Pembimbing:
Disusun Oleh:
Astara Ginarana 1818012108
Charisatus Sidqotie 1818012098
Fidya Cahya Sabila 1818012026
M. Rifki Pratama 1818012064
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan kasus dengan judul “Gangguan
Depresi Organik” tepat pada waktunya. Adapun tujuan pembuatan laporan kasus
ini adalah sebagai salah satu syarat dalam mengikuti dan menyelesaikan
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Jiwa Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada dr. Tendry Septa, Sp.KJ (K) yang telah
meluangkan waktunya untuk penulis dalam menyelesaikan naskah ini. Penulis
menyadari banyak sekali kekurangan dalam laporan ini, oleh karena itu saran dan
kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga laporan kasus ini dapat
bermanfaat bagi penulis maupun pembaca sekalian.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv
LAPORAN KASUS
I. Identitas Pasien............................................................................................1
II. Anamnesis Psikiatri...................................................................................1
A. Keluhan Utama.....................................................................................1
B. Riwayat Penyakit Sekarang...................................................................1
C. Riwayat Penyakit Sebelumnya..............................................................2
D. Riwayat Kehidupan Pribadi..................................................................3
E. Riwayat Pendidikan...............................................................................4
F. Riwayat Pekerjaan.................................................................................5
G. Riwayat Perkawinan.............................................................................5
H. Riwayat Keagamaan.............................................................................5
I. Riwayat Kehidupan Keluarga................................................................5
J. Riwayat Sosial Ekonomi Keluarga........................................................6
K. Situasi Kehidupan Sekarang.................................................................6
III. Pemeriksaan Status Mental....................................................................6
A. Deskripsi Umum...................................................................................6
B. Mood dan Afek.....................................................................................6
C. Pembicaraan..........................................................................................7
D. Persepsi.................................................................................................7
E. Pikiran...................................................................................................7
F. Sensorium dan Kognisi..........................................................................7
G. Pengendalian Impuls.............................................................................7
H. Daya Nilai dan Tilikan..........................................................................7
I. Penilaian Terhadap Realita.....................................................................7
J. Taraf Dapat Dipercaya...........................................................................7
IV. Pemeriksaan Diagnostik Lebih Lanjut………………………………...8
V. Data Klinis Bermakna.............................................................................9
VI. Formulasi Diagnosis..................................................................................
VII.Evaluasi Multiaksial..............................................................................12
VIII.Daftar Masalah.....................................................................................12
A. Organobiologi.....................................................................................12
B. Psikologi..............................................................................................12
C. Sosial...................................................................................................13
IX.Prognosis..................................................................................................13
X. Rencana Terapi........................................................................................13
XI.Diskusi......................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. 5
LAPORAN KASUS
I. Identitas Pasien
Tn.E, laki-laki usia 23 tahun, mahasiswa semester 6 (enam) di Universitas
Negeri di Provinsi Lampung. Tn.E merupakan anak ke 4 (empat) dari tiga
bersaudara.
Provinsi Lampung.
A. Keluhan Utama
Menurut keluarga sudah hampir 3 (tiga) tahun terakhir ini Tn.E kerap
kejang yang hilang timbul. Pada awal kejang Tn.E dibawa berobat ke
Dokter Spesialis Saraf dan berobat rutin selama hampir 1,5 (satu
setengah) tahun dan kejang makin lama makin jarang. Setelah 3 (tiga)
bulan tidak kejang, Tn.E mulai tidak rutin makan obat. Sehingga Tn.E
1
berdenging dan setelahnya dirinya tidak dapat mengingat apa-apa lagi.
Menurut Tn.E setelah kejang, dirinya sering merasa sangat lemas dan
Tn.E makin lama terlihat makin beragam, pernah setelah kejang Tn.E
penyakitnya ini. Menurut ibu, sudah hampir 1 (satu) bulan ini Tn.E
banyak bicara dan murung. Menurut Tn.E sekitar 1 (satu) bulan terakhir
ini perasaannya sedih, tidak semangat dan terkadang ada pikiran untuk
bunuh diri.
tipe umum
masalah
normal
tidak ada
tidak
ada
langsung
d. Apakah pasien diberi ASI eksklusif oleh ibu kandung dan
pernah
E. Riwayat Pendidikan
di Provinsi Lampung
F. Riwayat Pekerjaan
G. Riwayat Perkawinan
H. Riwayat Keagamaan
Perlu ditanyakan terkait agama pasien dan rajin atau tidak untuk
beribadah? Diperkirakan normal
Diperkirakan normal
Pedigree Chart
baik
Perilaku dan : Lemah dan tampak sedih, tidak bersemangat
aktivitas
psikomotor
Sikap terhadap : Diperkirakan Kooperatif
pemeriksa
C. Pembicaraan
Tidak ada informasi, tetapi dapat ditanyakan pembicaraan pasien spontan,
kelancaran pembicaraan, volume pembicaraan, intonasi berbicara, kualitas
ataupun kuantitas dari pembicaraan
D. Persepsi
Depersonalisasi : Tidak ada
Derealisasi : Tidak ada
Halusinasi : Auditorik dan visual
Ilusi : Tidak ada
E. Pikiran
Produktivitas : Produktif
Proses pikir : Koheren/Logis
Isi pikir : Tidak terdapat miskin isi pikir, waham, obsesi
G. Pengendalian Impuls
Diperkirakan pasien dapat tetap mengontrol impuls dan tetap kooperatif
saat wawancara
a. Tanda-tanda Vital
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan head to toe dari kepala, mata, hidung, oral, telinga, leher
normal.
c. Status Internus
batas normal.
d. Status Neurologis
e. Laboratorium
a. Identitas
b. Anamnesis
Sejak 3 tahun yang lalu, pasien memiliki riwayat kejang, pasien berobat
rutin selama 1,5 th sejak muncul gejala kejang. Setelah 3 bulan tidak
muncul kejang, pasien menjadi jarang minum obat sehingga kejang timbul
mengatakan bahwa dirinya sedih, tidak semangat, dan ada pikiran untuk
bunuh diri.
VI.Formulasi Diagnosis
dan visual serta adanya hendaya (disability) dalam kehidupan sosial, aktivitas
sehari hari dan adanya pikiran untuk bunuh diri. Oleh karena itu, dapat
Diagnosis Aksis I
Berdasarkan data-data yang didapat melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik
didapatkan sejak 3 tahun yang lalu sering mengalami kejang berulang. Pasien
selama 1,5 tahun dan kejang makin lama makin jarang. Setelah 3 bulan tidak
kejang, pasien mulai tidak rutin makan obat dan kembali kejang. Pasien
karena kejang timbul saat dirinya mengendarai motor. Pada pasien ditemukan
hendaya dalam aktivitas sehari hari sejak 5 bulan lalu yaitu sering bengong
dan merasa sulit untuk memahami pelajaran. Dari hasil ananmnesis juga
visual (pasien melihat seperti bayangan putih), riwayat gejala depresi (pasien
mengurung diri di kamar, makan sedikit, tidak banyak bicara, tampak murung,
perasaannya sedih, tidak semangat dan terkadang ada pikiran untuk bunuh
diri). Hal tersebut dapat menjadi dasar untuk mendiagnosis pasien dengan
dan zat psikoaktif lainnya berdasarkan hal tersebut, pasien bukan termasuk
kognitif seperti daya pikir (intellect) dan daya belajar (learning), gangguan
Diagnosis Aksis II
mental. Selain itu, keluarga juga tidak mengeluhkan adanya gangguan perilaku
saat pasien masih remaja ataupun saat pasien sudah dewasa. Oleh karena itu,
mendapatkan pengobatan. Oleh sebab itu diagnosis untuk Aksis III Penyakit
Diagnosis Aksis IV
Selama 1 bulan terakhir, pasien selalu mengurung diri di kamar, tidak banyak
bicara dan murung. Hal tersebut menunjukkan bahwa adanya masalah dalam
disimpulkan bahwa pada Aksis IV, terdapat masalah sosial pada pasien.
Diagnosis Aksis V
Pada aksis V, dinilai kemampuan penyesuaian diri pasien dengan
anamnesis dan pemeriksaan fisik memenuhi kriteria skor 50-41, yaitu adanya
gejala yang serius, misal keinginan untuk bunuh diri, perilaku obsesif cukup
kuat, sering mengutil) atau gangguan yang cukup serius pada fungsi
kehilangan pekerjaan.
VII.Evaluasi Multiaksial
VIII.Daftar Masalah
A. Organobiologik
B. Psikologik
C. Sosial
Didapatkan adanya hendaya dalam bidang social. Pasien mengaku malu
IX. PROGNOSIS
X. RENCANA TERAPI
A. Konseling
penyakit pasien dan agar keluarga dapat memahami kondisi dari pasien
C. Psikoedukasi
tersebut.
D. Psikofarmaka
XI. Diskusi
PPDGJ III, GMO memiliki tiga gambaran utama yaitu adanya gangguan
fungsi kognitif seperti daya ingat (memory), daya pikir (intellect) daya belajar
berikut:
4) Tidak ada bukti yang mengarahkan pada penyebab lain dari sindroma
mengatakan bahwa sejak 3 tahun yang lalu Tn.E kejang (epilepsy) dan
dahulu dan kemudian disusul oleh munculnya gejala psikotik pada Tn.E.
stress.
putih. Manifestasi klinis pada Tn.E ini merupakan gejala psikotik berupa
pelajaran 2 bulan terakhir ini, dan keluarga Tn.E pun mengatakan bahwa
sudah 1 bulan ini Tn.E terlihat lebih banyak mengurung diri di kamar,
makan sedikit, tidak banyak bicara, dan murung. Hal-hal tersebut sesuai
memiliki tiga gejala utama (1) afek depresif, (2) hilangnya minat dan
keadaan mudah lelah (rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan
kurang, harga diri dan kepercayaan diri berkurang, gagasan tentang rasa
bersalah dan tidak berguna, pandangan masa depan yang suram dan
periode lebih pendek dapat dibenarkan jika gejala yang dialami berat dan
berlangsung cepat.
psikiatrik spesifik yang sangat jelas ada kaitannya. Prevalensi mencatat dari
seluruh gangguan psikotik pada pada pasien epilepsi berkisar antara 7-12%.
Selain itu prevalensi mencatat dari 100 anak dengan kejang kompleks
pasien epilepsi dua kali atau lebih dibandingkan populasi umum (Elvira &
Hadisukanto, 2017). Pada kasus kali ini Tn. E 23 tahun, sudah 1,5 tahun
rutin berobat dengan dokter neurologi tetapi setelah 3 bulan, Tn. E tidak
rutin meminum obat yang dianjurkan kembali. Kejang yang diderita Tn.E
melihat seperti bayangan putih. Selain itu pasien juga tampak mudah sekali
keadaan yang diderita oleh Tn.E ini tentu saja epilepsi dengan gejala
psikotik.
Pada kasus ini Tn. E juga mengaku bahwa pasien tampak sering bengong
terakhir Tn.E merasa sedih sehingga lebih banyak mengurung diri dikamar.
Makan sedikit, tidak banyak bicara dan murung. Menurut Tn.E perasaannya
sedih, tidak semangat dan terkadang ada pikiran ingin bunuh diri yang
tinggi dan iritabel. Risiko bunuh diri ditemukan lebih tinggi pada epilepsi
temporalis.
Pada kasus Tn.E dilakukannya pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan
juga, pada Tn. E dapat dilakukan pemeriksaan pemeriksaan EEG, hal ini
khususnya pasien yang focus epilepsi nya ada di media basal lobus
adanya hubungan antara focus di sisi kiri berkaitan dengan psikosis dapat
dilakukan pemeriksaan dengan EEG, PET Scan dan SPECT. Pada EEG
fungsional.
mental lainnya akibat kerusakan dan disfungsi otak dan penyakit fisik (F06)
gangguan mental yang dialami pasien, serta adanya hubungan waktu yang
berupa munculnya gejala gangguan mental pasien saat kejang pasien tidak
terkontrol karena tidak lagi rutin minum obat. Kemudian, dari F06 pasien
adanya gangguan afek terbatas pada pasien. Gangguan afek yang dialami
diri di kamar, makan sedikit, tidak banyak bicara, murung, sedih, tidak
dengan mengoptimalkan efek dari obat anti epilepsy itu sendiri untuk
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Elvira SD, dan Hadisukanto G. 2013. Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Balai Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia