Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. IV No.

1 Maret 2012

STIKES Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

Hubungan Antara Depresi Dengan Kepatuhan Melaksanakan Diit Pada
Diabetisi di Pekalongan

Windha Widyastuti
STIKES Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan Prodi DIII Keperawatan,
Jl.Raya Ambokembang No.8 Kedungwuni Pekalongan Indonesia
Telepon +6285741845817 Email: astoeti_nn@yahoo.co.id

Abstrak: Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit yang akan semakin
meningkat jumlahnya di masa yang akan datang. Peningkatan ini
disebabkan karena peningkatan status sosial, yang mengakibatkan
terjadinya perubahan gaya hidup. Kepatuhan diit merupakan bagian yang
terpenting dalam pengendalian gula darah. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui hubungan antara depresi dengan kepatuhan
melaksanakan diit pada diabetisi. Penelitian ini merupakan penelitian
descriptive corelative, mengunakan pendekatan Cross-sectional. Populasinya
adalah diabetisi yang tinggal di Kelurahan Pekajangan pada tahun 2011
yang berjumlah 275 diabetisi, dengan menggunakan teknik simple random
sampling, sampel berjumlah 163 diabetisi. Data diperoleh dengan
menggunakan BDI dan wawancara dengan kuesioner kepatuhan diit.
Hasil analisis data menggunakan uji chi-square yang menunjukkan ada
hubungan antara depresi dengan kepatuhan melaksanakan diit pada
diabetisi, dengan = 0,001. Simpulan dari penelitian ini adalah sebagian
besar diabetisi mengalami depresi mulai dari depresi ringan hingga berat,
dan adanya depresi ini mengakibatkan ketidakpatuhan diabetisi dalam
melaksanakan diit DM.

Kata Kunci: Depresi, Kepatuhan, Diabetes Melitus

PENDAHULUAN
Diabetes Melitus (DM)
merupakan penyakit kronik yang
sampai sekarang belum dapat
disembuhkan. Istilah DM dapat
menimbulkan ketakutan bagi
individu yang menderitanya
(diabetisi), kecemasan
berkelanjutan dan akhirnya
menimbulkan depresi. Depresi
yang dirasakan oleh diabetisi
dapat berupa kemurungan,
keputusasaan, ketidakberdayaan,
pikiran yang berulang tentang
kematian, terutama pada
diabetisi dengan komplikasi yang
terus berkembang. Hal ini sesuai
dengan penjelasan dari Golden
seorang doktor dari RS Johns
Hopkins di Baltimore, Maryland,
yang menyatakan bahwa
diabetisi terutama yang telah
mendapatkan pengobatan akan
meningkatkan risiko terjadinya
gejala depresi (McWright, 2008).
Depresi memang telah
dihubungkan dengan
ketidakpatuhan terhadap
rekomendasi pengobatan.
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. IV No. 1 Maret 2012

STIKES Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

Ketidakpatuhan terhadap
program pengobatan pada
diabetisi diakibatkan oleh faktor
stresor, yaitu perubahan gaya
hidup yang lama dengan gaya
hidup yang baru dalam kurun
waktu yang lama. Perubahan
yang terjadi sesuai dengan
anjuran dokter, untuk menjaga
kadar gula darah tetap normal,
salah satunya yang menjadi
terpenting adalah dengan patuh
dalam mengatur pola makan
(diit). Prinsip pengaturan
makanan yang banyak
dikenal/ popular di masyarakat
kita adalah prinsip 3 J, yaitu
jadwal makan, jumlah makan
dan jenis makanan. Dalam
praktek masyarakat masih
banyak diabetisi yang belum
dapat melaksanakannya dengan
benar sesuai program yang telah
diberikan.
Laporan mengenai studi
populasi DM di berbagai negara
dari WHO tahun 2002
menyebutkan jumlah diabetisi di
Indonesia menduduki peringkat
empat. Data Perkeni cabang
Semarang mengenai prevalensi
DM di daerah semi urban di Jawa
Tengah yaitu Pekajangan yang
berada di Kabupaten Pekalongan,
menunjukkan bahwa pada tahun
1979 terdapat 2,3% penduduk
merupakan diabetisi dan pada
tahun 2003 jumlahnya bertambah
menjadi 9,2%, jumlah tersebut
bahkan menempati urutan ke tiga
se-Indonesia dari tahun 2003
(Darmono, 2005).
Faktor-faktor yang
mempengaruhi peningkatan
prevalensi DM tersebut
kemungkinan diakibatkan oleh
perubahan gaya hidup dan
budaya pernikahan antar anggota
keluarga yang tinggi sehingga
menimbulkan dominasi faktor
genetik. Hal tersebut terlihat dari
jumlah diabetisi dalam satu
keluarga yang sering terdapat
lebih dari satu. Keadaan ini akan
berdampak pada kondisi psikis
anggota keluarga (calon
diabetisi/ diabetisi) yang
akhirnya akan berpengaruh pada
kepatuhan penderita dalam
melaksanakan program
pengendalian DM.
Berdasarkan latar belakang
yang peneliti paparkan di atas,
maka rumusan masalah dari
penelitian yang telah dilakukan
adalah apakah ada hubungan
antara depresi dengan kepatuhan
melaksanakan diit pada diabetisi
di Kelurahan Pekajangan
Kecamatan Kedungwuni
Kabupaten Pekalongan tahun
2011. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui
hubungan antara depresi dengan
kepatuhan melaksanakan diit
pada diabetisi di Kelurahan
Pekajangan Kecamatan
Kedungwuni Kabupaten
Pekalongan tahun 2011

METODE
Jenis penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif
korelatif yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. IV No. 1 Maret 2012

STIKES Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

depresi dengan kepatuhan
melaksanakan diit pada diabetisi.
Metode ini digunakan dengan
pendekatan cross sectional.
Penelitian ini telah dilakukan di
Kelurahan Pekajangan, yang
berlangsung mulai dari april
sampai oktober 2011.
Populasi dari penelitian ini
adalah seluruh diabetisi yang
tinggal di Kelurahan Pekajangan
pada tahun 2011 yang berjumlah
275 diabetisi. Sampel yang
digunakan adalah 163 diabetisi.
Pengambilan sampel dari
populasi dilakukan dengan
menggunakan teknik simple
random sampling. Definisi
operasional dalam penelitian ini
adalah Kepatuhan diit pada
diabetisi yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah sejauh mana
perilaku pasien taat terhadap
program diet DM yang telah
diberikan oleh profesional
kesehatan, didukung dengan
standar bahan makanan penukar,
dan depresi adalah gangguan
alam perasaan yang dialami
diabetisi. Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan kuesioner
sebagai instrumen pengumpulan
data. Kuesioner yang digunakan
dalam penelitian ini merupakan
kuesioner dengan bentuk
pertanyaan tertutup (Closed
Ended).
Kuesioner depresi
menggunakan skala BDI
berjumlah 21 pertanyaan dengan
masing-masing tercantum nilai
antara 0-3, dengan maksud 0
berarti tidak ada gejala, 1 berarti
gejala ringan, 2 berarti gejala
sedang, dan 3 berarti gejala berat.
Kuesioner yang ketiga
merupakan kuesioner tentang
kepatuhan diit berjumlah 21
pertanyaan dengan jawaban
benar bernilai 1 dan jawaban
salah bernilai 0.
Uji coba kuesioner
dilakukan di Kelurahan
Ambukembang dengan harapan
karakteristik subyek yang
digunakan dalam penelitian
sama. Dalam penelitian ini uji
coba hanya dilakukan pada
kuesioner kepatuhan diit, hal ini
dikarenakan depresi diukur
menggunakan BDI, yang
merupakan skala baku dan telah
terstandarisasi. Hasil uji coba
didapatkan 20 pertanyaan valid
dengan r hitung >r tabel (0,468).

HASIL
Analisa Univariat
Depresi
Penelitian menunjukkan
bahwa sebagian besar dibetisi
mengalami depresi ringan
sebanyak 70 diabetisi (42,9%).
Diabetisi mengalami depresi
ringan, 28,8% diabetisi
mengalami depresi sedang dan
8% diabetisi mengalami depresi
berat. Sedangkan diabetisi yang
tidak mengalami depresi hanya
sekitar 20,2%. Sebagian besar
depresi yang dialami oleh
diabetisi tergolong dalam depresi
ringan seperti tampak pada tabel
(tabel 1)
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. IV No. 1 Maret 2012

STIKES Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

Tabel 1. Distribusi Frekuensi
Depresi pada Diabetisi di
Kelurahan Pekajangan
Kecamatan Kedungwuni
Kabupaten Pekalongan
Tahun 2011
Katagori Jumlah Prosentase
Tidak
depresi
33 20,2

Depresi
ringan
70 42,9

Depresi
sedang
47 28,8

Depresi
berat
13 8,0

Total
163 100,0

Hasil penelitian tersebut
terkait dengan respon diabetisi
dalam memahami atau menerima
penyakit DM yang dialaminya.
Jumlah diabetisi dalam satu
keluarga di Kelurahan
Pekajangan sering terdapat lebih
dari satu, karena faktor
keturunan yang merupakan
akibat dari tingginya pernikahan
dalam satu keluarga. Faktor
keturunan ini terlihat dari data
sekunder penelitian yang
menyebutkan bahwa terdapat
103 diabetisi (63,2%) yang
mempunyai riwayat DM dalam
kelurga. Keadaan ini menjadikan
masing-masing diabetisi atau
anggota keluarga yang beresiko
menjadi diabetisi cenderung lebih
siap menerima penyakit tersebut
dan sudah terbiasa atau
mengenal bagaimana perawatan
DM tersebut. C.
Stress psikososial yang
diakibatkan karena penyakit
kronis seperti DM dapat
menimbulkan perubahan dalam
kehidupan, yaitu perubahan gaya
hidup dan aktivitas menjadi
terbatas atau terganggu, seperti
pada diabetisi dalam
perawatannya tidak dapat
melakukan aktivitas sehari-hari
secara optimal, harus merubah
pola makannya dan munculnya
komplikasi, maupun kematian
yang terjadi, menyebabkan
diabetisi mengalami trauma dan
ini merupakan stressor
munculnya depresi sebagainya.
Ini berarti diabetisi diharuskan
untuk mempu beradaptasi dalam
menangatasinya. Namun, tidak
semuanya dapat beradaptasi dan
mengatasi stressor akibat
perubahan tersebut, sehingga
stress menjadi berkelanjutan dan
akhirnya menimbulkan depresi
(Widodo, 2003).

Kepatuhan
Hasil penelitian yang diperoleh,
dapat diketahui bahwa sebagian
besar diabetisi tidak patuh
terhadap program diit yaitu
sebanyak 98 diabetisi (60,1%).
Hasil penelitian yang telah
peneliti lakukan juga
menunjukkan bahwa 60,1%
diabetisi tidak patuh terhadap
program diit yang diberikan dan
39,9% diabetisi patuh terhadap
program diit seperti tampakpada
tabel (tabel 2).
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. IV No. 1 Maret 2012

STIKES Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

Tabel 2. Distribusi Frekuensi
Kepatuhan Melaksanakan
Diit pada Diabetisi di
Kelurahan Pekajangan
Kecamatan Kedungwuni
Kabupaten Pekalongan
Tahun 2011
Kepatuhan
Diit
Jumlah Prosentase
Patuh
6
5
39,9
Tidak Patuh
9
8
60,1
Total
3
2
100
Berdasarkan data
sekunder, terlihat bahwa terdapat
38% diabetisi telah terkena DM
selama 5-10 tahun dan 17,8%
diabetisi menderita DM selama
lebih dari 10 tahun.
Ketaatan/ kepatuhan diabetisi
dalam melaksanakan diit
merupakan bagian yang
terpenting dalam pengendalian
DM. Kenyataan yang ada
kepatuhan pasien terhadap diit
merupakan salah satu kendala
dalam pengendalian kadar gula
darah pada diabetisi.
Ketidakpatuhan ini selain
merupakan salah satu hambatan
tercapainya tujuan pengobatan,
juga mengakibatkan pasien
memerlukan pemeriksaan atau
pengobatan yang sebenarnya
tidak diperlukan (Soegondo,
2009). Berdasarkan hasil
penelitian yang mempengaruhi
ketidakpatuhan pasien dalam
penelitian ini dipengaruhi oleh
lamanya menderita DM

Analisa Bivariat
Berdasarkan hasil uji statistik
didapatkan = 0,001 berarti Ho
ditolak, maka ada hubungan
antara depresi dengan kepatuhan
melaksanakan diit pada diabetisi
di Kelurahan Pekajangan
Kecamatan Kedungwuni
Kabupaten Pekalongan tahun
2009 seperti tampakpada tabel
(tabel 3).
Tabel 3 Hubungan antara
Depresi dengan Kepatuhan
Melaksanakan Diit pada
Diabetisi di Kelurahan
Pekajangan Kecamatan
Kedungwuni Kabupaten
Pekalongan Tahun 2011
Depresi
Kepatuhan Diit
Total value
Tidak
Patuh
patuh
Tidak
Depresi
13
(39,4%)
20
(60,6%)
33
(100%)
0,001
Depresi
Ringan
49
(70,0%)
21
(30,0%)
70
(100%)
Depresi
Sedang
24
(51,1%)
23
(48,9%)
47
(100%)
Depresi
Berat
12
(92,3%)
1
(7,7%)
13
(100%)
Jumlah
98
(60,1%)
65
(39,9%)
163
(100%)
Sebagaimana yang telah
diketahui, DM menyerang dalam
setiap kehidupan sehari-hari
hingga pada tingkat yang lebih
luas dari pada kebanyakan
penyakit kronis lainnya.
Menangani kondisi tersebut
membuat tuntutan kehidupan
sehari-hari menjadi pasti dan ini
berubah seiring waktu dan
dipengaruhi pula oleh kejadian-
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. IV No. 1 Maret 2012

STIKES Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

kejadian kehidupan yang normal.
Hidup dengan DM dapat
menghadapi dampak psikologis
yang sangat besar dan juga
menghadapi resiko depresi yang
lebih tinggi dari biasanya
(McWright, 2008).
Depresi juga membuat pasien
menjadi lebih sulit menerima
pengobatan yang diperlukan.
Secara psikodinamik, depresi
merupakan agresivitas yang
dibalik, dimana rasa sesal dan
kemarahan karena kehilangan
itu dibalikkan pada diri sendiri.
Penderita depresi cenderung
merusak diri sendiri dengan
menolak untuk makan, menolak
obat, melakukan tindakan yang
berbahaya bahkan bunuh diri.
Penderita depresi cenderung
mencintai keadaan depresinya
sebagai satu defence mechanisme"
yang dibutuhkan karena itu
mereka sering menolak bantuan
atau upaya pengobatan dari
siapapun (Wicaksana, 2008).

SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian
dan pembahasan yang telah
dipaparkan, maka peneliti dapat
menyimpulkan bahwa: Ada
hubungan yang bermakna antara
depresi dengan kepatuhan
melaksanakan diit pada diabetisi,
dengan = 0,001 cc Sebagian
besar diabetisi mengalami
depresi ringan yaitu sekitar 70
diabetisi (42,9%) dan lebih dari
separo diabetisi tidak patuh
dalam melaksanakan program
diit yang dianjurkan, yaitu
sekitar 98 diabetisi (60,1%). Hasil
penelitian tersebut terkait dengan
respon diabetisi dalam
memahami atau menerima
penyakit DM yang dialaminya. 1.
Perlu Peningkatan pelayanan
keperawatan yang diberikan
pada diabetisi, terutama dengan
memperhatikan kondisi
psikologis dari diabetisi untuk
meningkatkan kualitas hidup
diabetisi. Keluarga seharusnya
juga senantiasa memberikan
dukungan pada diabetisi baik
dalam memotivasi maupun
memantau diabetisi untuk patuh
terhadap program pengobatan
yang dianjurkan. Perlu adanya
paguyuban diabetisi yang
dijadikan sebagai wahana diskusi
mengenai perawatan DM
maupun untuk bertukar pikiran
atau mencurahkan isi hati agar
tekanan yang dirasakan diabetisi
dapat sedikit berkurang serta
untuk berbagi atau
memperkenalkan contoh-contoh
menu makanan yang baik
dikonsumsi oleh diabetisi.
Perlunya peningkatan kualitas
penyuluhan mengenai diit DM,
misalnya dengan menggunakan
food model yang disertai dengan
takaran yang nyata dari makanan
yang boleh dikonsumsi, agar
lebih mudah dipahami oleh
diabetisi dan meningkatkan
motivasi diabetisi untuk
senantiasa patuh
melaksanakannya serta perlunya
kunjungan rumah secara
langsung untuk meningkatkan
semangat hidup diabetisi
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. IV No. 1 Maret 2012

STIKES Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2008. Penuntun
Diet. Gramedia Pustaka
Utama; Jakarta.
Alimul, Aziz. 2003. Riset
Keperawatan dan Teknik
Penulisan Ilmiah. Salemba
Medika; Jakarta.
Azwar, Azrul. 2001. Pedoman
Pembinaan Kesehatan Jiwa Usia
Lanjut. Departemen
Kesehatan dan Kesejahteraan
Sosial; Jakarta.
Baughman, Diane C. 2000.
Keperawatan Medikal Bedah:
Buku Saku dari Brunner dan
Suddarth. EGC; Jakarta.
Copel, Linda Carman. 2007.
Kesehatan Jiwa dan Psikiatri:
Pedoman Klinis Perawat. EGC;
Jakarta.
Darmono. 2005. Pengaturan Pola
Hidup Penderita Diabetes Untuk
Mencegah Komplikasi Kerusakan
Organ-Organ Tubuh. Badan
Penerbit Universitas
Diponegoro; Semarang.
Hadi, Pranowo. 2004. Depresi dan
Solusinya. Tugu; Yogyakarta.
Hastono, Priyosusanto. 2001.
Modul : Analisa Data. Fakultas
Kedokteran Universitas
Indonesia; Jakarta.
Hawari, Dadang,. 2007. Sejahtera
di Usia Senja. Fakultas
Kedokteran Universitas
Indonesia; Jakarta
Ides, HT. 2008. Diabetes Melitus.
http:/ / konsulgizi.blogspot.co
m. diperoleh pada tanggal 26
Maret 2009.
L. Keltner, Norman; Schwecke,
LH; & E. Bostorm, Carol. 2007.
Psychiatric Nursing. 5
th
Edition.
Elsevier; Singapore.
McWright, Bogdan. 2008.
Panduan Bagi Penderita Diabetes.
Prestasi Pustakaraya; Jakarta.
Niven, Neil. 2000. Psikologi
Kesehatan. EGC; Jakarta.
Nurani, Tri. 2005. Hubungan
Kepatuhan Diet Dengan Kadar
Glukosa Darah Penderita
Diabetes Melitus Tipe 2 Di
Rumah Sakit Islam Surakarta.
http:/ / etd.library.ums.ac.id/ p
rint.php?id=jtptums-gdl-s1-
2007-trinuranij-9315. diperoleh
pada tanggal 29 April 2009
Nursalam. 2007. Managemen
Keperawatan: Aplikasi dalam
Praktik Keperawatan Profesional.
Edisi 2. Salemba Medika;
Jakarta.
Nursalam. 2008. Konsep Dan
Penerapan Metodologi Penelitian
Ilmu Keperawatan. Edisi 2.
Salemba Medika; Jakarta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003.
Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Rineka Cipta; Jakarta.
Perretta, Lorraine. 2008. Makanan
untuk otak. Esensi; Jakarta.
Pranadji, Diah K. 2005.
Perencanaan Menu untuk
Penderita Diabetes Melitus.
Penebar Swadaya; Jakarta.
Prasetyo, Wahyu Hardi. 1999.
Upaya Menekan Lonjakan Kadar
Gula Darah.
htttp:/ / www.indomedia.com.
diperoleh pada tanggal 28 Mei
2009.
Rahayu, Evi Purwaning. 2006.
Hubungan Antara Self Efficacy
Dengan Kepatuhan Menjalani
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. IV No. 1 Maret 2012

STIKES Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

Diit Pada Penderita Diabetes
Melitus Tipe 2.
http:/ / etd.library.ums.ac.id/ g
dl.php?mod=browse&op=read
&id=jtptums-gdl-s1-2007-
evipurwani-4470. diperoleh
pada tanggal 7 April 2009.
Ramaiah, Savitri. 2003. Diabetes.
Bhuana Ilmu Populer; Jakarta.
Ranakusuma, Boedisantoso. 1999.
Penatalaksanaan Diabetes
Melitus Terpadu. Fakultas
Kedokteran Universitas
Indonesia; Jakarta.
Rumoharbo, Hotma. 1999. Asuhan
Keperawatan Klien dengan
Gangguan Endokrin. EGC;
Jakarta.
Setiawan, Dalimartha. 2005.
Ramuan Tradisional untuk
Pengobatan Diabetes Melitus.
Penebar Swadaya; Jakarta.
Setyani, Esti. 2004. Hubungan
Antara Penyuluhan Diit DM
Dengan Kepatuhan Menjalankan
Diit DM Dan Terkendalinya
Kadar Gula Darah Penderita DM
Di Klinik Gizi RSUD Kraton
Kabupaten Pekalongan.
http:/ / www.fkm.undip.ac.id/
data/ nill. diperoleh pada
tanggal 27 Maret 2009.
Short, Julian. 2006. An Intellegent
Life. Cet.1. Transmedia;
Jakarta.
Smeltzer, Suzzane C. 2002. Buku
Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth. EGC;
Jakarta.
Soegondo, Sidartawan,. Diabetes.
http:/ / 1-sumberuang.info.
Diperoleh pada tanggal 20
Maret 2009.
Sugiyono. 2005. Statistik Untuk
Penelitian. Alfabeta; Bandung.
Sudoyo, Aru W; dkk. 2006. Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Departemen Ilmu Penyakit
Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; Jakarta.
Sutanto, Luciana B. 2000. Diet :
diet diabetes melitus.
http:/ / www.mitrakeluarga.ne
t/ kemayoran/ kesehatan013.ht
ml. diperoleh pada tanggal 28
Mei 2009.
Tjokroprawiro, Askandar. 2001.
Diabetes Melitus, Klasifikasi,
Diagnosa dan Terapi. Gramedia
Pustaka Utama; Jakarta.
Tjokroprawiro, Askandar. 2002.
Hidup Sehat dan Bahagia
Bersama Diabetes. Gramedia
Pustaka Utama; Jakarta.
Utomo, Pangestu Mardi. 2004.
Hubungan Antara Locus of
Control Dengan Kecenderungan
Depresi Pada Penderita Diabetes
Melitus.
http:/ / etd.library.ums.ac.id/ i
ndex.php.ums. diperoleh pada
tanggal 29 Maret 2009.
Wicaksono, Inu. 2008. Mereka
Bilang Aku Sakit Jiwa. Kanisius;
Yogyakarta.
Widharto. 2007. Kencing Manis
(DIABETES). Sunda Kelapa
Pustaka; Jakarta.
Widodo, Arif. 2003. Modul : Buku
Ajar Keperawatan Jiwa (1).
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah
Surakarta; Surakarta.
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol IV No 1 Maret 2012
STIKES Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

Anda mungkin juga menyukai