perkembangan yang pertama ini, yaitu : (a) adanya ketergantungan biologis terhadap ibu, dimana anak tidak mengetahui bahwa dirinya terpisah dengan orang lain ; (b) Anak membutuhkan hubungan yang memuaskan, dan ibu dianggap sebagai pemuas dari luar ; (c) Tahap objek-tetap, dimana citra ibu tetap ada, walau ibu tidak hadir ; (d) Pre odipus atau tahap memeluk, yang ditandai dengan anak mendominasi objek yang dicintainya ; (e) Tahap Odipus-Falis, yang ditandai dorongan mempunyai orangtua lain jenis dan bersaing dengan orangtua sejenis ; (f) Fase laten, yang ditandai dengan menurunnya dorongan, adanya transfer libido ke teman dan figur otoritas ; (g) Fase pra adolesen, yang ditandai dengan kembalinya kebutuhan hubungan yang memuaskan dengan objek yang dicintai ; (h) Fase adolesen, yang ditandai dengan adanya cita-cita untuk berjuang secara mandiri, memutus cinta dengan orangtua, dan kebutuhan kepuasan seksual. 2. Dari Mengisap menjadi Makan Makanan Keras. Ada enam tahap dalam garis perkembangan ini, yaitu : (a) Anak disusui secara teratur sesuai kebutuhan ; (b) Anak disapih dari susu, walau mengalami kesulitan untuk makan masakan gres ; (c) Anak dilatih untuk makan sendiri, tanpa disuapi ; (d) Anak mulai makan sendiri ; (e) Anak membentuk perilaku terhadap makanan, yaitu takut menjadi gemuk lantaran makan (f) Anak bahagia makan dengan mempunyai kebiasaan makan yang ditentukan sendiri. 3. Dari Ngompol menjadi Dapat Mengendalikan Urinasi atau Defakasi. Ada empat tahap dalam garis perkembangan ini, yaitu : (a) Anak bebas membuang kotoran badan ; (b) Fase Anal, dimana anak menolak kendali orang lain dalam hal membuang kotoran badan ; (c) Anak mengidentifikasi dengan hukum orangtua, dengan mengendalikan sendiri pembuangan kotoran ; (d) Anak mulai peduli dengan kebersihan, tanpa tekanan orangtua, lantaran ego dan superego mengendalikan dorongan anal secara otonom. 4. Dari Tidak Bertanggung Jawab menjadi Bertanggung jawab Mengatur Tubuh. Ada tiga tahap dalam garis perkembangan ini, yaitu : (a) Dorongan aksi diubah dari diri sendiri menjadi ke dunia luar ; (b) Ego anak semakin memahami prinsip lantaran akibat, bisa meredakan cita-cita yang berbahaya, dan mengenali ancaman eksternal ; (c) Anak dengan sukarela mendapatkan hukum kesehatan, menolak masakan yang tidak sehat, menjaga kebersihan tubuh, dan melatih kebugaran tubuh. 5. Dari Egosentrik menjadi Kerjasama. Ada empat tahap dalam garis perkembangan ini, yaitu : (a) Anak mementingkan diri sendiri dan memandang orang lain tidak ada atau hanya sebagai pengganggu ; (b) Anak lain di sekitarnya dipandang sebagai benda mati, yang sanggup diperlakukan bergairah tanpa tanggung jawab ; (c) Anak kecil di dekatnya dianggap sebagai teman untuk mengerjakan sesuatu ; (d) Anak memandang teman sebagai orang yang sederajat, menyerupai mempunyai cita-cita sendiri, sanggup dihormati, ditakuti, dijadikan saingan, dicintai, dibenci, atau ditiru. 6. Dari Tubuh menjadi Mainan, dan dari Bermain menjadi Bekerja. Ada lima tahap dalam garis perkembangan ini, yaitu : (a) Mainan seorang anak yakni perasaan tubuh, kepekaan jari, kulit, mulut, dimana bayi belum sanggup membedakan badan sendiri dengan badan ibu ; (b) Anak memindahkan sensasi badan ibu ke objek yang lembut, menyerupai beruang mainan atau sarung bantal ; (c) Anak memeluk objek yang lembut dan menyenangi barang yang lembut ; (d) Anak merasa puas menuntaskan suatu kegiatan dan mencapai prestasi ; (e) Anak sanggup menahan dorongan dalam dirinya.