Anda di halaman 1dari 9

RESUME

KOMUNIKASI TERHADAP KELUARGA

Dosen Pengampu :
Sandriani, SST .M.Tr.Keb

Disusun Oleh :
Devi Ayu Apriliani
2102277004
D3 Kebidanan
1. Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah proses pertukaran perasaan, keinginan, kebutuhan,
informasi, dan pendapat, ide atau gagasan.
Komunikasi adalah penyampaian pesan dari seseorang (Komunikator) ke pada
orang lain (Komunikan).
Komunikasi adalah "suatu proses ketika seseorang atau beberapa orang,
kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar
terhubung dengan lingkungan dan orang lain". Pada umumnya, komunikasi dilakukan
secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. 

2. Unsur –unsur Komunikasi


1. Pengirim pesan (komunikator) : orang yang mencoba untuk memindahkan suatu
pesan kepada orang lain.Ada beberapa hal yang harus diperhatikan,
yaitu:PenampilanPenguasaan masalahPenguasaan bahasa.
2. Penerima Pesan (Komunikan): sasaran dari pengirim pesan (seseorang yang
mendapatkan suatu pesan).(seseorang)
3. Komunikan dapat berupa perorangan, kelompok, ataupun massa.
4. Saluran (Media): alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator ke komunikan
baik secara langsung ataupun langsung.Media komunikasi dapat dikategorikan
dalam dua bagian, yaitua. Media umum merupakan media yang dapat digunakan
dalam segala bentuk komunikasi. Contohnya: radio, dllb. Media massa merupakan
media yang digunakan untuk komunikasi massa, Misalnya: televise
5. Pesan Bentuk terdiri dari 3 macam, yaitu :Informatif, Pesan yang seperti ini berisi
informasi, fakta-fakta, kemudian komunikan mengambil keputusan. Biasanya
pesan yang seperti ini lebih bisa diterima oleh para komunikan.Persuasif, Pesan ini
berisi bujukan. Misalkan saja sebuah iklan sabun di televisi yang mengajak para
pemirsa untuk memakai sabun tersebut.
Contoh Koersif, Jika pesan yang satu ini berisi pesan yang bersifat memaksa
dengan sanksi bila tidak melaksanakan. Contohnya yaitu peraturan seorang bos
terhadap bawahannya.

3. Prinsip Komunikasi
1. Prinsip pertama dan yang paling terpenting yaitu suatu pernyataan bahwa
tidak mungkin untuk tidak berkomunikasi, karena semua prilaku adalah
komunikasi.
2. Prinsip kedua dari komunikasi adalah bahwa komunikasi mempunyai dua
tingkat yaitu informasi (isi) dan perintah (instruksi). Isi yaitu apa yang
sebenarnya sedang dikatakan (bahasa verbal) sedangkan instruksi adalah
menyampaikan maksud dari pesan (Goldenberg,2000).
3. Prinsip ketiga (Watzlawick et al.,1967) berhubungan dengan pemberian
tanda baca (pungtuasi) (Bateson, 1979) atau rangkaian komunikasi. 4.
Prinsip komunikasi yang keempat diuraikan oleh Watzlick dan rekannya
(1979) yaitu terdapat dua tipe komunikasi yaitu digital dan analogik.
- Komunikasi digital adalah komunikasi verbal (bahasa isyarat) yang
pada dasarnya menggunakan kata dengan pemahaman arti yang sama.
Jenis komunikasi yang kedua, analogik yaitu ide atau suatu hal yang
dikomunikasikan, dikirim secara non verbal dan sikap yang
representative (Hrtman & Laird, 1983).
4. Diuraikan oleh kelompok yang sama dari beberapa ahli teori komunikasi
keluarga (Watzlick, Beavin, & Jackson, 1967) yang disebut prinsip
redundasi (kemubaziran).Prinsip ini merupakan dasar pengembangan
penelitian keluarga yang menggunakan keterbatasan pengamatan interaksi
keluarga sehingga dapat memberikan penghayatan yang valid kedalam
pola umum komunikasi.
5. Prinsip komunikasi yang keenam diuraikan oleh Batson dan rekan (1963)
adalah semua interaksi komunikasi yang simetris atau
komplementer.Dalam komunikasi komplementer, perilaku seorang pelaku
interaksi melengkapi perilaku pelaku interaksi lainnya.
Saluran Komunikasi Saluran alur informasi adalah rute informasi untuk
mencapai penerima. Jaringan komunikasi keluarga juga berkenaan dengan
alur pesan ke belakang dan ke depan antara anggota keluarga (Jenkins,
1995).Contoh pada keluarga vertical memiliki tipe komunikasi komando
yang dari ayah ke ibu lalu ke anak.
Contoh:
Komunikasi tipe ini disebut jaringan komunikasi vertical. Keluarga
mempunyai alur komunikasi informasi yang biasa digunakan yang
menunjukkan struktur atau kekuasaan keluarga (seperti contoh yang baru
di uraikan), kedekatan hubungan, peran keluarga dan popularitas atau
sentralitas anggota individu diindikasikan oleh terpusatnya banyak saluran
informasi pada satu orang.

4. Komunikasi Keluarga
Komunikasi keluarga adalah komunikasi yang terjadi dalam sebuah keluarga,
yang merupakan cara seorang anggota keluarga untuk berinteraksi dengan anggota
lainnya, sekaligus sebagai wadah dalam membentuk dan mengembangkan nilai-nilai yang
dibutuhkan sebagai pegangan hidup.
(McCubbin & Dahl, 1985), Galvin dan Brommel (1986) mendefinisikan
komunikasi keluarga sebagai suatu simbolis, proses transaksional menciptakan dan
membagi arti dalam keluarga.
Komponen-komponen tersebut adalah:
– (1) sumber (Komunikator);
– (2) pesan (message);
– (3) saluran (channel);
– (4) penerima pesan (Komunikan); dan
– (5) efek atau hasil.
5. Proses Komunikasi Fungsional dalam Keluarga
Menurut terapi keluarga, komunikasi fungsional dipandang sebagai landasan
keberhasilan, keluarga yang sehat (Goldenberg % Goldenberg , 2000) dan komunikasi
fungsional didefinisikan sebagai pengiriman dan penerimaan pesan baik isi maupun
tingkat instruksi pesan yang langsung dan jelas (Sells, 1973), serta sebagai
keselarasan antara isi dan tingkat instruksi (Satir, 1983;Satir et al., 1991)
Contoh:
Komunikasi yang sehat dan fungsional dalam suatu keluarga memerlukan
pengirim untuk mengirimkan maksud peran melalui saluran yang relative jelas dan
penerima pesan mempunyai pemahaman arti yang sama dengan apa yang
dimaksudkan oleh pengirim. Komunikasi efektif berarti menyesuaikan arti dan
mencapai konsistensi dan keselarasan antara pesan yang dimaksud dan pesan yang
diterima.
Selanjutnya dalam proses komunikasi dapat dibedakan antara proses
komunikasi psikologis dengan proses komunikasi mekanistis sebagai berikut:
– Proses komunikasi dalam dalam perseptif psikologis. Proses komunikasi
perseptif ini terjadi pada komunikator dan komunikan.Selanjutnya ketika
komunikator akan menyampaikan suatu pesan maka dalam dirinya terjadi
suatu proses yang terdiri dari dua pesan yaitu isi pesan dan lambang.Adapun
yang dimaksud dengan isi pesan adalah pikiran sedangkan lambang adalah
bahasa yang dipakai oleh komunikator.
– Proses komunikasi dalam perspektif mekanistik adalah proses yang
berlangsung ketika komunikator melemparkan pesan sampai ditangkap oleh
komunikan dan komunikan ini dapat dilakukan baik melalui indera telinga atau indra
mulut atau indra indra yang lain.

6. Model-model Komunikasi
1. Komunikasi verbal berupa kata-kata yang diucapkan langsung (berbicara) bisa
dilakukan secara langsung (face to face) atau dengan perantara media,
contohnya berinteraksi menggunakan sosial media atau telepon genggam.
Sedangkan komunikasi verbal yang melalui tulisan bisa dilakukan
menggunakan media seperti surat, postcard, chating di media sosial, dan
sebagainya.
2. Komunikasi non-verbal lebih sering terjadi dalam komunikasi secara langsung
atau face to face. Sebabnya, dalam komunikasi menggunakan media digital,
komunikasi non-verbal seringkali tidak mungking dilakukan. Contohnya
ketika kita sedang chatting, tidak mungkin kita bisa melihat ekspresi wajah
lawan bicara kita atau mendengar intonasi suaranya. 
3. Komunikasi tulisan adalah proses penyampaian pesan dimana tidak
menggunakan kata-kata dalam penyampaiannya, tetapi menggunakan bahasa
non verbal,
salah satunya dengan menggunakan bahasa tertulis seperti, sms, email, media
sosial, dan lain-lain. Komunikasi tulisan ini sering digunakan oleh orang tua dan

anak dalam suatu hubungan keluarga (Whalroos, 2002:24)


4. Komunikasi Simbol, yang terungkap lewat simbol adalah komunikasi lewat
pemberian atau hadiah, ekspresi wajah, bahasa dan gerak tubuh menumbuhkan

kata-kata untuk menjelaskannya. Simbol merupakan salah satu dukungan yang

bagus dan penting dalam berkomunikasi.


Ada empat hal yang harus diperhatikan agar komunikasi efektif dalam
keluargaa dapat terlaksana dengan baik antara lain;
1. Respect, artinya komunikasi itu harus diawali dengan menghargai.
2. Jelas.Dalam menyampaikan pesan itu harus jelas sehingga dapat
dimengerti
makna dari yang dikomunikasikanJelas.Dalam menyampaikan pesan itu
harus jelas sehingga dapat dimengerti makna dari yang dikomunikasikan
3. Empati yaitu kemampuan menempatkan diri pada situasi dan kondisi yang
dihadapi orang lain .Seperti orang tua tidak menuntut anak lebih dari
kemampuan anak itu sendiri.
4. Rendah hati adalah dalam berkomunikasi harus saling menghargai ,lemah
lembut, tidak sombong dan penuh pengendalian diri.

7. Komunikasi Antara Orang Tua Dengan Anak


Menurut Prof.lyman k.Steil ada empat hal yang harus diperhatikan adalah ;
1. Percakapan sederhana
Percakapan sederhana adalah percakapan yang terjadi antara orang tua dengan anak
dan berkomunikasi dengan akrab dan saling membukadiri dan berbicara pada hal hal
yang mudah dipahami dan menarik .
2. Chaterik communication
Anak-anak diberi kesempatan untuk menyalurkan perasan-perasaan yang tertekan
atau masalah yang dihadapi oleh anak dan sebagai orang tua
mendengarkan segala keluhan tersebut dengan sabar .
3. Informative Communication
Orang tua mengalihkan percakapan kearah yang lebih berbobot dan saling membagi
perasaan, pemikiran dan pendapat. Dan sebaiknya sebagai orang tua mengikuti
pendapat anak dan memberikan masukan dan penjelasan yang diperlukan oleh
anak .Karena terkadang orang tua enggan mendengarkan keluhan anak sehingga
inilah yang membuat komunikasi yang gagal dalam sebuah keluarga.
4. Persuasive communikacation
Komunikator ingin agar orang yang diberinya komunikasi mau melakukan apa yang
dikehendakinya sesuai dengan yang diinginkan.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Antara Orang Tua dan Anak
Ada beberapa faktor penting yang menentukan jelas atau tidaknya informasi
yang dikomunikasikan, antara lain:
– 1) Konsistensi, yaitu informasi yang dapat dipercaya dan relatif lebih jelas
dibanding informasi yang selalu berubah.
– 2) Keterbukaan, yaitu keterbukaan untuk berdialog, membicarakan“isi”
informasi, mempunyai arti yang sangat penting dalam mengarahkan
perilaku komunikan sesuai yang dikehendaki.
– 3) Ketegasan, yaitu suatu ketegasan yang terbuka dengan contoh perilaku
konsisten akan memperjelas nilai-nilai, sikap dan harapan-harapan orang tua
yang dikenakan pada anaknya.

Adapun untuk terciptanya pola Komunikasi yang efektif dalam sebuah


keluarga harus melakukan beberapa hal anatara lain :
– (a) Mendengarkan apa yang
disampaikan dan membaca yang tidak disampaikan dengan melihat ekspresi
wajah.
– (b) Bertanya dengan pertanyaan yang tepat untuk menggali informasi.
– (c) Menyampaikan masalah diri sendiri dengan baik.
– (d) Cari waktu yang tepat untuk berkumpul.
– (e) Mencari informasi dari teman dekat suami atau anak tentang masalah yang
dihadapi

8. Komunikasi Pada Bayi Dan Balita


Sejak dilahirkan ke dunia, bayi harus sering diajak berkomunikasi, menangis
adalah cara sikecil untuk mengungkapkan perasaannya. Oleh karena itu, saat bayi
menangis, kamu harus tetap meresponnya dengan memusatkan perhatian kamu hanya
kepadanya.
Salah satu hal yang bisa ibu lakukan dalam mengajaknya berkomunikasi
adalah dengan selalu tersenyum kepadanya sambil terus menatap kedua matanya
dengan penuh kasih sayang. Apalagi saat bayi mulai melakukan baby talk seperti
mengucapkan ‘tataaa’ atau ‘mama’, maka kamu harus sering-sering tersenyum
kepadanya.
– bonding attachment adalah interaksi orang tua dan bayi secara nyata, baik fisik,
emosi, maupun sensori pada beberapa menit dan jam pertama segera sesudah bayi
lahir.
– bonding adalah dimulainya interaksi emosi sensorik fisik antara
orang tua dan bayi segera sesudah lahir, sedangkan attachment adalah ikatan
yang terjalin di antara individu yang meliputi pencurahan perhatian, yaitu
hubungan emosi dan fisik yang akrab.
Tahap-tahap bonding attachment (Tiga tahap dalam bonding attachment)
– 1) Perkenalan (acquaintance), dengan melakukan kontak mata, menyentuh,
berbicara, dan mengeksplorasi segera sesudah mengenal bayinya. Menurut
Klaus (1982), bagian penting dari ikatan adalah perkenalan
– 2) Bonding (keterikatan)
– 3) Attachment, perasaan kasih sayang yang mengikat individu dengan individu lain.

Elemen-elemen bonding attachment :


– 1. Sentuhan
– 2. Kontak Mata
– 3. Aroma
– 4. Entraiment
– 5. Bioritme
– 6. Kontak dini

9. Komunikasi Pada Remaja


Kata remaja berasal dari bahasa Inggris adolescence yang diadopsi dari
bahasa Latin adoescere yang artinya bertumbum ( to grow) dan menjadi matang ( to
mature). Kata bendanya adoleceantia yang berarti remaja, mengandung arti “tumbuh
dewasa dan menjadi dewasa”
Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini
merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak kemasa dewasa
yang meliputi perubahan biologik, perubahan psikologik, dan perubahan sosial.
Hambatan yang terjadi dalam komunikasi pada remaja antara lain:
- Sikap Definsif (Bertahan)
- Sikap Tertutup
- Tidak Percaya Diri
Strategi Berkomunikasi dengan Remaja
1. Membuka pintu, yaitu ungkapan orang tua yang memungkinkan anak untuk
membicarakan lebih banyak, mendorong anak untuk anak,mendekat dan
mencurahkan isi hatinya. Dan yang penting menumbuhkan pada anak rasa diterima
dan dihargai.
2. Mendengar aktif yaitu kemampuan orang tua untuk meguraikan perasaan anak
dengan tepat jadi orang tua mengerti perasaan ank, yang dikirim anak lewat bahasa
verbal maupun nonverbalnya. Keuntungan dari mendengar aktif antara lain :
menolong anak tidak takut terghadap perasaan (positif – negatif), mengembangkan
hubungan ya g sangat erat dengan orang tua, memudahkan anak memecahkan
masalahnya, dan meninggkatkan tangungjawab anak. Komunikasi dengan empatik
adalah “berusaha mengerti lebih dauhulu, baru
3. Dimengerti”. Dalam mendengarkan empatik, kita sebagai orang tua berusaha
masuk kedalam kerangka pikiran dan perasaan anak remaja. Sebagai orang tua,
tidak hanya mendengarkan dengan telinga, tapi dengan mata dan hati.

10. Komunikasi Pada Calon Orang Tua


Konseling pada calon orangtua membantu pemahaman diri untuk menjadi orang tua.
Salah satu peran bidan ketika menghadapi klien adalah melaksanakan kegiatan
bimbingan dan konseling kebidanan. Untuk memperjelas arah konseling kebidanan
pada calon orang tua, perlu adanya pemahaman terlebih dahulu tentang hal – hal
sebagai berikut :
Menjadi Orang Tua
- Tanggung Jawab Laki laki sebagai kepaka keluarga
- Tanggung Jawab Perempuan sebagai Ibu dalam keluarga
- bimbingan tentang persiapan perkawinan, dihubungkan dengan keluarga berkualitas.
- Memberikan pemahaman dan upaya penyesuaian diri terhadap perubahan fisik dan
emosi dan peran yang terjadi.
Konseling pada orang tua karena berperan sebagai orang tua yang baik:
- Butuh penyesuaian dalam menghadapi kehidupan dan lingkungan baru (dua keluarga
menjadi satu)
- Menjadi orang tua merupakan proses kehidupan individu
- Masalah perbedaan pasutri (pasangan suami istri)
- Tanggung jawab laki-laki (ayah/kepala keluarga)
- Tanggung jawab perempuan sebagai penerus keturunan, pendidik, pendamping
suami, ekonomi keluarga
- Masalah-masalah yang dihadapi:
- Kesehatan
- Pendidikan
- Hubungan antar dan inter keluarga

11. Komunikasi Kepada Keluarga Berencana


- Kegiatan pelayanan KB
Kegiatan pelayanan KB di Indonesia dibagi menjadi tiga kegiatan yang masing-
masing mempunyai tujuan yang berbeda.
a. Perluasan jangkauan program. Teknik yang digunakan tidak langsung.
b. Pelestarian, teknik yang digunakan penggabunagn antara langsung dengan tidak
langsung.
c. Pelembagaan, tekniknya pendekatan edukatif dengan konseling langsung dan tidak
langsung.
Hal-hal yang Perlu Diketahui oleh Bidan dalam Konseling KB
Pada saat melakukan konseling KB, ada hal-hal yang perlu diketahui oleh bidan agar
konseling yang diberikan dapat memberikan kemanfaatan bagi semua. Hal-hal
tersebut
adalah sebagai berikut.

a. Perlakukan klien dengan baik.


b. Interaksi yang baik antara konselor dan konseli, di mana kedua belah pihak merasa
membutuhkan.
c. Memberikan informasi yang baik kepada konseli.
d. Selama konseling, hindari pemberian informasi yang berlebihan.
e. Tersedianya metode yang diinginkan klien.
f. Membantu konseli untuk mengerti dan mengingat.
Langkah-langkah Konseling KB
seorang bidan, diharapkan menerapkan enam langkah yang dikenal dengan SATU
TUJU.
– SA dalam langkah ini adalah
berikan salam pada klien secara terbuka dan sopan;
– T adalah tanyakan kepada klien
informasi tentang dirinya (tentang identitas, keluhan, keinginan dsb.);
– U adalah uraikan
kepada klien mengenai pilihannya dan beri tahu apa pilihan reproduksi yang paling
mungkin
termasuk pilihan beberapa jenis kontrasepsi;
– TU mengandung makna banTUulah klien
menentukan pilihannya;
– J berarti jelaskan secara lengkap bagaimana menggunakan
kontrasepsi pilihannya,
– U dimana dalam konseling ini diperlukan kunjungan ulang.

Anda mungkin juga menyukai