DISUSUN OLEH :
AMANDA NOVITA ISMA NIRMALA, S.Kep
216410005
Laporan Pendahuluan ini telah disetujui untuk diajukan sebagai tinjauan teoritis
kasus kelolaan individu Stase KeperawatanKritis dengan Partial Bowel Obstruction di
ruangIcu CentralRSUD JOMBANG untuk memenuhi tugas individu Program Studi Profesi
Ners STIKES ICME JOMBANG.
Disetujui
Hari :
Tanggal :
Mahasiswa
Mengetahui,
( ) ( )
Kepala Ruangan
( )
LAPORAN PENDAHULUAN
PARTIAL BOWEL OBSTRUCTION
A. Definisi Obstruksi BowelParsial
Obstruksi usus adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang traktus
intestinal (Nettina, 2001). Obstruksi terjadi ketika ada gangguan yang menyebabkan
terhambatnya aliran isi usus ke depan tetapi peristaltiknya normal. Obstruksi usus
merupakan suatu blok saluran usus yang menghambat pasase cairan, flatus dan
makanan dapat secara mekanis atau fungsional. Obstruksi bowel parsial merupakan
obstruksi atau gangguan pada aliran usus besar atau kolon.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa obstruksi usus besar adalah
sumbatan total atau parsial yang menghalangi aliran normal melalui saluran
pencernaan.
B. Etiologi
Adapun penyebab dari obstruksi usus dibagi menjadi dua bagian menurut jenis
obstruksi usus, yaitu:
1) Mekanis
Faktor mekanis yaitu terjadi obstruksi intramunal atau obstruksi munal dari
tekanan pada usus, diantaranya :
a. Intususepsi
Disebut juga intususepsi, sering ditemukan pada anak dan agak jarang pada
orang muda dan dewasa. Invaginasi pada anak sering bersifat idiopatikkarena
tidak diketahui penyebabnya. Invaginasi umumnya berupa intususepsi
ileosekal yang masuk naik kekolon ascendens dan mungkin terus sampai
keluar dari rektum. Hal ini dapat mengakibatkan nekrosis iskemik pada
bagian usus yang masuk dengankomplikasi perforasi dan
peritonitis.Diagnosisinvaginasidapatdidugaataspemeriksaanfisik,dandipastika
n dengan pemeriksaan Rontgen dengan pemberian enema barium
(Indrayani,2013).
b. Tumor danneoplasma
Tumor usus agak jarang menyebabkan obstruksi Usus, kecuali jika ia
menimbulkan invaginasi . Hal ini terutama disebabkan oleh kumpulan
metastasis (penyebaran kanker) di peritoneum atau di mesenterium yang
menekan usus (Indrayani,2013).
c. Stenosis
d. Striktur
Striktur yang sekunder yang berhubungan dengan iskhemia, inflamasi, terapi
radiasi, atau trauma operasi
e. Perlekatan(adhesi)
Adhesi bisa disebabkan oleh riwayat operasi intraabdominal sebelumnya atau
proses inflamasi intraabdominal. Dapat berupa perlengketanmungkin dalam
bentuk tunggal maupun multiple, bisa setempat atau luas. Umunya berasal
dari rangsangan peritoneum akibat peritonitis setempat atau umum.Ileus
karena adhesi biasanya tidak disertai strangulasi. Obstruksi yang disebabkan
oleh adhesi berkembang sekitar 5% dari pasien yang mengalami operasi
abdomen dalam hidupnya. Perlengketan kongenital juga dapat menimbulkan
ileus obstruktif di dalam masa anak-anak (Indrayani,2013).
f. Hernia
Hernia inkarserata timbul karena usus yang masuk ke dalam kantung hernia
terjepit oleh cincin hernia sehingga timbul gejala obstruksi (penyempitan)dan
strangulasi usus (sumbatan usus menyebabkan terhentinya aliran darah ke
usus). Pada anak dapatdikelola secara konservatif dengan posisi tidur
Trendelenburg. Namun, jikapercobaan reduksi gaya berat ini tidak berhasil
dalam waktu 8 jam, harus diadakanherniotomi segera (Indrayani,2013)
g. Abses
2) Fungsional
Yaitu akibat muskulator usus tidak mampu mendorong isi sepanjang usus. (Brunner and
Suddarth, 2002)
C. Klasifikasi
Menurut sifat sumbatannya
Menurut sifat sumbatannya, ileus obstruktif dibagi atas 2 tingkatan :
a) Obstruksi biasa (simple obstruction) yaitu penyumbatan mekanis di dalam
lumen usus tanpa gangguan pembuluh darah, antara lain karena atresia usus
danneoplasma
b) Obstruksi strangulasi yaitu penyumbatan di dalam lumen usus disertai oklusi
pembuluh darah seperti hernia strangulasi, intususepsi, adhesi, dan volvulus
(Pasaribu,2012).
Menurut letak sumbatannya
Menurut letak sumbatannya, maka ileus obstruktif dibagi menjadi 2 :
a. Obstruksi tinggi, bila mengenai usushalus
E. ManifestasiKlinis
a. Mekanik sederhana –kolon
Kram (abdomen tengah sampai bawah), distensi yang muncul terakhir,
kemudian terjadi muntah (fekulen), peningkatan bising usus, nyeri tekan
abdomen.
b. Obstruksi mekanikparsial
Dapat terjadi bersama granulomatosa usus pada penyakit Crohn. Gejalanya
kram nyeri abdomen, distensiringan.
c. Strangulasi
Gejala berkembang dengan cepat: nyeri hebat, terus menerus dan terlokalisir,
distensi sedang, muntah persisten, biasanya bising usus menurun dan nyeri
tekan terlokalisir hebat. Feses atau vomitus menjadi berwarna gelap atau
berdarah atau mengandung darah samar. (Price &Wilson, 2007)
F. PemeriksaanPenunjang
1) Pemeriksaanradiologi
a. Foto polosabdomen
Dengan posisi terlentang dan tegak (lateral dekubitus) memperlihatkan
dilatasi lengkung usus halus disertai adanya batas antara air dan udara atau gas
(air-fluid level) yang membentuk pola bagaikan tangga.
b. Pemeriksaan radiologi dengan BariumEnema
Mempunyai suatu peran terbatas pada pasien dengan obstruksi usus halus.
Pengujian Enema Barium terutama sekali bermanfaat jika suatu obstruksi letak
rendah yang tidak dapat pada pemeriksaan foto polos abdomen. Pada anak-anak
dengan intussuscepsi, pemeriksaan enema barium tidak hanya sebagai diagnostik
tetapi juga mungkin sebagaiterapi.
c. CT–Scan.
Pemeriksaan ini dikerjakan jika secara klinis dan foto polos abdomen
dicurigai adanya strangulasi. CT–Scan akan mempertunjukkan secara lebihteliti
adanya kelainan-kelainan dinding usus, mesenterikus, dan peritoneum. CT–Scan
harus dilakukan dengan memasukkan zat kontras kedalam pembuluh darah. Pada
pemeriksaan ini dapat diketahui derajat dan lokasi dari obstruksi.
d. USG
Pemeriksaan ini akan mempertunjukkan gambaran dan penyebab dari
obstruksi.
e. MRI
Walaupun pemeriksaan ini dapat digunakan, tetapi tehnik dan kontras yang
ada sekarang ini belum secara penuh mapan. Tehnik ini digunakan untuk
mengevaluasi iskemia mesenterik kronis.
f. Angiografi
Angiografi mesenterik superior telah digunakan untuk mendiagnosis adanya
herniasi internal, intussuscepsi, volvulus, malrotation, dan adhesi.
2) Pemeriksaanlaboratorium
Leukositosis mungkin menunjukkan adanya strangulasi, pada urinalisa
mungkin menunjukkan dehidrasi. Analisa gas darah dapat mengindikasikan
asidosis atau alkalosis metabolic. ( Brunner and Suddarth, 2002 )
I. Penatalaksanaan
Dasar pengobatan ileus obstruksi adalah koreksi keseimbangan elektrolit dan
cairan, menghilangkan peregangan dan muntah dengan dekompresi, mengatasi
peritonitis dan syok bila ada, dan menghilangkan obstruksi untuk memperbaiki
kelangsungan dan fungsi usus kembalinormal.
a. Resusitasi
Dalam resusitasi yang perlu diperhatikan adalah mengawasi tanda - tanda
vital, dehidrasi dan syok. Pasien yang mengalami ileus obstruksi
mengalami dehidrasi dan gangguan keseimbangan ektrolit sehingga perlu
diberikan cairan intravena seperti ringer laktat. Respon terhadap terapi
dapat dilihat dengan memonitor tanda - tanda vital dan jumlah urin yang
keluar. Selain pemberian cairan intravena, diperlukan juga pemasangan
nasogastric tube (NGT). NGT digunakan untukmengosongkan lambung,
mencegah aspirasi pulmonum bila muntah dan mengurangi
distensiabdomen.
b. Farmakologis
Pemberian obat - obat antibiotik spektrum luas dapat diberikan sebagai
profilaksis. Antiemetik dapat diberikan untuk mengurangi gejala mual
muntah.
c. Operatif
Operasi dilakukan setelah rehidrasi dan dekompresi nasogastrik untuk
mencegah sepsis sekunder. Operasi diawali dengan laparotomi kemudian
disusul dengan teknik bedah yang disesuaikan dengan hasil eksplorasi
selama laparotomi. Berikut ini beberapa kondisi atau pertimbangan untuk
dilakukan operasi : Jika obstruksinya berhubungan dengan suatu simple
obstruksi atau adhesi, maka tindakan lisis yang dianjurkan. Jika terjadi
obstruksi stangulasi maka reseksi intestinal sangat diperlukan. Pada
umumnya dikenal 4 macam cara/tindakan bedah yang dilakukan pada
obstruksi ileus:
1) Koreksi sederhana (simple correction), yaitu tindakan bedah sederhana
untuk membebaskan usus dari jepitan, misalnya pada hernia
incarcerata non-strangulasi, jepitan oleh streng/adhesi atau pada
volvulusringan.
2) Tindakan operatif by-pass, yaitu tindakan membuat saluran usus baru
yang “melewati” bagian usus yang tersumbat, misalnya pada tumor
intralurninal, Crohn disease, dansebagainya.
3) Membuat fistula entero-cutaneus pada bagian proximal dari tempat
obstruksi, misalnya pada Ca stadiumlanjut.
J. ClinicalPathway
OBSTRUKSI USUS
Akumulasi gas dan cairan intra lumen disebelah paroksimal dari letak obstruktif
Gelombang peristaltic berbalik arah, isi usus terdorong ke lambung kemudian mulut
Distensi abdomen Kerja usus melemah Klien rawat inap
Gangguan peristaltic
Poliferasi bakteri Tekanan intralumen usus Reaksi
cepat ↑ Asam hospitalisasi
lambung ↑
Kimus cemas
pelepasan Tekanan
mual sulit
bakteri dan vena & Mual muntah
dicerna
toksinmelepas
dari ususendotoksin, arteri ↓ ansietas
bakteri Sulit BAB
Kehilangan
Iskemia cairan menuju
dinding ruang konstipasi
melepaskan zat pirogen Pelepasan bakteri & toksin drperitonium
usus yg nekrotik ke dlm peritonium
Metabolis
m
s hipotalamus bagian termoregulator melaluiMerangsang
ductus thoracicus
pengeluaran
Resiko infeksi
mediator
kimia
Merangsang
Merangsang susunan saraf otonom, mengaktivasiSaraf
reseptor nyeri simpatis terangsang utk mengaktivasi RAS mengaktifkan kerja organ tubuh
norepinephrine
REM ↓ Pasien terjaga
hipertermi
K. PenatalaksanaanKeperawatan
a. Pengkajian/Assesment
1. IdentitasPasien
Identitas meliputi data demografi klien yang terdiri dari nama, umur, jenis
kelamin, agama, pendidikan, alamat, No.RM, pekerjaan, status perkawinan,
tanggal masuk rumah sakit, dan diagnosa medis.
2. KeluhanUtama
Keluhan utama adalah keluhan yang dirasakan klien pada saat dikaji. Pada
umumnya akan ditemukan klien merasakan nyeri pada abdomennya, demam,
nyeri tekan lepas, abdomen tegang dan membesar, susah mengeluarkan BAB.
3. RiwayatKesehatan
a) Riwayat PenyakitSekarang
Pasien dengan bowel obstruksi biasanya akan diwali dengan adanya tanda
seperti nyeri pada perut, demam dan konstipasi. Pada riwayat penyakit
sekarang perlu ditanyakan terkait keluhaan awal muncul dan tindakan yang
telah dilakukan untuk menurunkan dan menghilangkan keluhan yang
dirasakan
b) Riwayat PenyakitDahulu
Penyakit yang dapat menjadi faktor utama terjadinya obstruksi usus seperti
penyakit pencernaan lain atau adanya riwayat operasi pada bagian pencernaan
c) Riwayat PenyakitKeluarga
Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit
keturunan seperti diabetes mellitus, hipertensi, anemia.
b. DiagnosaKeperawatan
1. Mual berhubungan dengan gelombang peristaltik berbalik arah menuju
lambung
2. Konstipasi berhubungan dengan penyempitanusus
3. Nyeri akut berhubungan dengan iskemia dindingusus
4. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi pada daerahperut
5. Ansietas berhubungan dengan reaksihospitalisasi
6. anguan pola tidur berhubungan dengan nyeri padaperut
No Diagnosa Keperawatan
1. Mual (00134)
Definisi: suatu fenomena subjektif tentang rasa tidak nyaman pada
bagian belakang tenggorok atau lambung, yang dapat atau tidak
mengakibatkan muntah.
Batasan karakteristik :
- Keengganan terhadapmakan
- Sensasimuntah
- Peningkatansaliva
- Peningkatanmenelan
- Kulit terasahangat
- Stuportakikardia
- Takipnea
- Vasodilatasi
Faktor yang berhubungan:
- Dehidrasi
- Pakaian yang tidak sesuai
- Aktivitasberlebihan
Populasi berisiko:
- Pemajanan suhu lingkungantinggi
Kondisi terkait:
- Penurunanperspirasi
- Penyakit
- Peningkatan lajumetabolisme
- Iskemia
- Agensfarmseutika
- Sepsis
- Trauma
5 Ansietas (00146)
Definisi : perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai
respons otonom, perasaan yang takut disebabkan oleh antisipasi
terhadap bahaya. Hal ini merupakan isyarat kewaspadaan yang
memperingatkan individu akan adanya bahaya dan memampukan
individu untuk bertindak menghadapiancaman.
Faktor yang berhubungan :
- Konflik tentang tujuanhidup
- Hubunganinterpersonal
- Penularaninterpersonal
- Stresor
- Penyalahgunanzat
- Ancamankematian
- Ancaman pada statusterkini
- Kebutuhan yang tidak dipenuhi
- Konfliknilai
6. Ganguan pola tidur (00095)
Definisi: gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor
eksternal
Batasan karakteristik:
- Perubahan pola tidurnormal
- Ketidak puasantidur
- menyatakan tidak merasa cukup istirahat
faktor yang berhubungan:
- gangguan kurang controltidur
c. IntervensiKeperawatan
NO Masalah NOC NIC
Keperawatan
1 Mual (00134) Setelah dilakukan tindakan keperawatan mual dapat diatasi dengan kriteria Manajemen mual (1450)
hasil: 1. Dorong pasien untuk memantau
pengalaman diri terhadapmual
Mual dan muntah: efek yang mengganggu (2106) 2. Dorong pasien untuk belajar strategi
Awa Tujuan mengatasi mualsendiri
No Indikator
l 1 2 3 4 5 3. Lakukan penilaian lengkap terhadap
1. Asupan cairan mual, termasuk frekuensi, durasi,
tingkat keparahan, dan faktor-faktor
menurun pencetus, dengan menggunakan alat
2. Asupan [pengkajian] seperti Self-Care journal,
makanan Visual Analog Scales, Timbangan
berkurang Analog Visual, Duke Descriptive
3. Output urin 4. Dorong penggunaan teknik
nonfarmakologi sebelum mual
menurun
meningkat atauterjadi
4. Perubahan
keseimbangan 5. Monitor asupan makanan terhadap
cairan kandungan gizi dankalori
5. Kehilangan
selera makan
Keterangan :
1: parah
2:banyak
3: cukup;
4: sedikit
5: tidak ada
1: parah terhadapkonstipasi
2:banyak
Mandiri
3:cukup;
- manajemendefekasi
4: sedikit
- manajemenkonstipasi
5: tidak ada
HE
Anjurkan pasien untuk memintaobat nyeri
sebelumdefekasi
Informasikan kepada pasien
kemungkinan konstipasi akibatobat
Ajarkan kepada pasien tentangefek
diet (misalnya, cairan dan serat) pada
eliminasi
Tekankan pentingnya menghindari
mengejan selamadefekasi
Kolaborasi
Konsultasi dengan ahli gizi untuk
meningkatkan serat dan ciran dalam
diet
Konsultasi dengan dokter tentang
penurunan ataupeningkatan
frekuensi bising usus
3. Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien dapat mengontrol nyeri Manajemen nyeri (1400)
(00132) dengan kriteria hasil: 1. Lakukan pengkajian nyeri
Kontrol nyeri (1605) komprehensif yang meliputi lokasi,
karakteristik, onset/durasi, frekuensi,
Awa Tujuan
No Indikator kualitas, intensitas atau beratnya nyeri
l 1 2 3 4 5
clan faktorpencetus.
1. Mengenali
2. Observasi adanyapetunjuk
kapan nyeri
nonverbal mengenai
terjadi
ketidaknyamanan terutama pada
2. Menggunakan mereka yang tidak dapat berkomunikasi
tindakan secara efektif
pengurangan 3. Pastikan perawatan analgesik bagi
[nyeri] tanpa pasien dilakukan dengan pemantauan
analgesik yang ketat.
3. Menggunakan 4. Ajarkan prinsip-prinsip manajemen
analgesik nyeri.
yang 5. Ajarkan penggunaan teknik non
direkomendas farmakologi (seperti, biofeedback,
ikan TENS, hypnosis, relaksasi, bimbingan
4. Melaporkan antisipatif, terapi musik, terapi bermain,
nyeri yang terapi aktivitas, akupressur, aplikasi
terkontrol panas/dingin dan pijatan, sebelum,
sesudah dan jika memungkinkan, ketika
melakukan aktivitas yang menimbulkan
nyeri; sebelum nyeri terjadiatau
meningkat; dan bersamaan dengan
tindakan penurun rasa nyeri lainnya)
Indikator Deviasi Deviasi Devasi Deviasi Tidak 5. Pantau adanya komplikasi- komplikasi
berat yang sedang ringan 4 ada yang berhubungan dengan demam serta
L. DischargePlanning
a. Berikan instruksi ke klien atau anggota keluarga mengenai perawatan lanjutan,
tanda-tanda adanya infeksi, rawat jalan dan jadwal perawatan berikutnya.
b. Ingatkan pasien untuk meminum obat-obatan harian yang diperlukan untuk
proses penyembuhan, serta jelaskan tujuan, dosis, jadwal, tindakan
pencegahan, interaksi obat dengan dan potensial efeksamping.
c. Ajarkan klien tentang manajemen nyeri, terapi diet, pembatasan aktivitas dan
perawatan kesehatan tindaklanjut.
d. Ajarkan klien cara perawatan diri di rumah dan semua hal yang diperlukan
untuk perawatan dirumah.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and Suddarth. 2002. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC
Bulechek, G. M., H. K. Butcher, J. M. Dochteman, C. M. Wagner. 2015. Nursing
Interventions Classification (NIC). Edisi 6. Jakarta: EGC.
Bulechek, G. M., H. K. Butcher, J. M. Dochteman, C. M. Wagner. 2015. Nursing
Outcomes Classification (NOC). Edisi 6. Jakarta: EGC.
Indrayani, M Novi. 2013. Diagnosis Dan Tata Laksana IleusObstruktif.
Universitas Udayana : Denpasar (jurnal)
J.Corwin, Elizabeth.,2001. Buku Saku Patofisiologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jakarta
Manaf M, Niko dan Kartadinata, H. Obstruksi Ileus. 1983. Accessed June 2, 2010
Nanda Internasional 2018. Diagnosis Keperawatan 2018-202. Oxford: Willey
Backwell.
Nettina, Sandra M. 2001. Pedoman Praktik Keperawatan. Alih Bahasa Setiawan, dkk.
Jakarta
Nurafif, A.H. dan K. Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan NANDA NIC NOC. Edisi 2. Yogyakarta: Mediaction.
Pasaribu,Nelly. 2012. Karakteristik Penderita Ileus Obstruktif Yang Dirawat Inap Di
Rsud Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007-2010.Universitas Sumatera Utara
: Sumatera Utara (jurnal)
Price and Wilson. 2007. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Edisi 6, Volume1. Jakarta: EGC
Sabara, 2007 dikutip dari (http://www.Files-of-DrsMed.tk
Schrock TR. Obstruksi Usus. Dalam Ilmu Bedah (Handbook of Surgery). Alih
Bahasa: Adji Dharma, dkk. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 1993; 239
– 42
Sloane, Ethel., 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Penerbit buku kedokteran
EGC. Jakarta