Anda di halaman 1dari 20

KOMUNIKASI

KELUARGA
PENGERTIAN
 Komunikasi merupakan proses dimana seseorang berusaha
untuk memberikan pengertian atau pesan kepada orang lain
melalui pesan simbolis (Stoner, Freeman & Gilbert, 1995)
 Komunikasi meliputi transfer maupun pemahaman makna
(Robbins, 2008)
 Komunikasi keluarga sebagai suatu simbolis, proses
transaksional menciptakan dan membagi arti dalam keluarga
(Galvin dan Brommel, 1986)
 Setiap keluarga mempunyai gaya dan pola komunikasi yang
unik
UNSUR-UNSUR KOMUNIKASI

 Pengirim pesan (komunikator)


 Penerima Pesan (Komunikan)
 Saluran (Media)
 Pesan
  Interaksi 
 Efek
PRINSIP KOMUNIKASI

 Tidak mungkin tidak melakkan komunikasi, karena semua


bentuk perilaku adalah komunikasi
 Komunikasi mempunyai dua tingkat yaitu informasi (isi)
dan perintah (instruksi)Pungtuasi
 Terdapat dua jenis komunikasi: digital dan analogis
 Prinsip redundasi
 Semua interaksi komunikasi bersifat simetris dan
pelengkap
PROSES KOMUNIKASI
FUNGSIONAL
 Komunikasi fungsional dipandang sebagai landasan
keberhasilan, keluarga yang sehat
 Komunikasi fungsional didefinisikan sebagai pengiriman
dan penerimaan pesan baik isi maupun tingkat instruksi
pesan yang langsung dan jelas serta sebagai keselarasan
antara isi dan tingkat instruksi 
PROSES KOMUNIKASI
FUNGSIONAL (cont...)
 Komunikasi yang sehat dan fungsional dalam suatu keluarga
memerlukan pengirim untuk mengirimkan maksud peran
melalui saluran yang relative jelas dan penerima pesan
mempunyai pemahaman arti yang sama dengan apa yang
dimaksudkan oleh pengirim (Sells).
 Komunikasi efektif berarti menyesuaikan arti dan mencapai
konsistensi dan keselarasan antara pesan yang dimaksud dan
pesan yang diterima.
 Komunikasi yang efektif dalam keluarga adalah suatu proses
definisi konstan dan redefinisi yang akan mencapai kesesuaian
tingkat isi dan instruksi dari suatu pesan.
Pengirim Fungsional
 Menyatakan maksud dengan tegas dan jelas.
Contoh pada kasus seseorang yang sedang marah, pesan literal
konsisten dengan nada suara, posisi dan sikap tubuhnya.
 Identitas dan keterbukaan.
Contoh tingkat keterbukaan yang tinggi adalah saya ingin pulang
ke rumah sekarang. Saya sangat lelah.
 Mengklarifikasi dan mengualifikasi pesan.
Contoh pernyataan “saya ingin” seperti “jangan ganggu saya
ketika saya sedang mendisiplinkan anak-anak” atau pernyataan
“saya merasa”, misalnya “saya kadang merasa frustasi ketika
tangan saya sakit sehingga saya tidak mampu melakukan
pekerjaan rumah” (seorang pria yang mengalami atritis)
Pengirim Fungsional (cont...)
 Meminta umpan balik
Contoh “Saya terus bertanya kepada diri saya sendiri, apakah
kita harus memberitahukan kepada anak-anak bahwa saya
menderita kanker? Bagaimana menurutmu?” Atau “Karena
kegiatanmu masih dibatasi akibat kondisi jantungmu, menurut
saya orang tuamu seharusnya datang berkunjung pada lain
waktu. Apa reaksimu?”
 Terbuka terhadap umpan balik
Meminta kritik yang lebih spesifik atau pernyataan pengirim
menunjukkan penerimaannya dan minatnya terhadap umpan
balik.
Penerima Fungsional
 Mendengarkan secara aktif dan efektif
 Memberikan umpan balik
 Memvalidasi nilai dan kesetaraan pesan
Misal: “Saya mengerti apa yang anda pikirkan dan rasakan” atau
“Masuk akal dan beralasan Anda merasa demikian”. Validasi
tidak berarti penerima setuju dengan pesan yang dikomunikasikan
pengirim, tetapi menunjukkan penerimaan atau pesan tersebut
berharga.
PROSES KOMUNIKASI
DISFUNGSIONAL
 Komunikasi disfungsional didefinisikan sebagai
pengiriman (transmisi) dan penerimaan isi serta
instruksi/perintah dari pesan yang tidak jelas/tidak
langsung dan/atau ketidaksepadanan antara tingkat isi dan
perintah dari pesan.
Pengirim Disfungsional

 Komunikasi pengirim disfungsional sering kali tidak


efektif dalam menyatakan kasus, mengklarifikasi dan
mengualifikasi, dalam menguraikan, dan atau keterbukaan
terhadap umpan balik.
 Penerima seringkali ditinggalkan dalam kebingungan dan
harus menebak apa yang menjadi pemikiran atau perasaan
pengirim pesan.
Pengirim Disfungsional

 Membuat asumsi
 Mengekspresikan perasaan secara tidak jelas.
 Membuat respon yang menghakimi.
 Ketidakmampuan untuk mendefinisikan kebutuhan sendiri.
 Komunikasi yang tidak sesuai
Penerima Disfungsional
 Jika penerima disfungsional, terjadi komunikasi terputus,
karena pesan tidak diterima sebagaimana dimaksud karena
kegagalan penerima untuk mendengarkan atau
menggunakan diskualifikasi
Penerima Disfungsional
 Gagal mendengarkan
Dalam kasus gagal mendengarkan, suatu pesan dikirimkan,
namun penerima tidak memperhatikan atau mendengarkan
pesan tersebut.
 Menggunakan diskualifikasi
 Menghina
Sikap ofensif komunikasi menunjukkan bahwa penerima
pesan bereaksi secara negatif, seperti sedang terancam.
Penerima tampak bereaksi secara defensif terhadap pesan
dengan mengasumsikan sikap oposisi dan mengambil
posisi menyerang.
Penerima Disfungsional (cont...)

 Gagal menggali pesan


Untuk mengklarifikasi maksud atau arti pesan, penerima
fungsional mencari penjelasan lebih lanjut. Sebaliknya,
penerima disfungsional menggunakan respon tanpa
menggali.
 Gagal memvalidasi pesan
Validasi, seperti yang didefinisikan sebelumnya, berkenaan
dengan penyampaian penerimaan penerima
Pengirim Dan Penerima
Disfungsional
 Berkomunikasi dengan panjang gelombang (topik) yang
berbeda (pembicaraan paralel)
 Tidak mampu memfokuskan pada satu isu
POLA KOMUNIKASI FUNGSIONAL
DALAM KELUARGA

 Berkomunikasi secara jelas dan selaras


 Komunikasi emosional
 Area komunikasi yang terbuka dan keterbukaan diri
 Hirarki kekuasaan dan peraturan keluarga
POLA KOMUNIKASI
DISFUNGSIONAL DALAM
KELUARGA
 Egosentris
 Kebutuhan mendapatkan persetujuan total
 Kurang empati
 Area komunikasi yang tertutup
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
POLA KOMUNIKASI KELUARGA

 Konteks atau situasi


 Latar belakang etnik keluarga
 Siklus kehidupan keluarga
 Perbedaan gender
 Bentuk keluarga
 Mini budaya keluarga
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai