Anda di halaman 1dari 4

- Pada penelitian ini meneliti tentang penggunaan benzodiazepine terhadap risiko dementia.

Benzodiazepin memiliki dua tipe sebagai anxiolotik dan sedative hypnotics. Penggunaan BZD ini
semakin meningkat seiring dengan pertambahan usia. Namun diketahui bahwa penggunaan BZD
ini memiliki efek terhadap kognisi dalam hal atensi dan fungsi memori.
- Kecemasan dan masalah tidur itu berkaitan dengan demensia sehingga studi ini ingin meneliti
efek jangka panjang penggunaan benzodiazepine terhadap dementia yang dinilai dengan marker
neurodegenerasi yaitu atrofi otak
- Tujuan dari penelitian ini untuk menentukan efek benzodiazepine terhadap risiko dementia dan
perubahan volume otak
- Tidak ada hubungan hubungan dengan dosis tinggi atau rendah, tidak ada perbedaan antara
yang menggunakan BZD sebelumnya dan masih menggunakan saat baseline
- Berdasarkan tipe benzodiazepine dan insiden demensia didapatkan dosis BZD sebagai anxiolitik
yang tinggi meningkatkan risiko dementia
- MRI result
o Tidak ada perbedaan volume otak total, grey matter, white matter dan thalamus antara
pengguna dan tidak
o Namun pada volume hipokampus mengalami penurunan pada BZD users
o Berdasakan tipe
 Sedative hypnotic dan anxiolytic gaada hubungan dengan perubahan volume

ETHNIC

- Untuk meneliti hubungan modifiable risk factors and onset demenetia dengan
mempertimbangkan etnis sehingga dapat mengidentifikasi prioritas yang tepat dalam
pencegahan demensia, disesuaikan dengan etnis (white, black, south Asian)
- Penelitian ini menggunakan data dari UK Biobank dan didapatkan 502.000 partisipan dari tahun
2006 -2019. Mereka meneliti ada 12 faktor risiko lalu mencari hazard rationya dan diubah ke RR
untuk mencari population attributable fraction
- Dari hasil yang pertama mencari risiko dementia dikaitkan dengan faktor risiko dari semua
etnis. Hasilnya didapatkan traumatic brain injury, diabetes dan hipertensi pada midlife usia
40-60 thn memiliki hubungan yang kuat
- Kemudian dilakukan model regresi untuk faktor risikonya yang distratifikasi sesuai etnis.
Hasilnya didapatkan midlife hypertension dan depresi memiliki hubungan yang kuat dengan
dementia pada south east Asian. Lalu ini data mereka mengubah HR untuk menjadi RR
untuk perhitungan PAF
- Lalu ini untuk hasil PAFnya. Dimana yang berwarna lebih gelap itu memiliki angka yang lebih
besar dan angka yang dibold itu menunjukkan adanya perbedaan antar etnis
o PAF paling tinggi didapat pada midlife hypertension, depression dan edukasi rendah
o Orang Asia Selatan adalah satu-satunya kelompok etnis dengan konsumsi alkohol
berlebihan yang hasil PAF positif yang menyumbang 1,4% dari kasus mereka. Peserta
berkulit hitam memiliki proporsi kasus tertinggi yang diperburuk oleh dua faktor risiko
dengan hipertensi paruh baya dan diabetes.
- 48,6% kasus demensia potensial dapat dicegah melalui manajemen dan mengurangi faktor risiko
yang dapat dimodifikasi, hal ini terutama berkaitan hipertensi dan depresi

ANTIHIPERGLIKEMIA

- Diabetes tipe 2 merupakan faktor risiko yang ditetapkan untuk demensia. Ada koneksi
patofisiologis kompleks yang mendasari hubungan antara kedua kondisi tersebut. Seperti
resistensi insulin, stres oksidatif, peradangan saraf, dan masih banyak lagi. Hal ini meningkatkan
kemungkinan penggunaan obat antidiabetes untuk mengurangi risiko penurunan kognitif
tersebut.
- dari penelitian sebelumnya bahwa obat antidiabetes lama seperti insulin, dan metformin
menunjukkan beberapa manfaat pencegahan dalam mengurangi risiko demensia, tetapi hasilnya
tidak konsisten.
- Dalam beberapa tahun terakhir, obat antidiabetes yang lebih baru seperti obat telah dirilis
- Tujuanuntuk mengetahui hubungan antara penggunaan obat antidiabetik yang lebih baru dan
kejadian demensia dalam sampel besar, sampel orang dewasa yang lebih tua yang
didistribusikan secara nasional yang tidak dipilih dengan DM tipe 2
- Metodenya mengambil data dari MHS suatu organisasi di israel dengan data rekam medis dari
thn 1998-2022
- Menggunakan cox regression models
- Pada studinya median follow up nya 8 tahun. Dengan rata-rata usia mulai penuh kami hampir 66
tahun dan usia rata-rata penuh berhenti tepat di atas 77 tahun.
- Di sini dapat dilihat person years in event rate bahwa obat baru baik secara keseluruhan atau
masing2 memiliki tingkat kejadian yang lebih rendah per seribu orang tahun dibandingkan
dengan kelompok obat lama.
- Lalu dari cox model dengan membandingkan obat antidiabetik baru dan lama sekitar usia 75
tahun, kedua kurva mulai berbeda. Hal ini menunjukkan seseorang yang menggunakan new drug
memiliki kemungkinan risiko rendah untuk mengalami demensia
- Dari studi ini didapatkan orang yang menggunakan new antidiabetic drugs memiliki risiko rendah
untuk dementia
HIPERTENSI

- PERTANYAANNYA:
o Jika terdapat midlife hypertension apakah dengan menurunkan SBP berhubungan
dengan menurunkan risiko demensia dan cognitive impairment
o Lalu apakah mungkin untuk mendeteksi variasi hubungan antar subgroup
- Metodenya mengunakan data dari SPRINT (SBP intervention trial)
o SPRINT  merupakan RCT
 Intervention grup TARGETED SBP <120
 Control group targeted SBP < 140
- Hasil
o temuan utama adalah bahwa didapat pengurangan risiko 17% per 10 milimeter tekanan
darah sistolik dengan interval kepercayaan berkisar antara 0,74 hingga 0.93

Anda mungkin juga menyukai