Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut)

Topik : ISPA (Infeksi Saliran Pernafasan Akut)

Sasaran : Warga RT.12 RW.03

Hari/tanggal : Jum’at / 02 November 2012

Waktu : 30 Menit

Penyaji : Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Palembang Jurusan

Keperawatan

Tempat : Komplek Geria Damai Indah RT.12 RW.03 Kecamatan


Talang Kelapa Kelurahan Kenten Laut Palembang.

1. Tujuan
a. Umum
Setelah melakukan pendidikan kesehatan, diharapkan Agar warga RT 12
RW 03 dapat memahami dan mengerti tentang ISPA.

b. Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan diharapkan siswa dapat:
1. Menyebutkan pengertian ISPA
2. Menyebutkan tanda dan gejala ISPA
3. Menyebutkan cara pencegahan ISPA
4. Menyebutkan cara pengobatan ISPA

2. Sasaran
Warga RT 12 RW 03 Kecamatan Talang Kelapa Kelurahan Kenten Laut
Palembang.

3. Pokok Bahasan
Memberikan pengetahuan tentang ISPA (Infeksi Saliran Pernafasan Akut).
4. Garis Besar Materi
1. Pengertian ISPA
2. Tanda dan gejala ISPA
3. Cara pencegahan ISPA
4. Cara pengobatan ISPA

5. Materi
Terampil

6. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab

7. Media
1. Materi SAP
2. Persentasi

8. Pelaksanaan Kegiatan

Tahap Kegiatan Kegiatan


No Waktu Metode Media
Kegiatan Penyuluhan Peserta
1 Pembukaan 3 Menit 1. Pembukaan, 1. Menjawab Ceramah Verbal
mengucapkan Salam
salam 2. Mendengar
2. Memperkenalk kan
an diri penjelasan
3. Menjelaskan
tujuan
pendidikan
kesehatan

2 Penyampai- 10 Menjelaskan: Menyimak Ceramah Demon


an Materi menit 1. Pengertian dan strasi
mendengar
ISPA
kan
2. Tanda dan
gejala ISPA
3. Cara
pencegahan
ISPA
4. Cara
pengobatan
ISPA
4 Tanya 5 menit 1. Memberikan Menyiapkan Tanya Verbal
Jawab pertanyaan Jawab
kesempatan
dan
responden mendengarka
n penjelasan
untuk bertanya
pertanyaan
2. Menjawab
pertanyaan
dari
responden.

5 Penutup 2 menit Mengucapkan Menjawab Ceramah Verbal


salam dan salam
terima kasih

9. Evaluasi
Pertanyaan :

1. Jelaskan apa IBU ketahui ISPA ?

2. Sebutkan tanda bahaya ISPA ?


3. Coba jelaskan dengan bahasa ibu sendiri Apa yang anda lakukan jika
anakanda terkena ISPA ?

10. Daftar Pustaka


http://kumpulansapdanleaflet.blogspot.com/2011/07/satuan-acara-
penyuluhan-sap-infeksi.html
TEORI ISPA

1. Pengertian

Infeksi Saluran Pernafasan Akut atau biasa kita sebut dengan ISPA
terkadang masih dianggap sepele bagi masyarakat Indonesia, kebanyakan mereka
hanya menganggap batuk pilek biasa yang akan sembuh dengan sendirinya, tidak
jarang sebagian dari kita datang berobat pada saat sudah parah,berikut ini sedikit
informasi tentang penyakit yang menyerang saluran pernafasan tersebut :

ISPA (infeksi Saluran Pernafasan Akut) adalah penyakit yang menyerang salah
satu bagian atau lebih saluran pernafasan mulai dari hidung sampai paru-paru.

ISPA meliputi saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian
bawah.Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan bersifat ringan, misalnya
batuk pilek dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik. Namun
demikian jangan dianggap enteng, bila infeksi paru ini tidak diobati dengan
antibiotik dapat menyebabkan anak menderita pneumoni yang dapat berujung
pada kematian. Menurut Program Pemberantasan Penyakit (P2) ISPA, penyakit
ISPA dibagi menjadi dua golongan yaitu pneumonia dan yang bukan pneumonia.

Pneumonia dibedakan atas derajat beratnya penyakit yaitu pneumonia berat dan
pneumonia tidak berat. Penyakit batuk pilek seperti rinitis, faringitis, tonsilitis dan
penyakit jalan napas bagian atas lainnya digolongkan sebagai bukan pneumonia.

2. ETIOLOGI

Etiologi dari sebagian besar penyakit jalan napas bagian atas ini ialah virus
dan tidak dibutuhkan terapi antibiotik. Faringitis oleh kuman Streptococcus jarang
ditemukan pada balita. Bila ditemukan harus diobati dengan antibiotik penisilin,
semua radang telinga akut harus mendapat antibiotic.

ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan yang
mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran pernapasannya.
Kelainan pada sistem pernapasan terutama infeksi saluran pernapasan bagian atas
dan bawah, asma dan ibro kistik, menempati bagian yang cukup besar pada area
pediatri. Infeksi saluran pernapasan bagian atas terutama yang disebabkan oleh
virus, sering terjadi pada semua golongan masyarakat pada bulan-bulan musim
dingin.

3. JENIS – JENIS ISPA

Program Pemberantasan ISPA (P2 ISPA) mengklasifikasi ISPA sebagai berikut:

a. Pneumonia berat: ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding dada
kedalam (chest indrawing).
b. Pneumonia: ditandai secara klinis oleh adanya napas cepat.
c. Bukan pneumonia: ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa disertai demam,
tanpa tarikan dinding dada kedalam, tanpa napas cepat. Rinofaringitis, faringitis
dan tonsilitis tergolong bukan pneumonia
Berdasarkan hasil pemeriksaan dapat dibuat suatu klasifikasi penyakit ISPA.
Klasifikasi ini dibedakan untuk golongan umur dibawah 2 bulan dan untuk
golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun. Untuk golongan umur kurang 2 bulan ada
2 klasifikasi penyakit yaitu :

1. Pneumonia berada: diisolasi dari cacing tanah oleh Ruiz dan kuat dinding pada
bagian bawah atau napas cepat. Batas napas cepat untuk golongan umur kurang
2 bulan yaitu 60 kali per menit atau lebih.
2. Bukan pneumonia: batuk pilek biasa, bila tidak ditemukan tanda tarikan kuat
dinding dada bagian bawah atau napas cepat.
Untuk golongan umur 2 buLan sampai 5 tahun ada 3 klasifikasi penyakit yaitu
Pneumonia berat: bila disertai napas sesak yaitu adanya tarikan dinding dada
bagian bawah kedalam pada waktu anak menarik napas (pada saat diperiksa
anak harus dalam keadaan tenang tldak menangis atau meronta).
3. Pneumonia: bila disertai napas cepat. Batas napas cepat ialah untuk usia 2 -12
bulan adalah 50 kali per menit atau lebih dan untuk usia 1 -4 tahun adalah 40
kali per menit atau lebih.
4. Bukan pneumonia: batuk pilek biasa, bila tidak ditemukan tarikan dinding dada
bagian bawah dan tidak ada napas cepat.

4. TANDA – TANDA BAHAYA ISPA

Pada umumnya suatu penyakit saluran pernapasan dimulai dengan


keluhan-keluhan dan gejala-gejala yang ringan. Dalam perjalanan penyakit
mungkin gejala-gejala menjadi lebih berat dan bila semakin berat dapat jatuh
dalam keadaan kegagalan pernapasan dan mungkin meninggal. Bila sudah dalam
kegagalan pernapasan maka dibutuhkan penatalaksanaan yang lebih rumit,
meskipun demikian mortalitas masih tinggi, maka perlu diusahakan agar yang
ringan tidak menjadi lebih berat dan yang sudah berat cepat-cepat ditolong dengan
tepat agar tidak jatuh dalam kegagalan pernapasan.

Tanda-tanda bahaya dapat dilihat berdasarkan tanda-tanda klinis dan


tanda-tanda laboratoris.

a. Tanda-tanda klinis ISPA


1) Pada sistem respiratorik adalah: tachypnea, napas tak teratur (apnea),
retraksi dinding thorak, napas cuping hidung, cyanosis, suara napas lemah
atau hilang, grunting expiratoir dan wheezing.
2) Pada sistem cardial adalah: tachycardia, bradycardiam, hypertensi,
hypotensi dan cardiac arrest.
3) Pada sistem cerebral adalah : gelisah, mudah terangsang, sakit kepala,
bingung, papil bendung, kejang dan coma.
4) Pada hal umum adalah : letih dan berkeringat banyak.

b. Tanda-tanda laboratoris ISPA


1) Hypoxemia,
2) Hypercapnia dan
3) acydosis (metabolik dan atau respiratorik)
Tanda-tanda bahaya pada anak golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun adalah:
tidak bisa minum, kejang, kesadaran menurun, stridor dan gizi buruk, sedangkan
tanda bahaya pada anak golongan umur kurang dari 2 bulan adalah: kurang bisa
minum (kemampuan minumnya menurun ampai kurang dari setengah volume
yang biasa diminumnya), kejang, kesadaran menurun, stridor, Wheezing.

5. PENATALAKSANAAN KASUS ISPA

Penemuan dini penderita pneumonia dengan penatalaksanaan kasus yang


benar merupakan strategi untuk mencapai dua dari tiga tujuan program (turunnya
kematian karena pneumonia dan turunnya penggunaan antibiotik dan obat batuk
yang kurang tepat pada pengobatan penyakit ISPA) .

Pedoman penatalaksanaan kasus ISPA akan memberikan petunjuk standar


pengobatan penyakit ISPA yang akan berdampak mengurangi penggunaan
antibiotik untuk kasus-kasus batuk pilek biasa, serta mengurangi penggunaan obat
batuk yang kurang bermanfaat. Strategi penatalaksanaan kasus mencakup pula
petunjuk tentang pemberian makanan dan minuman sebagai bagian dari tindakan
penunjang yang penting bagi pederita ISPA.

Penatalaksanaan ISPA meliputi langkah atau tindakan sebagai berikut:

a. Upaya pencegahan. Pencegahan dapat dilakukan dengan :


1) Menjaga keadaan gizi agar tetap baik.
2) Immunisasi.
3) Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan.
4) Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA.
b. Pengobatan dan perawatan. Prinsip perawatan ISPA antara lain :
1) Meningkatkan istirahat minimal 8 jam perhari
2) Meningkatkan makanan bergizi
3) Bila demam beri kompres dan banyak minum
4) Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung dengan sapu
tangan yang bersih
5) Bila badan seseorang demam gunakan pakaian yang cukup tipis tidak terlalu
ketat.
6) Bila terserang pada anak tetap berikan makanan dan ASI bila anak tersebut
masih menetek.

Pengobatan antara lain :

a. Mengatasi panas (demam) dengan memberikan parasetamol atau dengan


kompres, bayi dibawah 2 bulan dengan demam harus segera dirujuk.
Parasetamol diberikan 4 kali tiap 6 jam untuk waktu 2 hari. Cara
pemberiannya, tablet dibagi sesuai dengan dosisnya, kemudian digerus dan
diminumkan. Memberikan kompres, dengan menggunakan kain bersih,
celupkan pada air (tidak perlu air es).

b. Mengatasi batuk dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan
tradisional yaitu jeruk nipis ½ sendok dan dicampur dengan kecap atau madu ½
sendok teh, diberikan tiga kali sehari.

Anda mungkin juga menyukai