Anda di halaman 1dari 14

GADJAH MADA JOURNAL OF PROFESSIONAL PSYCHOLOGY

VOLUME 2, NO. 2, 2016: 116-129


ISSN: 2407-7801

Efektivitas Remediasi Kognitif terhadap Perbaikan Fungsi Kognitif


pada Penderita Skizofrenia Rawat Inap
di Rumah Sakit Jiwa A di Yogyakarta

Weni Susilo Rini1 & M. Noor Rochman Hadjam2


Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada

Abstract. The aim of this reasearch to evaluate the effectiveness of cognitive remediation
therapy in improving cognitive function of schizophrenia inpatient. This research was a
quasi experimental with untreated control group design with dependent pretest and
posttest. Fourteen schizophrenic inpatients were assigned to either a cognitive
remediation group (n=7) or a control group (n=7). Cognitive dysfunctions were assessed
using validated Indonesian version of Cognitive Assessment Interview (CAI). The
intervention consisted of 12 sessions in 3 weeks, and was conducted in groups. Result
Cognitive training group showed significant improvements in attention(effect size 0.65),
working memory (effect size 0.68) and processing speed (effect size 0.61)after the
intervention compared to the control group, but no significant improvement in global
cognitive function. Conclusion the research suggests that cognitive remediation is not
effective to improve global cognitive function and effective to improve attention, working
memory and processing speed in hospitalized schizophrenic patients.

Keywords: cognitive, cognitive remediation, schizophrenia

Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai efektivitas terapi remediasi kognitif
dalam meningkatkan fungsi kognitif pada penderita skizofrenia rawat inap. Penelitian ini
merupakan eksperimen kuasi dengan desain untreated control group design with dependent
pretest and posttest. Penderita skizofrenia sebanyak 14 orang dibagi ke dalam kelompok
eksperimen (N=7) dan kontrol (N=7). Fungsi kognitif dinilai dengan Cognitive Assessment
Interview (CAI) versi Indonesia yang telah divalidasi. Intervensi dilakukan dalam 12 kali
pertemuan dalam waktu 3 minggu dan dilakukan dalam kelompok. Fungsi kognitif
global tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan antara kelompok ekperimen dan
kelompok kontrol. Kelompok eksperimen menunjukkan perbaikan yang bermakna pada
ranah atensi (effect size 0,65), memori kerja (effect size 0,68) dan kecepatan pemrosesan
(effect size 0,61). Kesimpulan dari penelitian ini adalah remediasi kognitif tidak efektif
memperbaiki fungsi kognitif global dan efektif dalam memperbaiki fungsi atensi, memori
dan kecepatan pemrosesan pada penderita skizofrenia rawat inap.

Kata kunci : kognitif, remediasi kognitif, skizofrenia

Skizofrenia terjadi di seluruh dunia hidup sebesar 7,2 per 1000 penduduk
dengan angka kejadian 15,2 per 100.000 (McGrath, Saha, Chant & Welham, 2008).
penduduk dan risiko morbiditas seumur Di Indonesia Riset Kesehatan dasar tahun
1
2013 menemukan fakta bahwa 1,7 per mil
Korespondensi mengenai isi artikel ini dapat dilakukan
melalui : wenisusilorini@mail.ugm.ac.id atau 1–2 orang dari 1000 orang
2 Atau melalui nrochman@ugm.ac.id
mengalami gangguan jiwa berat,

116 E-JURNAL GAMA JPP


RINALDI & RETNOWATI

termasuk skizofrenia. Gangguan jiwa berat relevan pada penderita skizofrenia. Fungsi
terbanyak terjadi di Aceh dan Yogyakarta kognitif ini merupakan indikasi penting
yaitu sebesar 2,7 per mil (Kemenkes RI, terhadap hasil terapi dan fungsi
2013). Prevalensi seumur hidup keseharian penderita skizofrenia (Keefe &
skizofrenia rata–rata mencapai 0,3 – 0,7 % Fenton, 2007). Medalia dan Choi (2009)
meskipun angka tersebut bervariasi menyebutkan bahwa kurang lebih 70–80%
berdasarkan etnis, negara dan geografis penderita skizofrenia mengalami
(APA, 2013). penurunan kognitif jika dibandingkan
Skizofrenia menyebabkan beban dengan populasi normal dan hampir 100%
ekonomi yang besar bagi penderita dan penderita skizofrenia mengalami
keluarganya. Beban ekonomi tersebut penurunan kognitif jika dibandingkan
salah satunya disebabkan oleh menurun- dengan keadaan kognitif premorbid.
nya produktivitas akibat disabilitas Meskipun terdapat pengecualian bahwa
(Chong et al., 2011). Disabilitas pada gangguan memori kerja berhubungan
skizofrenia terutama disebabkan oleh dengan derajad keparahan gejala positif,
gangguan kognitif, disamping faktor – secara keseluruhan kemampuan
faktor lain yaitu keadaan lingkungan neurokognitif tidak berhubungan dengan
(kesempatan, dukungan sosial, stigma, keparahan gejala skizofrenia (Keefe &
kemiskinan), status kesehatan, kapasitas Harvey, 2012). Proyek Measurement and
fungsi, kebugaran fisik dan gejala depresi Treatment Research to Improve Cognition in
(Harvey & Strassnig, 2012). Aspek Schizophrenia (MATRICS) menghasilkan
kognitif ini sangat berperan dalam suatu kesepakatan, ada tujuh ranah
menentukan outcome fungsi penderita penting yang berperan dalam fungsi
dibandingkan gejala skizofrenia. kognitif skizofrenia yaitu memori kerja,
Kemampuan kognitif memegang peran atensi, kecepatan pemrosesan,
penting terhadap fungsi penderita pembelajaran dan memori verbal,
skizofrenia dalam segala aspek kehidupan. pembelajaran dan memori visual,
Gangguan fungsi kognitif pada skizofrenia pertimbangan dan pemecahan masalah,
berhubungan dengan outcome fungsional kognisi sosial.
yaitu hambatan fungsi penderita di Penelitian-penelitian mengenai
masyarakat, kesulitan dalam memecahkan peran penting kognitif terhadap
masalah, penurunan keberhasilan dalam kemampuan fungsi sehari–hari
program rehabilitasi dan menunjukkan hasil yang konsisten.
ketidakmampuan mempertahankan Santosh, Roy & Kundu (2013)
pekerjaan (Keefe & Fenton, 2007). menyebutkan bahwa memori kerja verbal,
Skizofrenia memiliki gambaran kecepatan psikomotor, atensi, fungsi
penurunan kognitif yang relatif stabil dan eksekutif, dan kemampuan verbal
persisten sepanjang perjalanan berkorelasi secara signifikan dengan
penyakitnya. Pada penderita skizofrenia fungsi sosial pasien skizofrenia yang
fase stabil defisit ini masih ada (Barder., meliputi kemampuan rawat diri, okupasi,
Sundet., Rund., Evensen., Haahr., interaksi sosial, dan peran dalam keluarga.
Hegelstad., & Friis, 2013). Penurunan Penelitian mengenai peran kognitif
kognitif merupakan inti dari skizofrenia, terhadap kemampuan fungsi sosial
meskipun gejala positif seperti halusinasi penderita skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa
dan waham merupakan indikator penting A dilakukan oleh (Ardiningrum, 2015) dan
dari penyakit ini. Gangguan fungsi hasil penelitian tersebut menunjukkan
kognitif merupakan gambaran utama dan korelasi antara semua ranah kognitif

E-JURNAL GAMA JPP 117


REMEDIASI KOGNITIF, FUNGSI KOGNITIF, SKIZOFRENIA

dengan kemampuan fungsi sosial pasien pada penderita skizofrenia dapat berupa
skizofrenia (p<0,05). Skor keparahan berbagai macam bentuk latihan yang
kognitif secara global mempunyai bertujuan untuk menentukan ranah
kekuatan korelasi yang kuat dengan kognitif yang menjadi target tumbuhnya
kemampuan fungsi sosial. neuroplastisitas otak (Eack, 2012). Terapi
Penanganan skizofrenia saat ini remediasi kognitif dianggap sebagai
masih menitikberatkan pada pengendalian metode terapi yang lebih aman, sederhana
gejala dan cenderung mengesampingkan dan tidak memerlukan biaya mahal
aspek kognitif (Keefe & Fenton, 2007). Jika dibandingkan dengan terapi farmakologi
dibandingkan gejala psikotik, defisit (Keefe & Harvey, 2012).
kognitif dapat lebih memprediksi Penelitian meta analisis
kemampuan fungsi sosial penderita menunjukkan bahwa remediasi kognitif
skizofrenia (Keefe & Fenton, 2007). dapat memperbaiki kinerja kognitif
Pemberian obat antipsikotika dapat dengan effect size sedang (0.41), fungsi
mengurangi gejala psikotik pada sebagian psikososial dengan effect size yang sedikit
besar penderita skizofrenia namun tidak lebih rendah (0.35) dan perbaikan gejala
banyak membantu pemulihan fungsi dengan effect size yang kecil (0,28)
sosial (Green & Harvey, 2014). Salah satu (McGurk, Twamley, Sitzer, McHugo &
bentuk rehabilitasi kognitif adalah terapi Mueser, 2007). Perbaikan fungsi kognitif
remediasi kognitif. tersebut tidak tergantung pada model
Remediasi kognitif untuk skizofrenia pendekatan latihan dan durasi latihan,
menurut The Cognitive Remediation Experts namun lebih pada intensitas latihan
Workshop tahun 2010, di Florence Italia, (Wykes et al., 2011). Pengaruh remediasi
adalah suatu intervensi berbasis latihan kognitif lebih bermakna jika
perilaku yang bertujuan untuk dikombinasikan dengan terapi rehabilitasi
memperbaiki proses kognitif (meliputi lain dibandingkan hanya menggunakan
atensi, memori, fungsi eksekutif, kognisi terapi remediasi kognitif saja (McGurk et
sosial dan metakognisi) yang bersifat al., 2007). Remediasi kognitif akan sangat
umum dan dapat bertahan lama (Wykes, bermanfaat jika dilakukan sejak awal
Huddy, Cellard, McGurk,& Czobo, 2011). gejala skizofrenia muncul atau diberikan
Perkembangan remediasi kognitif terhadap individu berisiko menderita
didorong oleh banyaknya penelitian skizofrenia. Remediasi kognitif perlu
mengenai pentingnya faktor kognitif dipertimbangkan sebagai upaya
terhadap fungsi sosial, peran kognitif pencegahan timbulnya onset skizofrenia
terhadap outcome rehabilitasi dan keluhan pada individu yang berisiko tinggi
dari penderita skizofrenia yang mengalami skizofrenia (Barlati, Deste, De
mengalami gangguan fungsi kehidupan Peri, Ariu & Vita, 2013). Remediasi perlu
sehari-hari akibat penurunan fungsi dilakukan terutama pada fungsi kognitif
kognitif (Wykes et al., 2011). dasar yang meliputi sensori, persepsi dan
Remediasi kognitif merupakan atensi. Perbaikan pada fungsi kognitif
metode untuk membantu seorang dasar akan mempermudah perbaikan
penderita skizofrenia untuk meningkatkan pada fungsi kognitif yang lebih tinggi
kemampuan kognitifnya sehingga dapat yaitu memori dan pengambilan keputusan
mencapai pemulihan fungsional baik (Posner & Patterson, 1990).
dalam pekerjaan, akademik maupun Terapi remediasi kognitif dalam
kehidupan sehari–hari (Eack, 2012). penelitian ini merupakan satu paket
Pendekatan praktis dari remediasi kognitif latihan standar yang diadaptasi dari

118 E-JURNAL GAMA JPP


RINALDI & RETNOWATI

modul Pontes et al. (2013). Latihan negatif tidak ada – sedang (rentang 7 – 28
diberikan dalam bentuk tugas individu, menurut skala negatif dari PANSS). 8).
dilakukan dalam satu kelas sehingga Berpendidikan minimal SMP. 9). Onset
dapat dibimbing oleh 1–2 orang instruktur penyakit didapatkan > usia 18 tahun.10).
saja. Remediasi kognitif dilakukan dalam Tidak sedang menjalani atau mengikuti
setting rawat inap dalam 12 kali terapi psikologis lainnya. 11). Dapat
pertemuan dengan intensitas empat kali berbahasa Indonesia dan bersedia menjadi
seminggu, mengingat hari rawat inap subjek penelitian
yang relatif singkat yaitu berkisar 3–4 Kriteria eksklusi subyek apabila : 1).
minggu. Model pendekatan dalam Subyek mengalami gangguan mental
remediasi kognitif ini adalah latihan organik (epilepsi, trauma kepala) 2).
berulang-ulang dan latihan strategi. Pernah mendapatkan terapi kejang listrik
Materi remediasi menekankan pada ranah 3). Mengalami ketergantungan terhadap
atensi dan memori yang merupakan ranah zat kecuali tembakau 4). Mengalami
kognitif dasar dengan menggunakan gangguan penglihatan dan pendengaran
materi yang mudah didapat dan relatif 5). Mengalami kekambuhan saat
murah, berupa potongan berita koran, mengikuti terapi
rekaman lagu dan berita, daftar belanja,
kartu bergambar dan cerita pendek. Instrumen
Pemilihan bentuk remediasi semacam ini Pertama, Skala Negative Symptom dari
dianggap tepat untuk situasi rawat inap di Positive and Negative Symptom Scale
RSJ A di Yogyakarta. Program remediasi (PANSS). Skala ini merupakan penilaian
kognitif efektif dalam memperbaiki fungsi gejala negatif dari skizofrenia yang
kognitif pada penderita skizofrenia. meliputi: afek tumpul, penarikan
emosional, kemiskinan rapport, penarikan
diri dari hubungan sosial secara pasif,
Metode kesulitan dalam pemikiran abstrak dan
kurangnya spontanitas dan arus
Subjek penelitian percakapan. Skala PANSS digunakan
Jumlah subyek penelitian ditetapkan untuk melakukan skrining terhadap
sebanyak 14 orang dan pemilihan subyek subyek.
dilakukan secara purposive sampling, yaitu Kedua, skala Cognitive Assasment
berdasarkan kriteria yang telah Interview (CAI). Skala CAI merupakan
ditetapkan. Subyek penelitian akan dibagi suatu instrumen pengukuran berdasarkan
ke dalam kelompok perlakuan dan wawancara terhadap subyek, informan
kelompok kontrol. Subyek penelitian dan penilaian dari klinisi. Penilaian CAI
adalah penderita gangguan jiwa berat terdiri dari 10 aitem pertanyaan yang
dengan diagnosis skizofrenia (F 20.) yang meliputi ranah atensi, memori kerja,
sedang menjalani rawat inap di RSJ A di kecepatan pemrosesan, pertimbangan dan
Yogyakarta yang memenuhi kriteria pemecahan masalah, pembelajaran dan
sebagai berikut : 1). Penderita skizofrenia memori verbal, pembelajaran dan memori
(F20.) 2). Mengalami gangguan visual, dan kognisi sosial. Setiap ranah
kognitif tingkat ringan-sedang. 3). Laki – dinilai dengan skala 1 sampai 7 yaitu 1 =
laki. 4). Berusia 20 – 45 tahun 5). Normal, tanpa gangguan kognitif; 2 =
Menderita skizofrenia >2 tahun.6). Subyek minimal / ambang batas gangguan; 3 =
sudah dinyatakan stabil oleh psikiater gangguan ringan; 4 = gangguan sedang; 5
(nilai PANSS EC < 20) 7). Total skor gejala = gangguan nyata; 6 = gangguan berat; 7 =

E-JURNAL GAMA JPP 119


REMEDIASI KOGNITIF, FUNGSI KOGNITIF, SKIZOFRENIA

gangguan paling ekstrem dan dengan Desain penelitian


tetap mencantumkan skor komposit Jenis penelitian ini merupakan penelitian
keparahan global gangguan kognitif. CAI eksperimen kuasi dengan rancangan
telah diadaptasi dan divalidasi oleh penelitian Untreated control group design
(Ardiningrum, 2015) dengan hasil uji with dependent pretest and posttest (Shadish,
reliabilitas konsistensi internal instrumen Cook & Campbel, 2002). Subyek
CAI didapatkan nilai Cronbach’s alpha 0,85,
Kelompok Eksperimen NR O 1 X O 2
reliabilitas inter-rater yang dinilai dengan
koefisien Kappa (K) dinilai baik karena -----------------------
koefisien Kappa pada seluruh item dan
Kelompok Kontrol NR O 1 - O 2
skor total mendekati 1 (≥0,70).
Ketiga, lembar observasi merupakan ditempatkan tidak secara acak ke dalam
data kualitatif yang diperoleh dari dua kelompok yaitu kelompok perlakuan
pengamatan terhadap subyek maupun dan kelompok kontrol.
wawancara kepada perawat bangsal. Desain penelitian dapat
Lembar observasi berisi beberapa digambarkan sebagai berikut.
pertanyaan panduan yang Keterangan O1 : pre test
menggambarkan kemampuan fungsi O2 : post test
X : perlakuan
kognitif selama mengikuti terapi dan
- : tanpa perlakuan
kemampuan fungsi kognitif dalam
konteks kehidupan sehari-hari.
Keempat, modul dalam penelitian ini
Analisis data
diadaptasi dari modul Pontes (2013).
Analisis data kuantitatif menggunakan
Pertimbangan menggunakan modul ini
analisis nonparametrik dengan Mann
adalah mudah dilaksanakan terhadap
Whitney U test dan Wilcoxon sign rank
beberapa orang sekaligus dalam satu
testmelalui bantuan program SPSS versi
kelas, menggunakan peralatan yang
21.00 for windows.Pemilihan uji
murah dan mudah didapat dan dilakukan
nonparametrik ini dengan pertimbangan
dalam durasi waktu yang relatif singkat
bahwa jumlah subyek kecil sehingga
karena menitikberatkan pada domain inti
kemungkinan data tidak terdistribusi
saja. Validasi modul melalui expert
secara normal. Analisis data deskriptif
judgment. Dari hasil penilaian profesional
sebagai sumber data sekunder dilakukan
judgement didapatkan nilai koefisien
dengan cara mengumpulkan dan
Aiken’s V adalah berkisar 0,75 – 0,83
mengorganisir data berdasarkan tema, dan
untuk masing-masing aitem.
melihat dinamika hubungan sebab akibat
antar tema.
Intervensi
Intervensi dilakukan dalam waktu 3
minggu dengan intensitas 4 kali Hasil
pertemuan setiap minggu. Durasi waktu
berlangsung 60-80 menit setiap kali Analisa data kelompok pada fungsi kognitif
pertemuan. global

120 E-JURNAL GAMA JPP


RINALDI & RETNOWATI

(p>0,05) sehingga tidak ada perbedaan


yang bermakna pada skor post test antara
kelompok eksperimen dan kontrol.
Kesimpulan yang dapat diambil adalah :
remediasi kognitif tidak efektif dalam
memperbaiki defisit kognitif pada
penderita skizofrenia. Dengan demikian
hipotesis penelitian ini tidak terbukti
Ket. KE : kelompok eksperimen; KK: kelompok kontrol
Gambar 1.
Hasil analisa berdasarkan ranah kognitif
Grafik Skor Rerata Kelompok Eksperimen
Hasil rerata pre test dan post test pada
dan Kelompok Kontrol Berdasar CAI
Grafik pada gambar 1 menunjukkan
4
bahwa terdapat penurunan rerata defisit 3 KE
kognitif antara pre test dan post test baik 2
1 KK
pada kelompok kontrol dan eksperimen. 0
Penurunan defisit kognitif pada kelompok I II I II I II I II I II I II
eksperimen lebih banyak dibanding AT ML PV KP KS PP
kelompok kontrol. Uji Mann Whitney U
dilakukan untuk melihat perbedaan skor Ket. : AT : atensi, MK : memori kerja, PV : pembelajaran verbal,
KS : Kognisi sosial, PP : Pertimbangan’ KK : Kelompok Kontrol;
pre test pada kelompok eksperimen dan KE : Kelompok eksperimen
kontrol. Didapatkan nilai Z sebesar -0,680 Gambar 2.
dan nilai signifikansi sebesar 0,496 Grafik Rerata Pre Test dan Post Test Kedua
(p>0,05). Dengan demikian tidak ada Kelompok Berdasarkan Ranah Kognitif
perbedaan defisit kognitif antara
kelompok eksperimen dengan kelompok masing – masing ranah kognitif dapat
kontrol yang berarti kedua kelompok dilihat pada gambar 2. Pada grafik terlihat
berada pada kondisi yang sama dan penurunan skor rerata pre test – post test
setara. pada kelompok eksperimen yang lebih
Uji statistik Wilcoxon signed rank banyak dibandingkan kelompok kontrol
pada skor pre test dan post test pada yaitu atensi, memori kerja, kecepatan
kedua kelompok. Pada kelompok pemrosesan dan kognisi sosial. Uji
eksperimen didapatkan nilai Z adalah - nonparametric pada kedua kelompok
2,000 dengan signifikansi 0,046 (p<0,05) dapat dilihat pada tabel 1.
sehingga terdapat perbedaan yang
bermakna skor pre test dan post test pada Tabel 1 dan 2 menunjukkan nilai
kelompok eksperimen. Uji Wilcoxon signed signifikansi p<0,05 pada ranah atensi,
rank pada kelompok kontrol didapatkan memori kerja dan kecepatan pemrosesan.
nilai Z sebesar -1,732 dan nilai signifikansi Nilai effect size dapat dihitung berdasarkan
sebesar 0,083 (p>0,05) dengan demikian rumus :
tidak ada perubahan yang bermakna skor
r Z Z = nilai Z
pre test dan skor post test pada kelompok
 N = jumlah amatan
kontrol. Nilai post test kelompok
eksperimen dibandingkan dengan
kelompok kontrol melalui uji Mann Kriteria effect size menurut Cohen
Whitney U dan didapatkan nilai z sebesar - adalah kecil (< 0,3), sedang (0,3 – 0,5) dan
besar (> 0,5) (Field, 2009). Hasil
1,672 dan nilai signifikansi sebesar 0,094

E-JURNAL GAMA JPP 121


REMEDIASI KOGNITIF, FUNGSI KOGNITIF, SKIZOFRENIA

perhitungan effect size pada ranah atensi bosan, instruksi mudah dipahamioleh
adalah 0,65 , memori kerja sebesar 0,68 peserta, beberapa materi latihan sangat
dan kecepatan pemrosesan sebesar 0,61. berhubungan dengan kegiatan sehari-hari,

Tabel 1.
Hasil Uji Mann Whitney Pre dan Post Test Berdasarkan Ranah Kognitif
Uji Mann Pretest Post test
Whitney
Ranah Kel Rerata SKOR z p Rerata z p
CAI SKOR CAI
AT KE 3,4286 -1,041 0,298 2,4286 -2,170 0,030*
KK 1,5000 1,5000
MK KE 3,5000 -0,515 0,606 2,3571 -3,002 0,003*
KK 1,5000 1,5000
KP KE 3,1429 -1,092 0,275 2,4286 -2,429 0,015*
KK 1,5000 1,5000
KS KE 3,2857 -0,625 0,532 2,5714 -0,462 0,644
KK 1,5000 1,5000
Keterangan : AT: atensi, MK: memori kerja, KP: kec. pemrosesan, KS: kognisi sosial,
KE : kelompok eksperimen, KK: kelompok kontrol, * : p<0,05

Tabel 2.
Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Pre-Post Test Kedua Kelompok Berdasarkan
Ranah Kognitif
Uji Wilcoxon signed KELOMPOK EKSPERIMEN KELOMPOK KONTROL

rank

Ranah Mean z p Mean SKOR CAI z p


SKOR CAI
AT Pre test 3,5714 -2,428 0,015* 3,2857 -1,732 0,083
Post test 2,0000 2,8571
MK Pre test 3,5714 -2,530 0,011* 2,8571 3,0000 -1,732 0,083
Post test 1,7143
KP Pre test 2,8571 -2,271 0,023* 3,4286 -1,414 0,157
Post test 1,7143 3,1429
KS Pre test 3,1429 -1,890 0,059 3,4286 -1,633 0,102
Post test 2,4286 2,8571
Keterangan: AT: atensi, MK: memorikerja, KP:kec. pemrosesan, KS: kognisi sosial, *signifikan p<0,05.

Kesimpulan yang dapat diambil dan metode diskusi mendorong peserta


adalah: remediasi kognitif efektif dalam berpartisipasi secara aktif. Salah satu
memperbaiki fungsi kognitif pada kendala materi remediasi adalah topik
penderita skizofrenia dengan effect size mendengar angka dengan ketukandan
besar pada ranah atensi, memori kerja dan topik mengingat daftar barang. Kedua
kecepatan pemrosesan yaitu sebesar 0,65 aktivitas tersebut cenderung monoton
pada ranah atensi, 0,68 pada memori kerja sehingga membuat peserta cepat merasa
dan 0,61 pada kecepatan pemrosesan. bosan. Untuk mengatasi kebosanan
Evaluasi juga dilakukan terhadap tersebut maka terapis harus sering
materi, proses remediasi dan kondisi memberikan jeda waktu istirahat.
peserta. Materi remediasi kognitif Evaluasi terhadap proses adalah
menggunakan bahan dan alat yang mudah secara umum peserta dapat mengikuti
diperoleh. menggunakan kartu bergambar remediasi kognitif. Terapis dapat
yang menarik dan rekaman lagu yang memberikan instruksi dengan jelas,
menyenangkan membuat peserta tidak mampu membawa peserta ke dalam

122 E-JURNAL GAMA JPP


RINALDI & RETNOWATI

suasana latihan yang menyenangkan, Hasil penelitian ini sejalan dengan


dapat mendorong peserta untuk aktif beberapa penelitian metaanalisis yang
berpendapat dan memahami ketika menunjukkan efektivitas remediasi
peserta mulai merasa jenuh. Kendala kognitif terhadap perbaikan ranah-ranah
dalam proses adalah ruangan yang kognitif dengan effect size kecil hingga
berdekatan dengan bangsal perawatan besar. Penelitian oleh McGurk, et al. (2007)
sehingga sering diganggu oleh pasien lain menunjukkan bahwa efektvitas remediasi
yang ingin bergabung. Setting tempat kognitif dapat memperbaiki fungsi
duduk ruangan yang melingkar membuat kognitif global dengan dengan effect size
salah satu peserta mengganggu peserta sedang (0.41), dengan effect size masing-
yang lain. Ko-terapis tidak dapat hadir masing ranah kognitif berkisar antara 0,09
setiap hari untuk membantu (kecil) hingga 0,54 (sedang). Penelitian
mengendalikan jalannya penelitian karena metaanalisis oleh Wykes et al. (2011)
jadwal tugas di tempat lain. Selama menunjukkan bahwa remediasi kognitif
penelitian ini ko-terapis hanya dapat hadir memperbaiki fungsi kognitif global
sebanyak 4 kali pertemuan. dengan rata-rata effect size sedang (0.45)
Evaluasi terhadap peserta latihan dan beberapa ranah kognitif menunjukkan
secara umum semua peserta antusias efek yang signifikan dengan effect size
mengikuti latihan dikarenakan tidak ada berkisar antara 0.25 (kecil) hingga 0.65
kegiatan di bangsal maupun di bagian (besar) (Wykes et al., 2011).
rehabilitasi kerja. Kendala yang dihadapi Penelitian ini juga menunjukkan
adalah ada salah seorang peserta dengan bahwa remediasi kognitif memungkinkan
afek meningkat dan cenderung gelisah untuk dilakukan dalam waktu relatif
sehingga mengganggu peserta lain. singkat. Ranah pembelajaran dan memori
Adanya faktor stresor (yaitu keinginan verbal tidak mengalami perbaikan yang
pulang yang tinggi) memengaruhi signifikan karena perbaikan pada ranah
konsentrasi peserta dalam melakukan kognitif tersebut membutuhkan waktu
tugas. yang lebih panjang. McGurk et al. (2007)
dalam penelitian meta analisisnya
Pembahasan menyebutkan bahwa durasi waktu tidak
memengaruhi pemulihan fungsi kognitif,
Penelitian ini bertujuan untuk menilai kecuali pada ranah pembelajaran dan
efektivitas terapi remediasi kognitif memori verbal.
terhadap perbaikan disfungsi kognitif Penelitian remediasi kognitif dalam
pada penderita skizofrenia. Hasil rentang waktu singkat pernah dilakukan
penelitian menunjukkan terapi remediasi oleh Sartory, Zorn, Groetzinger, dan
kognitif tidak efektif memperbaiki fungsi Windgassen (2005) yaitu remediasi
kognitif global sehingga hipotesis kognitif dengan program komputer pada
penelitian ini tidak terbukti. Meskipun ranah memori verbal dengan durasi 15
demikian, terjadi perbaikan fungsi atensi, jam dalam waktu 3 minggudapat
memori kerja dan kecepatan pemrosesan memperbaiki memori verbal, kecepatan
masing-masing dengan effect size besar pemrosesan dan fungsi eksekutif dengan
(yaitu 0,68 pada ranah atensi, 0,65 pada rata-rata effect size 0,78. Penelitian
ranah memori kerja dan 0,61 pada Hubacher et al. (2013) mengenai terapi
kecepatan pemrosesan). remediasi kognitif sebanyak 16 sesi dalam
waktu empat minggu menggunakan
program komputer denganranah memori

E-JURNAL GAMA JPP 123


REMEDIASI KOGNITIF, FUNGSI KOGNITIF, SKIZOFRENIA

kerja efektif memperbaiki kemampuan informasi dalam berbagai cara (Eack,


memori kerja pada penderita skizofrenia 2012). Dalam penelitian ini, latihan strategi
kronis. dengan kategorisasi dan penelusuran
Remediasi kognitif pada penelitian sistematis mempermudah pasien dalam
ini tidak dapat memperbaiki fungsi mengerjakan latihan. McGurk et al. (2007)
kognitif secara global karena salah satu menyebutkan bahwa remediasi kognitif
penentu keberhasilan terapi remediasi yang memberikan latihan strategi
kognitif adalah kemampuan mentransfer memiliki efek yang lebih kuat pada
ketrampilan yang sudah diperoleh ke perbaikan fungsi dibandingkan program
dalam kehidupan sehari-hari (Eack, 2012). yang hanya memfokuskan praktek
Secara keseluruhan, subyek dalam berulang–ulang. Sedangkan menurut
penelitian ini menunjukkan kemajuan Wykes et al. (2011) kombinasi latihan
pada saat mengikuti latihan di ruang strategi dan pengulangan tidak berbeda
kelas. Namun pada saat kembali ke pengaruh secara signifikan jika
bangsal subyek dengan gejala negatif dibandingkan pemberian latihan
dominan tidak menunjukkan perbaikan berulang-ulang tanpa latihan strategi.
fungsi kognitif karena kurangnya Pada penelitian ini semua subyek
stimulasi dari lingkungan. Subyek dengan memiliki motivasi mengikuti remediasi
gejala negatif dominan menunjukkan kognitif dan dapat mengikuti 12 sesi
kemiskinan ide dan inisiatif sehingga pertemuan hingga selesai. Subyek yang
membutuhkan lebih banyak dorongan awalnya kurang berminat mengikuti
dibanding pasien yang lebih aktif. latihan, menjadi bersemangat
Pada umumnya penelitian remediasi mengerjakan tugas dan mengalami
kognitif dilakukan dalam setting rawat kemajuan dalam latihan setelah
jalan. Penelitian mengenai remediasi memahami manfaat materi latihan
kognitif oleh Pontes (2013) dilakukan pada terhadap pekerjaan mereka di rumah
pasien rawat jalan sehingga mereka nanti. Medalia dan Choi (2005)
mendapatkan kesempatan menerapkan menyebutkan bahwa motivasi pasien dan
keterampilan yang diperoleh sesuai intensitas terapi memegang peranan
konteks kehidupan sehari-hari. Remediasi penting dalam keberhasilan terapi.
pada penelitian ini dilakukan dalam Motivasi juga dikaitkan dengan intensitas
setting rawat inap dan memiliki kelemahan terapi yang merupakan salah satu faktor
yaitu pasien tidak dapat menerapkan penting keberhasilan terapi. Penderita
kemampuan kognitifnya dalam kehidupan skizofrenia dengan motivasi yang besar
riil. Untuk menjembatani masalah tersebut mendapatkan intensitas terapi yang lebih
maka terapis perlu memberikan tugas banyak karena mereka mendatangi terapi
harian yang menghubungkan topik latihan secara teratur (Medalia & Choi, 2005).
dengan konteks kehidupan sehari-hari Proses remediasi kognitif dalam
saat pasien kembali ke bangsal. penelitian ini disesuaikan secara bertahap
Model pendekatan pada remediasi dengan kemampuan individual sehingga
kognitif ini menggunakan metode latihan akan memotivasi mereka untuk mengikuti
yang berulang-ulang dan latihan strategi. latihan–latihan berikutnya. Cara ini
Latihan strategi bertujuan untuk membuat pasien dapat makin terampil,
membantu pasien mengoptimalkan lebih percaya diri dengan kemampuannya
performa kognitif dengan cara dan dapat lebih mandiri dalam
menggeneralisir pemecahan masalah mengerjakan latihan. Saat kemampuannya
kognisi misalnya melakukan encoding meningkat ritme latihan dapat dinaikkan

124 E-JURNAL GAMA JPP


RINALDI & RETNOWATI

secara bertahap. Wykes dan Spaulding Lama menjalani pendidikan akademis


(2011) menyebutkan bahwa pasien yang formal merefleksikan fungsi premorbid
merasa dirinya mampu melakukan tugas– yang baik, tingkat intelektual dan
tugas yang diberikan akan meningkat rasa keterampilan memproses informasi yang
harga dirinya dan memungkinkan lebih tinggi sebelumnya (Srinivasan et al.,
menerapkan serangkaian latihan tersebut 2005).
dalam kehidupan sehari–hari. Derajad defisit kognitif akan
Peran terapis sangat penting dalam memengaruhi hasil remediasi kognitif.
meningkatkan keberhasilan program Pada penelitian ini subyek yang
remediasi kognitif. Pada penelitian ini, mengalami gangguan kognitif sedang
terapis cukup peka terhadap beberapa membutuhkan waktu yang lebih lama
perubahan yang terjadi dan dapat segera untuk mengerjakan tugasnya
melakukan penanganan. Terapis dalam dibandingkan subyek dengan defisit
penelitian ini mampu menjalin kognitif ringan atau minimal. Subyek
komunikasi yang baik dengan pasien, dengan derajad kognitif yang lebih rendah
dapat memotivasi pasien dan membawa mengalami kesulitan yang lebih besar
proses terapi ke dalam suasana yang dalam mempelajari tugas – tugasnya.
menyenangkan. Menurut Medalia dan Medalia dan Choi (2005) menyebutkan
Richardson (2005) keterampilan terapis ini bahwa defisit kognitif yang lebih besar
dapat memengaruhi intensitas dan berhubungan dengan rasa frustrasi dalam
kehadiran pasien dalam terapi dan mengerjakan tugas dan dapat
meningkatkan keberhasilan. Sedangkan menurunkan motivasi.
menurut Wykes dan Spaulding (2011) Faktor gejala disorganisasi dan
terapis berperan dalam menanamkan gejala negatif dapat memengaruhi
harapan, meningkatkan motivasi atau kemampuan pasien dalam mengerjakan
karena keahlian khusus mereka (misalnya latihan. Pada penelitian ini, didapatkan
memilih tingkat dan jenis perangkat lunak dua orang subyek dengan gejala
komputer untuk peserta pelatihan). disorganisasi menonjol, berupagerakan-
Kehadiran terapis dapat membawa gerakan repetitif yang tidak bertujuan dan
kemungkinan hubungan positif antara tought disorder (perservasi pikiran) dan
terapis dan peserta. salah satu pasien dengan gejala negatif
Kondisi premorbid dapat dominan. Gejala disorganisasi tersebut
memengaruhi keberhasilan terapi yaitu mengganggu pasien dalam berkomunikasi
faktor pekerjaan dan tingkat pendidikan. dan mengikuti proses terapi. Salah satu
Berdasarkan pengamatan, subyek yang subyek dengan gejala negatif yang
mengalami pemulihan lebih baik adalah dominan juga mengalami kesulitan
mereka yang memiliki aktivitas rutin di mengikuti proses terapi. Menurut
rumah atau pekerjaan tetap. Faktor tingkat Srinivasan et al. (2005) gejala negatif atau
pendidikan juga memengaruhi pemulihan defisit perilaku abnormal berupa afek
fungsi kognitif. Subyek yang yang tumpul, gerak psikomotor lambat
menunjukkan kemajuan yang lebih baik dan kemiskinan ide akan memengaruhi
memiliki pendidikan yang lebih tinggi kemampuan kognitif.
dibandingkan subyek yang lain. Penelitian Remediasi kognitif pada penelitian
oleh Srinivasan, Thara, dan Tirupati (2005) ini tidak diintegrasikan dengan layanan
menyebutkan bahwa pendidikan yang rehabilitasi kerja oleh karena kendala
rendah berhubungan dengan rendahnya teknis. Kondisi tersebut dapat menjadi
kemampuan kognitif pada skizofrenia. salah satu faktor yang memengaruhi hasil

E-JURNAL GAMA JPP 125


REMEDIASI KOGNITIF, FUNGSI KOGNITIF, SKIZOFRENIA

terapi. Beberapa bukti penelitian ini, pasien-pasien yang mengalami


menunjukkan bahwa gabungan remediasi perbaikan atensi, juga menunjukkan
kognitif dan program rehabilitasi lain akan perbaikan pada ranah yang lain yaitu
memberikan manfaat yang lebih banyak memori kerja dan kecepatan pemrosesan.
pada penderita skizofrenia. Salah satu Sejalan dengan hal tersebut Lindenmayer
contohnya adalah penelitian oleh McGurk et al. (2012) melakukan remediasi pada
et al. (2007) mengkombinasikan remediasi neurokognisi dan persepsi emosi dan
kognitif berbasis komputer dengan dapat memperbaiki aspek kognisi sosial
program dukungan pekerjaan mampu lain yang lebih luas yaitu pengenalan
meningkatkan kompetensi penderita emosi, membedakan emosi, fungsi sosial
skizofrenia dalam memperoleh pekerjaan dan perbaikan pada neurokognisi.
hingga tiga bulan setelah terapi selesai. Penelitian oleh Penades et al. (2010)
Program Cognitive Enhancement Therapy menyebutkan adanya perbaikan fungsi
(CET) merupakan integrasi program sehari-hari dan perbaikan fungsi kognisi
neurokognitif berbasis komputer dengan sosial setelah remediasi kognitif pada
program kognisi sosial berbasis kelompok ranah fungsi eksekutif saja. Penelitian-
dan dapat memperbaiki fungsi penelitian tersebut menunjukkan potensi
neurokognisi dan kognisi sosial hingga 24 efek pembelajaran, sehingga penderita
bulan setelah terapi (Hogarty et al., 2004). skizofrenia dengan disfungsi kognitif
Proses belajar sangat dipengaruhi masih dapat memetik manfaat dari
oleh neuromodulator di otak. Beberapa remediasi kognitif terutama untuk
obat antipsikotik bersifat menekan fungsi memperbaiki fungsi kognitif dasar.
kognitif. Obat–obat antikolinergik, Remediasi kognitif sebaiknya
antidopaminergik, noradrenergik dan dipresentasikan dalam kerangka tujuan
serotonergik dapat memengaruhi individual dan setiap program memiliki
perbaikan neurokognitif (Vinogradov, tautan yang jelas dengan tujuan tersebut.
2012). Semua pasien dalam kelompok
eksperimen maupun kontrol mendapatkan
obat antikolinergik yang memengaruhi Kesimpulan
kemampuan atensi dan memori.
Meskipun dosis dan jenis terapi yang Program remediasi kognitif pada
didapatkan hampir sama, respon setiap penderita skizofrenia di bangsal rawat
pasien dapat berbeda-beda. Salah satu inap tidak efektif memperbaiki fungsi
faktor pembeda respon terapi adalah kognitif global. Remediasi kognitif efektif
faktor genetik yaitu Catechol-O- memperbaiki ranah atensi, memori kerja
methyltransferase (COMT) rs4680 dan kecepatan pemrosesan dengan effect
polymorphism yang berperan dalam size besar yaitu 0,68 pada ranah atensi, 0,65
modulasi dopamin (Bosia et al., 2014). pada ranah memori kerja dan 0,61 pada
Terdapat interaksi yang signifikan antara kecepatan pemrosesan.
pemberian antipsikotik dan COMT
polymorphism terhadap perbaikan kognitif Saran
dan respon terhadap terapi remediasi Kondisi ruang kelas dan setting tempat
(Bosia et al., 2014). duduk sangat berpengaruh terhadap
Remediasi kognitif pada ranah proses remediasi, sehingga penelitian
kognitif tertentu dapat mendorong berikutnya diharapkan dapat
perbaikan pada ranah kognitif lain yang memperhatikan kondisi tersebut.
tidak menjadi fokus terapi. Pada penelitian

126 E-JURNAL GAMA JPP


RINALDI & RETNOWATI

Kepustakaan interventions for people with


schizophrenia. Social Work. 57(3):
American Psychiatric Association (APA). 235–246.
(2013). Diagnostic and statistic manual Field, A. ( 2009). Discovering statistics using
of mental disorder. (5th. ed.). spss. 3rd.Ed. London: Sage
Washington DC: American Publications Ltd.
Psychiatric Publishing. Green, M. F., & Harvey, P. D. (2014).
Ardiningrum, W. (2015). Korelasi antara Cognition in schizophrenia, past,
domain kognitif dengan kemampuan present and future. Schizophrenia
fungsi sosial pasien skizofrenia di RSJ Research Cognition,1(1), Ie1-e9.
Grhasia. Tesis tidak dipublikasi. doi: 10.1016/j.scog.2014.02.001
Universitas Gadjah Mada, Harvey, P.D., & Strassnig, M. (2012).
Yogyakarta. Predicting the severity of everyday
Barder, H. E., Sundet, K., Rund, B. R., functional disability in people with
Evensen, J., Haahr, U., Hegelstad, W. schizophrenia: cognitive deficits,
V., & Friis, S. (2013). Neuro cognitive functional capacity, symptoms, and
development in first episode health status. World Psychiatry, 11(2),
psychosis 5 years follow-up: 73-79.
Associations between illness severity Hogarty, G. E., Flesher, S., Ulrich,
and cognitive course. Schizophrenia R., Carter, M., Greenwald,
Research, 149(1-3), 63-9. doi: 10.1016 D., Pogue-Geile, M., ... Zoretich, R.
/j.schres.2013.06.016. (2004). Cognitive enhancement
Barlati, S., Deste, G., DePeri, L., Ariu, C., & therapy for schizophrenia: Effects of
Vita, A. (2013). Cognitive a 2-year randomized trial on
remediation in schizophrenia: cognition and behavior, frontiers in
Current status and future Psychiatry, 61(9), 866-876.
perspectives. Schizophrenia Research doi:10.1001/archpsyc.61.9.866
and Treatment. Italy: Hindawi Hubacher, M., Weiland, M., Calabrese, P.,
Publishing Corporation. Stoppe, G., Stocklin, M., Barnicol,
doi: 10.1155/2013/156084. D. F., Opwis, K &Penner, I. K. (2013).
Bosia, M., Zanoletti, A., Spangaro, M., Research article, working memory
Buonocore, M., Bechi, M., Cocchi, F., training in patients with chronic
Pirovano, A., & Lorenzi, C. (2014). schizophrenia: A pilot study.
Factors affecting cognitive Psychiatry Journal, 8, 1-9. doi:
remediation response in 10.1155/2013/154867
schizophrenia: The role of COMT Keefe, R. S., & Fenton, W. S. (2007). How
gene and antipsychotic treatment. should DSM-V criteria for
Psychiatry Research, 217, 9-14. schizophrenia include cognitive
Chong, H. Y., Teoh, S. L., Wu, D. B., impairment?. Schizophrenia Bulletin,
Kotirum, S., Chiou, C. F., & 33(4), 12–920. doi: 10.1093/ schbul/
Chaiyakunapruk, N. (2016). Global sbm046
economic burden of schizophrenia: a Keefe, R. S. E., & Harvey, P. D. (2012).
systematic review. Neuropsychiatry Cognitive impairment in
Disease Treatment, 16(12), 357–373. schizophrenia. In: Geyer, M.A., &
doi: 10.2147/NDT.S96649. Gross,G. (eds). Novel
Eack, S. M. (2012). Cognitive remediation: Antischizophrenia treatment, handbook
A new generation of psychosocial of experimental pharmacology. Berlin

E-JURNAL GAMA JPP 127


REMEDIASI KOGNITIF, FUNGSI KOGNITIF, SKIZOFRENIA

Heidelberg: Springer-Verlag, pp. 11- remediation intervention?.


37. Schizophrenia Bulletin, 31(4), 942 -953.
Kementrian Kesehatan RI (Kemenkes RI). Penades, R., Catalán, R., Puig, O., Masana,
(2013). Riset Kesehatan Dasar. G., Pujol, N., Navarro, V., …& Gastó,
Retrieved from C. (2010). Executive function needs
www.depkes.go.id/resources/downl to be targeted to improve sosial
oad/general/Hasil%20Riskesdas%202 functioning with cognitive
013.pdf remediation therapy (CRT) in
Lindenmayer, J. P., McGurk, S. R., Khan, schizophrenia. Psychiatry
A., Kaushik, S., Thanju, A., Hoffman, Research,177(1-2), 41–45. doi:
L., ... & Herrmann, E. Improving 10.1016/j.psychres.2009.01.032.
social cognition in schizophrenia: A Pontes, L.M., Martins, C.B., Napolitano,
pilot intervention combining I.C., Fonseca, J.R., Oliveira, G.M., Iso,
computerized social cognition S.M.K., ... Elkis, H. (2013). Clinical
training with cognitive remediation. study, cognitive training for
Schizophrenia Bulletin, 39(3), 507-17. schizophrenia in developing
doi: 10.1093/schbul/sbs120. countries: a pilot trial in Brazil in
McGrath, J., Saha, S., Chant, D., & Schizophrenia research and treatment.
Welham, J. (2008). Schizophrenia: a Brazil : Hindawi Publishing
concise overview of incidence, Corporation.
prevalence, and mortality. Posner & Peterson. (1990). The attention
Epidemiologic review, 30, 67 – 76. oi: system of the human brain. Annual
10.1093/epirev/mxn001 Review Neuroscience, 13, 25-42.
McGurk, S. R., Mueser, K. T., Pascaris, A., Shadish, W. R., Cook, T. D., & Campbell,
Feldman, K., & Wolfe, R. (2007). D. T. (2002). Experimental and quasi-
Cognitive training and supported experimental designs for generalized
employment for persons with severe causal inference. (2nd.Ed). Michigan:
mental illness: one year results from Houghton Mifflin.
a randomized controlled trial. Santosh, S., Roy, D. D.,& Kundu, P. S.
Schizophrenia Bulletin, 31(4), 898–909. (2013). Psychopathology, cognitive
McGurk, S. R., Twamley, E. W., Sitzer, D. function, and sosial functioning of
I., McHugo, G. J., & Mueser, K. T. patients with schizophrenia. East
(2007). A meta-analysis of cognitive Asian Arch Psychiatry, 23(2), 65-70.
remediation in schizophrenia. Sartory, G., Zorn, C., Groetzinger, G., &
American Journal of Psychiatry, Windgassen, K. (2005).
164(12), 1791-1802. Computerized cognitive
Medalia, A., & Choi, J. (2005). Factors rehabilitation improves verbal
associated with a positive response learning and processing speed in
to cognitive remediation in a schizophrenia. Schizophrenia Research,
community psychiatric sample. 75(2-3), 219–223.
Psychiatry Service, 56(5), 602–604. Srinivasan, L., Thara, R., & Tirupati, S. N.
Medalia, A., & Choi, J. (2009). Cognitive (2005). Cognitive dysfunction and
Remediation in Schizophrenia. associated factors in patients with
Neuropsychology Review,19, 353 – 364. crhonic schizophrenia. Indian Journal
Medalia, A., & Richardson. (2005). What of Psychiatry, 47(3), 139–143.
predict a good response to cognitive doi: 10.4103/0019-5545.55936.

128 E-JURNAL GAMA JPP


RINALDI & RETNOWATI

Vinogradov, S., Fisher, M., & Sidani, E. V. methodology and effect sizes.
(2012). Cognitive training for American Journal Psychiatry, 168,
impaired neural systems in 472–485.
neuropsychiatric illness. Wykes, T., & Spaulding, W. D. (2011).
Neuropsychopharmacology Review, Thinking about the future cognitive
37(1), 43–76. doi: 10.1038/ npp. remediation therapy—what works
2011.251. and could we do better?.
Wykes, T., Huddy, V., Cellard, C., Schizophrenia Bulletin, 37(S2), S80–
McGurk, S. R., & Czobor, P. (2011). A S90. doi: 10.1093/schbul/sbr064.
meta-analysis of cognitive
remediation for schizophrenia:

E-JURNAL GAMA JPP 129

Anda mungkin juga menyukai