Nisaaul Maghfirah
Rina Kamisna
Zikra Hayati
Zilla Yusfida
Muharir Reza
Zulfadli
Latar Belakang
Untuk mencapai tingkat tertinggi dari produktivitas maupun bawahan perlu memahami tentang pengelolaan
pada pelayanan keperawatan, pasien membutuhkan kepemimpinan secara baik, yang pada akhirnya akan
manajer perawat yang terdidik dalam pengetahuan dan terbentuk motivasi dan sikap kepemimpinan yang
ketrampilan tentang perilaku manusia untuk mengelola profesional.
perawat profesional serta pekerja keperawatan non
profesional
2
Penerapan Teori
Manajemen Diruang
Rawat Dan Puskesmas
Manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan keperawatan
melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan,
pengobatan dan rasa aman kepada pasien, keluarga, dan masyarakat.
1
Kepemimpinan didefinisikan sebagai “proses mempengaruhi orang lain”.
Manajemen tidak hanya meliputi kepemimpinan, tetapi juga koordinasi dan
integrasi sumber daya melalui perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasikan, pengarahan, dan pengendalian untuk mencapai tujuan
dan objek spesifik dari institusi (Huber, 2000).
Saat ini perawat professional mengemban peran penting dalam praktik keperawatan
mengenai kepemimpinan dan managemen keperawatan, terlepas dari apapun aktivitas yang
mereka lakukan. Sebagai pemimpin di tempat kerja (puskesmas), mereka dapat membantu
dalam perbaikan kualitas perawatan klien. Sebagai pemimpin di profesi, perawat tidak hanya
dapat membantu perbaikan perawatan klien, tetapi juga perbaikan lingkungan kerja perawat.
Dan sebagai seorang manager dan pemberi perawatan klien, perawat mengkoordinasikan
berbagai professional perawatan kesehatan dan layanan mereka untuk membantu klien
mendapatkan hasil akhir yang mereka inginkan.
4
" Konsep dan Prinsip
Kepemimpinan Manajemen
Diruang Rawat dan Puskesmas "
a. Manajemen keperawatan yang berlandaskan
perencanaan.
b. Manajemen keperawatan yang dilaksanakan
melalui penggunaan waktu yang efektif
c. Manajemen keperawatan yang melibatkan
pengambilan keputusan.
d. Manajemen yang fokus utamanya adalah
kepuasan pasien.
e. Manajemen keperawatan harus terorganisir.
g. Manajemen yang mengikuti proses
pengarahanDivisi keperawatan yang memotivasi
karyawan untuk memperluhatkan penampilan kerja
yang baik
h. Manajemen Keperawatan yang menggunakan
komunikasi efektif.
i. Pengembangan staf
j. Manajemen Keperawatan dengann proses
pengendalian. 5
Perencanaan
Dan a. Perencanaan Kegiatan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap
Pengorganisasi- " Perencanaan merupakan fungsi dasar dari manajemen.
Perencanaan adalah koordinasi dan integrasi sumber daya
an keperawatan dengan menerapkan proses manajemen untuk mencapai
Manajemen asuhan keperawatan dan tujuan layanan keperawatan (Huber, 2000).
Perencanaan yang adekuat dan efektif akan mendorong
pengelolaan sumber yang ada dimana kepala ruangan harus
mengidentifikasi tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek
serta melakukan perubahan (Marquis dan Huston, 2010).
Perencanaan di ruang rawat inap melibatkan seluruh personil
mulai dari perawat pelaksana, ketua tim dan kepala ruang. Tanpa
perencanaan yang adekuat, proses manajemen pelayanan kesehatan
akan gagal (Marquis dan Huston, 2010).
b. Pengorganisasian Keperawatan Di Ruang Rawat Inap
Pengorganisasian dilakukan setelah perencanaan. Pengorganisasian adalah langkah untuk menetapkan,
menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan, menetapkan tugas pokok dan wewenang serta
pendelegasian wewenang oleh pimpinan kepada staf dalam rangka mencapai tujuan (Muninjaya, 2004).
Prinsip-prinsip pengorganisasian menurut Swanburg (2000) adalah:
1. Prinsip rantai komando
2. Prinsip kesatuan komando
3. Prinsip rentang Kontrol
4. Prinsip spesialisasi
c. Ketenagaan Keperawatan Di Ruang Rawap Inap
Ketenagaan adalah kegiatan manajer keperawatan untuk merekrut, memimpin, memberikan orientasi, dan
meningkatkan perkembangan individu untuk mencapai tujuan organisasi (Marquis dan Huston, 2010).
Ketenagaan juga memastikan cukup atau tidaknya tenaga keperawatan yang terdiri dari perawat yang
profesional, terampil, dan kompeten.
7
Manager harus merencanakan ketenagaan yang memadai untuk
memenuhi kebutuhan asupan pasien.
Kebijakan ketenagaan harus yang ada harus diteliti secara berkala
untuk menentukan apakah memenuhi kebutuhan staf dan organisasi
(Marquis dan Huston, 2010).