F DENGAN
GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN GASTRITIS EROSIF DIRUANGAN
ICU RSUD MM DUNDA LIMBOTO
1. Identitas Klien
Nama : Ny.F Pekerjaan : URT
Umur : 66 tahun No. RM : 249091
Alamat : Kel. Tenilo Kec. Limboto Tgl.Masuk : 08-08-2015
Jenis Kelamin : Perempuan Tgl. Keluar : 11-08-2015
2. Tindakan pre-hospital
Tidak ada tindakan pre-hospital
3. Pengkajian Primer
1) Airway
Pada saat dikaji, jalan nafas klien paten, tidak terdapat sekret, tidak
ditemukan adanya sumbatan jalan nafas dengan cairan (gargling) dan
sumbatan jalan nafas dengan benda asing (snoring)
2) Breathing
Pada saat dikaji, irama pernafasan regular, frekuensi pernafasan 24
x/menit, klien tidak terpasang O2, bentuk dada simetris kiri dan kanan,
ekspansi paru simetris kiri dan kanan, tipe pernafasan eupnea, klien tidak
menggunakan cuping hidung
3) Circulation
Pada saat pengkajian, tekanan darah 180/90 mmHg, frekuensi nadi 80
x/menit, suhu 36,5oC, klien tidak sianosis, konjungtiva anemis kiri dan
kanan, akral dingin, CRT > 3 detik, tidak terdengar bunyi jantung tambahan
4) Disability
Pada saat pengkajian, keadaan umum klien sedang, kesadaran, compos
mentis, GCS klien 15(E4V5M6), klien dapat berbicara, klien merespon
pertanyaan yang diberikan, ada refleks pupil terhadap cahaya, klien dapat
berorientasi pada waktu, tempat, dan orang
5) Exposure
Pada saat pengkajian, klien tidak terdapat trauma(tidak terdapat jejas/lesi
dibagian dada klien)
4. Triage
1) Keluhan utama
Muntah darah
2) Riwayat keluhan utama
Klien masuk ke RS pada tanggal 8 Agustus 2015 dengan keluhan utama
muntah darah. Muntah darah dialami klien sebanyak 2 kali dan disertai
nyeri diulu hati serta BAB berwarna hitam. Pada saat dikaji tanggal 11
Agustus 2015 diruang ICU, pasien nampak pucat,akral teraba dingin,
konjungtiva nampak anemis, mukosa bibir pucat dan kering, klien nampak
gelisah dan mengeluh ingin cepat pulang ke rumahnya. Vital sign: tekanan
darah 180/90 mmHg, frekuensi nadi 80 x/menit, frekuensi pernafasan 28
x/menit, suhu 36,5oC
3) Tanda-tanda vital
Tekanan darah 180/90 mmHg Frekuensi pernafasan 28 x/menit
Frekuensi nadi 80 x/menit Suhu 36,5oC
5. Pengkajian Sekunder
1) Kepala
Pada saat dilakukan inspeksi, bentuk kepala normal, rambut beruban dan
tampak bersih. Pada saat dipalpasi, tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri
tekan
2) Leher
Pada saat dilakukan inspeksi, tidak ada peningkatan vena jugularis dan
tidak kaku kuduk. Dan saat dipalpasi tidak ada nyeri tekan dan tidak ada
pembesaran kelenjar thyroid
3) Muka
Pada saat dilakukan inspeksi, wajah klien terlihat pucat, sclera normal,
konjungtiva nampak anemis, tidak ada peradangan, pupil isokor dan miosis
saat diberikan cahaya. Hidung simetris, tidak ditemukan adanya
polip,perdarahan dan peradangan, nampak rongga hidung terdapat sekret.
Bentuk rongga mulut klien simetris, mukosa bibir nampak pucat dan kering,
tidak ditemukan adanya perdarahan, tidak ada stomatitis dan tidak ada
kesulitan menelan.
Pada saat dipalpasi, dibagian kelopak mata tidak ada nyeri tekan dan
oedema dibagian palpebra. Dibagian hidung tidak ada nyeri tekan dan
fungsi penciuman baik. Dibagian mulut dan tenggorokan, refleks menelan
normal
4) Dada
Pada saat diinspeksi, bentuk dada simetris, ekspansi paru simetris, pola
pernafasan eupnea dengan irama regular, tidak ada retraksi dada. Saat
dipalpasi tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada benjolan. Saat diperkusi
didaerah paru berbunyi sonor, didaerah jantung berbunyi pekak. Saat
diauskultasi, terdengar BJ S1 dan S2, tidak ada bunyi jantung tambahan,
suara nafas normal vesikuler, tidak ada bunyi nafas tambahan seperti ronchi
dan wheezing.
5) Abdomen
Pada saat dilakukan inspeksi, abdomen datar, simetris kiri dan kanan, tidak
terdapat lesi dan masa, warna kulit merata sama dengan yang sekitar. Klien
tidak terjadi pembesaran abdomen atau asites, klien tidak kembung, gerakan
abdomen mengikuti irama pernafasan. Saat diauskultasi, klien tidak
terdengar hiperperistaltik usus. Saat palpasi, tidak ada nyeri tekan, klien
tidak distensi kandung kemih. Saat diperkusi, terdengar bunyi thympani
pada area abdomen, hepar terdengar pekak.
6) Genitalia
Pada saat diinspeksi, klien terpasang kateter urine
7) Ekstremitas
(1) Ekstremitas atas
Pada saat diinspeksi, warna kulit pucat, kuku nampak pucat, tangan
terpasang infuse. Saat dipalpasi, CRT>3 detik, tonus otot normal, akral
teraba agak dingin
(2) Ekstremitas bawah
Pada saat diinspeksi, warna kulit pucat, kuku klien nampak pucat,
klien terlihat memakai kaus kaki. Saat dipalpasi, akral teraba dingin,
tonus otot normal
(3) Kekuatan otot
4 4
2 2
Keterangan :
0 = tidak ada gerakan
1 = ada kontraksi, sedikit gerakan
2 = mengangkat tapi tidak mampu menahan gravitasi
3 = mampu menahan gravitasi
4 = mampu menahan sedikit dorongan
5 = mampu menahan dorongan kuat/kekuatan penuh
6. Pemeriksaan Penunjang
Tgl Pemeriksaan : 10 Agustus 2015
Hasil Nilai rujukan normal
RBC 2,60 10^6/μL 3,50 – 5,50 10^6/μL
HGB 7,2 g/dL 11,0 – 16,0 g/dL
HCT 22,9 % 44,0 – 65 %
MCHC 21,4 g/dL 31,5 – 35 g/dL
PLT 147 10^3/μL 150 - 450 10^3/μL
7. Obat-Obatan
1) Obat injeksi
- Ondasentron/amp/IV berfungsi untuk mencegah dan mengobati mual dan
muntah
- Antrain/amp/IV berfungsi sebagai obat anti nyeri dan antipiretik
- Asam traneksamat/amp/IV berfungsi sebagai obat antifibrinolitik yang
digunakan untuk menghentikan perdarahan pada sejumlah kondisi
- Ranitidine/amp/IV berfungsi untuk menangani gejala dan penyakit akibat
produksi asam lambung yang berlebihan
2) Obat oral
- Amlodipin 10 mg 1-0-0 berfungsi untuk mengatasi hipertensi
- Captopril 3 x 50 mg berfungsi untuk mengobati hipertensi dan gagal
jantung
IDENTIFIKASI DATA
1. Data subjektif
1) Klien mengatakan ia muntah darah
2) Klien mengatakan BAB berwarna hitam
3) Klien mengeluh khawatir dengan kondisinya
4) Klien mengeluh ingin cepat pulang
2. Data objektif
1) CRT > 3 detik
2) Klien nampak pucat
3) Akral teraba dingin
4) Kuku klien nampak pucat
5) Konjungtiva nampak anemis
6) Mukosa bibir nampak pucat dan kering
7) Pasien nampak gelisah
8) RBC 2,60 10^6/μL
9) HGB 7,2 g/dL
10) TTV:
Tekanan darah 180/90 mmHg Frekuensi pernafasan 28 x/menit
Frekuensi nadi 80 x/menit Suhu 36,5oC
RUMUSAN DIAGNOSA
No Data Diagnosa
1 DS: Domain 4 : aktivitas/istirahat
1) Klien mengatakan ia muntah Kelas 4 : respon
darah kardiopulmonal
2) Klien mengatakan BAB Diagnose:
Ketidakefektifan perfusi
berwarna hitam
DO: jaringan perifer(00204)
1) CRT > 3 detik
2) Klien nampak pucat
3) Akral teraba dingin
4) Kuku klien nampak pucat
5) Konjungtiva nampak anemis
6) Mukosa bibir nampak pucat dan
kering
7) RBC 2,60 10^6/μL
8) HGB 7,2 g/dL
2 DS: Domain 2 : nutrisi
1) Klien mengatakan ia muntah darah Kelas 1 : makan
DO: Diagnose:
1) Mukosa bibir nampak pucat dan Ketidakseimbangan nutrisi
kering kurang dari kebutuhan(00002)
2) HGB 7,2 g/dL
3) Tekanan darah 180/90 mmHg
3 DS: Domain 9 : koping/toleransi
1) Klien mengeluh khawatir
stress
dengan kondisinya Kelas 2 : respon koping
2) Klien mengeluh ingin cepat Diagnose:
Ansietas (00146)
pulang
DO:
1) Pasien nampak gelisah
2) Tekanan darah 180/90 mmHg
INTERVENSI
B. Etiologi
1). Obat analgetik anti inflamasi, terutama aspirin.
2). Bahan-bahan kimia
3). Merokok
4). Alkohol
5). Stres fisik yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan,
gagal pernafasan, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf pusat.
6). Refluks usus ke lambung.
7). Endotoksin.
C. Patogenesis
Seluruh mekanisme yang menimbulkan gastritis erosif karena keadaan-
keadaan klinis yang berat belum diketahui benar. Faktor-faktor yang dapat
menyebabkan rusaknya mukosa lambung adalah :
D. Manifestasi Klinis
Gambaran klinis gastritis akut erosif sangat bervariasi, mulai dari yang
sangat ringan asimptomatik sampai sangat berat yang dapat membawa
kematian. Manifestasi tersebut adalah:
1. Muntah darah
2. Nyeri epigastrium
3. Neusa dan rasa ingin vomitus
4. Nyeri tekan yang ringan pada epigastrium
Pada pemeriksaan fisik biasanya tidak ditemukan kelainan, kecuali mereka
yang mengalami perdarahan hebat hingga menimbulkan gangguan
hemodinamik yang nyata seperti hipotensi, pucat, keringat dingin, takikardi
sampai gangguan kesadaran.
E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Endoskopi, khususnya gastroduodenoskopi. Hasil pemeriksaan akan
ditemukan gambaran mukosa sembab, merah, mudah berdarah atau
terdapat perdarahan spontan, erosi mukosa yang bervariasi.
2. Histopatologi.
3. Radiologi dengan kontras ganda, meskipun kadang dilakukan tapi tidak
begitu memberikan hasil yang memuaskan.
F. Pengobatan
Pengobatan lebih ditujukan pada pencegahan terhadap setiap apsien yang
beresiko tinggi, hal yang dapat dilakukan adalah ;
1. PENGKAJIAN
1) Aktivitas/ istirahat.
Gejala: Kelemahan/ kelelahan.
Tanda: Takhikardi, takipnoe, ( hiperventilasi ).
2) Sirkulasi.
Gejala: Hipotensi, Takhikardi, Disritmia.
Tanda: Kelemahan nadi / perifer, Pengisian kapiler lambat,Warna kulit
pucat, sianosis, Kelembaban kulit, berkeringat.
3) Integritas Ego.
Gejala: Faktor stress akut / psikologi, perasaan tidak berdaya.
Tanda: Tanda ansietas, misalnya ; pucat, gelisah, berkeringat, perhatian
menyempit.
4) Eliminasi.
Gejala: Perubahan pola defekasi /karakteristik feces.
Tanda: Nyeri tekan abdomen, Distensi abdomen, peningkatan bunyi
usus,karakteristik feses ; diare dan konstipasi.
5) Makanan /Cairan.
Gejala: Anorexia,mual, dan muntah, cegukan, tidak toleran terhadap
makanan.
Tanda: Muntah, membran mukosa kering, turgor kulit menurun.
6) Neurosensori.
Gejala: Pusing, sakit kepala, terasa berdengung.
Tanda: Status mental, tingkat kesadaran terganggu, cenderung
mengantuk, disorientasi, bingung.
7) Nyeri /Kenyamanan.
Gejala: Nyeri digambarkan tajam, dangkal, rasa terbakar, perih
Tanda: Rasa ketidaknyamanan / distres samar-samar setelah banyak
makan & hilang setelah minum obat antasida. Nyeri
epigastrium kiri menyebar ketengah dan menjalar tembus
kepinggang 1-2 jam setelah makan ( ulkus peptik ). Nyeri
epigastrium kanan ± 4 jam setelah makan dan hilang setelah
diberi antasida ( ulkus doudenum). Faktor pencetus, makanan,
rokok, alkohol penggunaan obat tertentu. Stress psikologis.
8) Keamanan.
Gejala: Alergi terhadap obat.
Tanda: Peningkatan suhu.
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
DAFTAR PUSTAKA
Brunner dan Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Ed. 8 Vol 2. Penerbit
Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Charles, J.Reeves, dkk. 2001. Buku 1 Keperawatan Medikal Bedah Ed. I. Salemba
Medika. Jakarta.
Slamet suyono, dkk. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Ed.3. Balai
Penerbit FKUI. Jakarta.
2016