Rumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih, Jakarta Timur, DKI Jakarta 13640, Indonesia
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Kampus UI, Depok 16424, Indonesia
*E-mail: iin.nuris@yahoo.co.id
Abstrak
Diabetes merupakan penyakit progresif yang tidak hanya membutuhkan perawatan kuratif dan rehabilitatif
tetapi juga perawatan paliatif. Salah satu indikator penting tercapainya perawatan paliatif yang efektif adalah
kepuasaan pasien. Penelitian ini dilakukan untuk menilai kepuasan pasien diabetes yang mendapatkan
perawatan paliatif. Penelitian cross sectional ini melibatkan sampel pasien diabetes di balai asuhan
keperawatan di Jabodetabek sebanyak 43 responden. Instrumen yang digunakan adalah modifikasi dan
terjemahan Home Care Client Satisfaction Instrument-Revised (HCCSI-R), Client Satisfaction Inventory (CSI),
dan Long-form Patient Satisfaction Questionnaire (PSQ-III). Hasil penelitian ini menunjukkan sebanyak 14%
responden merasa cukup puas, 60,5% merasa puas, dan 25,6% merasa sangat puas. Dimensi tampilan fisik
mendapatkan nilai paling rendah dalam kepuasan pasien di antara dimensi yang lain. Hasil penelitian ini tidak
menemukan adanya perbedaan antara karakteristik individu dengan tingkat kepuasan. Penelitian ini
merekomendasikan kepada praktisi kesehatan untuk memperhatikan faktor-faktor yang memengaruhi
kepuasan pasien.
Abstract
Diabetes Mellitus Patients Satisfaction on Palliative Care: The Lowest Level on Tangibleness Dimension.
Diabetes is a progressive disease that needs palliative care aside from curative and rehabilitative. Satisfaction
is one of the most important indicators of palliative care, so the measurement of patient satisfaction with
treatment is necessary. This study aimed to describe the level of satisfaction of patients with diabetes
mellituswho received palliative care. This cross sectional study involved 43 respondents of diabetic patients in
nursing care centers in Jabodetabek. Modified and translation of Home Care Client Satisfaction Instrument-
Revised (HCCSI-R), Client Satisfaction Inventory (CSI), and the Long-Form Patient Satisfaction Questionnaire
(PSQ-III) was used. The results showed that 14% of respondents reported quite satisfied, 60,5% satisfied, and
25,6% very satisfied. Tangibleness dimension was achieved the lowest level of satisfaction. This research also
found that there are no significant differences between the characteristics of the respondents with the level of
satisfaction (p> 0,05). The study recommends healthcare practitioners to deepen their knowledge about
palliative care and apply it to health services.
progresif tidak hanya mengalami berbagai
masalah fisik seperti
Keywords: diabetic, palliative care, patient
satisfaction
Pendahuluan
Presentas
Karakteristik Frekuensi
e (%)
Usia Gambar 1. Diagram Tingkat Kepuasan
Dewasa Awal 8 18,6 Responden
Dewasa Tengah 12 27,9
Dewasa Akhir 17 39,5
Lansia Dimensi tingkat kepuasan pasien dapat dilihat
6 14
pada tabel 2. Hasil penelitian menunjukkan
Jenis Kelamin Laki- bahwa 65,1% responden merasa puas pada
laki 19 44,2 dimensi tangibleness (tampilan fisik), 67,4%
Perempuan 24 55,8 responden merasa puas pada dimensi
reliability (keandalan), 60,5% responden
Pendidikan
merasa puas pada dimensi responsiveness
SD 8 18,6
SMP
(daya tanggap), 67,4% responden merasa puas
4 27,9
SMA pada dimensi empathy (empati), dan 62,8%
15 34,9
Perguruan Tinggi 16 37,2 responden merasa puas pada dimensi
assurance (jaminan).
Pekerjaan
Pegawai Negeri 6 14
Pegawai Swasta 18 41,9 Pembahasan
Wiraswasta 6 14,0
Tidak bekerja 13 9,3 Karakteristik Responden.
0 0 4 29 10
Dimensi reliability (kehandalan)
0,0% 0,0% 9,3% 67,4% 23,3%
0 0 6 26 11
Dimensi responsiveness (daya tanggap)
0,0% 0,0% 14,0% 60,5% 25,6%
0 0 3 29 11
Dimensi empathy (empati) 0,0% 0,0% 7,0% 67,4% 25,6%
0 0 5 27 11
Dimensi assurance (jaminan)
0,0% 0,0% 11,6% 62,8% 25,6%
konsisten dikategorikan sebagai olahraga Namun, hasil penelitian ini berbeda dengan
feminin, tenis atau berenang sebagai olahraga hasil penelitian yang dilakukan oleh Kurnia
netral, dan olahraga beladiri sebagai olahraga (2012) yang menemukan, 61,29% pasien
maskulin. diabetes melitus di Puskesmas Cengkareng
berlatar belakang pendidikan yang rendah.
Menurut Irawan (2010), tingkat pendidikan
berpengaruh terhadap kejadian penyakit DM
karena masyarakat berpendidikan tinggi akan
memiliki banyak pengetahuan tentang
kesehatan, sehingga mereka memiliki
kesadaran tinggi dalam menjaga kesehatan.
assurance (jaminan). Dimensi tangibleness Elfira, S. (2012). Gambaran kualitas hidup dan
(tampilan fisik) mendapatkan skor terendah kepuasan pasien kanker terhadap peran
karena lingkungan fisik yang diberikan masih farmasis dan perawatan paliatif di
terbatas dan sempit. puskesmas balongsari Surabaya. Surabaya:
Fakutas Ilmu Keperawatan Universitas
Surabaya.
Kepuasan pasien diukur berdasarkan tingkat
harapan pasien terhadap pelayanan yang
Geron, S.M., Smith, K., Tennstedt, S., Jette, A.,
diberikan dan perubahan kesehatan yang
&
didapatkan. Pasien akan merasa puas jika
Chassler, D. (2000). The home care
pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai
satisfaction measure: A client-centered
dengan kebutuhan dan harapan pasien. Oleh
approach to assessing the satisfaction of
karena itu, perawat perlu memperhatikan
frail older adults with home care services.
faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan Journal of Gerontology: Social Sciences,
pasien, antara lain faktor lingkungan fisik (TN, 55 (5), 259– 270. Diperoleh dari
INR, AM). http://psychsocgerontology
.
oxfordjournals.org/content/55/5/S259.full
Referensi .pdf
Gunarsa, S. (2008). Psikologi perawatan.
Abraham, M. (2003). Motivasi dan Jakarta:
kepribadian. Gunung Mulia.
Doyle, D., Hanks, G.W.C., & MacDonald, N. International Diabetes Federation. (2008).
(2003). Oxford textbook of palliative Diabetes prevalence: World diabetes day.
medicine (3rd Ed.). New York: Oxford Diperoleh dari http/www.diabetes@idf.int.
Medical
Publications.
Irawan, D. (2010). Prevalensi dan faktor risiko
kejadian diabetes melitus tipe 2 di daerah
urban Indonesia (analisa data sekunder
riskesdas 2007) (Tesis, tidak
dipublikasikan). Fakultas Ilmu
Sari, et al., Kepuasan Pasien Diabetes Melitus Terhadap Perawatan Paliatif 9
Nursiswati, Prawesti, A., & Sihombing, D. Smith, S., Brick, A., O’Hara, S., & Normand, C.
(2012). Gambaran perawatan kaki dan (2014). Evidence on the cost and
sensasi sensorik kaki pada pasien diabetes costeffectiveness of palliative care: A
mellitus tipe 2 di poliklinik DM RSUD. literature review. Palliative Medicine, 28
Bandung: Fakultas Ilmu Keperawatan (2), 130–150.
Universitas doi: 10.1177/0269216313493466
Padjadjaran.
Sujaya, I.N. (2009). Pola konsumsi makanan
tradisional Bali sebagai faktor risiko
Oroh, M. E., Pondaag, L., & Rompas, S. (2014). diabetes melitus tipe 2 di Tabanan. Jurnal
Faktor-faktor yang berhubungan dengan Skala Husada, 6 (1), 75–81.
tingkat kepuasan pasien rawat inap
terhadap pelayanan keperawatan di ruang
interna RSUD Noongan. Manado: Fakultas Wijayanti, M.N., Kristanti, M.S., Setiyarini, S.
(2014). Gambaran kepuasan keluarga
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi.
pasien kanker paliatif terhadap pelayanan
perawatan paliatif di RSUP DR. Sardjito
Ramez, W.S. (2012). Patients' perception of Yogyakarta [Abstrak] (Skripsi, tidak
health care quality, satisfaction and dipublikasikan).
behavioral intention: An empirical study in PSIK-FK Universitas Gajah Mada,
Bahrain. International Journal of Business Yogyakarta. Diperoleh dari
and Social Science, 3 (18), 131–141. http://etd.reposito
Diperoleh dari ry.ugm.ac.id/downloadfile/73614/potonga
http://ijbssnet.com/journals/Vol_3_No_18 n/S1
_Spe -2014-299814-abstract.pdf
cial_Issue_September_2012/15.pdf
Sari, et al., Kepuasan Pasien Diabetes Melitus Terhadap Perawatan Paliatif 10