Anda di halaman 1dari 31

Journal Reading

Factors Affecting Cognition and Depression in Adult Patients


with Epilepsy
Perceptor:
Dr RA Neilan Amroisa, Sp.S, M.Kes
Oleh :
Aninda Nur Kumalasari, S. Ked
1818012094
KEPANITERAAN KLINIK ILMU SARAF
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
1
2020
2
1. Pendahuluan
Depresi
lebih Penurunan
terdapat kognitif lebih
banyak Hubungan
pada pasien ditemukan pada antara mood dan
dengan pasien epilepsi penurunan Tujuan
epilepsi disbanding kognitif pada penelitian ini
daripada orang sehat. epilepsi bersifat untuk
Karena multifactor. menentukan
populasi penurunan Faktor yang faktor yang
umum sehat kognitif dan mungkin adalah memiliki
dengan usia depresi memiliki neurobiology, hubungan
sama efek signifikan komorbid, efek
pada kualitas pengobatan
4 dan signifikan
hidup. faktor sosio dengan depresi
ekonomi. dan penurunan
kognitif pada
2. Metode Penelitian
Populasi Penelitian
• Populasi penelitian
mencakup pasien
dewasa (>18 tahun)
yang terlihat pada • Kami
klinik epilepsi pada mengidentifikasi 666
visit awal di pasien yang memiliki
Northshore kriteria ini selama
University Health penelitian. Total
System antara 21 jumlah regresi
Januari 2014 dan 12 NDDIE adalah 377
6 dan MMSE adalah
April 2019 dan
memiliki diagnosis 369. 190 untuk
akhir kejang/epilepsi analisis NDDIE dan
189 untuk analisis
Desain Metode
• Data dikumpulkan
selama perawatan
menggunakan system • Alat skrining tervalidasi
rekam medic untuk gejala depresi
elektronik (EMR, yaitu menggunakan
EPIC). Alat ini
menuntun perawatan
NDDIE. Enam item
yang terbaik, NDDIE telah tervalidasi
merekam data oleh Gilliam et al. Skor
epilepsi setiap visit 15 memiliki spesifitas
7
dan menulis catatan 90%, sensitivitas 81%
pada awal dan follow dan nilai prediksi 0, 62
up. untuk diagnosis depresi.
Desain Metode
• Skor MMSE yaitu
23 /kurang adalah
tidak normal. Kami • Kami juga mengecek
memilih variable obat anti depresan
yaitu usia, jenis lain (fluoxetine,
kelamin, BMI, paroxetine, sertraline,
penggunaan obat citalopram,
anti epilepsi, escitalopram, dan
frekuensi kejang venlafaxine).
(jumlah
8 Penggunaan
pengobatan
kejang/hari), jumlah ditentukan oleh
obat anti epilepsi pengalaman dokter
Metode Statistik
Model regresi
multivariabel
linear digunakan
Karena ini
untuk Nilai p signifikan
merupakan
mendapatkan Software bila p< 0,0045
penelitian
hubungan antara statistic (0,05 dibagi 11
menjelajah,
NDDIE/MMSE, digunakan test). Total jumlah
kami
usia, jenis untuk semua regresi NDDI
menggunakan
kelamin, analisa (versi adalah 377 dan
koreksi
pengobatan, 3.3.2, MMSE 369.
Bonferonii
durasi epilepsi, Microsoft, Sebanyak 190
untuk
frekuensi kejang, seattle, WA, untuk analisis
menentukan
jumlah USA). NDDIE dan 185
signifikansi
pengobatan anti untuk MMSE
statistic
kejang, lama
pendidikan dan
BMI.

9
Hasil

10

◉ Karakteristik dasar untuk populasi penelitian kami


ditunjukan pada table 1.
Hasil

◉ Hasil analisis regresi multivariable menentukan hubungan


antara usia, BMI, jenis kelamin, penggunaan obat, durasi
epilepsi/kejang, beratnya epilepsi
11 dan lama pendidikan
dengan NDDIE/MMSE dapat dilihat pada table 2 untuk visit
awal dan table 3 untuk perubahan dari visit awal ke follow
◉ Regresi multivariable mencakup penggunaan obat anti
depresi dan perubahan visit ke follow up pada tabe 4 dan 5.
Jarak waktu antara visit pertama
12 dan follow up selama 9-15
bulan.
Pada model multivariate, untuk hubungan
dengan dasar NDDIE, kami menemukan
jenis kelamin laki-laki (p= 0,004) dan
jumlah obat anti kejang sedikit
(p=0,001) berhubungan dengan mood
yang lebih baik.

NDDIE
Secara spesifik laki-laki memiliki rata-
rata skor NDDIE 1,2 poin lebih rendah
daripada perempuan. Pengukuran obat
anti epilepsi (AED), penggunaan AED
tambahan berhubungan dengan
peningkatan 1,2 skor NDDIE. 13
Pengobatan dengan (lamotrigin,
asam valproate, levetiracetam
dan carbamazepine) tidak
berhubungan dengan mood.

NDDIE
Namun penggunaan asam valproate memiliki
peningkatan nilai skor NDDIE sebesar 1,9
poin. Namun faktor ini tidak signifikan lagi
setelah dikoreksi (p> 0,0045). Faktor lain
tidak memiliki pengaruh pada skor NDDIE
(lamotrigin, levetiracetam dan carbamazepine) 14
MMSE
• Terdapat hubungan
signifikan antara usia
(p=0,002) dengan
peningkatan usia • Hubungan penting lainnya antara
berhubungan dengan skor MMSE dan frekuensi kejang
penurunan 0,02 (p=0,03). Pasien dengan kejang
nilai MMSE. yang lebih sering meiliki status
Tambahan, lama kognitif lebih rendah. Namun
pendidikan hasil ini tidak signifikan setelah
berhubungan dengan di tes. Terdapat hubungan antara
15
skor MMSE (p< BMI dan penurunan o,o6 skor
0,001). Setiap MMSE (p: 0,008), namun
penambahan lama seteklah di tes tidak terdapat
3. Diskusi
• Kami menganalisa hubungan antara usia, jenis kelamin, BMI,
levetirasetam, lamotigrin, asam valproat, carbamazepin, durasi
epilepsi, frekuensi kejang, lama pendidikan, jumlah pengobatan
anti kejang dengan skor NDDIE & MMSE pada visit awal dan
follow up.
• Durasi setiap pengobatan yang digunakan tidak termasuk sejak
informasinya telah didapatkan pada saat visit yaitu dari laporan
pasien dan banyak pasien yang tidak yakin tentang berapa lama
mereka memakai pengobatan tertentu.
• Setelah dikoreksi dari beberapa perbandingan, secara statistik
terdapat 2 penemuan bermakna yang diamati diantara baseline
skor NDDIE terhadap jumlah pengobatan AED,dan baseline
skor NDDIE terhadap jenis kelamin laki2.
Sebaliknya, jenis
kelamin laki2
Secara spesifik berhubungan
peningkatan angka dengan penurunan
penggunaan obat skor NDDIE.
anti epilepsi (AED) Namun, tidak ada
berhubungan faktor yang
dengan berhubungan
peningkatan dengan NDDIE /
NDDIE, MMSE pada
mengindikasikan baseline nya
resiko lebih berat setelah dikoreksi
depresi. untuk
perbandingan
multipel.
Defisit kognitif lebih sering Pengobatan obat anti
terlihat pada pasien epilepsi, epilepsi dapat juga
penyebab multifaktor. Usia berpengarup pada
onset epilepsi dan durasi penurunan kognitif, poli
epilepsi yang relevan, onset terapi lebih buruk dari
pasien usia mudat dan monoterapi, walau angka
durasi lebih lama pengobatan kejangnya tidak
menunjukan kemampuan berhubungan dengan
memori yang buruk. MMSE pada data kami.
• Studi menunjukan • Ini merupakan
korelasi antara koreksi yang tak
BMI dengan signifikan dari
status kognitif banyak
pasien pada perbandingan
populasi tertentu. dan rendahnya
Kami juga efek samping
menemukan (penurunan 0,06
hubungan antara di MME untuk 1
peningkatan unit peningkatan
BMI dan BMI).
penurunan skor Dibutuhkan
Epilepsi juga berhubungan
dengan masalah psikososial,
yaitu gejala depresi.

Weather burn et Al
mengatakan bahwa pasien
epilepsi punya komorbid lebih
banyak dibanding populasi
orang normal tetapi kami
tidak menemukan hubungan
antara frekuensi kejang atau
durasi penyakit terhadap skor
NDDIE pada penelitian ini.
Penggunaan
Depresi umumnya
antidepresan punya efek
terjadi pada wanita di
signifikan pada baseline
semua usia, hal ini
nilai NDDIE. Namun
diketahui karena
antidepresan tidak
umumnya lelaki
punya efek signifikan
memiliki tingkat
pada nilai baseline
kesedihan lebih rendah
MMSE atau analisis
dari wanita.
longitudinal lainyaa.
Pemberian antiepileptik dilaporkan
menyebabkan efek kognitif dan perilaku
pada epilepsi. Kami pun tertarik untuk
identifikasi pengobatan mana yang lebih
berpengaruh dengan kognitif dan mood.
Diantaranya levetiracetam, asam
valproat, carbamazepin dan
lamotigrin.

23
Obat anti epileptik telah Asam valproat
dilaporkan dapat terjadi berhubungan dengan
penurunan kognitif pada skor depresi yang tinggi.
epilepsi diantara analisa
pengobatan, kami tidak Leviteracetam punya
menemukan hubungan efek samping terhadap
signifikan pada skor kognitif mood yang lebih buruk
di penelitian ini.
dibanding obat lain.

24
Ada beberapa keterbatasan dalam penelitian ini yaitu kita menggunakan
skorsing NDDIE dan MMSE untuk menilai, yang bukan merupakan alat yang
lengkap untuk status kognitif dan depresi.

Selain itu kami juga menggunakan NDDIE sebagai alat skrining untuk
depresi dan bukan alat diagnostik. Populasi pada penelitian mayoritas
caucasian sehingga kami tak punya ras lain dan tidak ada kriteria ekslusi
terkait pengibatanya.

Untuk meningkatkan penilitian meski ada keterbatasan kami akan terus


mengumpulkan data pada banyak pasien termasuk lebih banyak ras etnik dan
mendapat alat penilitian yang lebih valid dalam bahasa lainnya dan
mengumpulkan lebih banyak data penggunaan antidepresan
4. Analisis Jurnal
VALIDITY
Desain penelitian cross sectional telah sesuai
Desai untuk mencapai tujuan dari penelitian.
n
Popul Terdapat kesesuaian antara populasi tujuan
dengan sampel yang diambil
asi
Ukuran sampel dengan menggunakan rasio
Samp tersebut dapat dikatakan tidak mengandung
bias dan akurasi.
Importancy
◉ Tujuan penelitian ini untuk menentukan faktor
yang memiliki hubungan signifikan dengan
depresi dan penurunan kognitif pada pasien
epilepsi.

28
Applicability
Apakah hasil penelitian Apakah hasil penelitian dapat
dapat diterapkan di diterapkan ke pasien?
RSAM? Penelitian ini dapat diterapkan ke
pasien epilepsi untuk menentukan
Hasil penelitian dapat
adanya penurunan kognitif dan depresi.
diterapkan di RSAM Dengan skrining lebih awal pada pasien
karena skor MMSE dan epilepsi diharapkan dapat
NDDIE tersedia dan dapat meningkatkan
29 perawatan serta kualitas
digunakan. hidup pasien.
• Pasien epilepsy lebih mudah mengalami gejala depresi
dan penurunan kognitif dibandingkan individual dan
P populasi
• Data medis pasien dikumpulkan selama visit pasien
menggunakan alat bantu seperti skor depresi (Neurological
I Disorder Depression Inventoru of Epilepsy, NDDIE) dan alat
ukur skor kognisi (Mini Mental State Examination, MMSE)
• AED, usia, jenis kelamin, BMI, lama epilepsi, frekuensi
kejang dan lama dibandingkan dengan skor awal dari visit
C pertama hingga follow up setahun
• Tidak terdapat faktor ini signifikan dengan perubahan
skor NDDIE & MMSE dari visit awal hingga follow up
O setahun 30
Thank You
Any Question?

31

Anda mungkin juga menyukai