infeksious
Penyakit infeksi yang mudah menular, kadang-kadang dapat menyerang
orang banyak dalam waktu singkat.
d. Epidemi
Penyakit infeksi yang bersifat menular, kadang-kadang dapat menyerang
orang banyak dalam waktu singkat.
e. Pandemic
Merupakan epidemic yang membayar ke Negara lain.
f. Endemi
Suatu penyakit yang terus-menerus secara menetap terdapat dalam daerah
tertentu.

Stadium-stadium
a. Tahap rentan
Pada tahap individu masih dalam kondisi relative sehat, namun peka atau
labil,disertai factor predisposisi yang mempermudah terkena penyakit, seperti
umur, keadaan fisik, perilaku/kebiasaan hidup, social ekonomi, dan lain-lain.
Factor – factor predisposisi tersebut mepercepat masuknya agen penyebab
penyakit (mikroba pathogen) untuk berinteraksi dengan pejamu.

12
b. Tahap inkubasi
Inkubasi disebut juga tunas, masa dari mulai masuknya kuman
kedalam tubuh (waktu kena tular) sampai pada waktu penyakit timbul. Setiap
penyakit berlainan masa inkubasinya. Penularan penyakit dapat terjadi selama
masa inkubasi
c. Tahap sakit
Merupakan tahap terganggunya fungsi organ yang dapat
memunculkan tanda dan gejala penyakit masih ringan. Penderita masih
mampu melakukan aktivitas harian dan masih dapat diatasi dengan berobat
jalan karena penyakit bertambah parah, baik secara obyektif maupun
subyektif. Pada tahap ini penderita tidak mampu lagi melakukan aktivitas
sehari-hari na
dan jika berobat umumnya membutuhkan perawatan. Penularan organism
melalui hidung, mulut, telinga, mata, urin, feses, secret dari ulkus, luka kulit,
organ-organ dalam
d. Tahap penyembuhan
Perjalanan penyakit pada suatu saat akan berakhir pula. Perjalanan
penyakit tersebut dapat berakhir dengan 5 alternatif
- Sembuh sempurna
- Sembuh dengan cacat
- Pembawa (carier)
- Kronis
- Meninggal dunia

F. Gangguan Pada Sistem Imun


1. Alergi (Hipersensivitas)
Alergi (hipersensifitas) yaitu respon imun tubuh berlebihan
terhadap allergen (benda asing dan antigen) baik yang membahayakan
maupuun tidak ( Anomin) sebagian orang alergi terhadap bulu, debu,
makanan laut, gigitan serangga, pole (serbuk sari dan lain sebagainya).
Bentuk reaksi bermaca-macam mulai dari bersin, gatal-gatal, pusing,
muntah dan diare, bahkan hinggakesuliatanbernafas dan kematian.

13
Adakalanya tidak ada tanda-tanda penolakan apapun pada tubuh ketika
protein dari jenis yang sama memasuki tubuh untuk kedua kalinya.
Menyekresikan histamine & istamin dalam jumlah besar inilah yang
menyebabkan berbagai reaksi alergi. Misalnya saja jika reaksi alergi
terjadi pada saluran pernafasan. Histamine akan ditangkap oleh sel-sel otot
polos pada rongga pernafasan, yang diikuti dengan berkontraksinya otot-
otot tersebut sehingga terjadi penyempitan saluran pernapasan .
2. Autoimunitas
Merupakan suatu keadaan sistem kekebalan tubuh memebentuk
antibodi untuk menyerang sel tubuh yang lain. Memeperlakukannya
seolah-olah bukan bagian dari tubuh . akibat dari penyakit autoimun
adalah sistem imun meneyerang tubuh sendiri. Autoimun yaitu antibody
menyerang otot lurik menyebabkan degradasi otot, dan berkurangnya
kemampuan otot untuk menengkap asetilkolin, zat yang dilepaskan oleh
saraf yang memicu kontaksi otot. Contohnya jika terjadi pada mata,
pandangan atau posisi mata menjadi simetris. Akibat yang ditimbulkan
diantaranya mudah merasa lelah, kehilangan berat badan, tekanan, darah
rendah, kadar guladarah yang renda, rasa perasaan tertekan, dan
peningkatan pigmentasi kulit.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada tanda gejala dan proses terjadinya gangguan sistem hematologi, kita
harus mengetahui fungsi darah yang diantaranya, mengangkut O2 dari paru-
paru, mengetahui sari makanan yang diserap dari usus halus ke seluruh tubuh,
dan lain-lain. Agar lebih jelas lagi kita harus mengetahui perkembangan darah
dari sel darah merah dan sel darah puti. Pada gangguan sistem hematologi
juga berpengaruh pada sistem imun, yang diantaranya kita mengetahui fungsi
imun, imunitas natural dan adiptif, mekanisme infeksi gangguan respon imun.

B. Saran
Sebagai perawat kiranya harus melaksanakan tugas dengan sebaik-
baiknya tanpa menimbulkan masalah yang dapat merugikan diri sendiri
maupun orang lain.Perawat harus memahami betul apa saja peran yang harus
dimiliki,mengetahui penyakit sebab dan akibat yang timbul serta apa yang
harus dilakukan terhadap pasien tersebut.Dan tahu bagaimana mencegah
penyakit tersebut terjadi.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://www.sciribd.com/mobile/document/47970057/fungsi-sistem-imun#
https://www.slideshare.net/mobile/selly/hematologi-8689204
https://www.ilmukeperawatan.info/2016/06/radang -dan-mekanisme
-infeksi.html?m=1
https://id.m.wikipedia.org/wiki/imunitas

16

Anda mungkin juga menyukai