Perceptor :
Dr. dr. Roezwir Azhary, Sp.N
Oleh :
Tasya Ellyana Putri 2218012056
Penelitian ini menunjukkan hari sakit kepala yang jauh lebih rendah (4,71 hari/ bulan)
dan frekuensi serangan (3,93 serangan/bulan) pada kelompok vitamin D dibandingkan
kelompok plasebo (masing-masing 6,43 hari/ bulan dan 5,60 serangan/bulan) pada akhir
percobaan
Konsentrasi serum IL-6 dan iNOS selama 12 minggu. Selain itu, korelasi negatif yang
signifikan diidentifikasi antara perubahan serum 25-hidroksi-vitamin D dan perubahan
IL-6 dan iNOS dari awal hingga minggu ke-12. Hasil ini kemungkinan besar
berhubungan dengan adanya peradangan pada migrain dan efek anti-inflamasi dari
vitamin D3.
- Kelebihan pada penelitian ini yaitu menggunakan desain prospektif double-
blind dan terkontrol plasebo serta perekrutan penderita migrain episodik
dilakukan melalui wawancara tatap muka oleh ahli saraf berdasarkan
kriteria ICHDIII.
- Keterbatasan pada penelitian ini yaitu dibatasi oleh fakta bahwa karena
pertimbangan etis, tidak mungkin menghentikan pengobatan pasien.
Meskipun perlu diingat bahwa kami meminta semua pasien untuk tidak
mengubah obat profilaksis atau obat akutnya selama penelitian.
Selanjutnya, kami menyesuaikan pengaruh beberapa faktor perancu dengan
ANCOVA meskipun mungkin ada faktor perancu tambahan yang dapat
mempengaruhi efek vitamin D pada karakteristik sakit kepala.
- Saran untuk peneliti selanjutnya yaitu untuk mengevaluasi dan
menyesuaikan faktor-faktor ini harus dipertimbangkan.
Kesimpulan:
• Didapatkan bahwa suplementasi vitamin D3 2000 IU (50
mikrogram)/hari selama 12 minggu dapat memperbaiki
karakteristik sakit kepala migrain termasuk frekuensi, durasi,
tingkat keparahan, dan jumlah obat analgesik yang digunakan
oleh pasien.
• Suplementasi vitamin D3 dapat dianggap sebagai pendekatan
yang efektif dalam memperbaiki kondisi inflamasi terkait nyeri
migrain
PICO VIA
PICO
• efek anti-inflamasi pada vitamin D3 terkait nyeri kepala pada
Problem pasien migraine