Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS JURNAL

Pengobatan Gabapentin dan Amitriptilin terhadap Kualitas Hidup Pasien


Stroke Pasca Iskemik dengan Nyeri Neurophaty
(Disusun Guna Memenuhi Mata Kuliah Keperawatan Medikal Medah III)

DOSEN PENGAMPU:

Ns. Fauzan Alfikrie, M. Kep

Disusun oleh:

Dwicky Bagus Saputra 821201007

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN NERS


SEKOLAH TINGGU ILMU KESEHATAN YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM
PONTIANAK

TAHUN AKADEMIK

2022/2023
Komponen
No Yang Hasil penenelitian
dikritisi
1 Judul Gabapentin and Amitriptilin Treatment toward Living Quality of Post Ischemic Stroke
Patients with Neurophaty Pain
Penelitian ini adalah Stroke Iskemik yang dilakukan pada tanggal 22 April-31st Juli 2013
dengan melibatkan 23 pasien di
Kelompok gabapentin Kualitas Hidup dan 18 pasiendalam kelompok amitriptilin yang
akan dievaluasi selama 1 bulan.
Kekuatan
Judul penelitian ini telah menggambarkan secara sederhana apa yang ingin di teliti.
Variable- variable penelitian yaitu variable ekperimental (Pengobatan Gabapentin dan
Amitriptilin terhadap Kualitas Hidup Pasien Stroke Pasca Iskemik dengan Nyeri
Neurophaty) pada judul ini telah menggambarkan pendekatan yang di gunakan berupa
penelitian studi eksperimen dengan kerangka QuasyEksperimental Design yang dilakukan
kepada pasien stroke iskemik yang mengalami nyeri pasca stroke yang datang ke neuro-
pily di rumah sakit.dan telah menyertakan waktu penelitian

2 Abstrak Latar belakang


Stroke menjadi masalah yang signifikan bagi negara-negara berkembang. Di Indonesia
data menunjukkan kejadiannya 234 per 100.000 orang, dan sekitar 2 - 8% Diterima 3
Agustus 2015 pasien stroke yang mengalami sesi serebrovaskular akan mendapatkan
neurophaty Revisi Nyeri 21 Sep 2015. Itu terjadi karena penyimpangan sensorik setelah
stroke, sehingga otak tidak Diterima 22 Okt 2015 tidak sepenuhnya mengirim informasi
ke tubuh dengan benar. Pasien yang mengalami nyeri neurofaty mampu menghadapi
penurunan kualitas hidup sebagai efek gangguan nyeri jangka panjang.
tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki perbandingan Amitriptilin
menggunakan gabapentin dan amitriptilin terhadap kualitas hidup pasien stroke iskemik
dengan nyeri neurofaty di rumah sakit di Jogja

metode
Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan kerangka QuasyEksperimental Design
yang dilakukan kepada pasien stroke iskemik yang mengalami nyeri pasca stroke yang
datang ke neuro-pily di rumah sakit di Jogja selama 22 April-31 Juli 2013.
Hasil
Berdasarkan hasi penelitian , dapat diketahui bahwa skor rata-rata kualitas hidup awal
seluruh pada kelompok gabapentin mendapat 4,37±1,82. Setelah mendapatkan 1 bulan
theraphy, mereka diukur kembali, dan hasilnya adalah
2.70±1.34. Secara sistematis terjadi penurunan penguatan 1,67 dengan paired sample t-test
yang mendapat p-value
0,00(p<0,05) yang berarti secara statistik berbeda (signifikan), sedangkan kelompok
amitriptilin mendapat 3,71±1. 64.Setelah mendapatkan theraphy untuk 1, pasien diperiksa
ulang, dan hasilnya adalah 2,34±1,14. Secara sistematis, terjadi penurunan penguatan 1,37
dengan paired sample t-test (data normal distributed) mendapatkan p-value 0,00(p<0,05).
Ini berarti bahwa itu berbeda secara statistik (signifikan).
Penjelasan di atas menunjukkan bahwa penggunaan gabapentin danmitriptilin dapat
meningkatkan kualitas hidup pasien yang ditunjukkan dengan penurunan skor BPI.
Kesimpulan
Baik menggunakan pengobatan gabapentin dan amitriptilin selama 4 minggu
menunjukkan peningkatan kualitas hidup di setiap kelompok, tetapi perbandingan mereka
tidak jauh berbeda. Artinya perbandingan penggunaan gabapentin dan amitriptilin pada
pasien stroke pasca iskemik dengan nyeri neuropati tidak signifikan meningkatkan kualitas
di rumah sakit di Jogja.
Kata kunci
kualitas hidup pasien.
Kekuatan
Abstrak telah membuat unsur latar belakang, tujuan, metode,hasil,kesimpulan dan kata
kunci. Dalam hal ini abstrak memiliki kriteria singkat dan jelas

3 Latar Stroke menjadi masalah di negara berkembang. Menurut WHO, ada 15 juta populasi yang
belakang terkena serangan stroke setiap tahun di seluruh dunia, dan pasien yang paling umum adalah
lansia dengan tingkat kematian setiap 10 tahun antara 55 dan 85 tahun [1].
Berdasarkan survei di Bogor, data di negara berkembang seperti Indonesia menunjukkan
angka kejadiannya sebesar 234 per 100.000 orang. Menurut data Riskesdas Depkes RI
(2007) dalam laporan nasionalnya, disebutkan bahwa penyebab kematian utama untuk
segala usia adalah stroke (15,4%), TB (7,5%), dan hipertensi (6,8%) [2].
Perawatan medis untuk nyeri pasca stroke di Indonesia telah dimulai dengan menggunakan
obat dari kelompok anti-depresan trisiklik seperti amiriptilin dan dari kelompok
gabapentin anti-kejangan. Respon pasien yang menggunakan kedua obat tersebut sudah
cukup baik. Berikut adalah beberapa evidence based medicine (EBM) studi amiriptilin dan
gabapentin obat yang digunakan sebagai obat pereda nyeri:
Kekuatan
Latar belakang telah memuat akar penyebab akar dari suatu masalah dan latar belakang
penelitian ini singkat padat dan jelas
4 Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki perbandingan Amitriptilin
Penulisan menggunakan gabapentin dan amitriptilin terhadap kualitas hidup pasien stroke iskemik
dengan nyeri neurofaty di rumah sakit di Jogja

Kekuatan
Pada jurnal penelitian ini telah menyantumkan tujuan dengan jelas

5 Variable variable penelitian yaitu variable ekperimental (Pengobatan Gabapentin dan Amitriptilin
variable terhadap Kualitas Hidup Pasien Stroke Pasca Iskemik dengan Nyeri Neurophaty) dan
yang variable independent
digunakan
kekuatan
terdapat 2 jenis variabel pada penelitian ini yaitu variable ekperimental dan variable
independent

6 Devinisi Tidak di jelaskan secara terperinci


oprasional Kelemahan
Tidak di jelaskan secara terperinci dalam jurnal terkait
Saran
Perlu menyantumkan devini oprasional secara terperinci

7 Metode Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan kerangka QuasyEksperimental Design
penelitian yang dilakukan kepada pasien stroke iskemik yang mengalami nyeri pasca stroke yang
dan datang ke neuro-pily di rumah sakit di Jogja selama 22 April-31 Juli 2013.
pengamb
Penelitian ini menggunakan data primer berupa penanya sebagai media untuk
ilan sempel
mengumpulkan data. Penanya yang digunakan adalah dalam bentuk Brief Pain Inventory
dalam bahasa Inggris yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Penanya telah
diuji validitas dan keandalannya
Penelitian dilakukan dalam langkah-langkah berikut:
1. Langkah persiapan
Langkah ini termasuk menyelesaikan izin etichal dari penelitian dan izin dari rumah
sakit sebagai tempat untuk penelitian serta persiapan lembar laporan dari rekam medis
dan penanya pasien.
2. Langkah-langkah Penelitian
Penelitian dilakukan dalam beberapa bentuk kegiatan, seperti:
a. Pasien yang terdiagnosis oleh dokter yang secara klinis mengalami stroke pasca
iskemik di Rumah Sakit di Jogja itu diberikan informed consent. Pemeriksaan awal
diberikan pengobatan amitriptilin tunggal dan gabapentin tunggal, dan kualitas
hidup pasien dinilai dengan menggunakan penanya Brief Pain Inventory. Pada
akhirnya, pasien mendapat perawatan 1 bulan, dan kualitas hidup dinilai kembali.
b. Pengisian penanya dipandu langsung oleh peneliti, sehingga reseponden dapat
mengajukan beberapa pertanyaan jika mereka tidak memahami materi. Setelah itu,
peneliti memeriksa kembali setelah para penanya dikembalikan oleh responden.
Dalam penanya BPI, ada 1-10 skala di mana skor 1 digunakan untuk definisi agar
tidak mengganggu, dan skor 10 untuk definisi yang mengganggu, sehingga penanya
memiliki skor terendah yang memiliki kualitas hidup terbaik.
3. Pengolahan Data dan Analisis Data
Data dari pasien dan data dari penanya diproses dan dianalisis berdasarkan
metode analisis yang digunakan.
Kekuatan
Penjelasan metode penelitian sudah lengkap terdapat Langkah Langkah dalam penelitian

8 Pengolahan Data dari pasien dan data dari penanya diproses dan dianalisis berdasarkan metode
data analisis yang digunakan.
Data penelitian diproses dalam langkah-langkah berikut sebagai berikut:
1. Analisis deskriptif dari karakteristik subjek penelitian (berdasarkan jenis kelamin).
2. Analisis Uji signifikansi Penanya Inventarisasi Nyeri Singkat dilakukan dengan
menggunakan metode statistik yaitu uji-t siswa dengan tingkat kepercayaan 95.

Kekuatan
Data penelitian telah di jelaskan melalui Langkah Langkah pengolahan data penelitian

9 Hasil Nyeri neurophaty dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup pada pasien, sehingga
penting untuk memiliki penelitian untuk menyelidiki citra kualitas hidup pasien setelah
sindrom stroke. Ini mirip dengan apa yang ditulis oleh NICE (2010) yang menyebutkan
bahwa kualitas hidup perlu diukur karena nyeri neurofatik dapat memiliki efek signifikan
terhadap kualitas hidup masyarakat.
Penelitian ini menggunakan penanya Brief Pain Inventory, di mana penanya mampu
mewakili: kegiatan umum, situasi suasana hati, kemampuan berjalan, tugas biasa,
hubungan dengan orang lain, dan cara menikmati hidup. Penanya ini memiliki skor
terendah yang berarti memiliki kualitas hidup terbaik. Data pengolahan skor hasil penanya
menggunakan uji-t dengan tingkat kepercayaan 95% dengan membandingkan tingkat rata-
rata kualitas hidup pasien.
Pengukuran nilai kualitas hidup digunakan skor dengan 0-10 skala di mana skor 0 berarti
tidak mengganggu, dan skor 10 sangat mengganggu, sehingga semakin sedikit skornya,
semakin baik kualitas hidup yang dimiliki pasien. Hasil penelitian ini juga menunjukkan
bahwa baik kelompok gabapentin maupun kelompok amitriptilin menunjukkan penurunan
kualitas hidup jika dibandingkan sebelum dan sesudah theraphy. Hasil analisis disajikan
pada Tabel
Tabel 2. Skor Rata-Rata Kualitas Hidup Pasien dengan PostNyeriPain pada Kondisi Awal
Gabapentin Group Grup
(rata-rata±SD) Amitriptilin
Deskripsi (rata-rata±SD)
Minggu O Minggu 4 p-nilai Minggu O Minggu 4 p-
nilai
Aktivitas Sehari- 4.83±2.19 3.00±1,76 *0.00 4,50±1,98 2.94±1.69 0.00
hari
Situasi Suasana 3,91±1,99 2.35±1.27 0.00 4.22±2.24 2.44±1.19 *0.00
Hati
Kemampuan 5.22±2.09 3.17±1.59 0.00 3.11±2.35 2.00±1.41 0.00
Berjalan
Pekerjaan 4.78±2.11 3.13±1.71 0.00 4.22±1.96 2,89±1,75 *0.00
Sehari-hari
Hubungan 4.43±2.15 2,91±1,62 *0.00 3.06±1 1.89±0.83 0.00
dengan Orang .79
Lain
Kualitas Tidur 3.30±2.64 1,83±1,80 0.00 3.33±2 2.06±1,66 0.00
.47
Menikmati Hidup 4.13±1.91 2,52±1,41 *0.00 3,50±2 2.17±1.25 *0.00
,04
Kualitas Hidup 26.49±11. 22.44±
16.39±8.14 *0.00 14.22±6.98 *0.00
Utuh 08 9.85
Nilai Rata-Rata 3.71±1
4.37±1.82 2.70±1.34 *0.00 2.34±1.14 *0.00
Kualitas Hidup .64
*hasil tes independen dari uji-t

Berdasarkan Tabel 2, dapat diketahui bahwa skor rata-rata kualitas hidup awal seluruh
pada kelompok gabapentin mendapat 4,37±1,82. Setelah mendapatkan 1 bulan theraphy,
mereka diukur kembali, dan hasilnya adalah
2.70±1.34. Secara sistematis terjadi penurunan penguatan 1,67 dengan paired sample t-
test yang mendapat p-value
0,00(p<0,05) yang berarti secara statistik berbeda (signifikan), sedangkan kelompok
amitriptilin mendapat 3,71±1. 64.Setelah mendapatkan theraphy untuk 1, pasien diperiksa
ulang, dan hasilnya adalah 2,34±1,14. Secara sistematis, terjadi penurunan penguatan 1,37
dengan paired sample t-test (data normal distributed) mendapatkan p-value 0,00(p<0,05).
Ini berarti bahwa itu berbeda secara statistik (signifikan).
Penjelasan di atas menunjukkan bahwa penggunaan gabapentin danmitriptilin dapat
meningkatkan kualitas hidup pasien yang ditunjukkan dengan penurunan skor BPI
Kekuatan
Hasil penelitian telah di jelaskan secara terperinci dari analisis analisin peneliti
10 Pembahsan Nyeri neurophaty dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup pada pasien,
sehingga penting untuk memiliki penelitian untuk menyelidiki citra kualitas hidup pasien
setelah sindrom stroke. Ini mirip dengan apa yang ditulis oleh NICE (2010) yang
menyebutkan bahwa kualitas hidup perlu diukur karena nyeri neurofatik dapat memiliki
efek signifikan terhadap kualitas hidup masyarakat [7]. Penelitian ini menggunakan
penanya Brief Pain Inventory, di mana penanya mampu mewakili: kegiatan umum, situasi
suasana hati, kemampuan berjalan, tugas biasa, hubungan dengan orang lain, dan cara
menikmati hidup. Penanya ini memiliki skor terendah yang berarti memiliki kualitas hidup
terbaik. Data pengolahan skor hasil penanya menggunakan uji-t dengan tingkat
kepercayaan 95% dengan membandingkan tingkat rata-rata kualitas hidup pasien.
Pengukuran nilai kualitas hidup digunakan skor dengan 0-10 skala di mana skor 0
berarti tidak mengganggu, dan skor 10 sangat mengganggu, sehingga semakin sedikit
skornya, semakin baik kualitas hidup yang dimiliki pasien. Hasil penelitian ini juga
menunjukkan bahwa baik kelompok gabapentin maupun kelompok amitriptilin
menunjukkan penurunan kualitas hidup jika dibandingkan sebelum dan sesudah theraphy.
Hasil analisis disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Skor Rata-Rata Kualitas Hidup Pasien dengan PostNyeriPain pada Kondisi Awal
Gabapentin Group (rata- Grup Amitriptilin (rata-
Deskripsi rata±SD) rata±SD)
Minggu O Minggu 4 p-nilai Minggu O Minggu 4 p-nilai
Aktivitas Sehari-hari 4.83±2.19 3.00±1,76 *0.00 4,50±1,98 2.94±1.69 0.00
Situasi Suasana Hati 3,91±1,99 2.35±1.27 0.00 4.22±2.24 2.44±1.19 *0.00
Kemampuan Berjalan 5.22±2.09 3.17±1.59 0.00 3.11±2.35 2.00±1.41 0.00
Pekerjaan Sehari-hari 4.78±2.11 3.13±1.71 0.00 4.22±1.96 2,89±1,75 *0.00
Hubungan 4.43±2.15 2,91±1,62 *0.00 3.06±1 1.89±0.83 0.00
dengan Orang .79
Lain
Kualitas Tidur 3.30±2.64 1,83±1,80 0.00 3.33±2 2.06±1,66 0.00
.47
Menikmati 4.13±1.91 2,52±1,41 *0.00 3,50±2 2.17±1.25 *0.00
Hidup ,04
Kualitas 26.49±11. 22.44±
16.39±8.14 *0.00 14.22±6.98 *0.00
Hidup Utuh 08 9.85
Nilai Rata-
3.71±1
Rata Kualitas 4.37±1.82 2.70±1.34 *0.00 2.34±1.14 *0.00
.64
Hidup
*hasil tes independen dari uji-t
Berdasarkan Tabel 2, dapat diketahui bahwa skor rata-rata kualitas hidup awal
seluruh pada kelompok gabapentin mendapat 4,37±1,82. Setelah mendapatkan 1 bulan
theraphy, mereka diukur kembali, dan hasilnya adalah
2.70±1.34. Secara sistematis terjadi penurunan penguatan 1,67 dengan paired sample t-
test yang mendapat p-value
0,00(p<0,05) yang berarti secara statistik berbeda (signifikan), sedangkan kelompok
amitriptilin mendapat 3,71±1. 64.Setelah mendapatkan theraphy untuk 1, pasien diperiksa
ulang, dan hasilnya adalah 2,34±1,14. Secara sistematis, terjadi penurunan penguatan 1,37
dengan paired sample t-test (data normal distributed) mendapatkan p-value 0,00(p<0,05).
Ini berarti bahwa itu berbeda secara statistik (signifikan).
Penjelasan di atas menunjukkan bahwa penggunaan gabapentin danmitriptilin
dapat meningkatkan kualitas hidup pasien yang ditunjukkan dengan penurunan skor BPI.
Ada juga pemeriksaan intencity nyeri, dan terjadi penurunan skala nyeri dengan
menggunakan skala VAS 2.87±1.33 untuk kelompok gabapentin, dan 2.44±0.78 untuk
kelompok amitriptilin dalam 1 bulan. Rasa sakit intencity juga dapat mempengaruhi
kualitas hidup pasien karena pasien tidak mengalami gangguan nyeri jangka panjang,
sehingga pasien akan merasa lebih nyaman dengan penyakit yang mereka miliki. Idenya
mirip dengan Smith (2012) yang menyebutkan bahwa pasien dengan nyeri neurofaty
dapat meningkatkan kualitas hidup mereka jika mereka memiliki manajemen kehidupan
yang baik [8]. Connor (2009) juga menyebutkan bahwa perbaikan kualitas hidup sangat
berkorelasi dengan peningkatan kualitas hidup [9].
Selain itu, perbandingan penggunaan amitriptilin dan gabapentin sebagai terapi
nyeri neurofaty pasca stroke tidak termasuk dalam daftar obat leaphet, sehingga
penggunaannya masih menjadi off label use karena belum cukup penelitian yang
mendukung efektivitas kedua obat tersebut dalam manajemen nyeri neurofaty pasca
stroke. Sejauh ini ada dua Randomized Control Trial yang menyelidiki perbandingan efek
theraphy gabapentin dan amitriptilin; yaitu Diabetic Peripheral Neurophaty Pain (DPN)
(Morello et. al., 1999) dan Spinal Cord Injury (Rintala et. al., 2007) [10], [11]. Hasil
penelitian Morello (1999) melaporkan bahwa 52% (11 dari 21) pasien mendapat obat
gabapentin (dosis harian 1.565 mg) dan 67% (14 dari 21) dengan amitriptilin (dosis harian
59 mg). Penelitian menunjukkan bahwa penyembuhan kedua obat tersebut dapat
menimbulkan intencity nyeri, tetapi tidak dapat mencerminkan efektivitas perbandingan
antara gabapentin dan amitriptilin.
Dalam penelitian ini, penyelidikan dilihat dari perbedaan skor rata-rata awal dan
akhir dari kualitas hidup pasien, dan kedua kelompok tersebut dibandingkan. Tujuannya
adalah untuk melihat dari kelompok mana yang mampu memperbaiki kualitas hidup
pasien setelah stroke. Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa seluruh kualitas hidup
pasien mendapat hasil Mean±SD. Secara sistematis, kelompok gabapentin lebih baik
daripada kelompok amitriptilin . Namun, setelah diuji dengan menggunakan sampel uji-t
independen (distribusi normal), skor signifikansi adalah p>0,05 yang berarti bahwa dalam
penelitian ini perubahan kualitas hidup kelompok gabapentin dan kelompok amitriptilin
tidak berbeda secara signifikan secara statistik (tidak signifikan). Hasil analisis disajikan
pada Tabel 3.

Tabel3. Skor Rata-Rata Perbedaan Kualitas Hidup Pasien Nyeri Pasca Stroke
Penjelasan Gabapentin Grup p-
Group (rata- Amitriptilin nilai
rata±SD) (rata-
rata±SD)
Aktivitas Sehari-hari 1,83±1,23 1,56±0,98 0.53
Kondisi Mood 1,57±1,16 1,78±1,35 0.71
Kemampuan Berjalan 2.04±1.43 1.11±1,23 0.03
Tugas Biasa 1,65±1,07 1,33±0,97 0.34
Hubungan dengan Orang Lain 1,52±1,08 1.17±1.25 0.18
Kualitas Tidur 1,48±1,38 1.28±1.23 0.66
Menikmati Hidup 1,61±0,89 1.33±1.09 0.15
Kualitas Hidup Seumur Hidup* 10.87±4.90 8.22±4.81 0.22
Nilai Rata-Rata Perbedaan 1,67±0,78 1.37±0.80 0.22
Kualitas Hidup
254 ISSN: 2252-8806

Pasien stroke mengalami kerusakan sensorik otak , sendi/lumpuh yang kaku yang
dapat menimbulkan rasa sakit dan sensasi aneh yang biasa disebut sebagai central stroke
pain orcentral pain syndrome (CPS). CPS disebabkan oleh kerusakan area di talamus.
Rasa sakit itu adalah campuran dari perasaan panas, dingin, terbakar, menyakitkan, dan
mati rasa. Perasaan seperti itu dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien. Beberapa pasien
mengeluh bahwa perasaan itu akan menjadi lebih buruk dengan perbedaan gerakan dan
suhu dingin (sebelum fajar dan senja). Dari hasil penelitian tersebut, terdapat perbedaan
setelah melakukan terafi 1 bulan baik dari kelompok gabapentin maupun dari amitriptilin.
Para pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari mereka dengan lebih baik, memiliki
perasaan suasana hati yang lebih nyaman, aktivitas berjalan yang lebih baik, mampu
memiliki kekatakan di luar ruangan, sehingga hubungan mereka dengan orang lain dapat
dipertahankan. Mereka dapat tidur lebih nyenyak dan menikmati hidup mereka dengan
lebih baik. Referensi penelitian tentang kualitas hidup pasien pasca stroke menggunakan
obat gabapentin dan amitriptilin sebagai theraphy nyeri sangat terbatas. Penelitian ini
mirip dengan penelitian Nurwahyuni (1999) berjudul Living Quality of Port Stroke
Patients Based on Lesi and Stroke Kind. Dalam penelitian ini, 39,13 pasien memiliki
kualitas hidup yang baik dengan menilai pergelangan kaki mereka menggunakan penanya
Euro Qol [12].
Dalam penelitian ini, peneliti juga menyelidiki efek samping dari penggunaan
gabapentin dan amitriptilin. Pada kelompok gabapentin, tingkat efek samping tertinggi
adalah kantuk (16,1%), sedangkan untuk amitriptilin tingkat tertinggi adalah kantuk
(19,2%), lemah (11,5%), dan mulut kering (7,7%). Hasilnya mirip dengan penelitian
sebelumnya oleh Backonjaet. al. (1998) yang melaporkan bahwa efek samping utama dari
penggunaan gabapentin adalah sakit kepala (24%) dan kantuk (23%) [13], sedangkan efek
samping yang sering dilaporkan dalam penggunaan amitriptilin adalah kantuk dan efek
antikolinergik (mulut kering dan sembelit). Kelompok Gabapentin dan kelompok
amitriptilin memiliki jumlah yang sama dari pasien 11 pasien yang mendapatkan efek
samping obat, tetapi setelah dibagi dengan total pasien dalam kelompok, ada 42,2% untuk
kelompok amitriptilin dan 35,3% pada kelompok gabapentin. Dari penjelasan di atas,
gabapentin memiliki tolerabilitas yang baik, aman, dan kurang berinteraksi dengan obat
lain dibandingkan dengan obat penghilang rasa sakit lainnya [14].
Berdasarkan data investigasi dan penelitian yang didapat dari kelompok
gabapentin dan amitriptilin, dapat disimpulkan bahwa obat-obatan tersebut memiliki
pengaruh yang sama dengan kualitas hidup pasien, sehingga diharapkan kedua obat
tersebut dapat dimasukkan kembali sebagai Daftar dan Plafon Harga Obat sebagai therafi
neuron , atau pada tahun 2014, seluruh masyarakat Indonesia bisa mendapatkan asuransi
kesehatan, sehingga kedua obat tersebut dapat dimasukkan dalam daftar obat asuransi. Hal
ini tidak hanya untuk pasien dengan Diabetec Periperal Neuropathy dan Post Herpetic
Neuralgia. Selain itu, kualitas hidup harus menjadi pertimbangan utama dalam aspek
biaya dan efek samping. Dari aspek biaya, amitriptilin lebih murah daripada gabapentin,
tetapi epotasi dan efek sampingnya harus dipertimbangkan juga. Dalam literatur, efek
samping obat amitriptilin dapat dihindari untuk orang tua, tetapi berdasarkan data
demografis pasien dengan >60 cukup tinggi. Dalam literatur, efek samping amitriptilin
dihindari pada orang tua, yang didasarkan pada penelitian Morello (1999), dan Lacy et. al.
(2002) melaporkan bahwa ia memiliki risiko efek samping pada sistem kardiovaskular dan
sistem ekstrapirimidal [10],[15], namun dari data demografis yang dapat dicapai, pasien
dengan usia >60 cukup tinggi.
Kekuatan
Pembahasan telah menjelaskan hasil penelitian dan telah melakukan justifikasi denagan
mencari teori teori yang mendukung hasil penelitian serta memberikan opini opinini
terhadp hasil penelitian
11 Kesimpukan Baik menggunakan pengobatan gabapentin dan amitriptilin selama 4 minggu
menunjukkan peningkatan kualitas hidup di setiap kelompok, tetapi perbandingan mereka
tidak jauh berbeda. Artinya perbandingan penggunaan gabapentin dan amitriptilin pada
pasien stroke pasca iskemik dengan nyeri neuropati tidak signifikan meningkatkan
kualitas di rumah sakit di Jogja.
Kekuatan
Kesimpulan meberikan hasil dari penelitian yang telah di lakukam

Implikasi keperawatan
Hasil penelitian ini dapat di jadikan perawat sebagai pedoman atau dasar dalam melaksanakan
intervensi Pengobatan Gabapentin dan Amitriptilin terhadap Kualitas Hidup Pasien Stroke
Pasca Iskemik dengan Nyeri Neurophaty.

International Journal of Public Health Science (IJPHS)


Published by Institute of Advanced Engineering and Science
ISSN : 22528806
Core Subject : Health,

Anda mungkin juga menyukai