Anda di halaman 1dari 20

OLEH : Ns . Liza Phonna, S.

Kep
PENGERTIAN KOMUNIKASI
Komunikasi adalah proses pertukaran perasaan, keinginan,
kebutuhan dan pendapat (Mv Cubbin & Dhal, 1985).
Seperti halnya setiap orang mempunyai gaya komunikasi yang
berbeda, begitu pula setiap keluarga mempunyai gaya dan pola
komunikasi yang unik dan berbeda. Komunikasi yang jelas dan
fungsional antara keluarga merupakan alat yang penting untuk
mempertahankan lingkungan yang kondusif yang diperlukan untuk
mengenbangkan perasaan berharga dan harga diri serta
menginternalisasikannya. Sebaliknya, komunikasi yang tidak jelas
diyakini sebagai penyebab utama fungsi keluarga yang buruk (
Holman,1983; Satir,1983; Satir, Bannem Gerber & Gomori, 1991).
Masalah komunikasi yang problematis dalam keluarga terjadi
dimana-mana. Watzlawic dan rekan (1967), peneliti komunikasi
keluarga memperkirakan bahwa 85% dari semua pesan yang dikirim
dalam keluarga adalah salah paham.
B. UNSUR KOMUNIKAS
pola dan proses komunikasi merupakan salah satu proses informasi dalam
keluarga yang konsisten dengan kerangka system secara umum.
Komunikasi memerlukan pengirim, saluran dan penerima pesan serta
interaksi antara pengirim dan penerima.
Modalitas komunikasi yang ditulis dalam literature komunikasi
interpersonal dan komunikasi keluarga adalah bahasa yang digunakan.
Akan tetapi, banyak keluarga yang memiliki anggota keluarga yang tidak
yang tidak dapat (memilih atau tidak) sepenuhnya berpartisipasi secara
penuh dalam modalitas komukasi oral atau pendengaran ( mis, ibu yang
dapat mendengar dengan anak tunarungu, oaring tua dengan anak yang
dapat mendengar, orang tua yang mengalami gangguan pendengaran
dengan cucunya
Interaksi dalam arti yang lebih luas mengacu pada
pengiriman dan penerimaan pesan, termasuk respon
yang ditimbulkan oleh pesan terhadap penerima dan
pengirim.
Penyebab yang biasa terjadi adalah perbedaan dalam
kerangka acuan dari individu yang berinteraksi,
karena tidak ada persamaan seperti perbedaan usia,
latar belakang etnik atau jenis kelamin. Dalam
interaksi sehari-hari anggota keluarga biasanya
mengasumsikan bahwa anggota keluarga yang lain
mempunyai kerangka acuan yang sama kerena hal
ini tidak benar untuk banyak kasus, sehingga
kesalahpahaman terjadi.
C. PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI
Pragmatis of Human Communication, menetapkan enam
prinsip komunikasi yang menjadi dasar untuk memehami
proses komunikasi
1. suatu pernyataan bahwa tidak mungkin untuk tidak
berkomunikasi, karena semua prilaku adalah komunikasi.
Pada setiap situasi ketika terdapat dua orang atau lebih,
individu mungkin atau tidak mungkin berkomunikasi
secara verbal. Dalam konteks ini, komunikasi nonverbal
merupakan ekspresi tanpa bahasa seperti membalikkan
badan atau mengerutkan kening, tapi bukan merupakan
bahasa isyarat
2. komunikasi mempunyai dua tingkat yaitu
informasi (isi) dan perintah (instruksi). Isi yaitu
apa yang sebenarnya sedang dikatakan (bahasa
verbal) sedangkan instruksi adalah menyampaikan
maksud dari pesan (Goldenberg,2000). Isi suatu
pesan dapat saja berupa pernyataan sederhana,
tetapi mempunyai meta-pesan atau instruksi
bergantung pada variabel seperti emosi, dan alur
bicara, gerakan dan posisi tubuh serta nada suara
3. berhubungan dengan pemberian tanda baca
(pungtuasi) (Bateson, 1979) atau rangkaian
komunikasi. Komunikasi melibatkan transaksi,
dan dalam pertukaran tiap respon berisi
komunikasi berikutnya, selain riwayat hubunbgan
sebelumnya (Hartman & Laird, 1983).
Komunikasi melayani sebagai suatu organisasi
yang mempunyai tujuan dan proses penataan diri
dlam keluarga
terdapat dua tipe komunikasi yaitu digital dan
analogik. Komunikasi digital adal;ah komunikasi
verbal ( bahasa isyarat) yang pada dasrnya
menggunakan kata dengan pemahaman arti yang
sama. Jenis komunikasi yang kedua, analogik
yaitu ide atau suatu hal yang dikomunikasikan,
dikirim secara nonverbal dan sikap yang
representative (Hrtman & Laird, 1983).
Komunikasi analogik dikenal sebagai bahasa
tubuh, ekspresi tubuh, ekspresi wajah, irama dan
nada kata yang diucapkan (isyarat) berbagai
manifestasi nonverbal lainnya (non-bahasa)byang
5. Prinsip komunikasi kelima diuraikan oleh
kelompok yang sama dari beberapa ahli teori
komunikasi keluarga (Watzlick, Beavin, &
Jackson, 1967) yang disebut prinsip redundasi
(kemubaziran). Prinsip ini merupakan dasr
pengembangan penelitian keluarga yang
menggunakan keterbatasan pengamatan interaksi
keluarga sehingga dapat memberikan penghayatan
yang valid kedalam pola umum komunikasi
6. Prinsip komunikasi yang keenam diuraikan oleh
Batson dan rekan (1963) adalah semua interaksi
komunikasi yang simetris atau komplementer.
Polka komunikasi simetris, prilaku pelaku
bercermin pada prilaku pelaku interaksi yang
lainnya. Dalam komunikasi komplementer, prilaku
seorang pelaku interksi melengkapi prilaku pelaku
interaksi lainnya. Jika satu dari dua tipe
komunikasi tersebut digunakan secara konsisten
dalam hubungan keluarga, tipe komunikasi ini
mencerminkan nilai dan peran serta pengaturan
kekuasaan keluarga
D. PROSES KOMUNIKASI FUNGSIONAL
Menurut sebagian besar terpi keluarga, komunikasi
fungsional dipandang sebagia landasan keberhasilan, keluarga
yang sehat (Watzlick & Goldberg, 2000) dan komunikasi
fungsional didefinisikan sebagai pengiriman dan penerima
pesan baik isi maupun tingkat instruksi pesan yang lansung
dan jelas (Sells,1973), serta sebagi sasaran antara isi dan
tingkat instruksi. Dengan kata lain komunikasi fungsional dan
sehat dalam suatu keluarga memerlukan pengirim untuk
mengirimkan maksud pesan melalui saluran yang reltif jelas
dan penerima pesan mempunyai pemahaman arti yang sama
dengfan apa yang dimaksud oleh pengirim (Sells). Proses
komunikasi fungsional terdiri dari beberapa unsur, antara lain
1. Pengiriman Fungsional
2. Intensitas dn keterbukaan.
3. Mengklarifikasi dan mengualifikasi pesan
4. Meminta umpan balik
5. Terbuka terhadap umpan balik
2. Penerima Fungsional
1. Mendengarkan
2. Memberikan umpan balik
3. Memberi validasi
PROSES KOMUKASI DISFUNGSIONAL
Pengirim Disfungsional
Komunikasi pengirim disfungsional sering tidak
efektif pada satu atau lebih karakteristik dasar
dari pengirim fungsional . Penerima sering kali
ditinggalkan dalam kebingungan dan harus
menebak apa yang menjadi pemikiran atau
perasaan pengirim pesan. Komunikasi yang tidak
sehat terdiri dari :
a. Membuat asumsi
Ketika asumsi dibuat, pengim mengandalkan apa
yang penerima rasakan atau pikiran tentang suatu
peristiwa atau seseorang tanpa memvalidasi
persepsinya. Pengirim disfungsional biasanya
tidak menyadari asumsi yang mereka buat, ia
jarang mengklarifikasi isi atau maksud pesaan
sehingga dapat terjadi distorsi pesan. Apabila hal
ini terjadi, dapat menimbulkan kemarahan pada
penerima yang diberi pesan
b. Mengekspresika perasaan secara tidak jelas
Tipe lain dari komunikasi disfungsional oleh pengirim
adalah pengungkapan perasaan tidak jelas, karena takut
ditolak, ekspresi perasaan pengirim dilakukan dengan
sikap terselubung dan sama sekali tertutup. Komunikasi
tidak jelas adalah sangat beralasan (Satir, 1991)
apabila kata-kata pengirim tidak ada hubunganya
dengan apa yang dirasakan. Pesan dinyatakan dengan
cara yang tidak emosional. Berdiam diri merupakan kasus
lain tentang pengungkapan perasaan tidak jelas.
Pengirim merasa mudah tersinggung terhadap penerima
yang tetap tidak mengungkapkan kemarahannya secara
terbuka atau mengalihkan perasaannya ke orang atau
benda lain
c. Membuat respon yang menghakimi
Respon yang menhakimi adalah komunikasi
disfungsional yang ditandai dengan
kecenderungan untuk konstan untuk
menbgevaluasi pesan yang menggunakan system
nilai pengirim. Pernyataan yang menghakimi
selalu mengandung moral tambahan. Pesan
pernyataan tersebut jelas bagi penerima bahwa
pengirim pesan mengevaluasi nilai dari pesan
orang lain sebagai benar, atau salah, baik
atau buruk, normal atau tidak normal
d. Ketidakmampuan untuk mendefinisika kebutuhan
sendiri
Pengirim disfungsional tidak hanya tidak mampu
untuk menekspresikan kebutuhangnya. Namun
juga karena takut ditolak menjadi tidak mampu
mendefenisikan prilaku yang ia harapkan dari
penerima untuk memenuhi kebutahan
mereka.sering kali pengirim disfungsiopnal tidak
sadar merasa tidak berharga, tidak berhak untuk
mengungkapkan kebutuhan atau berharap
kebutuhan pribadinya akan dipenuhi
e. Komunikasi yang tidak sesuai
Penampilan komunikasi yang tidak sesuai merupakan jenis
komunikasi yang disfungsional dan terjadi apabila dua pesan yang
bertentangan atau lebih secara serentak dikiri (Goldenberg, 2000).
Penerima ditinggalkan dengan teka-teki tentang bagaimana harus
merespon. Dalam kasus ketidaksesuaian pesan verbal dan
nonverbal, dua atau lebih pesan literal dikirim secara secara
serentak bertentangan satu sama lain. Pada ketidaksesuaian verbal
nonverbal pengirim mengkomunikasikan suatu pesan secara verbal,
namun melakukan metakomunikasi nonverbalyang bertentangan
dengan pesan verbal. Ini biasanya diketahuinsebagai pesan
campuran, misalnya saya tidak marah pada anda diucapakan
dengan keras, nada suara tinggi dengan tangan menggempal
2. Penerima Disfungsional

Anda mungkin juga menyukai