Anda di halaman 1dari 21

ANALISA KASUS GAWAT DARURAT PADA PASIEN NY.

F DENGAN
GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN GASTRITIS EROSIF DIRUANGAN
ICU RSUD MM DUNDA LIMBOTO

1. Identitas Klien
Nama : Ny.F Pekerjaan : URT
Umur : 66 tahun No. RM : 249091
Alamat : Kel. Tenilo Kec. Limboto Tgl.Masuk : 08-08-2015
Jenis Kelamin : Perempuan Tgl. Keluar : 11-08-2015

2. Tindakan pre-hospital
Tidak ada tindakan pre-hospital

3. Pengkajian Primer
1) Airway
Pada saat dikaji, jalan nafas klien paten, tidak terdapat sekret, tidak
ditemukan adanya sumbatan jalan nafas dengan cairan (gargling) dan
sumbatan jalan nafas dengan benda asing (snoring)
2) Breathing
Pada saat dikaji, irama pernafasan regular, frekuensi pernafasan 24
x/menit, klien tidak terpasang O2, bentuk dada simetris kiri dan kanan,
ekspansi paru simetris kiri dan kanan, tipe pernafasan eupnea, klien tidak
menggunakan cuping hidung
3) Circulation
Pada saat pengkajian, tekanan darah 180/90 mmHg, frekuensi nadi 80
x/menit, suhu 36,5oC, klien tidak sianosis, konjungtiva anemis kiri dan
kanan, akral dingin, CRT > 3 detik, tidak terdengar bunyi jantung tambahan
4) Disability
Pada saat pengkajian, keadaan umum klien sedang, kesadaran, compos
mentis, GCS klien 15(E4V5M6), klien dapat berbicara, klien merespon
pertanyaan yang diberikan, ada refleks pupil terhadap cahaya, klien dapat
berorientasi pada waktu, tempat, dan orang
5) Exposure
Pada saat pengkajian, klien tidak terdapat trauma(tidak terdapat jejas/lesi
dibagian dada klien)

4. Triage
1) Keluhan utama
Muntah darah
2) Riwayat keluhan utama
Klien masuk ke RS pada tanggal 8 Agustus 2015 dengan keluhan utama
muntah darah. Muntah darah dialami klien sebanyak 2 kali dan disertai
nyeri diulu hati serta BAB berwarna hitam. Pada saat dikaji tanggal 11
Agustus 2015 diruang ICU, pasien nampak pucat,akral teraba dingin,
konjungtiva nampak anemis, mukosa bibir pucat dan kering, klien nampak
gelisah dan mengeluh ingin cepat pulang ke rumahnya. Vital sign: tekanan
darah 180/90 mmHg, frekuensi nadi 80 x/menit, frekuensi pernafasan 28
x/menit, suhu 36,5oC
3) Tanda-tanda vital
Tekanan darah 180/90 mmHg Frekuensi pernafasan 28 x/menit
Frekuensi nadi 80 x/menit Suhu 36,5oC

5. Pengkajian Sekunder
1) Kepala
Pada saat dilakukan inspeksi, bentuk kepala normal, rambut beruban dan
tampak bersih. Pada saat dipalpasi, tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri
tekan
2) Leher
Pada saat dilakukan inspeksi, tidak ada peningkatan vena jugularis dan
tidak kaku kuduk. Dan saat dipalpasi tidak ada nyeri tekan dan tidak ada
pembesaran kelenjar thyroid

3) Muka
Pada saat dilakukan inspeksi, wajah klien terlihat pucat, sclera normal,
konjungtiva nampak anemis, tidak ada peradangan, pupil isokor dan miosis
saat diberikan cahaya. Hidung simetris, tidak ditemukan adanya
polip,perdarahan dan peradangan, nampak rongga hidung terdapat sekret.
Bentuk rongga mulut klien simetris, mukosa bibir nampak pucat dan kering,
tidak ditemukan adanya perdarahan, tidak ada stomatitis dan tidak ada
kesulitan menelan.
Pada saat dipalpasi, dibagian kelopak mata tidak ada nyeri tekan dan
oedema dibagian palpebra. Dibagian hidung tidak ada nyeri tekan dan
fungsi penciuman baik. Dibagian mulut dan tenggorokan, refleks menelan
normal
4) Dada
Pada saat diinspeksi, bentuk dada simetris, ekspansi paru simetris, pola
pernafasan eupnea dengan irama regular, tidak ada retraksi dada. Saat
dipalpasi tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada benjolan. Saat diperkusi
didaerah paru berbunyi sonor, didaerah jantung berbunyi pekak. Saat
diauskultasi, terdengar BJ S1 dan S2, tidak ada bunyi jantung tambahan,
suara nafas normal vesikuler, tidak ada bunyi nafas tambahan seperti ronchi
dan wheezing.
5) Abdomen
Pada saat dilakukan inspeksi, abdomen datar, simetris kiri dan kanan, tidak
terdapat lesi dan masa, warna kulit merata sama dengan yang sekitar. Klien
tidak terjadi pembesaran abdomen atau asites, klien tidak kembung, gerakan
abdomen mengikuti irama pernafasan. Saat diauskultasi, klien tidak
terdengar hiperperistaltik usus. Saat palpasi, tidak ada nyeri tekan, klien
tidak distensi kandung kemih. Saat diperkusi, terdengar bunyi thympani
pada area abdomen, hepar terdengar pekak.
6) Genitalia
Pada saat diinspeksi, klien terpasang kateter urine

7) Ekstremitas
(1) Ekstremitas atas
Pada saat diinspeksi, warna kulit pucat, kuku nampak pucat, tangan
terpasang infuse. Saat dipalpasi, CRT>3 detik, tonus otot normal, akral
teraba agak dingin
(2) Ekstremitas bawah
Pada saat diinspeksi, warna kulit pucat, kuku klien nampak pucat,
klien terlihat memakai kaus kaki. Saat dipalpasi, akral teraba dingin,
tonus otot normal
(3) Kekuatan otot

4 4
2 2
Keterangan :
0 = tidak ada gerakan
1 = ada kontraksi, sedikit gerakan
2 = mengangkat tapi tidak mampu menahan gravitasi
3 = mampu menahan gravitasi
4 = mampu menahan sedikit dorongan
5 = mampu menahan dorongan kuat/kekuatan penuh

6. Pemeriksaan Penunjang
Tgl Pemeriksaan : 10 Agustus 2015
Hasil Nilai rujukan normal
RBC 2,60 10^6/μL 3,50 – 5,50 10^6/μL
HGB 7,2 g/dL 11,0 – 16,0 g/dL
HCT 22,9 % 44,0 – 65 %
MCHC 21,4 g/dL 31,5 – 35 g/dL
PLT 147 10^3/μL 150 - 450 10^3/μL

7. Obat-Obatan
1) Obat injeksi
- Ondasentron/amp/IV berfungsi untuk mencegah dan mengobati mual dan
muntah
- Antrain/amp/IV berfungsi sebagai obat anti nyeri dan antipiretik
- Asam traneksamat/amp/IV berfungsi sebagai obat antifibrinolitik yang
digunakan untuk menghentikan perdarahan pada sejumlah kondisi
- Ranitidine/amp/IV berfungsi untuk menangani gejala dan penyakit akibat
produksi asam lambung yang berlebihan
2) Obat oral
- Amlodipin 10 mg 1-0-0 berfungsi untuk mengatasi hipertensi
- Captopril 3 x 50 mg berfungsi untuk mengobati hipertensi dan gagal
jantung

IDENTIFIKASI DATA
1. Data subjektif
1) Klien mengatakan ia muntah darah
2) Klien mengatakan BAB berwarna hitam
3) Klien mengeluh khawatir dengan kondisinya
4) Klien mengeluh ingin cepat pulang

2. Data objektif
1) CRT > 3 detik
2) Klien nampak pucat
3) Akral teraba dingin
4) Kuku klien nampak pucat
5) Konjungtiva nampak anemis
6) Mukosa bibir nampak pucat dan kering
7) Pasien nampak gelisah
8) RBC 2,60 10^6/μL
9) HGB 7,2 g/dL
10) TTV:
Tekanan darah 180/90 mmHg Frekuensi pernafasan 28 x/menit
Frekuensi nadi 80 x/menit Suhu 36,5oC

RUMUSAN DIAGNOSA

No Data Diagnosa
1 DS: Domain 4 : aktivitas/istirahat
1) Klien mengatakan ia muntah Kelas 4 : respon
darah kardiopulmonal
2) Klien mengatakan BAB Diagnose:
Ketidakefektifan perfusi
berwarna hitam
DO: jaringan perifer(00204)
1) CRT > 3 detik
2) Klien nampak pucat
3) Akral teraba dingin
4) Kuku klien nampak pucat
5) Konjungtiva nampak anemis
6) Mukosa bibir nampak pucat dan
kering
7) RBC 2,60 10^6/μL
8) HGB 7,2 g/dL
2 DS: Domain 2 : nutrisi
1) Klien mengatakan ia muntah darah Kelas 1 : makan
DO: Diagnose:
1) Mukosa bibir nampak pucat dan Ketidakseimbangan nutrisi
kering kurang dari kebutuhan(00002)
2) HGB 7,2 g/dL
3) Tekanan darah 180/90 mmHg
3 DS: Domain 9 : koping/toleransi
1) Klien mengeluh khawatir
stress
dengan kondisinya Kelas 2 : respon koping
2) Klien mengeluh ingin cepat Diagnose:
Ansietas (00146)
pulang
DO:
1) Pasien nampak gelisah
2) Tekanan darah 180/90 mmHg
INTERVENSI

No Diagnosa NOC NIC


1 Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer(00204) Setelah dilakukan tindakan 1. Selidiki perubahan tingkat
Domain 4: aktivitas/istirahat
keperawatan selama … x 24 kesadaran, keluhan pusing/sakit
Kelas 4 : respon kardiopulmonal
Definisi : penurunan sirkulasi darah ke perifer yang jam, perfusi jaringan adekuat kepala
2. Auskultasi nadi apical, awasi
dapat mengganggu kesehatan dengan criteria hasil:
DS: 1. CRT > 3 detik kecepatan jantung/irama bila EKG
1) Klien mengatakan ia muntah darah 2. Akral hangat
kontinu ada
2) Klien mengatakan BAB berwarna hitam 3. Mukosa bibir pecah
3. Kaji kulit terhadap dingin, pucat,
DO: 4. Konjungtiva tidak anemis
1) CRT > 3 detik 5. TTV dalam batas normal berkeringat, pengisian kapiler
2) Klien nampak pucat
lambat dan nadi perifer lemah
3) Akral teraba dingin
4. Catat laporan nyeri abdomen,
4) Kuku klien nampak pucat
5) Konjungtiva nampak anemis khususnya tiba-tiba nyeri hebat
6) Mukosa bibir nampak pucat dan kering
atau nyeri menyebar ke bahu
7) RBC 2,60 10^6/μL
5. Observasi kulit pucat, kemerahan,
8) HGB 7,2 g/dL
ubah posisi dengan sering
6. Berikan O2 tambahan sesuai
indikasi
7. Berikan cairan IV sesuai indikasi
2 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji frekuensi mual muntah
2. Buat tujuan berat badan minimum
nutrisi(00002) keperawatan selama … x 24
Domain 2 : nutrisi jam, status nutrisi adekuat dan kebutuhan nutrisi harian serta
Kelas 1 : makan
dengan criteria hasil: timbang BB tiap hari
Definisi: asuhan nutrisi tidak mencukupi untuk
1. Tidak ada tanda-tanda 3. Berikan makanan sedikit dan
kebutuhan metabolic
malnutrisi makanan kecil tambahan yang tepat
2. Tidak ada penurunan BB 4. Hindari makanan minuman yang
DS:
3. Intake adekuat
1) Klien mengatakan ia muntah darah menandung kafein dan alcohol
4. Nilai laboratorium dalam
DO: 5. Kolaborasi dengan dokter dalam
1) Mukosa bibir nampak pucat dan kering batas normal
pemberian obat anti emetik
2) HGB 7,2 g/dL
3) Tekanan darah 180/90 mmHg
3 Ansietas (00146) Setelah dilakukan tindakan 1. Awasi respon fisiologis, misalnya
Domain 9: koping/toleransi stress
keperawatan selama … x 24 takipnea, palpitasi, pusing, sakit
Kelas 2 : respon koping
Definisi : perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran jam, kecemasan klien berkurang kepala dan sensasi kesemutan
2. Catat petunjuk perilaku seperti
disertai respon autonom(sumber seringtidak dengan criteria hasil:
1. Postur tubuh, ekspresi wajah, gelisah, kurang kontak mata, dan
diketahui oleh individu) perasaan takut yang
bahasa tubuh dan tingkat perilaku melawan
disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya
3. Dorong pernyataan takut dan
aktivitas berkurangnya
DS: ansietas
kecemasan
1) Klien mengeluh khawatir dengan kondisinya 4. Berikan lingkungan tenang dan
2. Vital sign dalam batas normal
2) Klien mengeluh ingin cepat pulang
istirahat
DO:
5. Dorong orang-orang terdekat
1) Pasien nampak gelisah
2) Tekanan darah 180/90 mmHg tinggal dengan klien.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No Diagnosa Tanggal Jam Implementasi Jam Evaluasi


1 Ketidakefektifan 11/8/2015 08.30 1. Menyelidiki perubahan tingkat 10.30 S:
perfusi jaringan kesadaran, keluhan pusing/sakit kepala - Klien mengatakan tidak
H : kesadaran klien compos mentis merasa pusing atau sakit
perifer
kepala
dengan GCS 15, klien tidak mengeluh
- Klien mengatakan tidak
pusing atau sakit kepala merasa nyeri pada abdomen
O:
2. Mengkaji kulit terhadap dingin, pucat, - Kulit klien nampak pucat
berkeringat, pengisian kapiler lambat - Akral teraba dingin
H : kulit klien nampak pucat, akral - Klien nampak tidak
teraba dingin, klien nampak tidak berkeringat
- CRT > 3detik
berkeringat, CRT > 3 detik - Klien nampak terpasang
infuse dengan cairan RL 20
3. Mencatat laporan nyeri abdomen,
tetes/menit
khususnya tiba-tiba nyeri hebat atau - Kesadaran compos mentis
nyeri menyebar ke bahu GCS 15
H : klien mengatakan tidak nyeri pada
A : masalah ketidakefektifan
abdomennya. Saat dipalpasi tidak ada perfusi jaringan belum teratasi
nyeri tekan
P : lanjutkan intervensi
4. Memberikan cairan IV sesuai indikasi 1. Kaji kulit terhadap dingin,
H : klien nampak terpasang infuse
pucat, berkeringat, pengisian
dengan cairan RL 20 tetes/menit kapiler lambat
2. Berikan cairan IV sesuai
indikasi

2 Ketidakseimban 11/8/2015 08.45 1. Mengkaji frekuensi mual muntah 10.45 S:


gan nutrisi H : klien mengatakan tidak merasa - Klien mengatakan tidak mual
kurang dari mual, klien mengatakan tidak muntah dan tidak muntah
kebutuhan tubuh
darah lagi
O:
2. Menghindari makanan minuman yang - Klien nampak mengonsumsi
makanan dan minuman yang
menandung kafein dan alcohol dianjurkan
H : klien dianjurkan untuk minum air - Klien diberikan obat anti
dan susu emetic yakni ondasentron 1
R/p : klien tidak mengonsumsi makanan ampul via IV
yang mengandung kafein dan alkohol
A : masalah ketidakefektifan
3. Memberikan makanan sedikit dan perfusi jaringan teratasi sebagian

makanan kecil tambahan yang tepat P : lanjutkan intervensi


H : klien diberikan makanan cair seperti
1. Kaji frekuensi mual
bubur saring dan/atau muntah
R/p : klien mau mengonsumsi makanan 2. Berikan makanan sedikit
yang diberikan via oral dan makanan kecil
tambahan yang tepat
4. Berkolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat anti emetic
H : klien diberikan obat
ondasentron/amp/IV

3 Ansietas 11/8/2015 09.00 1. Mengawasi respon fisiologis, misalnya 10.52 S:


takipnea, palpitasi, pusing, sakit kepala - Klien mengeluh khawatir
dengan kondisinya
dan sensasi kesemutan - Klien mengeluh ingin cepat
H : klien mengatakan tidak merasa
pulang
pusing, nadi 92 x/menit, tekanan darah
210/100 mmHg O:
- Klien nampak gelisah
2. Mendorong pernyataan takut dan - klien nampak meminta
ansietas keluarganya untuk
H : klien mengeluh khawatir dengan mengajaknya pulang
kondisinya, klien mengeluh ingin cepat kerumahnya
- Klien nampak mulai emosi
pulang - Tekanan darah 210/100
mmHg
3. Mencatat petunjuk perilaku seperti - Frekuensi nadi 92 x/menit
gelisah, kurang kontak mata, dan
A : masalah ansietas belum teratasi
perilaku melawan
H : klien nampak gelisah, klien nampak P : lanjutkan intervensi
mulai emosi dan mengeluh ingin cepat 1. Awasi respon fisiologis,
pulang misalnya takipnea, palpitasi,
pusing, sakit kepala dan
4. Mendorong orang-orang terdekat
sensasi kesemutan
tinggal dengan klien.
2. Catat petunjuk perilaku
H : keluarga klien nampak menjaga
seperti gelisah, kurang
klien
R/p : klien nampak meminta kontak mata, dan perilaku
keluarganya untuk mengajaknya pulang melawan
3. Dorong pernyataan takut dan
kerumahnya
ansietas
4. Dorong orang-orang terdekat
tinggal dengan klien.
LAPORAN PENDAHULUAN ASKEP GASTRITIS EROSIF

KONSEP DASAR MEDIS


A. Pengertian
Suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan
kerusakan erosi. Erosif karena perlukaan hanya pada bagian mukosa. bentuk
berat dari gastritis ini adalah gastritis erosive atau gastritis hemoragik.
Perdarahan mukosa lambung dalam berbagai derajad dan terjadi erosi yang
berarti hilangnya kontinuitas mukosa lambung pada beberapa tempat.

B. Etiologi
1). Obat analgetik anti inflamasi, terutama aspirin.
2). Bahan-bahan kimia
3). Merokok
4). Alkohol
5). Stres fisik yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan,
gagal pernafasan, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf pusat.
6). Refluks usus ke lambung.
7). Endotoksin.
C. Patogenesis
Seluruh mekanisme yang menimbulkan gastritis erosif karena keadaan-
keadaan klinis yang berat belum diketahui benar. Faktor-faktor yang dapat
menyebabkan rusaknya mukosa lambung adalah :

a). kerusakan mukosa barrier sehingga difusi balik ion H+ meninggi,


b). perfusi mukosa lambung yang terganggu,
c). jumlah asam lambung.
Faktor ini saling berhubungan, misalnya stres fisik yang dapat
menyebabkan perfusi mukosa lambung terganggu, sehingga timbul daerah-
daerah infark kecil. Di samping itu, sekresi asam lambung juga terpacu. Pada
gastritis refluks, gastritis karena bahan kimia, obat, mukosa barrier rusak,
menyebabkan difusi balik ion H+ meninggi. Suasana asam yang terdapat pada
lumen lambung akan mempercepat kerusakan mukosa barrier oleh cairan
usus.

D. Manifestasi Klinis
Gambaran klinis gastritis akut erosif sangat bervariasi, mulai dari yang
sangat ringan asimptomatik sampai sangat berat yang dapat membawa
kematian. Manifestasi tersebut adalah:

1. Muntah darah
2. Nyeri epigastrium
3. Neusa dan rasa ingin vomitus
4. Nyeri tekan yang ringan pada epigastrium
Pada pemeriksaan fisik biasanya tidak ditemukan kelainan, kecuali mereka
yang mengalami perdarahan hebat hingga menimbulkan gangguan
hemodinamik yang nyata seperti hipotensi, pucat, keringat dingin, takikardi
sampai gangguan kesadaran.

E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Endoskopi, khususnya gastroduodenoskopi. Hasil pemeriksaan akan
ditemukan gambaran mukosa sembab, merah, mudah berdarah atau
terdapat perdarahan spontan, erosi mukosa yang bervariasi.
2. Histopatologi.
3. Radiologi dengan kontras ganda, meskipun kadang dilakukan tapi tidak
begitu memberikan hasil yang memuaskan.
F. Pengobatan
Pengobatan lebih ditujukan pada pencegahan terhadap setiap apsien yang
beresiko tinggi, hal yang dapat dilakukan adalah ;

1). Mengatasi kedaruratan medis yang terjadi.


2). Mengatasi atau menghindari penyebab apabila dapat dijumpai.
3). Pemberian obat-obat H+ blocking, antasid atau obat-obat ulkus lambung
yang lain.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN
1) Aktivitas/ istirahat.
Gejala: Kelemahan/ kelelahan.
Tanda: Takhikardi, takipnoe, ( hiperventilasi ).
2) Sirkulasi.
Gejala: Hipotensi, Takhikardi, Disritmia.
Tanda: Kelemahan nadi / perifer, Pengisian kapiler lambat,Warna kulit
pucat, sianosis, Kelembaban kulit, berkeringat.
3) Integritas Ego.
Gejala: Faktor stress akut / psikologi, perasaan tidak berdaya.
Tanda: Tanda ansietas, misalnya ; pucat, gelisah, berkeringat, perhatian
menyempit.
4) Eliminasi.
Gejala: Perubahan pola defekasi /karakteristik feces.
Tanda: Nyeri tekan abdomen, Distensi abdomen, peningkatan bunyi
usus,karakteristik feses ; diare dan konstipasi.
5) Makanan /Cairan.
Gejala: Anorexia,mual, dan muntah, cegukan, tidak toleran terhadap
makanan.
Tanda: Muntah, membran mukosa kering, turgor kulit menurun.
6) Neurosensori.
Gejala: Pusing, sakit kepala, terasa berdengung.
Tanda: Status mental, tingkat kesadaran terganggu, cenderung
mengantuk, disorientasi, bingung.
7) Nyeri /Kenyamanan.
Gejala: Nyeri digambarkan tajam, dangkal, rasa terbakar, perih
Tanda: Rasa ketidaknyamanan / distres samar-samar setelah banyak
makan & hilang setelah minum obat antasida. Nyeri
epigastrium kiri menyebar ketengah dan menjalar tembus
kepinggang 1-2 jam setelah makan ( ulkus peptik ). Nyeri
epigastrium kanan ± 4 jam setelah makan dan hilang setelah
diberi antasida ( ulkus doudenum). Faktor pencetus, makanan,
rokok, alkohol penggunaan obat tertentu. Stress psikologis.
8) Keamanan.
Gejala: Alergi terhadap obat.
Tanda: Peningkatan suhu.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN TIMBUL


1) Nyeri akut berhubungan dengan iritasi mukosa gaster.
2) Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif, muntah,
perdarahan
3) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d anorexia
4) Ansietas b.d perubahan status kesehatan

3. INTERVENSI KEPERAWATAN

N Diagnosa NOC NIC


o
1 Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Puasakan pasien
berhubungan dengan tindakan pada 6 jam pertama.
iritasi mukosa gaster. keperawatan selama 2. Berikan makanan
… x 24 jam, nyeri lunak sedikit demi
pasien bisa hilang sedikit dan beri minum
dengan criteria hasil: yang hangat.
1. Skala nyeri 3. Identifikasi dan
berkurang batasi makanan yang
2. TTV dalam
menimbulkan
batas normal
ketidaknyamanan.
3. Pasien tidak
4. Observasi keluhan
meringis
nyeri, catat lokasi,
lamanya, intensitasnya,
( skala 0-10 ), serta
perubahan karakteristik
nyeri.
2 Kekurangan volume Setelah dilakukan 1. Awasi masukan dan
cairan b.d kehilangan tindakan haluaran, karakter dan
cairan aktif, muntah, keperawatan selama frekuensi muntah.
2. Kaji tanda-tanda vital.
perdarahan … x 24 jam,
3. Ukur berat badan tiap
kebutuhan cairan
hari.
pasien bisa terpenuhi 4. Anjurkan pasien
dengan criteria hasil: perbanyak minum yang
Tidak terjadi dingin
5. Kolaborasi pemberian
penurunan BB
terapi cairan
secara drastic, tidak
ada tanda-tanda 6. Kolaborasi pemberian
dehidrasi dan syok antiemetik pada keadaan
akut.
3 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan 1. Buat program
nutrisi kurang dari tindakan kebutuhan nutrisi
kebutuhan b.d anorexia keperawatan selama harian & standar BB
… x 24 jam, minimum.
kebutuhan nutrisi 2. Berikan perawatan
pasien bisa terpenuhi mulut sebelum &
dengan criteria hasil: sesudah makan.
1. Pemasukan 3. Monitor aktivitas
nutrisi yang fisik dan catat tingkat
adekuat aktivitas tersebut.
2. BB dalam
4. Hindari makanan
batas normal
yang menimbulkan gas.
5. Sediakan makanan
dengan ventilasi yang
baik, lingkungan yang
menyenangkan,
dengan situasi yang
tidak terburu-buru.
4 Ansietas b.d Setelah dilakukan 1. Observasi respon
perubahan status tindakan fisiologis, mis :
kesehatan keperawatan selama takipnoe, palpitasi,
… x 24 jam, ansietas pusing.
pasien bisa hilang 2. Catat petunjuk
dengan criteria hasil: perilaku, mis : gelisah,
1. Pasien dapat midah tersinggung.
mendiskusikan 3. Dorong pernyataan
permasalahan takut dan ansietas,
yang berikan respon umpan
dihadapinya. balik.
2. Pasien dapat
4. Berikan lingkungan
memecahkan yang tenang untuk
masalah dengan beristirahat.
menggunakan 5. Berikan tekhnik
sumber yang relaksasi, mis: latihan
efektif nafas dalamdan
bimbingan imaginasi.
6. Bantu pasien untuk
mengidentifikasi dan
melakukan koping
positif.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner dan Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Ed. 8 Vol 2. Penerbit
Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Charles, J.Reeves, dkk. 2001. Buku 1 Keperawatan Medikal Bedah Ed. I. Salemba
Medika. Jakarta.

Ignatavicius dan M.V. Bayne, Medical Surgical Nursing, A Nursing Proses


Approach, W.B. Saundrers, 1991.

S.Anderson Price, Fisiologi Proses-proses Penyakit, Penerbit Buku Kedokteran,


EGC 1994

Slamet suyono, dkk. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Ed.3. Balai
Penerbit FKUI. Jakarta.

Smeltzer & Bare (2002). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC

Soeparman, Ilmu Penyakit Dalam, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 1990


Dosen Pengajar : Ibu Reyni SKM, M.Kes
Mata Kuliah : Keperawatan Komunitas IV

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN


GASTRITIS EROSIF
OLEH

IKHWANUL ARIN MIFTAHUDDIN DAUD


NIM C01413002
KELAS A

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO

2016

Anda mungkin juga menyukai