Anda di halaman 1dari 14

PERBEDAAN FUNGSI KOGNITIF

PASIEN SKIZOFRENIA RAWAT JALAN DENGAN


PEMBERIAN OBAT HALOPERIDOL DAN RISPERIDON
DI RSJ PROF. DR. M. ILDREM MEDAN

Aris Munandar Harahap1, Nanda Sari Nuralita2

1. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


2. Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa, Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara

Abstrak
Latar Belakang: Skizofrenia merupakan gangguan jiwa kronis. Pasien
skizofrenia dapat mengalami penurunan fungsi kognitif. Antipsikotik merupakan
terapi obat-obatan yang efektif untuk mengobati skizofrenia. Antipsikotik terdiri
atas dua golongan yaitu antipsikotik tipikal seperti haloperidol dapat
menyebabkan penurunan fungsi kognitif dan antipsikotik atipikal seperti
risperidon dapat menyebabkan perbaikan fungsi kognitif.
Tujuan: untuk mengetahui perbedaan fungsi kognitif pasien skizofrenia rawat
jalan dengan pemberian obat haloperidol dan risperidon di RSJ Prof. Dr. M.
Ildrem Medan yang dilaksanakan sejak Agustus sampai Oktober 2016.
Metode: analitik kategorik dengan menggunakan desain cross sectional. Data
MMSE yang diperoleh dari 80 sampel kemudian dilakukan analisa dengan uji
Chi-Square.
Hasil: Hasil uji Chi-Square menunjukkan bahwa terdapat perbedaan fungsi
kognitif yang signifikan antara pemberian obat haloperidol dan risperidon dengan
nilai p = 0,001 (< ).
Kesimpulan: Fungsi kognitif pasien skizofrenia yang menggunakan risperidon
lebih bagus daripada haloperidol.
Kata kunci: Skizofrenia, Fungsi Kognitif, MMSE, Haloperidol, dan
Risperidon.

1
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
2

Abstract
Background: Schizophrenia is a chronic mental disorder. Schizophrenic patients
may experience cognitive decline. Antipsychotic drugs therapy is effective for
treating schizophrenia. Antipsychotics consist of two groups, which are the typical
antipsychotic such as haloperidol may cause a decline in cognitive function and
atypical antipsychotics such as risperidone may lead to improvements in cognitive
function.
Objective: To determine the differences in cognitive functioning of patients with
schizophrenia outpatients with drugs delivery haloperidol and risperidone in RSJ
Prof. Dr. M. Ildrem Medan conducted from August to October 2016.
Methods: categorical analytic using cross sectional design. MMSE Data obtained
from 80 samples were then analyzed by Chi-Square test.
Results: The Chi-Square test showed that there are significant differences in
cognitive function between the administration of drugs haloperidol and
risperidone with p = 0.001 (< ).
Conclusion: Cognitive function of patients with schizophrenia who received
risperidone better than haloperidol.
Keywords: Schizophrenia, Cognitive Function, MMSE, haloperidol, and
risperidone.

PENDAHULUAN WHO memperkirakan sekitar 24


juta orang di seluruh dunia mengidap
Menteri konferensi kesehatan skizofrenia. Pada tahun 2000,
mental World Health Organization American Psychiatric Association
(WHO) Eropa pada tahun 2005 (APA) memperoleh data bahwa insiden
mendukung pernyataan "Tidak ada skizofrenia di Amerika Serikat sekitar
kesehatan tanpa kesehatan mental". 1% dari populasi orang dewasa dengan
Gangguan kecemasan, gangguan jumlah keseluruhan pasien skizofrenia
pemberian narkoba, gangguan lebih dari 2 juta orang. Sedangkan data
pemberian alkohol, skizofrenia, nasional Riset Kesehatan Dasar
gangguan bipolar, dan distimia (Riskesdas) pada tahun 2007
memberikan kontribusi besar bagi menyebutkan prevalensi skizofrenia
years lived with disability (YLDs) tertinggi di Indonesia terdapat di DKI
secara global.1 Jakarta (2,03%), Aceh (1,9%), dan
Seorang ilmuwan terkemuka Sumatera Barat (1,6%). Berdasarkan
bernama Kraeplin pada tahun 1919 data Departemen Kesehatan Republik
menciptakan istilah dementia praecox Indonesia tahun 2009, sekitar 2 juta
untuk mendefinisikan manifestasi klinis orang Indonesia menderita skizofrenia
skizofrenia. Pada tahun 1911 Bleuler dengan prevalensi 0,3-1% dan umur
menciptakan istilah skizofrenia untuk penderita antara 15-45 tahun.3,4
menggambarkan penyakit ini. Istilah Di Inggris dan negara-negara
dementia praecox oleh Kraeplin diganti berpenghasilan tinggi lainnya, harapan
menjadi skizofrenia. Sehingga hidup pasien skizofrenia 20% lebih
dementia praecox dikenal dengan rendah daripada yang tidak mengidap
sebutan skizofrenia saat ini.2 skizofrenia, dan orang-orang dengan
skizofrenia mengalami kematian rata-

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


3

rata 20 tahun lebih awal dari mereka pada tahun 2013 yang paling banyak
yang tidak memiliki kondisi ini.5 Survei digunakan pada terapi tunggal adalah
dari data rekam medik yang diperoleh risperidon sebanyak 30 penderita
dari RSJ Prof. HB. Sa’anin Padang (21,1%). Sedangkan pada terapi
menyatakan jumlah pasien yang kombinasi yang paling banyak
berobat pada tahun 2011 adalah 23.870 digunakan adalah haloperidol-
orang rawat jalan, 9.483 (39,73%) klorpromazin sebanyak 33 penderita
diantaranya adalah pasien skizofrenia (23,2%).9
dan dari 1.573 pasien rawat inap, 812 Pemberian dosis sekitar 6-12
(51,62%) diantaranya adalah pasien mg/hari haloperidol menunjukkan
skizofrenia.6 perbaikan klinis yang optimal pada
Skizofrenia merupakan gangguan pasien skizofrenia. Pemberian dosis
jiwa kronis yang memiliki gejala-gejala lebih dari 10 mg/hari dapat
positif seperti halusinasi dan delusi. menyebabkan penurunan fungsi
Gejala-gejala negatif seperti kehilangan kognitif sedangkan dosis yang lebih
rasa senang, penarikan diri dari sosial, tinggi, yakni lebih dari 24 mg
miskin pikiran dan pidato, serta menyebabkan kerusakan kognitif pada
memiliki afek yang datar. Sekitar 75% pasien skizofrenia.10 Antipsikotik
pasien skizofrenia mengalami atipikal seperti risperidon dapat
penurunan kognitif umum yang meningkatkan fungsi kognitif pada
signifikan. Fungsi kognitif yang pasien skizofrenia bila dibandingkan
berpengaruh pada pasien skizofrenia dengan antipsikotik tipikal.11
terutama adalah memori, perhatian, Sebuah penelitian mengenai efek
keterampilan motorik, fungsi eksekutif, risperidon dan olanzapin terhadap
dan kecerdasan.2 fungsi kognitif dilakukan intervensi
Fungsi kognitif merupakan terhadap dua kelompok. Kedua
kemampuan untuk mengenal atau kelompok tersebut sama-sama
mengetahui suatu benda, keadaan atau mendapatkan terapi risperidon dan
situasi yang dikaitkan dengan olanzapin. Kelompok pertama
pengalaman pembelajaran dan diberikan perlakuan penurunan dosis
kapasitas inteligensi seseorang.7,8 obat sedangkan kelompok kedua
Orang-orang dengan fungsi kognitif diberikan perlakuan pemberian dosis
yang lebih rendah cenderung memiliki obat yang tetap. Dari hasil penelitian
pengalaman psikosis dibandingkan tersebut didapatkan bahwa terdapat
dengan mereka yang memiliki fungsi peningkatan fungsi kognitif pada
kognitif yang lebih besar.2 kelompok yang diberikan perlakuan
Terapi untuk pasien skizofrenia penurunan dosis obat.12
terdiri atas terapi somatik dan Terdapat perbedaan mekanisme
psikososial. Terapi somatik yakni kerja obat haloperidol dan risperidon
dengan menggunakan antipsikotik. dalam mempengaruhi fungsi kognitif.
Antipsikotik merupakan terapi obat- Mekanisme kerja obat tersebut
obatan pertama yang efektif untuk berhubungan dengan senyawa
mengobati skizofrenia. Ditinjau dari neurotrophin. Haloperidol dapat
jenis antipsikotik yang digunakan pada menurunkan neurothropin sedangkan
penderita skizofrenia di Rumah Sakit sebaliknya, risperidon dapat
Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Manado meningkatkan neurothropin. Senyawa

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


4

neurothropin inilah yang dapat meningkatkan fungsi kognitif.13

METODE PENELITIAN 6. Bersedia menandatangani lembar


persetujuan untuk ikut
Jenis penelitian ini adalah berpartisipasi dalam penelitian.
analitik dengan desain studi cross- B. Kriteria eksklusi
sectional yang dilaksanakan pada bulan 1. Pasien yang mendapatkan terapi
Agustus-Oktober 2016 di RSJ Prof. Dr. kombinasi antipsikotik
M. Ildrem Medan yang bertujuan untuk 2. Pasien skizofrenia yang
mengetahui perbedaan fungsi kognitif menggunakan obat-obatan
pasien skizofrenia rawat jalan dengan terlarang
pemberian obat haloperidol dan 3. Pasien skizofrenia dengan kelainan
risperidon di RSJ Prof. Dr. M. Ildrem organik (retradasi mental, epilepsi,
Medan. Pengambilan sampel diambil stroke)
dengan metode non-probablility 4. Pasien yang mengalami
sampling jenis consecutive sampling, eksaserbasi saat rawat jalan.
yakni semua subyek yang datang Data yang dikumpulkan pada
berurutan yang memenuhi kriteria penelitian ini terdiri dari data primer
dijadikan sampel penelitian hingga 80 dan sekunder. Data sekunder pada
subyek. Adapun kriteria inklusi dan penelitian ini adalah data yang
eksklusi dalam penelitian ini adalah: diperoleh dari status pasien skizofrenia
rawat jalan di RSJ Prof. Dr. M. Ildrem
A. Kriteria inklusi Medan. Data primer pada penelitian
1. Pasien yang terdiagnosis ini adalah data yaitu data yang
skizofrenia dilihat dari status diperoleh langsung dengan kuesioner
pasien RSJ Prof. Dr. M. Ildrem oleh responden yang dilakukan secara
Medan langsung oleh peneliti. Kuesioner
2. Berusia 15-55 tahun tersebut terdiri dari identitas
3. Berpendidikan minimal SMP responden, informed consent dan tes
4. Pasien skizofrenia rawat jalan MMSE. Kuesioner MMSE sudah
minimal 1 bulan baku.
5. Pasien yang mendapatkan terapi
haloperidol 5-10 mg/hari atau
risperidon 2-6 mg/hari

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


5

HASIL
1. Distribusi data demografi sampel
Tabel 1 Distribusi data demografi sampel
Data Demografi n %

a. Jenis kelamin
48 60
Laki-laki
32 40
Perempuan
b. Usia
15-20 tahun 16 20

21-30 tahun 19 23,8

31-40 tahun 19 23,8

41-50 tahun 14 17,5

51-55 tahun 12 15
c. Pendidikan

SMP 39 48,8

SMA 41 51,3

d. Pekerjaan

Bekerja 36 45

Tidak Bekerja 44 55
Tabel diatas menunjukkan bahwa rentang usia paling sedikit adalah 51-
sampel laki-laki lebih banyak dengan 55 tahun dengan jumlah 12 orang
jumlah 48 orang (60%) dan perempuan (15%). Berdasarkan tingkat
32 orang (40%). Berdasarkan rentang pendidikan, sampel dengan tingkat
usia, sampel dengan rentang usia 21-30 pendidikan SMA lebih banyak dengan
tahun dan 31-40 tahun lebih banyak jumlah 41 orang (51,3%) dan tingkat
dengan jumlah usia 21-30 orang 19 pendidikan SMP 39 orang (48,8%).
orang (23,8%) dan usia 31-40 tahun Berdasarkan pekerjaan, sampel yang
dengan jumlah 19 orang (23,8%), usia tidak bekerja lebih banyak dengan
15-20 tahun 16 orang (20%), usia 41- jumlah 44 orang (55%) dan yang
50 tahun 14 orang (17,5%), dan jumlah bekerja 36 orang (45%).

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


6

2. Gambaran fungsi kognitif pasien skizofrenia rawat jalan


Tabel 2 Gambaran fungsi kognitif pasien skizofrenia rawat jalan di RSJ
Prof. Dr. M. Ildrem Medan
Fungsi Kognitif n %
Normal 45 56,3
Gangguan Fungsi Kognitif Ringan 35 43,8
Gangguan Fungsi Kognitif Berat 0 0
Total 80 100

Tabel diatas menunjukkan bahwa fungsi kognitif ringan berjumlah 35


dari 80 sampel pasien skizofrenia rawat orang (43,8%) dan yang mengalami
jalan dengan fungsi kognitif normal gangguan kognitif berat tidak ada.
berjumlah 45 orang (56,3%), gangguan

3. Gambaran fungsi kognitif pasien skizofrenia rawat jalan berdasarkan


pemberian obat haloperidol
Tabel 3 Gambaran fungsi kognitif pasien skizofrenia rawat jalan
berdasarkan pemberian obat haloperidol
Fungsi Kognitif n %
Normal 12 30
Gangguan Fungsi Kognitif Ringan 28 70
Gangguan Fungsi Kognitif Berat 0 0
Total 80 100

Tabel diatas menunjukkan yang mengalami gangguan fungsi


bahwa pasien skizofrenia rawat jalan kognitif ringan berjumlah 28 orang
berdasarkan pemberian obat (70%) dan yang mengalami gangguan
haloperidol dengan fungsi kognitif fungsi kognitif berat tidak ada
normal berjumlah 12 orang (30%),

4. Gambaran fungsi kognitif pasien skizofrenia rawat jalan berdasarkan


pemberian obat risperidon
Tabel 4 Gambaran fungsi kognitif pasien skizofrenia rawat jalan
berdasarkan pemberian obat risperidon
Fungsi Kognitif n %
Normal 33 82,5
Gangguan Fungsi Kognitif Ringan 7 17,5
Gangguan Fungsi Kognitif Berat 0 0
Total 80 100
Tabel diatas menunjukkan dengan fungsi kognitif normal
bahwa pasien skizofrenia rawat jalan berjumlah 33 orang (82,5%), yang
berdasarkan pemberian obat risperidon mengalami gangguan fungsi kognitif

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


7

ringan berjumlah 7 orang (17,5%) dan kognitif berat tidak ada


yang mengalami gangguan fungsi

5. Gambaran fungsi kognitif pasien skizofrenia rawat jalan berdasarkan


jenis kelamin
Tabel 5 Gambaran fungsi kognitif pasien skizofrenia rawat jalan
berdasarkan jenis kelamin
Jenis Fungsi Kognitif
Kelamin Normal Gangguan Fungsi Gangguan Fungsi
Kognitif Ringan Kognitif Berat
n % n % n %
Laki-laki 35 43,8 13 16,3 0 0
Perempuan 10 12,5 22 27,5 0 0
Total 45 56,3 35 43,8 0 0
(16,3%) sedangkan perempuan dengan
Tabel diatas menunjukkan fungsi kognitif normal berjumlah 10
bahwa laki-laki dengan fungsi kognitif orang (12,5%) dan yang mengalami
normal berjumlah 35 orang (43,8%) gangguan kognitif ringan berjumlah 22
dan yang mengalami gangguan fungsi orang (27,5%).
kognitif ringan berjumlah 13 orang

6. Gambaran fungsi kognitif pasien skizofrenia rawat jalan berdasarkan


usia
Tabel 6 Gambaran fungsi kognitif pasien skizofrenia rawat jalan
berdasarkan jenis kelamin
Usia Fungsi Kognitif
Normal Gangguan Fungsi Gangguan Fungsi
Kognitif Ringan Kognitif Berat
n % n % n %
15-20 tahun 12 15 4 5 0 0
21-30 tahun 13 16,3 6 7,5 0 0
31-40 tahun 12 15 7 8,8 0 0
41-50 tahun 6 7,5 8 10 0 0
51-55 tahun 2 2,5 10 12,5 0 0
Total 45 56,3 35 43,8 0 0

Tabel diatas menunjukkan bahwa yang mengalami gangguan fungsi


usia 15-20 tahun dengan fungsi kognitif ringan berjumlah 6 orang
kognitif normal berjumlah 12 orang (7,5%). Usia 31-40 tahun dengan
(15%) sedangkan yang mengalami fungsi kognitif normal berjumlah 12
gangguan fungsi kognitif ringan orang (15%) sedangkan yang
berjumlah 4 orang (5%). Usia 21-30 mengalami gangguan fungsi kognitif
tahun dengan fungsi kognitif normal ringan berjumlah 7 orang (8,8%). Usia
berjumlah 13 orang (16,3%) sedangkan 41-50 tahun dengan fungsi kognitif

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


8

normal berjumlah 6 orang (7,5%) fungsi kognitif normal berjumlah 2


sedangkan yang megalami gangguan orang (2,5%) dan yang mengalami
fungsi kognitif ringan berjumlah 8 gangguan fungsi kognitif ringan
orang (10%). Usia 51-55 tahun dengan berjumlah 10 orang (12,5%).

7. Gambaran fungsi kognitif pasien skizofrenia rawat jalan berdasarkan


tingkat pendidikan
Tabel 7 Gambaran fungsi kognitif pasien skizofrenia rawat jalan
berdasarkan tingat pendidikan
Tingkat Fungsi Kognitif
Pendidikan Normal Gangguan Fungsi Gangguan Fungsi
Kognitif Ringan Kognitif Berat
n % n % n %
SMP 13 16,3 26 32,5 0 0
SMA 32 40 9 11,3 0 0
Total 45 56,3 35 43,8 0 0

Tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan SMA dengan fungsi


tingkat pendidikan SMP dengan fungsi kognitif normal berjumlah 32 orang
kognitif normal berjumlah 13 orang (40%) dan yang mengalami gangguan
(16,3%) dan yang mengalami fungsi kognitif ringan berjumlah 9
gangguan fungsi kognitif ringan orang (11,3%).
berjumlah 26 orang (32,5%) sedangkan

8. Gambaran fungsi kognitif pasien skizofrenia rawat jalan berdasarkan


pekerjaan
Tabel 8 Gambaran fungsi kognitif pasien skizofrenia rawat jalan
berdasarkan pekerjaan
Fungsi Kognitif
Pekerjaan Normal Gangguan Fungsi Gangguan Fungsi
Kognitif Ringan Kognitif Berat
n % n % n %
Bekerja 24 30 12 15 0 0
Tidak 21 26,3 23 28,8 0 0
bekerja
Total 56,3 35 43,8 0 0

Tabel diatas menunjukkan bahwa sedangkan yang tidak bekerja dengan


yang pasien skizofrenia rawat jalan fungsi kognitif normal berjumlah 21
bekerja dengan fungsi kognitif normal orang (26,3%) dan yang mengalami
berjumlah 24 orang (30%) dan yang gangguan fungsi kognitif ringan
mengalami gangguan fungsi kognitif berjumlah 23 orang (28,8%).
ringan berjumlah 12 orang (15%)

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


9

9. Perbedaan fungsi kognitif pasien skizofrenia dengan jenis pemberian


obat haloperidol dan risperidon
Tabel 9 Perbedaan fungsi kognitif pasien skizofrenia dengan jenis pemberian obat

Jenis Fungsi Kognitif


Pemberian Nilai P
Obat Normal Gangguan Fungsi Gangguan Fungsi
Kognitif Ringan Kognitif Berat

n % n % n %
Haloperidol 12 15 28 35 0 0 0,001
Risperidon 33 41,3 7 8,8 0 0
Total 45 56,3 35 43,8 0 0
Tabel diatas menunjukkan bahwa kognitif ringan berjumlah 7 orang
pasien skizofrenia rawat jalan dengan (8,8%).
jenis pemberian obat haloperidol Hasil analisis uji statistik pada
dengan fungsi kognitif normal tabel diatas menggunakan chi square
berjumlah 12 orang (15%) dan yang diperoleh nilai p sebesar 0,001 dengan
mengalami gangguan fungsi kognitif α = 0,05 maka p < 0,05. Maka dapat
ringan berjumlah 28 orang (35%) disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
sedangkan jenis pemberian obat bermakna antara fungsi kognitif pasien
risperidon dengan fungsi kognitif skizofrenia dengan pemberian obat
normal berjumlah 45 orang (56,3%) haloperidol dan risperidon di RSJ Prof.
dan yang mengalami gangguan fungsi Dr. M. Ildrem Medan.

PEMBAHASAN

Skizofrenia merupakan Antipsikotik merupakan terapi obat-


gangguan jiwa kronis yang memiliki obatan pertama yang efektif untuk
gejala-gejala positif seperti halusinasi mengobati skizofrenia. Terdiri atas dua
dan delusi. Gejala-gejala negatif seperti golongan yakni antipsikotik tipikal
kehilangan rasa senang, penarikan diri contohnya haloperidol dan antipsikotik
dari sosial, miskin pikiran dan pidato, atipikal contohnya risperidon.9
serta memiliki afek yang datar. Pasien Hasil analisis uji statistik pada
skizofrenia dapat mengalami penelitian ini menyimpulkan bahwa
penurunan fungsi kognitif diantaranya terdapat perbedaan fungsi kognitif
kesulitan mempertahankan memori, pasien skizofrenia rawat jalan dengan
perhatian, gangguan keterampilan pemberian obat haloperidol dan
motorik, fungsi eksekutif dan risperidon di RSJ Prof. Dr. M. Ildrem
2
penurunan kecerdasan. Fungsi kognitif Medan dengan nilai P=0,001. Hasil
merupakan kemampuan untuk penelitian ini sejalan dengan penelitian
mengenal atau mengetahui suatu benda, yang dilakukan oleh Harvey PD dkk
keadaan atau situasi yang dikaitkan tentang perbandingan haloperidol dan
dengan pengalaman, pembelajaran dan risperidon terhadap fungsi kognitif
kapasitas inteligensi seseorang.7 dengan jumlah sampel 338 pasien

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


10

skizofrenia dengan perbandingan 169 Secara umum fungsi kognitif


pasien mendapatkan terapi haloperidol pasien skizofrenia rawat jalan di RSJ
dan 169 pasien lagi mendapatkan terapi Prof. Dr. M. Ildrem Medan lebih
risperidon, diperoleh hasil bahwa banyak yang normal yaitu 56,3%
terdapat perbedaan yang signifikan daripada yang mengalami gangguan
antara haloperidol dan risperidon kognitif. Hasil penelitian ini sesuai
dengan fungsi kognitif (p=0,03).15 dengan penelitian yang dilakukan oleh
Berdasarkan penggunaan obat Hardaetha yang menyebutkan bahwa
haloperidol didapatkan bahwa jumlah pasien skizofrenia dapat mengalami
pasien skizofrenia rawat jalan yang gangguan kognitif sebesar 40-60%.14
mengalami gangguan fungsi kognitif Namun ada beberapa teori yang
lebih banyak yaitu 70% daripada menyebutkan bahwa pasien skizofrenia
pasien dengan fungsi kognitif normal. yang mengalami gangguan fungsi
Hal ini sesuai dengan teori yang kognitif secara umum berkisar 75%.2
menyebutkan bahwa haloperidol dapat Hal ini sesuai jika dibandingkan
menyebabkan penurunan fungsi dengan penelitian yang dilakukan oleh
10
kognitif. Haloperidol dapat Amin MM yang menyebutkan bahwa
menurunkan senyawa neurothropin jumlah pasien skizofrenia yang
yaitu BDNF, NGF, dan NT-3 yang mengalami gangguan fungsi kognitif
fungsinya sebagai pelindung saraf dan ringan mencapai 56,5%.16 Hal ini
memperbaiki kognitif. Haloperidol kemungkinan berhubungan dengan
menginduksi apoptosis pada substansia tingkat pendidikan pasien karena
nigra korteks serebri dengan cara pasien skizofrenia yang dijadikan
peningkatan radikal bebas akibat sampel adalah pasien skizofrenia
penurunan senyawa neurotrophin dengan latar belakang pendidikan SMP
sehingga dapat memicu kerusakan dan SMA sedangkan penelitian yang
DNA pada mitokondria, akibatnya dilakukan oleh beberapa peneliti
terjadi peningkatan kadar P53. Ketika mengambil sampel dengan latar
P53 mencapai threshold maka sel belakang tingkat pendidikan SD dan
neuron pun akan apoptosis dan tidak berpendidikan. Reverger MJ
menyebabkan kerusakan pada menyebutkan bahwa terdapat hubungan
substansia nigra, hal inilah yang diduga antara tingkat pendidikan dengan
memicu terjadinya penurunan fungsi fungsi kognitif pasien sizofrenia,
kognitif.13 Berdasarkan penggunaan semakin tinggi pendidikan maka
obat risperidon pada pasien skizofrenia semakin tinggi fungsi kognitif.17
rawat jalan di dapatkan bahwa jumlah Berdasarkan data demografi,
pasien dengan fungsi kognitif normal jumlah pasien skizofrenia berjenis
lebih banyak yaitu 82,5% daripada kelamin laki-laki lebih banyak yaitu
yang mengalami gangguan fungsi 60% daripada perempuan. Hasil ini
kognitif. Hal ini sesuai dengan teori sejalan dengan penelitian yang
yang menyebutkan bahwa risperidon dilakukan oleh Taljera BT dkk yang
dapat memperbaiki fungsi kognitif.11 menyebutkan bahwa pasien skizofrenia
Risperidon dapat meningkatkan berjenis kelamin laki-laki lebih banyak
senyawa neurothropin yang fungsinya yaitu 54%, Saleh AI juga menyebutkan
untuk memperbaiki fungsi kognitif.13 bahwa pasien skizofrenia berjenis
kelamin laki-laki lebih banyak yaitu

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


11

60,4%, dan penelitian yang dilakukan pasien skizofrenia yang tidak bekerja
oleh Amin MM juga menyebutkan lebih banyak yaitu 69,7% dan Fresan
bahwa pasien skizofrenia berjenis dkk juga menyebutkan bahwa pasien
kelamin laki-laki lebih banyak yaitu skizofrenia yang tidak bekerja lebih
62,5%.2,26,18 Hasil ini sesuai dengan banyak yaitu 57,5%.20,21 Mallet R dkk
teori yang menyebutkan bahwa awitan menjelaskan bahwa terdapat hubungan
penyakit skizofrenia terjadi lebih dini yang bermakna antara status pekerjaan
pada pria daripada perempuan.3 dengan timbulnya skizofrenia.22 Bergh
Cordosa dkk juga menyebutkan bahwa OVD dkk menjelaskan bahwa orang
laki-laki lebih beresiko untuk yang tidak bekerja akan lebih mudah
menderita skizofrenia dibandingkan menjadi stres karena berhubungan
perempuan karena perempuan lebih dengan tingginya kadar hormon stres
menerima situasi kehidupan daripada atau katekolamin dan mengakibatkan
laki-laki.19 Berdasarkan rentang usia, ketidakberdayaan sedangkan orang
usia 21-30 tahun dan 31-40 tahun lebih yang bekerja memiliki rasa optimis
banyak yang mengidap skizofrenia terhadap masa depan dan lebih
yaitu masing-masing 23,8% daripada memiliki semangat hidup yang lebih
kelompok usia lainnya. Hasil ini besar daripada yang tidak bekerja.23
sejalan dengan penelitian yang Berdasarkan jenis kelamin,
dilakukan oleh Taljera BT dkk yang perempuan lebih banyak yang
menyebutkan bahwa usia 18-40 tahun mengalami gangguan fungsi kognitif
lebih banyak yang mengidap yaitu 27,5% daripada laki-laki. Hasil
skizofrenia yaitu 77% dan Saleh AI penelitian ini sejalan dengan penelitian
juga menyebutkan bahwa rentang usia yang dilakukan oleh Wu MS dkk yang
25-34 lebih banyak yaitu 24,4%.2,18 menyebutkan bahwa perempuan lebih
Hasil ini sesuai dengan teori yang banyak yang mengalami gangguan
menyebutkan bahwa usia puncak fungsi kognitif yaitu 29,6%.24 Hasil ini
awitan pria adalah usia 8 sampai 25 tidak sesuai jika dibandingkan dengan
tahun dan perempuan usia 25 sampai teori yang menyebutkan bahwa laki-
35 tahun sedangkan awitan usia lebih laki lebih cenderung mengalami
dari 50 tahun jarang terjadi.3 hendaya akibat gejala negatif daripada
Berdasarkan tingkat pendidikan, SMA perempuan dan perempuan lebih
lebih banyak yang menderita cenderung memiliki fungsi sosial yang
skizofrenia yaitu 51,3% daripada SMP. lebih baik, hasil akhir dari penelitian
Hasil ini sejalan dengan penelitian biasanya pasien skizofrenia perempuan
yang dilakukan oleh Amin MM yang lebih baik daripada laki-laki.3
menyebutkan bahwa pasien skizofrenia Berdasarkan rentang usia, pasien
dengan tingkat pendidikan SMA lebih skizofrenia usia 51-55 tahun lebih
banyak yaitu 55,5% dibandingkan banyak yang mengalami gangguan
tingkat pendidikan lainnya.16 kognitif yaitu 12,5% daripada
Berdasarkan pekerjaan, pasien kelompok usia lainnya. Hasil ini sesuai
skizofrenia yang tidak bekerja lebih dengan penelitian Freidl dkk dan
banyak yaitu 55% daripada yang Sengupta P dkk yang menyebutkan
bekerja. Hasil penelitian ini sejalan bahwa semakin bertambah usia yakni
dengan penelitian yang dilakukan oleh 50 tahun ke atas lebih rentan untuk
Hudiya IF yang menyebutkan bahwa mengalami gangguan kognitif daripada

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


12

usia muda.25,26 Berdasarkan tingkat baik.17 Berdasarkan pekerjaan, pasien


pendidikan, SMP lebih banyak yang skizofrenia yang tidak bekerja lebih
mengalami gangguan kognitif yaitu banyak yang mengalami gangguan
32,5% daripada tingkat pendidikan kognitif yaitu 28,8% daripada yang
SMA. Hasil penelitian ini sesuai bekerja. Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh dengan penelitian yang dilakukan oleh
Amin MM yang menyebutkan bahwa Sengupta P dkk yang menyebutkan
tingkat pendidikan SMP lebih banyak bahwa yang tidak bekerja lebih banyak
yang mengalami gangguan kognitif yang mengalami gangguan fungsi
yaitu 16%.16 Reverger MJ juga kognitif yaitu 10,5%.26 Selama suatu
menyebutkan bahwa tingkat porsi waktu sejak masa awitan terdapat
pendidikan yang semakin tinggi disfungsi beberapa area di otak yang
berkaitan dengan meningkatnya fungsi menyebabkan pasien skizofrenia tidak
kognitif pasien skizofrenia. Pendidikan dapat bekerja dengan baik dan hal ini
yang tinggi menunjukkan premorbid berkaitan dengan adanya gangguan
yang lebih baik, sehingga fungsi kognitif.3
menghasilkan keluaran yang lebih

DAFTAR PUSTAKA treatment of physical health problem


among people with schizophrenia:
1. Becker AE, Kleinmann A. Global national cross-sectional study.
health mental and the global agenda. BJPsych. 2014; 205: p.473-7.
N ENGL J MED. 2013; 369(1): 7. Wreksoatmodjo BR. Aktivitas
p.66-72. kognitif mempengaruhi fungsi
2. Talreja BT, Shah S, Katarina L. kognitif lanjut usia di Jakarta.
Cognitive function in schizophrenia Bagian Neurologi Fakultas
and its association with sosio- Kedokteran Universitas Atmajaya.
demographics factors. Ind 2015; 24 (1): p.7-13.
Psychiatry J. 2013; 22: p.47-53. 8. Muzamil MS, Afriwardi, Martini
3. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & RD. Hubungan antara tingkat
sadock buku ajar psikiatri aktivitas fisik dengan fungsi kognitif
klinis,ed.2. EGC; 2010. p.147-88. pada usila di Kelurahan Jati
4. Kementerian kesehatan RI. Badan Kecamatan Padang Timur. Jurnal
penelitian dan pengembangan Kesehatan Andalas. 2014; 3(2):
kesehatan kementerian kesehatan RI p.202-5.
2013. Bakri Husada; 2007. 9. Jarut YM, Fatimawati, Wiyono WL.
http://www.litbang.depkes.go.id. Tinjauan pemberian antipsikotik
5. Nandianti IN, Yaunin Y, Nurhajjah. pada pengobatan skizofrenia di
Efek electro convulsive theraphy Rumah Sakit Prof. Dr. V. L.
(ECT) terhadap daya ingat pasien Ratumbuysang Manado Periode
skizofrenia di RSJ. Prof. HB. Januari 2013-Maret 2013.
Sa’anin Padang. Jurnal Kesehatan PHARMACON Jurnal Ilmiah
Andalas. 2015; 4(3): p.883-8. Farmasi UNSRAT. 2013; 2(3):
6. Crawford MJ, Jayakumar S, p.54-7.
Lemmey SJ, Zalewska K, Patel MX, 10. Babin SL, Hood AJ, Wassef AA,
Cooper SJ, dkk. Assessment and Williams NG, Patel SS, Sereno AB.

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


13

Effects of haloperidol on cognition long-term trial. Am J Psychiatry.


in schizophrenia patients depend on 2005: 162(10): p.1888-95.
baseline performance: a saccadic 16. Amin MM. Gambaran jenis
eye movement study. Progress in kelamin, usia, latar belakang,
Neuro-Psychopharmacology & pendidikan, dan durasi penyakit
Biological Psychiatry. 2011; 35: terhadap fungsi kognitif pasien
p.1753-64. skizofrenik [dissertation]. Program
11. Matsuda Y, Sato S, Iwata K, Pendidikan Dokter Spesialis
Furukawa S, Hatsuse N, Watanabe Psikiatri. Fakultas Kedokteran
Y, dkk. Effect of risperidone and Universitas Sumatera Utara; 2011.
aripiprazole on neurocognitive 17. Reverger JM. Perbandingan
rehabilitation for schizophrenia. performa fungsi pasien skizofrenia
Psychiatry and Clin Neurosci. 2014; yang mendapat terapi tunggal
68: p.425-31. dengan terapi kombinasi
12. Takeuchi H, Suzuki T, Remington antipsikotika di Rumah Sakit Cipto
G, Bies RR, Abe T, Guerrero AG, Mangunkusumo (periode desember
dkk. Effects of risperidone and 2011-mei 2012) [dissertation].
olanzapine dose reduction on Program Pendidikan Dokter
cognitive function in stable patients Spesialis 1 Bidang Studi Ilmu
with schizophrenia: an open-label Kedokteran Jiwa. Universitas
renadomized, controlled, pilot study. Indonesia; 2012.
Oxford University Press on behalf 18. Saleh AI. Sociodemographic factors
of the Maryland Psychiatric of schizophrenia in basra. Zanco J
Research Center. 2013; 39(5): Med Sci. 2011; 15(2): p.15-20.
p.993-8. 19. Cordosa SC, Caraffa TW, Bandeira
13. Nandra KS, Agius M. The M, Siquera LA, Abrew SM, Fonseca
difference between typical and JP. Factor’s associated with low
atypical antipsychotics: the effects quality of life in schizophrenia. Rio
on neurogenesis. Psychiatria de Jeneiro. 2005; 21(5).
Danubia. 2012; 24(1): p.95-9. 20. Hudiya IF. Hubungan antara fungsi
14. Herdaetha A. Keefektifan terapi kognitif dengan fungsi sosial pasien
remediasikognitif dengan bantuan skizofrenia [dissertation]. Program
komputer terhadap disfungsi Pendidikan Dokter. Fakultas
kognitif pada pasien skizofrenia Kedokteran Universitas
kronis di panti rehabilitasi Budi Muhammadiyah Yogyakarta; 2015.
Makarti Boyolali [dissertation]. 21. Fresan A, Sandoval CF, Juarez F,
Program Pendidikan Dokter Loyzaga C, Meyenberg N, Anaya
Spesialis Psikiatri. Fakultas MG, dkk. Sociodemographic
Kedokteran Universitas Sebelas features related to violent behavior
Maret; 2009. in schizophrenia. Actas Esp
15. Harvey PD, Rabinowitz J, Psiquiatr. 2005; 33(3): p.188-93.
Eerdekens M, Davidson M. 22. Mallet R, Leff J, Bhugra D, Pang D,
Treatment of cognitive impairment Zhao JH. Social environment,
in early psychosis: a comparison of ethnicity and schizophrenia. Soc
risperidon and haloperidol in a large Psychiatrhy Epidemiol. 2002; 37(7):
p.329-35

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


14

23. Bergh OVD. Stress at work, in


Singleton WT and Dirkx J (eds)
Egronomic, health and safety,
perspectives for the nineties,
University Press, Leuven, 1991.
24. Wu MS, Lan TH, Chen CM, Chiu
HC, Lan TY. Socio-demograph and
health related factors associated
with cognitive impairment in the
elderly in taiwan. BMC Public
Health. 2011; 11(22): p.1-8.
25. Freidl W, Schmidt R, Stronegger
WJ, Irmler A, Reinhart B, Koch M.
Mini mental state examination:
influence of sociodemographic,
environmental and behavioral
factors, and vascular risk factors. J
Clin Epidemiol. 1996; 49(1), p.73-8.
26. Sengupta P, Benjamin AI, Singh
Yashpal, Grover A. Prevalence and
correlates of cognitive impairment
in a north indian elderly population.
WHO Shouth-East Asia Journal of
Public Health. 2014; 3(2): p.135-43

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai