Anda di halaman 1dari 22

ASKEP KELUARGA

DENGAN STUNTING
KELOMPOK 2
1. NISAAUL MAGHFIRAH
2. PUTRI SARFINA
3. AFRIYANTI
4. AKMAL FIKRI
5. ZULFADLI
DEFINISI STUNTING

 Stunting (kerdil) adalah kondisi dimana balita memiliki


panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan
dengan umur. Kondisi ini diukur dengan panjang atau
tinggi badan yang lebih dari minus dua standar deviasi
median standar pertumbuhan anak dari WHO. (Didik,
2018)
FAKTOR PENYEBAB STUNTING

Factor penyebab tidak


Factor penyebab lansung
langsung

a. Asupan gizi a.Pemberian ASI eksklusif dan


MP-ASI
b.Penyakit infeksi kronis
b.Pengetahuan orang tua
c.Factor ekonomi
d.Rendahnya pelayanan
kesehatan
TANDA DAN GEJALA

Tanda pubertas terlambat.

Performa buruk pada tes perhatian dan memori belajar.

Pertumbuhan gigi terlambat.

Usia 8 - 10 tahun anak menjadi lebih pendiam

Tidak banyak melakukan eye contact.

Pertumbuhan melambat.

Wajah tampak lebih muda dari usianya.


PATHWAY
DAMPAK STUNTING
Anak akan
mudah
mengalami
sakit
Mengakiba Postur tubuh
tkan tidak
kerugian maksimal saat
dewasa
ekonomi
DAMPAK
STUNTIN
G
Fungsi Kemampua
tubuh tidak n kognitif
seimbang berkurang
Saat tua berisiko
terkena penyakit
yang berhubungan
dengan pola makan
PENCEGAHAN STUNTING

 Stunting merupakan salah satu target Sustainable Development Goals (SDGs)


yang termasuk pada tujuan pembangunan berkelanjutan ke-2 yaitu
menghilangkan kelaparan dan segala bentuk malnutrisi pada tahun 2030 serta
mencapai ketahanan pangan. Target yang ditetapkan adalah menurunkan angka
stunting hingga 40% pada tahun 2025.
 Untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah menetapkan stunting sebagai
salah satu program prioritas. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39
Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga, yang dilakukan untuk menurunkan prevalensi stunting .
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Melakukan pemeriksaan fisik.


 Melakukan pengukuran antropometri BB, TB/PB, LILA,
lingkar kepala.
 Melakukan penghitungan IMT.
 Pemeriksaan laboratorium darah: albumin, globulin,
protein total, elektrolit serum.
PENATALAKSANAAN STUNTING

1.Penilaian status gizi yang dapat dilakukan melalui kegiatan posyandu setiap bulan.
2.Pemberian makanan tambahan pada balita.
3.Pemberian vitamin A.
4.Memberi konseling oleh tenaga gizi tentang kecukupan gizi balita.
5.Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dan dilanjutkan sampai usia 2 tahun dengan ditambah
asupan MP-ASI.
6.Pemberian suplemen menggunakan makanan penyediaan makanan dan minuman menggunakan
bahan makanan yang sudah umum dapat meningkatkan asupan energi dan zat gizi yang besar bagi
banyak pasien.
7.Pemberian suplemen menggunakan suplemen gizi khusus peroral siap- guna yang dapat digunakan
bersama makanan untuk memenuhi kekurangan gizi .
TINJAUAN KASUS

An. M R. Umurnya sudah tiga tahun, tapi berat dan tinggi badannya tak seperti anak
seumurannya. “Berat anak cuma 9 kilogram. Tidak tinggi-tinggi, minimal 60 cm. An. M belum bisa
berjalan, dalam pengucapan kata-katanya juga belum jelas hanya bisa mengucap kata mama dan bapak. ,
pada usia empat bulan anaknya pernah dikasih bubur tim-tim oleh neneknya.
 Ketika di bawah ke puskemas kadang marahi karena berat badan dan tinggi badan tidak sesuai
dengan umur, disarankan kasih susu yang bagus. Kata Ibu. E, anaknya itu sangat susah makan bubur/nasi
dan sayur. Yang paling digemari justru camilan ber-MSG. “Tapi kalau makan nasi enggak terlalu.
Makanan yang disuka itu Ciki, susu kotak, jajanan ringan”.
 Bpk D, bekerja sebagai buruh pabrik dengan penghasilan kuarang lebih RP. 1.130.000 perbulan. Ibu
E mengatakan ketika mengandung iya jarang memeriksakan kehamilan karena tidak punya biaya karna
gaji yang di berikan suami di gunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
ASKEP KELUARGA
Tn. D DENGAN SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA
DENGAN MASALAH STUNTING

1. PENGKAJIAN
a. Data Umum
1. Identitas Kepala Keluarga
 Nama Kepala Keluarga (KK) : Bpk . D
 Usia : 25 tahun
 Pendidikan : SMP
 Pekerjaan : buruh pabrik
 Alamat :RT.10/RW.01 Kelurahan bekasi
2. Tipe Keluarga
 Jenis tipe keluarganya adalah the extended family
3. Bangsa dan Suku
 Asal suku bangsa : Keluarga Tn.S bersuku Jawa.
4. Agama dan Kepercayaan
 Anggota keluarga Bp. D menganut agama islam
5. Status Sosial Ekonomi Keluarga
 Yang memenuhi kebutuhan keluarga adalah suaminya tetapi istrinya juga ikut
bekerja. pendapatan keluarga kurang lebih hanya 1.130.000,- /bulannya.
6. Aktivitas Rekreasi Keluarga
 Jika ada waktu liburan hanya digunakan untuk berkumpul bersama keluarga dan
nonton tv, Keluarga tidak mengetahui bahwa rekreasi sangat penting untuk tumbuh
kembang anaknya.
b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
 Keluarga Bpk D baru mempunyai dua perempuan dan anak laki-laki. Keluarga Bpk D
termasuk dalam tipe keluarga pra sekolah.
2. Tahap Keluarga yang Belum Terpenuhi
 Tahap perkembangan yang belum terpenuhi adalah masalah tumbuh kembang
anaknya. 3 tahun An.M belum bisa berjalan, dalam pengucapan kata-katanya juga
belum jelas hanya bisa mengucap kata mama dan bapak. An.M hanya baru bisa
merangkak dan berdiri sembari berpegangan.
3. Riwayat Kesehatan Inti
Riwayat Kesehatan Anak: An. M R pernah menderita penyakit diare demam batuk pilek
dan pernah dibawa puskesmas pada umur satu tahun.
c. Lingkungan
 Karakteristik Lingkungan Rumah
 Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
 Mobilitas Geografis Keluarga
 Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
 Sistem Pendukung Keluarga
d. Struktur Keluarga
1. Pola Komunikasi Keluarga
 Komunikasi berjalan dengan baik antar sesama angota keluarga namun komunikasi
kepada anaknya pada anak-anak belum berjalan dengan baik karena An.M belum bisa
bicara banyak.
2. Struktur Kekuatan Keluarga
 Yang berperan mengambil keputusan dalam menghadapi masalah adalah Bpk D
3. Nilai dan Norma Fungsi Keluarga
 Keluarga Bpk D memegang erat norma-norma yang berlaku dimasyarakat
SKORING PRIORITAS MASALAH

WORD
DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA

a.Keterlambatan Pertumbuhan & Perkembangan pada Keluarga


Bpk D berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat
anggota keluarga An M R yang menderita stunting.
b.Kurang Pengetahuan Informasi Kesehatan pada Keluarga Bp. D
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal
masalah.
INTERVENSI
 DX: Keterlambatan Pertumbuhan & Perkembangan pada Keluarga Bpk D
berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga An
M R yang menderita stunting.
 Intervensi:
Diskusikan dengan keluarga :

1. Pengertian, tanda & gejalah serta penyebab stunting

2. berikan pendidikan kesehatan nutrisi dan tumbuh kembang pada anak

3. ajarkan menstimulasi perkembangan (berjalan) dengan cara pijat pada kaki.

4. ajarkan kepada orang tua tentang standar pertumbuhan fisik dan tugas-tugas
perkembangan sesuai usia anak.
 Dx: Kurang Pengetahuan Informasi Kesehatan pada Keluarga Bp. D
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah.
 Intervensi:
1. Kaji pengetahuan klien dan diskusi bersama tentang masalah kesehatan yang
sedang dialaminya.
2. berikan pendidikan kesehatan terkait masalah kesehatan yang dialami An.M
3. jelaskan kepada Keluarga Bpk D pengertian,tanda dan gejala penyebab
terlambatnya tumbuh kembang, cara memperbaiki status gizi dan cara
menstimulasi agar anak cepat berjalan.

Implementasi sesuai dengan intervensi


EVALUASI
 Dx 1
 Evaluasi:
 S:
1. Keluarga Bpk D mengatakan sangat senang sudah mengerti standar pertumbuhan pada
anaknya
2. Keluarga Bpk D mengatakan belum mengerti teknkik pijat bayi dan kegunaanya
 O:
1. Keluarga Bpk D tampak memperhatikan penjelasan yang diberikan pereawat
2. Keluarga Bpk D kooperatifKeluarga Bpk D tampak memperhatikan dan mau melakukan
terapi pijat pada anaknya
 A: masalah belum teratasi
 P: lanjutkan intervensi
 Dx 2
 Implementasi:
1. Keluarga Bpk D mengatakan senang sekali bisa berdiskusi masalah
kesehatan dengan perawat
2. Keluarga Bpk D mengatakan belum ada petugas kesehatan yang berdiskusi
langsung seperti ini
 O:
1. Keluarga Bpk D tampak memperhatikan penjelasan dri perawat
2. Keluarga Bpk D aktif bertanya seputar masalah kesehatan yang berkaitan
dengan anaknya
A : Masalah Teratasi
P: lanjutkan intervensi
KESIMPULAN

Stunting (kerdil) adalah kondisi dimana balita memiliki panjang atau
tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur. Kondisi ini
diukur dengan panjang atau tinggi badan yang lebih dari minus dua standar
deviasi median standar pertumbuhan anak dari WHO. Balita stunting
termasuk masalah gizi kronik yang disebabkan oleh banyak faktor seperti
kondisi sosial ekonomi, gizi ibu saat hamil, kesakitan pada bayi, dan
kurangnya asupan gizi pada bayi. Balita stunting di masa yang akan datang
akan mengalami kesulitan dalam mencapai perkembangan fisik dan kognitif
yang optimal. (Didik, 2018)

Anda mungkin juga menyukai