id
SKRIPSI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Surakarta
2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
PRAKATA ........................................................................................................... vi
C. Hipotesis ....................................................................................... 17
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
A. Simpulan ....................................................................................... 32
B. Saran ............................................................................................. 32
LAMPIRAN
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Hasil: Dari 33 jumlah sampel terdiri dari 13 lansia mengalami kecemasan dan 20
lansia tidak mengalami kecemasan. Pada lansia yang mengalami kecemasan
didapatkan rata-rata skor IRS sebesar 12.63 dan SD sebesar 4.565. Pada lansia
yang tidak mengalami kecemasan didapatkan rata-rata skor IRS sebesar 6.25 dan
SD sebesar 3.240. Perbedaan tingkat insomnia antara lansia yang mengalami
kecemasan dan lansia yang tidak mengalami kecemasan menghasilkan nilai
signifikansi (p = 0.007).
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
tersebut merupakan suatu kondisi yang wajar dan tidak dapat dihindarkan
sebagai suatu fase kehidupan manusia. Sebagai suatu proses sudah barang
ketuaan itu (Dermatoto, 2006). Usia lanjut ditandai dengan perubahan fisik
pengalaman emosional pada lanjut usia. Seorang lanjut usia harus menghadapi
dan rekan kerja), perubahan status pekerjaan dan prestasi, dan menurunnya
1
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id
tersebut. Hidup sendiri adalah suatu stress besar yang mempengaruhi kira-kira
tersebut biasanya memiliki gangguan tidur pada saat akan memulai tidur atau
insomnia bukan berarti sama sekali seseorang tidak dapat tidur atau kurang
tidur karena orang yang menderita insomnia sering dapat tidur lebih lama dari
tahun cenderung meningkat, hal ini juga sesuai dengan peningkatan usia dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 3
digilib.uns.ac.id
dari populasi usia lanjut menderita gangguan tidur. Gangguan tidur sering
perbedaan tingkat insomnia antara lansia dengan kecemasan dan lansia tanpa
kecemasan.
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
insomnia pada lansia dengan kecemasan dan lansia tanpa kecemasan demi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 4
digilib.uns.ac.id
2. Manfaat Praktis
gangguan kecemasan dan gangguan tidur yang terjadi pada usia lanjut,
terhadap lansia.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Lanjut Usia
Lansia atau usia tua adalah suatu periode penutup dalam rentang
tahun
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6
lain”.
1) Perubahan fisik
2) Kesehatan umum
3) Tingkat pendidikan
4) Keturunan (Hereditas)
5) Lingkungan
(Ismayadi, 2004)
antara lain :
d) Kehilangan pekerjaan/kegiatan.
yang artinya menjadi tua) dan proses ini ditandai khas oleh penurunan
tubuh yang berubah karena telah mengalami proses degenerasi. Ini tak
lain dari proses bahwa makin tinggi usia, makin banyak terjadi
manusia menjadi:
1) Kulit tubuh menjadi tipis, kering, keriput, dan tidak elastis lagi
mengkilat
kasar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9
2. Kecemasan (anxietas)
a. Definisi Kecemasan
atau anxietas tersebut berupa campuran perasaan yang sangat tidak enak,
khawatir, cemas, gelisah yang disertai satu atau lebih keluhan badaniah
tidak riil atau yang terbayangkan, secara nyata disebabkan oleh konflik
(Dorland, 2005).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
b. Penyebab Kecemasan
adalah:
kotekalamin.
1) Kecemasan
2) Ketegangan motorik
3) Hiperaktivitas otonomik
4) Kewaspadaan kognitif
dikejutkan.
2) Bicara cepat
3) Meremas-remas tangan
4) Berulang-ulang bertanya
7) Gelisah
8) Keluhan badan
kecemasan 1 bulan pada orang usia 65 tahun dan lebih adalah 5,5%.
Sejauh ini gangguan yang paling sering adalah fobia (4 - 8%). Angka
kalinya setelah usia 60 tahun. Onset awal gangguan panik pada lanjut
usia adalah jarang tetapi dapat terjadi (Kaplan dan Sadock, 1997).
karena:
batin
3. Insomnia
a. Definisi
sepanjang hari saat cahaya terang dan tidur sepanjang malam saat gelap.
cahaya terang akan masuk melalui mata dan mempengaruhi suatu bagian
bekerja seperti jam meregulasi segala kegiatan bangun dan tidur. Jika
pagi hari cahaya terang masuk, NSC segera mengeluarkan hormon yang
dengan ansietas.
2) Middle insomnia
Bangun pada tengah malam dan dapat tidur lagi dengan susah payah,
1) Apnea tidur
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15
hipersomnia.
5) Demensia
tidur yang dalam lebih pendek, sedangkan tidur stadium 1 dan 2 lebih
lama. Orang usia lanjut juga lebih sering terbangun di tengah malam
Pada usia lanjut juga terjadi perubahan pada irama sirkadian tidur
B. Kerangka Pemikiran
commit to user
Gangguan tidur ↑ Gangguan tidur ↓
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
C. Hipotesis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
terikat (efek) yang diobservasi hanya sekali pada saat yang sama (Arief,
2003).
B. Lokasi Penelitian
C. Subyek Penelitian
1. Kriteria inklusi :
2. Kriteria eksklusi :
a. Tidak kooperatif
18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19
D. Teknik Sampling
adalah purposive sampling, yaitu subjek diambil dalam satu daerah yang
sudah ditentukan namun hanya subjek yang mendekati ciri-ciri di atas yang
dapat dijadikan sampel. Hal ini sesuai dengan definisi teknik purposive
ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Hidayat, 2007).
dikarenakan sampel yang ada dalam populasi kurang dari 100 orang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20
E. Rancangan Penelitian
populasi
eksklusi inklusi
sampel
Formulir biodata
Kuesioner TMAS +
Kuesioner KSPBJ-IRS
Analisis data:
Uji komparasi t test
F. Variabel Penelitian
3. Variabel pengganggu :
a. Terkendali : Usia
religius, obat-obatan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21
1. Kecemasan
2. Insomnia
Insomnia di sini adalah kesulitan tidur pada lansia yang akan diukur
pertanyaan.
H. Instrumen Penelitian
kriteria eksklusi sehingga dapat juga digunakan sebagai alat bantu untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22
menyaring responden.
2. Kuesioner L-MMPI
maka diberi nilai 1. Bila didapatkan angka lebih besar atau sama dengan 10
3. Kuesioner TMAS
TMAS >21.
4. KSPBJ – IRS
I. Cara Kerja
kebohongan sampel.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23
responden.
kecemasan pada lansia digunakan uji statistik uji t dan akan diolah dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Sampel
- 80 tahun penghuni Panti Wredha Dharma Bakti Surakarta. Pada penelitian ini
ruang isolasi, 4 orang tidak lulus kuesioner L-MMPI, 4 orang berusia di atas 80
tahun, 2 orang tidak bersedia menjadi responden dan 5 orang tidak dapat
berkomunikasi.
hasil skor TMAS 25% tertinggi dan 25% terendah sehingga hanya 16 sampel
yang dilakukan pengujian dengan SPSS 17.00 for Windows. Hal tersebut
signifikan.
commit to user
24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25
1 60 - 70 13 39,4 %
2 > 70 - 80 20 60,6 %
Total 33 100 %
1 Laki-laki 17 51,5 %
2 Perempuan 16 48,5 %
Total 33 100 %
Pada penelitian ini sampel yang diambil adalah lansia dengan rentang
usia 60 - 80 tahun agar sampel lebih homogen sehingga hasil penelitian lebih
kelaminnya. Dari tabel 2 tersebut dapat diketahui bahwa sampel laki-laki lebih
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26
B. Analisis Statistika
independent yang merupakan uji parametrik dengan program SPSS 17.00 for
Windows. Uji ini digunakan bila skor kedua kelompok tidak berhubungan satu
sama lain. Adapun syarat uji t-independent adalah data berskala numerik,
terdistribusi secara normal, dan variansi kedua kelompok dapat sama atau
normal atau tidak, maka dilakukan uji normalitas. Suatu data dikatakan
mempunyai sebaran normal jika didapatkan nilai p > 0.05 pada masing-masing
data dapat dilakukan dengan cara deskriptif ataupun analitik. Cara analitik
dengan deskriptif sehingga dalam penelitian ini dilakukan dengan uji Saphiro-
Wilk. Uji Saphiro-Wilk dilakukan jika sampel kurang dari 50 sampel (Dahlan,
2005).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27
mempunyai nilai p = 0.833 dan tidak cemas p = 0.092 Karena nilai p pada skor
cemas dan tidak cemas > 0.05, dapat disimpulkan bahwa data tersebut
dengan uji t.
Pada tabel 4, hasil data dianalisis dengan uji statistik uji t dengan
tingkat insomnia. Dari uji statistik didapatkan nilai kemaknaan (p) sebesar
0.007 (p < 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28
kejadian insomnia lebih tinggi daripada lansia tanpa kecemasan dengan rata-
rata skor insomnia pada kecemasan 12.63 dan tidak cemas 6.25.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V
PEMBAHASAN
adanya perbedaan tingkat insomnia antara lansia yang mengalami kecemasan dan
tidak mengalami kecemasan. Hasilnya adalah tingkat insomnia pada lansia yang
kecemasan
Dari hasil perhitungan skor, didapatkan bahwa skor insomnia pada lansia
dengan kecemasan lebih tinggi (>10) dibandingkan dengan lansia yang tidak
mana pada orang yang mengalami kecemasan lebih sering mengalami insomnia
hormon kortisol pada orang yang mengalami kecemasan. Hormon kortisol yang
biasa disebut juga dengan hormon stres ini meningkat apabila seseorang sedang
cemas di mana salah satu efek dari hormon ini adalah menyebabkan terjadinya
commit to user
29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30
kasus, ditemukan lansia yang tidak mengalami kecemasan akan tetapi mengalami
insomnia (lampiran 8). Hal tersebut juga dapat terjadi, sesuai dengan teori di mana
pada usia lanjut terjadi perubahan irama sirkadian tidur normal yaitu menjadi
kurang sensitif dengan perubahan gelap terang. Pada usia lanjut, hormon kortisol
Adanya gangguan tidur pada lansia yang tidak dikarenakan oleh kecemasan
dapat juga dikarenakan faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik yang
dimaksud di sini dapat bersifat organik seperti nyeri, gatal-gatal dan penyakit
Lingkungan yang kurang kondisif seperti terlalu ramai atau kurang nyaman dapat
Hasil penelitian yang telah dilakukan ini juga didukung oleh penelitian
sebelumnya yang menjelaskan adanya perbedaan pola tidur pada lansia dengan
perubahan pola tidur pada lansia dengan kecemasan terutama dalam hal
kedalaman tidur dan lama masuk tidur. Hasil penelitian tersebut mendukung hasil
penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, yaitu terdapat perbedaan tingkat
insomnia yang secara statistik signifikan pada lansia dengan kecemasan dan lansia
tanpa kecemasan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31
sempit sehingga sampel yang didapatkan juga kurang mencukupi. Hal tersebut
lansia yang memenuhi kriteria sebagai sampel. Pemilihan lansia sebagai sampel
memiliki kendala seperti banyaknya yang telah menderita penyakit kronis dan
dengan beberapa lansia. Terbatasnya waktu juga menjadi salah satu kendala
mengapa penelitian hanya dilakukan di satu panti wredha saja. Selain itu terdapat
juga faktor-faktor lain yang dapat merancukan hasil penelitian yang digolongkan
dalam variabel luar tidak terkendali seperti lingkungan, faktor psikis, keturunan,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB VI
A. Simpulan
kecemasan.
B. Saran
commit to user
32