Anda di halaman 1dari 13

Journal Reading

Oleh
Neli Salsabila
1818012096

Pembimbing:
dr. RA Neilan Amroisa, Sp. S, M.Kes

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAF


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. H. ABDUL MOELOEK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
2020
Analisis Jurnal
• Post stroke seizures & epilepsy
P

• Tidak ada intervensi


I

• Tidak dilakukan perbandingan


C

• Trombin dan protease-activated receptor 1


O (PAR1)
Pendahuluan
Post stroke epilepsy (PSE) adalah penyebab kejang yang
paling umum pada lansia, namun mekanisme yang
mendasarinya kurang dipahami.

Klasifikasi PSE membingungkan, tidak ada kesepakatan yang jelas


tentang incidens, prognosis atau konsensus tentang terapinya

Mekanisme patofisiologi PSE yang melibatkan kaskade koagulasi dalam


kerusakan BBB setelah stroke dapat mengarah pada alat diagnostik dan terapi.
Peran protease dengan plastisitas maladaptif
Post Stroke Seizures & Epilepsy
Diagnosis PSE didasarkan pada adanya dua kejang
berulang yang tidak dipicu oleh faktor apapun (metabolik,
toksik atau lainnya) dan tidak terjadi pada fase stroke.

Kriteria kejang karena stroke berdasarkan onset menurut


(The International Leage Against Epilepsy) :
1. Early Seizure (ES) terjadi satu minggu setelah stroke
2. Last Seizure (LS) terjadi setidaknya satu minggu atau lebih
setelah kejadian iskemik.
Post Stroke Seizures & Epilepsy
 ES terkait dengan perubahan iskemik akut seperti hipoperfusi,
variasi konsentrasi kalsium dan natrium dan pelepasan
glutamat.
 LS adalah gangguan berkelanjutan jangka panjang yang
dihasilkan dari renovasi struktural dan fungsional permanen
area otak yang rusak setelah stroke iskemik
Protein dan Protease yang Terlibat dalam ES dan PSE

FIGURE 1 | Suggested model – Ischemic stroke leading to maladaptive plasticity and PSE: Following a cerebral
vascular occlusion, thrombin increases in the brain. This increase may be as a result of BBB breakdown and
entrance of vary blood components into the brain parenchyma or by brain tissue intrinsic production. Thrombin and
its main receptor PAR1 enhance NMDA receptor activity and calcium entry, thus leading to a hyperexcitable state
and to maladaptive plasticity. Eventually, synchronized epileptic activity occurs as a part of a PSE condition.
Stroke sebagai Penyebab Utama Plastisitas
Maladaptive dan Disfungsi Sirkuit

Salah satu yang terlibat dalam plastisitas sinaptik adalah long term
potentiation (LTP), suatu proses yang menginduksi penguatan sinaps
secara aktif. LTP membutuhkan aktivasi NMDA receptors (NMDAR), yang
menyebabkan peningkatan kalsium. Masuknya kalsium menginduksi
ekspresi NMDAR serta meningkatkan tunas aksonal dan pembentukan
sinaps baru, memperkuat sinaps dalam proses positive feedback. LTP
bersifat spesifik input, karena berasal dan menyebar hanya melalui sinap
relevan yang akan berpartisipasi dalam proses plastisitas.
Stroke sebagai Penyebab Utama Plastisitas
Maladaptive dan Disfungsi Sirkuit

Dalam hippocampus, ekspresi utama PAR1 adalah dalam astrosit yang


bertanggung jawab atas pelepasan glutamat dan peningkatan NMDAR,
penting untuk proses LTP. Efek trombin melalui aktivasi PAR1 tergantung
pada dosis. Trombin dosis rendah meningkatkan plastisitas,
berkontribusi pada pembelajaran dan pembentukan memori, sementara
konsentrasi tinggi yang biasanya terjadi setelah stroke menghambat jalur
fisiologis ini dan mengaktifkan bentuk plastisitas patologis.
Stroke sebagai Penyebab Utama Plastisitas
Maladaptive dan Disfungsi Sirkuit

 Dibawah tekanan (stress), seperti yang disebabkan kekurangan oksigen


dan glukosa, peran ischemic LTP (iLTP), bentuk patologis LTP
mengubah plastisitas fisiologis.
 iLTP dapat menyebabkan bentuk plastisitas patologis atau plastisitas
maladaptif dan mengakibatkan hilangnya fungsi. Proses ini pada akhirnya
dapat mengarah pada pembentukan synchronized neuronal circuit, yang
dapat berakhir sebagai fokus epilepsi
 Menariknya, dalam kondisi normal, PAR1 inhibition tidak memiliki
pengaruh pada morfologi dendritik, yang dipengaruhi selama proses iLTP.
Ini berimplikasi bahwa terapi bertarget PAR1 bisa efektif dalam kondisi
iLTP, tanpa mengubah jaringan otak normal
Kesimpulan

 Penemuan terbaru menemukan bahwa trombin dan protease-activated


receptor 1 (PAR1) terlibat dalam perkembangan plastisitas maladaptif
dan PSE
 Penelitian di masa depan akan mengarah pada pemahaman yang lebih
baik tentang patofisiologi PSE, serta pengembangan terapi yang lebih
terarah untuk pengobatannya. Mengetahui apakah pengobatan pasien
stroke dengan antikoagulan, khususnya thrombin inibitors, dapat
mencegah timbulnya plastisitas maladaptif dan mungkin mengurangi
kejadian PSE.
 Penelitian lebih lanjut seperti pencarian biomarker yang mungkin (mis.
Level trombin dalam CSF) untuk meningkatkan manajemen pasien di
masa depan.
CRITICAL APPRAISAL
MULROW Yes No Unclear
1. Was the specific purpose of the review stated?

2. Were sources and methods of the citation search identified?

3. Were explicit guidelines provided that determined the


material included in, and excluded from, the review?
4. Was a methodologic validity assessment of material in the
review performed?
5. Was the information systematically integrated with
explication of data limitations and inconsistencies?
6. Was the information weighted or pooled?
7. Was a summary of pertinent findings provided?
8. Were specific directions for new research initiatives
proposed?
Thank You

Anda mungkin juga menyukai