Anda di halaman 1dari 13

A.

PENGANTAR

Materi : Penyakit Diabetes Melitus


Pokok Bahasan : Diit, Perawatan Luka, dan Pencegahan Terjadinya
Luka Diabetes Melitus
Hari/tanggal : Selasa, 8 Februari 2017
Waktu Penkes : 60 menit
Tempat : RS TK II Dustira Cimahi
Sasaran : Pasien dan Keluarga pasien

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan keluarga dan pasien dapat
melakukan diit, perawatan luka dan dapat mencegah munculnya luka pada
penyakit DM
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan keluarga dapat menjelaskan
kembali tentang :
a. Pengertian DM
b. Penyebab DM
c. Klasifikasi DM
d. Tanda dan gejala DM
e. Diit DM (Makanan yang di pantang dan juga yang diperbolehkan).
f. Cara Perawatan Luka Pada Penderita DM
g. Pencegahan munculnya luka pada penderita DM

C. MATERI
(Terlampir)

D. MEDIA
 Materi SAP
 Leafleat
 LCD
LAMPIRAN MATERI
DIABETES MELITUS

A. Pengertian DM
Diabetes Melitus (DM) merupakan keadaan hiperglikemia kronik yang
disertai dengan berbagai kelainan metabolik yang diakibatkan oleh gangguan
hormonal yang menimbulkan berbagai macam komplikasi kronik pada organ
mata, ginjal, saraf, pembuluh darah disertai lesi padda membran basalis dalam
dengan menggunakan pemeriksaan dalam mikroskop (Arief Mansjoer dkk, 2005).
Diabetes Melitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa di dalam
darah tinggi karena tubuh tidak dapat menghasilkan atau menggunakan insulin
secara efektif.
Insulin adalah hormon yang dilepaskan oleh pancreas, yang
bertanggungjawab dalam mempertahankan kadar gula darah yang normal. Insulin
memasukkan gula kedalam sel sehingga bias menghasilkan energy atau disimpan
sebagai cadangan energi.
Diabetes Melitus adalah penyakit metabolisme yang termasuk dalam
golongan hyperglikemia atau gula darah lebih dari normal (gula darah normal =
80 – 120 mg/dl), oleh karenanya disebut juga penyakit gula, atau kencing manis.

B. Penyebab DM
Factor penyebab penyakit Diabetes Melitus bersifat heterogen, akan tetapi
dominan genetik atau keturunan biasanya menjanai peran utama dalam mayoritas
Diabetes Melitus (Riyadi, 2011).
Adapun faktor –factor lain sebagai kemungkinan etiologi penyakit
Diabetus Melitus antara lain :
a. kelainan pada sel B pankreas, berkisar dari hilangnya sel B sampai dengan
terjadinya kegagalan pada sel Bmelepas insulin.
b. Factor lingkungan sekitar yang mampu mengubah fungsi sel b, antara lain
agen yang mampu menimbulkan infeksi, diet dimana pemasukan
karbohidrat serta gula yang diproses secara berlebih, obesitas dan
kehamilan.
c. Adanya gangguan system imunitas pada penderita/ gangguan system
imunologi
d. Adanya kelainan insulin
e. Pola hidup yang tidak sehat

C. Klasifikasi DM
Klasifikasi etiologi Diabetes mellitus menurut American Diabetes
Association, 2010 adalah sebagai berikut:
a. Diabetes tipe 1 (destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin
absolut):
1) Autoimun.
2) Idiopatik.
Pada Diabetes tipe 1 (Diabetes Insulin Dependent), lebih sering ternyata pada
usia remaja. Lebih dari 90% dari sel pankreas yang memproduksi insulin
mengalami kerusakan secara permanen. Oleh karena itu, insulin yang
diproduksi sedikit atau tidak langsung dapat diproduksikan. Hanya sekitar
10% dari semua penderita diabetes melitus menderita tipe 1. Diabetes tipe 1
kebanyakan pada usia dibawah 30 tahun. Para ilmuwan percaya bahwa faktor
lingkungan seperti infeksi virus atau faktor gizi dapat menyebabkan
penghancuran selpenghasil insulin di pankreas (Merck,2008).
b. Diabetes tipe 2 (bervariasi mulai yang terutama dominan resistensi insulin
disertai defesiensi insulin relatif sampai yang terutama defek sekresi insulin
disertai resistensi insulin). Diabetes tipe 2 ( Diabetes Non Insulin Dependent)
ini tidak ada kerusakan pada pankreasnya dan dapat terus menghasilkan
insulin, bahkan kadang-kadang insulin pada tingkat tinggidari normal. Akan
tetapi, tubuh manusia resisten terhadap efek insulin, sehingga tidak ada
insulin yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Diabetes tipe ini
sering terjadi pada dewasa yang berumur lebih dari 30 tahun dan menjadi
lebih umum dengan peningkatan usia. Obesitas menjadi faktor resiko utama
pada diabetes tipe 2. Sebanyak 80% sampai 90% dari penderita diabetes tipe
2 mengalami obesitas. Obesitas dapat menyebabkan sensitivitas insulin
menurun, maka dari itu orang obesitas memerlukan insulin yang berjumlah
sangat besar untuk mengawali kadar gula darah normal (Merck,2008).
c. Diabetes tipe lain:
a) Defek genetik fungsi sel beta :
b) DNA mitokondria.
c) Defek genetik kerja insulin.
d) Penyakit eksokrin pankreas :
- Pankreatitis.
- Tumor/ pankreatektomi.
- Pankreatopati fibrokalkulus.
e) Endokrinopati.
- Akromegali.
- Sindroma Cushing.
- Feokromositoma.
- Hipertiroidisme.
f) Karena obat/ zat kimia.
g) Pentamidin, asam nikotinat.
h) Glukokortikoid, hormon tiroid.

d. Diabetes mellitus Gestasional


Cara diagnosis diabetes melitus dapat dilihat dari peningkatkan kadar
glukosa darahnya. Terdapat beberapa kriteria diagnosis Diabetes Melitus
berdasarkan nilai kadar gula darah, berikut ini adalah kriteria diagnosis
berdasarkan American Diabetes Association tahun 2010.
Kriteria Diagnostik Diabetes melitus menurut American Diabetes
Association 2010:
a. Gejala klasik DM dengan glukosa darah sewaktu ≥ 200 mg/ dl (11.1
mmol/L). Glukosa darah sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat
pada suatu hari tanpa memperhatikan waktu makan terakhir. Gejala klasik
adalah: poliuria, polidipsia dan berat badan turun tanpa sebab.
b. Kadar glukosa darah puasa ≥ 126 mg/ dl (7.0 mmol/L).Puasa adalah pasien
tak mendapat kalori sedikitnya 8 jam.
c. Kadar glukosa darah 2 jam PP ≥ 200 mg/ dl (11,1 mmol/L). Tes Toleransi
Glukosa Oral dilakukan dengan standar WHO, menggunakan beban
glukosa yang setara dengan 75 gr glukosa anhidrus yang dilarutkan ke
dalam air. Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi kriteria normal atau
DM,maka dapat digolongkan ke dalam kelompok Toleransi Glukosa
Terganggu (TTGO) atau Glukosa Darah Puasa Terganggu(GDPT)
tergantung dari hasil yang dipeoleh :
d. TGT : glukosa darah plasma 2 jam setelah beban antara 140 -199 mg/dl
(7,8-11,0 mmol/L) GDPT : glukosa darah puasa antara 100–125 mg/dl
(5,6-6,9 mmol/L)

D. Tanda dan gejala DM


Manifestasi klinis pada tipe I yaitu IDDM antara lain :
1. Polipagia, poliura, berat badan menurun, polidipsia, lemah, dan somnolen
yang berlangsung agak lama, beberapa hari atau seminggu.
2. Timbulnya ketoadosis dibetikum dan dapat berakibat meninggal jika tidak
segera mendapat penanganan atau tidak diobati segera.
3. Pada diabetes mellitus tipe ini memerlukan adnaya terapi insulin untuk
mengontrol karbohidrat di dalam sel. Sedangkan manifestasi klinis untuk
NIDDM atau diabetes tipe II antara lain :Jarang ada nya gejala klinis yamg
muncul, diagnosa untuk NIDDM ini dibuat setelah adanya pemeriksaan
darah serta tes toleransi glukosa di didalam laboratorium, keadaan
hiperglikemi berat, kemudian timbulnya gejala polidipsia, poliuria, lemah
dan somnolen, ketoadosis jarang menyerang pada penderita diabetes
mellitus tipe II ini.

E. Diit DM (Makanan yang di pantang dan juga yang diperbolehkan).


Proporsi diet/ makanan harian yang benar bagi penderita DM :
Berdasarkan anjuran dari PERKENI ( perkumpulan Endokrinologi Indonesia )
diet harian penderita DM disusun sebagai berikut:
a. Karbohidrat : 60-70 %
b. Protein : 10-15%
c. Lemak : 20-25%
Jenis Makanan yang Harus diKonsumsi yang dikonsumsi oleh penderita
DM diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Jenis Makanan yang TIDAK BOLEH dikonsumsi :
1. Manisan Buah
2. Gula pasir
3. Susu Kental Manis
4. Madu
5. Abon
6. Kecap
7. Sirup
8. Es Krim
b. Jenis makanan Yang BOLEH DIMAKAN TETAPI HARUS DIBATASI ;
1. Nasi
2. Singkong
3. Roti
4. Telur
5. Tempe
6. Tahu
7. Kacang Hijau
8. Kacang Tanah
9. Ikan
c. Jenis Makanan YANG DIANJURKAN UNTUK DIMAKAN :
1. Kol
2. Tomat
3. Kangkung
4. Oyong
5. Bayam
6. Kacang Panjang
7. Pepaya
8. Jeruk
9. Pisang
10. Labu Siam

F. Cara Perawatan Luka Pada Penderita DM


Cara Perawatan Kaki pada Penderita Diabetus Melitus Seorang penderita
Diabetes Mellitus (DM) harus selalu memperhatikan dan menjaga kebersihan
kaki, melatihnya secara baik walaupun belum terjadi komplikasi. Jika tidak
dirawat, dikhawatirkan suatu saat kaki penderita akan mengalami gangguan
peredaran darah dan kerusakan syaraf yang menyebabkan berkurangnya
sensitivitas terhadap rasa sakit, sehingga penderita mudah mengalami cedera
tanpa ia sadari. Dengan kadar glukosa darah yang selalu tinggi dan rasa sakit yang
hampir tidak dirasakan, maka luka kecil yang tidak mendapat perhatian akan cepat
menjadi borok yang besar. Tanpa pengobatan cukup dan istirahat total, borok di
kaki bisa menjadi gangren (busuk). Kadangkala kerusakan di kaki yang makin
parah akan berakhir pada amputasi.Masalah yang sering timbul pada kaki, antara
lain kapalan, mata ikan, melepuh, cantengan (kuku masuk ke dalam), kulit kaki
retak, dan luka akibat kutu air, kutil pada telapak kaki, radang ibu jari kaki (jari
seperti martil). Di bawah ini ada beberapa langkah dalam melakukan perawatan
kaki, antara lain sebagai berikut:
1. Area Pemeriksaan Kaki
a. Kuku jari: periksa adanya kuku tumbuh di bawah kulit (ingrown nail),
robekan atau retakan pada kuku
b. Kulit: periksa kulit di sela-sela jari (dari ujung hingga pangkal jari),apakah
ada kulit retak, melepuh, luka, atau perdarahan
c. Telapak kaki: Periksa kemungkinan adanya luka pada telapak kaki, apakah
terdapat kalus (kapalan), palantar warts, atau kulit telapak kaki yang retak
(fisura)
d. Kelembaban kulit: periksa kelembaban kulit dan cek kemungkinan adanya
kulit berkerak dan kekeringan kulit akibat luka
e. Bau: periksa kemungkinan adanya bau dari beberapa sumber pada daerah
kaki
2. Perawatan (mencuci dan membersihkan) kaki
a. Menyiapkan air hangat: uji air hangat dengan siku untuk mencegah cedera
b. Cuci kaki dengan sabun yang lembut (sabun bayi atau sabun cair) untuk
menghindari cedera ketika menyabun.
c. Keringkan kaki dengan handuk bersih, lembut. Keringkan sela-sela jari
kaki, terutama sela jari kaki ke-3-4 dan ke-4-5.
d. Oleskan lotion pada semua permukaan kulit kaki untuk menghindari kulit
kering dan pecah pecah Jangan gunakan lotion di sela-sela jari kaki.
Karena akan meningkatkan kelembapan dan akan menjadi media yang
baik untuk berkembangnya mikroorganisme (fungi).
3. Perawatan kuku kaki
a. Potong dan rawat kuku secara teratur. Bersihkan kuku setiap hari pada
waktu mandi dan berikan cream pelembab kuku.
b. Gunting kuku kaki lurus mengikuti bentuk normal jari kaki, tidak terlalu
pendek atau terlalu dekat dengan kulit, kemudian kikir agar kuku tidak
tajam. Jika ragu, Anda bisa meminta bantuan keluarga atau dokter untuk
memotong kuku Anda.
c. Hindarkan terjadinya luka pada jaringan sekitar kuku. Bila kuku keras,
sulit dipotong, rendam kaki dengan air hangat selama ± 5 menit.
Cara lain dalam melakukan perawatan kaki, antara lain sebagai berikut :
1. 1.Jangan berjalan tanpa alas kaki, baik di dalam maupun di luar rumah.
2. 2.Usahakan kaki selalu dalam keadaan hangat dan kering. Untuk itu
gunakan kaos kaki atau stocking dari bahan katun dan sepatu dengan
bahan kulit. Jangan lupa untuk mengganti kaos kaki atau stocking setiap
hari.
3. 3.Jangan memakai sepatu atau kaos kaki yang kekecilan (terlalu sempit)
dan periksa sepatu setiap hari sebelum dipakai, pastikan tidak ada kerikil
atau benda kecil lain didalam sepatu yang dapat melukai kaki.
4. 4.Saat kaki terasa dingin, gunakan kaos kaki. Jangan merendam atau
mengompres kaki dengan panas, dan jangan gunakan botol panas atau
peralatan listrik karena respon kaki terhadap rasa panas sudah berkurang
sehingga tidak terasa bila kaki sampai melepuh.
5. 5.Jangan menggunakan pisau atau silet untuk mengurangi kapalan.
6. 6.Jangan menggunakan obat-obat tanpa anjuran dokter untuk
menghilangkan mata ikan.
7. 7.Jangan membiarkan luka sekecil apapun pada kaki, segera obati dan
periksakan kedokter.
Hal yang Mendukung Keberhasilan Perawatan Kaki Diabetes
Beberapa hal yang mendukung keberhasilan perawatan kaki DM adalah sebagai
berikut :
1. 1.Diet yang baik dan terukur agar berat badan tidak berlebihan. Usahakan
untuk dapat mencapai
2. dan mempertahankan berat badan normal atau bahkan berat badan ideal.
Jangan makan makanan dalam porsi yang berlebihan, dan kurangi makan
gula atau makanan yang manis serta berlemak tinggi.
3. 2.Olahraga secara teratur dan terukur, agar kelebihan gula dan lemak di
dalam tubuh dapat berkurang (diubah menjadi energi gerak). Olahraga
yang mendukung perawatan kaki diabetes misalnya adalah senam kaki
diabetes.
4. 3.Monitor kadar gula darahPenderita diabetes perlu melakukan monitor
kadar gula darah secara rutin.
5. 4.Monitor tekanan darah secara rutinSekitar 73 % orang dewasa dengan
diabetes ternyata juga menderita tekanan darah tinggi. Sekitar 73 % orang
dewasa dengan diabetes ternyata juga menderita tekanan darah tinggi.
G. Pencegahan munculnya luka pada penderita DM
Cara mencegah atau menghindari agar tidak terjadi luka pada kaki pada
penderita DM :
1. Hindari terlalu sering merendam kaki
2. Hindari penggunaan botol panas/penghangat kaki dari listrik
3. Hindari penggunaan pisau/silet untuk memotong kuku atau menghilangkan
kalus
4. hindari kaos kaki / sepatu yang terlalu sempit
5. Hindari Rokok
Mengapa pengidap DM beresiko terhadap Ulkus Diabetik
1. Sirkulasi darah kaki kurang baik
2. Indera rasa kedua kaki berkurang sehingga kaki mudah terluka
3. Daya Tahan tubuh terhadap infeksi menurun
Tindakan yang bisa dilakukan bila kaki terluka:
1. Bila luka kecil : bersihkan dengan antiseptik, tutup luka dengan kasa steril
dan bila dalam waktu dua hari tidak sembuh segera periksa ke dokter
2. Bila luka cukup besar / kaki mengalami kelainan segera pergi ke dokter.
Perawatan kaki Diabetik :
1. Saat mandi bersihkan dengan sabun, bila perlu gunakan batu apung / sikat
halus
2. Keringkan dengan handuk terutama sela-sela jari
3. Periksa kaki kemungkinan adanya perubahan warna ( pucat,kemerahan
),bentuk (pecah-pecah,lepuh,kalus,luka),Suhu (dingin,lebih panas)
4. Bila kaki kering,olesi dengan lotion
5. Potong kuku / kikir tiap 2 hari,jangan terlalu pendek. Bila kuku terlalu keras
kaki direndam dahulu dalam air hangat ( 37,5’C ) selama 5 menit.
6. Gunakan kaos kaki yang terbuat dari katun / wol
7. Pakailah alas kaki, periksa alas kaki sebelum dipakai, mungkin ada sesuatu
didalamnya. Lepas alas kaki setiap 4-6 jam dan gerakkan pergelangan kaki
dan jari-jari kaki agar sirkulasi darah lancar
8. Lakukan senam kaki
9. Jangan biarkan luka sekcil apapun
Cara Memilih Sepatu yang baik bagi penderita DM :
1. Ukuran : Jangan terlalu sempit/ longgar kurang lebih ½ inchi lebih panjang
dari kaki
2. Bentuk : Ujung sepatu jangan runcing,tinggi tumit < 2 inchi
3. Bahan sepatu terbuat dari bahan yang lembut
4. Insole terbuat dari bahan yang tidak licin
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai