Abstrak
Latar Belakang: Skizofrenia merupakan gangguan jiwa kronis. Pasien
skizofrenia dapat mengalami penurunan fungsi kognitif. Antipsikotik merupakan
terapi obat-obatan yang efektif untuk mengobati skizofrenia. Antipsikotik terdiri
atas dua golongan yaitu antipsikotik tipikal seperti haloperidol dapat
menyebabkan penurunan fungsi kognitif dan antipsikotik atipikal seperti
risperidon dapat menyebabkan perbaikan fungsi kognitif.
Tujuan: untuk mengetahui perbedaan fungsi kognitif pasien skizofrenia rawat
jalan dengan pemberian obat haloperidol dan risperidon di RSJ Prof. Dr. M.
Ildrem Medan yang dilaksanakan sejak Agustus sampai Oktober 2016.
Metode: analitik kategorik dengan menggunakan desain cross sectional. Data
MMSE yang diperoleh dari 80 sampel kemudian dilakukan analisa dengan uji
Chi-Square.
Hasil: Hasil uji Chi-Square menunjukkan bahwa terdapat perbedaan fungsi
kognitif yang signifikan antara pemberian obat haloperidol dan risperidon dengan
nilai p = 0,001 (< ).
Kesimpulan: Fungsi kognitif pasien skizofrenia yang menggunakan risperidon
lebih bagus daripada haloperidol.
Kata kunci: Skizofrenia, Fungsi Kognitif, MMSE, Haloperidol, dan
Risperidon.
1
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
2
Abstract
Background: Schizophrenia is a chronic mental disorder. Schizophrenic patients
may experience cognitive decline. Antipsychotic drugs therapy is effective for
treating schizophrenia. Antipsychotics consist of two groups, which are the typical
antipsychotic such as haloperidol may cause a decline in cognitive function and
atypical antipsychotics such as risperidone may lead to improvements in cognitive
function.
Objective: To determine the differences in cognitive functioning of patients with
schizophrenia outpatients with drugs delivery haloperidol and risperidone in RSJ
Prof. Dr. M. Ildrem Medan conducted from August to October 2016.
Methods: categorical analytic using cross sectional design. MMSE Data obtained
from 80 samples were then analyzed by Chi-Square test.
Results: The Chi-Square test showed that there are significant differences in
cognitive function between the administration of drugs haloperidol and
risperidone with p = 0.001 (< ).
Conclusion: Cognitive function of patients with schizophrenia who received
risperidone better than haloperidol.
Keywords: Schizophrenia, Cognitive Function, MMSE, haloperidol, and
risperidone.
rata 20 tahun lebih awal dari mereka pada tahun 2013 yang paling banyak
yang tidak memiliki kondisi ini.5 Survei digunakan pada terapi tunggal adalah
dari data rekam medik yang diperoleh risperidon sebanyak 30 penderita
dari RSJ Prof. HB. Sa’anin Padang (21,1%). Sedangkan pada terapi
menyatakan jumlah pasien yang kombinasi yang paling banyak
berobat pada tahun 2011 adalah 23.870 digunakan adalah haloperidol-
orang rawat jalan, 9.483 (39,73%) klorpromazin sebanyak 33 penderita
diantaranya adalah pasien skizofrenia (23,2%).9
dan dari 1.573 pasien rawat inap, 812 Pemberian dosis sekitar 6-12
(51,62%) diantaranya adalah pasien mg/hari haloperidol menunjukkan
skizofrenia.6 perbaikan klinis yang optimal pada
Skizofrenia merupakan gangguan pasien skizofrenia. Pemberian dosis
jiwa kronis yang memiliki gejala-gejala lebih dari 10 mg/hari dapat
positif seperti halusinasi dan delusi. menyebabkan penurunan fungsi
Gejala-gejala negatif seperti kehilangan kognitif sedangkan dosis yang lebih
rasa senang, penarikan diri dari sosial, tinggi, yakni lebih dari 24 mg
miskin pikiran dan pidato, serta menyebabkan kerusakan kognitif pada
memiliki afek yang datar. Sekitar 75% pasien skizofrenia.10 Antipsikotik
pasien skizofrenia mengalami atipikal seperti risperidon dapat
penurunan kognitif umum yang meningkatkan fungsi kognitif pada
signifikan. Fungsi kognitif yang pasien skizofrenia bila dibandingkan
berpengaruh pada pasien skizofrenia dengan antipsikotik tipikal.11
terutama adalah memori, perhatian, Sebuah penelitian mengenai efek
keterampilan motorik, fungsi eksekutif, risperidon dan olanzapin terhadap
dan kecerdasan.2 fungsi kognitif dilakukan intervensi
Fungsi kognitif merupakan terhadap dua kelompok. Kedua
kemampuan untuk mengenal atau kelompok tersebut sama-sama
mengetahui suatu benda, keadaan atau mendapatkan terapi risperidon dan
situasi yang dikaitkan dengan olanzapin. Kelompok pertama
pengalaman pembelajaran dan diberikan perlakuan penurunan dosis
kapasitas inteligensi seseorang.7,8 obat sedangkan kelompok kedua
Orang-orang dengan fungsi kognitif diberikan perlakuan pemberian dosis
yang lebih rendah cenderung memiliki obat yang tetap. Dari hasil penelitian
pengalaman psikosis dibandingkan tersebut didapatkan bahwa terdapat
dengan mereka yang memiliki fungsi peningkatan fungsi kognitif pada
kognitif yang lebih besar.2 kelompok yang diberikan perlakuan
Terapi untuk pasien skizofrenia penurunan dosis obat.12
terdiri atas terapi somatik dan Terdapat perbedaan mekanisme
psikososial. Terapi somatik yakni kerja obat haloperidol dan risperidon
dengan menggunakan antipsikotik. dalam mempengaruhi fungsi kognitif.
Antipsikotik merupakan terapi obat- Mekanisme kerja obat tersebut
obatan pertama yang efektif untuk berhubungan dengan senyawa
mengobati skizofrenia. Ditinjau dari neurotrophin. Haloperidol dapat
jenis antipsikotik yang digunakan pada menurunkan neurothropin sedangkan
penderita skizofrenia di Rumah Sakit sebaliknya, risperidon dapat
Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Manado meningkatkan neurothropin. Senyawa
HASIL
1. Distribusi data demografi sampel
Tabel 1 Distribusi data demografi sampel
Data Demografi n %
a. Jenis kelamin
48 60
Laki-laki
32 40
Perempuan
b. Usia
15-20 tahun 16 20
51-55 tahun 12 15
c. Pendidikan
SMP 39 48,8
SMA 41 51,3
d. Pekerjaan
Bekerja 36 45
Tidak Bekerja 44 55
Tabel diatas menunjukkan bahwa rentang usia paling sedikit adalah 51-
sampel laki-laki lebih banyak dengan 55 tahun dengan jumlah 12 orang
jumlah 48 orang (60%) dan perempuan (15%). Berdasarkan tingkat
32 orang (40%). Berdasarkan rentang pendidikan, sampel dengan tingkat
usia, sampel dengan rentang usia 21-30 pendidikan SMA lebih banyak dengan
tahun dan 31-40 tahun lebih banyak jumlah 41 orang (51,3%) dan tingkat
dengan jumlah usia 21-30 orang 19 pendidikan SMP 39 orang (48,8%).
orang (23,8%) dan usia 31-40 tahun Berdasarkan pekerjaan, sampel yang
dengan jumlah 19 orang (23,8%), usia tidak bekerja lebih banyak dengan
15-20 tahun 16 orang (20%), usia 41- jumlah 44 orang (55%) dan yang
50 tahun 14 orang (17,5%), dan jumlah bekerja 36 orang (45%).
n % n % n %
Haloperidol 12 15 28 35 0 0 0,001
Risperidon 33 41,3 7 8,8 0 0
Total 45 56,3 35 43,8 0 0
Tabel diatas menunjukkan bahwa kognitif ringan berjumlah 7 orang
pasien skizofrenia rawat jalan dengan (8,8%).
jenis pemberian obat haloperidol Hasil analisis uji statistik pada
dengan fungsi kognitif normal tabel diatas menggunakan chi square
berjumlah 12 orang (15%) dan yang diperoleh nilai p sebesar 0,001 dengan
mengalami gangguan fungsi kognitif α = 0,05 maka p < 0,05. Maka dapat
ringan berjumlah 28 orang (35%) disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
sedangkan jenis pemberian obat bermakna antara fungsi kognitif pasien
risperidon dengan fungsi kognitif skizofrenia dengan pemberian obat
normal berjumlah 45 orang (56,3%) haloperidol dan risperidon di RSJ Prof.
dan yang mengalami gangguan fungsi Dr. M. Ildrem Medan.
PEMBAHASAN
60,4%, dan penelitian yang dilakukan pasien skizofrenia yang tidak bekerja
oleh Amin MM juga menyebutkan lebih banyak yaitu 69,7% dan Fresan
bahwa pasien skizofrenia berjenis dkk juga menyebutkan bahwa pasien
kelamin laki-laki lebih banyak yaitu skizofrenia yang tidak bekerja lebih
62,5%.2,26,18 Hasil ini sesuai dengan banyak yaitu 57,5%.20,21 Mallet R dkk
teori yang menyebutkan bahwa awitan menjelaskan bahwa terdapat hubungan
penyakit skizofrenia terjadi lebih dini yang bermakna antara status pekerjaan
pada pria daripada perempuan.3 dengan timbulnya skizofrenia.22 Bergh
Cordosa dkk juga menyebutkan bahwa OVD dkk menjelaskan bahwa orang
laki-laki lebih beresiko untuk yang tidak bekerja akan lebih mudah
menderita skizofrenia dibandingkan menjadi stres karena berhubungan
perempuan karena perempuan lebih dengan tingginya kadar hormon stres
menerima situasi kehidupan daripada atau katekolamin dan mengakibatkan
laki-laki.19 Berdasarkan rentang usia, ketidakberdayaan sedangkan orang
usia 21-30 tahun dan 31-40 tahun lebih yang bekerja memiliki rasa optimis
banyak yang mengidap skizofrenia terhadap masa depan dan lebih
yaitu masing-masing 23,8% daripada memiliki semangat hidup yang lebih
kelompok usia lainnya. Hasil ini besar daripada yang tidak bekerja.23
sejalan dengan penelitian yang Berdasarkan jenis kelamin,
dilakukan oleh Taljera BT dkk yang perempuan lebih banyak yang
menyebutkan bahwa usia 18-40 tahun mengalami gangguan fungsi kognitif
lebih banyak yang mengidap yaitu 27,5% daripada laki-laki. Hasil
skizofrenia yaitu 77% dan Saleh AI penelitian ini sejalan dengan penelitian
juga menyebutkan bahwa rentang usia yang dilakukan oleh Wu MS dkk yang
25-34 lebih banyak yaitu 24,4%.2,18 menyebutkan bahwa perempuan lebih
Hasil ini sesuai dengan teori yang banyak yang mengalami gangguan
menyebutkan bahwa usia puncak fungsi kognitif yaitu 29,6%.24 Hasil ini
awitan pria adalah usia 8 sampai 25 tidak sesuai jika dibandingkan dengan
tahun dan perempuan usia 25 sampai teori yang menyebutkan bahwa laki-
35 tahun sedangkan awitan usia lebih laki lebih cenderung mengalami
dari 50 tahun jarang terjadi.3 hendaya akibat gejala negatif daripada
Berdasarkan tingkat pendidikan, SMA perempuan dan perempuan lebih
lebih banyak yang menderita cenderung memiliki fungsi sosial yang
skizofrenia yaitu 51,3% daripada SMP. lebih baik, hasil akhir dari penelitian
Hasil ini sejalan dengan penelitian biasanya pasien skizofrenia perempuan
yang dilakukan oleh Amin MM yang lebih baik daripada laki-laki.3
menyebutkan bahwa pasien skizofrenia Berdasarkan rentang usia, pasien
dengan tingkat pendidikan SMA lebih skizofrenia usia 51-55 tahun lebih
banyak yaitu 55,5% dibandingkan banyak yang mengalami gangguan
tingkat pendidikan lainnya.16 kognitif yaitu 12,5% daripada
Berdasarkan pekerjaan, pasien kelompok usia lainnya. Hasil ini sesuai
skizofrenia yang tidak bekerja lebih dengan penelitian Freidl dkk dan
banyak yaitu 55% daripada yang Sengupta P dkk yang menyebutkan
bekerja. Hasil penelitian ini sejalan bahwa semakin bertambah usia yakni
dengan penelitian yang dilakukan oleh 50 tahun ke atas lebih rentan untuk
Hudiya IF yang menyebutkan bahwa mengalami gangguan kognitif daripada