Anda di halaman 1dari 22

Tugas pendahuluan

1. Pengertian larutan 8 literatur

a. Menurut Fi III hal 32


Larutan adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia
terlarut, kecuali dinyatakan lain. sebagai pelarut digunakan air
suling.
b. Menurut parrot hal 139
Larutan adalah sistem homogen secara kimia dan fisika dari dua
atau lebih bahan.
c. Prescription hal 163
larutan adalah cairan homogen yang terdiri dari sedikit dua
komponen.
d. RPS 18th hal 211
larutan adalah campuran dua atau lebih zat yang homogen secara
kimia dan fisika
e. Scovilles halaman 125
Larutan adalah campuran molekul-molekul dari dua zat atau lebih untuk
membentuk larutan jernih.
f. Farmakope Indonesia edisi IV halaman 15
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia
yang terlarut. Misal: terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang
sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur.
g. Menurut ansel,hal:304
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat Kimia
yang terlarut misal:terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang
sesuai Atau campuran pelarut yang saling bercampur Atau
penggunaannya tidak dimasukkan Kedalam golongan produk lainnya.
h. Menurut R, voight hal:391
larutan adalah sediaan cair mengadung bahan obat terlarut, Pada
peraturannya di dalam air atau sebagian besar yang mengandung Cairan.
2. Sistem termodinamika stabil

a. System termodinamika stabil jika pada hokum pertama menyatakan


bahwa jika total energi dari suatuh system dan lingkungan disekitarnya
adalah tetap dalam tiap proses. Pada hokum kedua menyatakan bahwa
kemungkinan terjadinya suatuh proses didasarkan pada pengamatan
kecenderungan suatuh system untuk mendekati keadaan keseibangan
energy hokum ketiga menyatakan bahwa entropi zat murni terbentuk
Kristal adalah nol pada nol absolut, karena penataan Kristal akan
menunjukan keteraturan tertinggi pada suhu ini (Martin, dkk, 2002).
b. Sistem termodinamika stabil jika pada humuk pertama menyatakan
energi dijagat raya adalah konstan. Energi dapat ditranfer dan
ditransformasikan akan tetapi tidak dapat diciptakan, atau
memusnakan, hukum pertama juga dikenal sebagai hokum kekenalan
energi. Pada hokum kedua termodinamika menyatakan bahwa setiap
transfer atau transformasikan energi akan meningkatkan entropi jagat
raya (Campbell Reece Mitchell, 2002).
3. Faktor yang mempengaruhi kelarutan

a. Menurut Ansel hal 309


 Suhu, merupakan faktor yang penting dalam menentukan suatu obat
dan dalam mempersiapkan larutannya, kebanyakan bahan kimia
menyerap panas bila dilarutkan dan dikatakan mempunyai panas bila
larutan negatif yang menyebabkan meningkatnya kelarutan dengan
kenaikan suhu.
 Faktor-faktor lain juga mempengaruhi kelarutan ini meliputi
bermacam-macam bahan kimia dan sifat-sifat fisika lainnya dari zat
terlarut dan pelarut, faktor tekanan, keasaman atau kebasaan dari
larutan, keadaan dari bagian zat terlarut dan pengadukan secara fisik
yang dilakukan terhadap larutan selama berlangsungnya proses
melarut.
b. Menurut lachman hal: 943-961
Kelarutan, melarut tidaknya suatu zat dalam system tertentu dan besarnya
kelarutan sebagian besar tergantung pada sifat intensitas kelarutan yang ada pada
zat terlarut, pelarut dan resultan interaksi zat terlarut-pelarut.
PH, sejumlah zat kemoterapi adalah asam lemak atau basa lemah, kelarutan zat-
zat ini dapat dengan nyata dipengaruhi oleh pH lingkungannya.
 konsolvensi, kelarutannya biasa dapat ditingkatkan dengan penambahan suatu
pelarut yang dapat bercampur dengan air dimana dalam pelarut yang dapat
becampur dengan air dimana dalam pelarut tersebut obat mempunyai kelarutan
yang baik. Proses ini disebut konsolvensi.
konstanta di elektrikum pendekatan yang lebih praktis walaupun kurang tepat
diterima, terhadap masalah kelarutan mungkin didapatkan dalam apa yang dikenal
sebagai persyaratan dielektrikum untuk kelarutan.
Solubilisasi (penglarutan), solubilisasi didefinisikan oleh MC Bain sebagai
lewatnya molekul zat terlarutyang larut dalam air secara spontan ke dalam larutan
air dari suatu sabun atau detergen, dimana dibentuk suatu larutan yang stabil
secara termodinamika.
e. Menurut Martin dkk hal 565-566
Pengaruh tekanan, tekanan gas diatas larutan adalah pertimbangan yang penting
dalam larutan gas karena tekanan mengubah kelarutan gas terlarut dalam
kesetimbangan.
Pengaruh temperatur, temperature juga mempunyai pengaruh yang nyata pada
kelarutan gas dalam cairan. Apabila temperature naik, kelarutan gas umumnya
turun.
Pengusiran garam (salting out), gas kadang-kadang dibebaskan dari larutan dimana
tersebut terlarut, dengan memasukan suatuh elektrolit seperti natrium klorida.
Pengaruh reaksi kimia, gas seperti hidroklorida, ammonia dan karbondioksida
memperlihatkan penyimpangan sebagai akibat adanya reaksi gas dan pelarut,
biasanya dengan hasil meningkatnya kelarutan
d. Menurut R. Voight hal 391
Temperatur, pada beberapa bahan obat disarankan dilarutkan dalam panas
Sifat fisika kimia, kaitannya dengan sifat fisika kimia yang terdapat dari obat,
pengaruhnya terhadap sikap resorpsi.
4. mekanisme larutan

a. Menurut jurnal teknik hal l6


Mula-mula pelarut (n-hexana dan etanol) dipanaskan pada temperatur
tititk didih, uap dari pelarut kemudian didinginkan. Pelarut yang
terjadi likuid jenuh kealat ekstraktur dan difusi kedalam padatan
(deteksolut) kemudian solut (minyak kelapa dedak padi) melarut pada
pelarut. Solut yang bercamour terjadi ketika partikel untuk pertama
kalinya dikontrakan dengan pelarut.
b. Jurnal farmaka vol 15 nomor 4
Kelarutan obat sangat erat kaitannya dengan ukuran partikel. Dimana
ketika ukuran partikel lebih kecil, maka luas permukaan akan
meningkat. Permukaan yang lebih besar memungkinkan interaksi
yang lebih besar dengan pelarut dan menyebabkan peningkatan
kelarutan.
5. Kelebihan dan kekurangan larutan

a. Lahcman : hal 942


Keuntungan
Mudah tersedia untuk absorbs
Lebih cepat dan lebih efesien di absorbs di bandingkan dengan sejumlah obat yang sama,
diberikan dalam bentuk tablet atau kapsul
Kerugian
Bersifat tidak stabiljika obat dalam larutan
Obat yang sr larut
b. Aulton hal : 89
Keutungan
Mudah ditelan untuk ana-anak dan beberapa orang dewasa terutama orang tua
 Distribusi obat seragam
Kerugian
Kurang stabil dalam larutan dibandingkan dalam bentuk Sediaan kering
Rasa yang tidal menyenagkan dan sulit untuk di tutup
Besar untuk di bawa-bawa
Rentang terhadap kerugian karena pecahnya wadah
Diperlukan sarana untuk mengukur dosis
c. Scoville’s hal : 125
Keuntungan
Pengobatan dijamin karena laurutan bersifat homogeny
Larutan dapat diberikan dengan menggunakan atau rumah tangga yang umum
Menunjukkan aksi cepat sebab tidak membutuhkan waktu bagi obat untuk melarut setelah pemberian
Kejernihan dari larutan dirasakan dalam larutan
Kerugian
Rasa obat lebih dirasakan dalam larutan
Memberikan obat yang kurang praktis di bawa di bandingkan sediaan kering
Pekat seperti serbuk dari tablet
Dapat dihasilkan kerusakan karena reaksi kimia terjadi paling cepat dalam larutan air
d. Prescription hal : 163
Keuntungan
Obat harus larut agar diserap dan dengan demikian efektif
Banyak pasien, ( terutama anak-anak tidak dapat menelan, tablet atau kapsul
Keseragaman dosis
Kerugian
a.Mengalami kemunduran dan kehilangan potensi
b Mereka menghadirkan banyak masalah yang disukai dan banyak ketidakcocokkan muncul karena
interaksi antara spesies yang larut dan perubahan kelarutan yang dihasilkan oleh perubahan pelarut
6. Kompisisi Larutan

a. Menurut Ansel hal 328-335


1. Sirup- sirup dengan dasar sukrosa dan bukan sukrosa
Sukrosa adalah gula yang paling sering digunakan dengan sirup-sirup,
walaupun dalam keadaan khusus dapat diganti seluruhnya atau sebagian
dengan gula-gula lainnya seperti dektrose atau bukan gula seperti
sorbitol, gliserin dan propilenglikol. Dalam beberapa contoh sebuah zat
glikognetik (senyawa yang diubah jadi glukosa dalam tubuh), termasuk
bahan-bahan yang disebutkan di atas, yang diganti dengan zat-zat bukan
glikognetik seperti metal seluolosa. Kedua bahan ini tidak dihidrolisis
dan diabsorbsi didalam aliran darah, dan penggunannya menghasilkan
pembawa seperti sirup yang baik sekali untuk obat-obat yang dimaksud
untuk digunakan untuk pasien-pasien diabetes dan lain-lainnya yang
dietnya harus dikontrol dan dibatasi dengan zat-zat bukan glikognetik
umumnya viskositas yang dihasilkan dari penggunaan derivat-derivat
selulosa ini sangat mirip dengan sirup sukrosa ( Ansel, 1989)
2. Pengawet Antimikroba
Jumlah pengawet yang dibutuhkan untuk menjaga sirup
terhadap pertumbuhan mikroba berbeda-beda sesuai dengan
banyaknya air yang tersedia untuk pertumbuhan, sifat dan
aktifitas sebagai pengawet yang dipunyai oleh beberapa bahan
formulasi ( misalnya banyak dari minyak-minyak pemberi
rasa yang sudah bersifat steril dan mempunyai aktifitas
mikroba) dan dengan kemampuan pengawet itu
sendiri.Diantara pengawet-pengawet yang digunakan sebagai
pengawet sirup benzoate (0,1-0,2 %) dengan berbagai
campuran mietal, propel, dan butylparaben (total kira-kira
kurang lebih 0,1 %) (Ansel,1989)
3. Pemberi rasa
Hampir semua sirup disedapkan dengan pemberi rasa buatan atau bahan-
bahan yang berasal dari alam seperti minyak-minyak menguap (contoh
minyak jeruk) vanili,dll untuk membuat sirup yang sedap rasanya karena
sirup adalah sediaan air,pemberi rasa ini harus mempunyai kelarutan
dalam air yang cukup akan tetapi kadang-kadang sejumlah kecil alkohol
ditambahkan kesirup untuk menjamin kelangsungan kelarutan dan
pemberi rasa yang kelarutannya dalam air buruk
( Ansel,1989)
4 . Pemberi warna
Untuk menambah daya tarik sirup, umumnya di gunakan zat pewarna
yang berhubungan dengan pemiberi rasa yang digunakan ( hijau untuk
permen, coklat untuk rasa coklat,dsb) pewarna yang digunakan
umumnya larut dalam air,tidak bereaksi dengan komponen lain dari
sirup, dan warna stabil pada kisaran pH dan di bawah cahaya yang
intensif sirup tersebut mungkin menjadi encounter selama masa
penyimpanan (Ansel,1989)
b. menurut lachman hal 961-974
1. pengawet
Suatu pengawet yang ideal dapat secara kualitatif ditentukan
sebagai salah satu yang memenuhi kriteria berikut :
 Pengawet harus efektif terhadap mikroorganisme spectrum luas.
 Pengawet harus stabil secara fisika, kimia dan mikrobilogi
selama waktu berlaku produk tersebut.
 Pengawet harus tidak toksik, menspnspsitilasi larutan degan
menandai dapat bercampur dengan komponen.
2. zat pemanis
 Zat pemanis, umumnya merupakan suatu bagian besar dari isi zat
padat dalam bentuk-bentuk sediaan yang membutuhkannya.
Sukrosa mempunyai sejarah penggunaan yang panjang
(lachman,1989).
3.kontrol viskositas
Kadang-kadang perlu untuk meningkatkan viskositas suatu cairan untuk
bertindak sebagai zat pembantu agar mudah dimakan atau untuk memperbaiki
kemampuan tuangannya (lachman, 1989).
4. Pemberi rasa
Pemberi rasa dapat dibagi menjadi 2 kategori, besar pemelihan dan evaluasi
banyak sekali ditulis tentang fase pemberi rasa farmasi tetapi pemelihara
merupakan aktivitas empiris secara total, keempat sensasi rasa dasar adalah asin,
pahit, manis dan asam, beberapa generalisasi sehubungan dengan pemilihan
pemberi rasa untuk menutupi tipe-tipe spesifik dan rasa (lachman, 1989).
5.penampilan
Penampilan keseluruhan dari produk cair terutama tergantung pada warna
kejernihan, pemelihara warna, biasanya diobuat konsisten dengan rasa misalnya
hijau atau biru untuk permen, merah untuk beri tipe pewarna tersedia untuk
penggunaan farmasi, Kestabilan reatifnya dan daerah pemakaiannya (lachman,
1989).
6.stabilitas (lachman,1989)
a. stabiltas kimia
Teknik untuk meramalkan stabilitas kimia dan system obat
homogeny didefenisikan dengan baik, ketidakstabilan kimia suatu
obat selalu diperbesar dalam larutan, berlawanan dengan sistem zat
padat atau sistem suspensi.
b. stabilitas fisika
cairan oral stabil secara fisik menahan psikositasnya, warna,
kejernihan, rasa ddan bau pada seluruh sel dispernya. Semua
karakteristik ini dapat harus di evaluasi secara subjektif dan secara
objektif jika, mungkin selama waktu penafsiran stabilitas contoh
yang baru dibuat harus bertindak sebagai suatu standar awal untuk
evaluasi subjektif.
c. bahan mentah
bahan mentah yang digunakan dalam pembuatan aliran harus sesuai
dengan spesifik yang telah ditetapkan masak-masak, spesifikasi ini
harus dapat menjamin cirri-ciri kemurnian, kesatuan dn bebas dari
konstminasi mikroba yang yang berlibahan.
7. Pembagian larutan plus gambar
a. Menurut Code x (hal 41)
Larutan terbagi menjadi 3 bagian antara lain :
 1. gas dalam cairan
 2. cairan dalam cairan
 3. padatan dalam cairan

80

70

60

50

40
2 liquid phrases
30
solid phare
20 + liquid
phare
10

0
0 20 40 60 80 100 120
b. Menurut RPS (hal 205)
Larutan terbagi menjadi :
 1. Larutan padatan dalam cairan
 2. Larutan cairan dalam cairan
 3. Larutan gas dalam cairan
80
Homogenesis
70
6,9 solution
regional
60

50 Two layer
region
40

30

20

10

0
0 20 40 60 80 100 120 140
8. Aplikasi pemilihan aroma 2 literatur

a. Menurut (prescription : hal 178)


Disarankan bahwa seseorang hanya dapat mendeteksi tujuh bau dasar: ethereal,
camphoraceous, musky, floral, pepperminty, pungent, dan putrid. Oleh karena itu
bau, seperti rasa, adalah salah satu atau kombinasi dari karakteristik ini.
b.Menurut (parrot : hal 178)
Bau sebagai rasa yang dipertimbankan karena variasi nikmat adalah
gabungan dari campuran psikologis rasa primer dengan bau dan tekstur
produk. Jahe tidak dikenali hanya oleh respon dari pengecap, tetapi juga
oleh sensasi terbakar di mulut dan baunya. Siapapun yang menderita pilek
dengan hidung tersumbat dapat menegaskan kontribusi bau terhadap rasa.
Bau yang tidak menyenangkan dapat di tutupi oleh rasa aromatik,
misalnya baaldebyde, maple, dan vanilla. Mentol, metal salisilat, dan
minyak peppermint berkontribusi untuk menyamarkan rasa ini dengan
kemampuan mereka untuk membius sebagian selera.
 
9. Jelaskan :
a). Faktor kerusakan sediaan farmasi oleh mikroba
ada banyak sumber kombinasi yang dapat menyebabkan kerusakan pada
seiaan farmasi dianntaranya adalah bahan mentah, wadah dan peralatann
untuk memproses lingkungann pembuatan operator, bahan pengawet dan
pemakaian tersebut (lachman hal 961)
b) Mekanisme kerja (Joni Kusnadi, Hal 103-104)
 Penghambata pembentukan pada dinding sel target
Pembentukan peptidoglikan pada dinding sel bakteri akan terhambat oleh
adanya senyawa-senyawa bahan pengawet. Tidak terbentuknya lapisan
pelindung inilah yang selanjutnya akan menyebabkan kerusakan sel.
 Merusak membrane sel
Bahan pengawet memiliki kemampuan untuk merusak penstabilitas
membran sel yang selanjutnya berdampak pada terjadinya penghambatan
transport nutrient menuju sel. Nutrient yang menghambat megakibatkan
terhambatnya pertumbuhan sel.
 Menghambat pembentukan protein
Pembentukan protein pada sel target dihambat oleh bahan pengawet dengan
cara menghambat pembentukan peptida sehingga polipeptida dan protein
sebagai senyawa yang lebih kompleks tidak akan terbentuk.
 Menghambat pembentukan asam nukleat
Menghambat dengan mekanisme ini dilakukan dengan cara merusak enzim-
enzim yang bertugas untuk mensintesis atau pensintesis asam nukleat.
c). pemilihan pengawet
menurut Lachman halaman 962 pengawet harus memenuhi criteria di
bawah ini yaitu :
 Pengaruh harus efektif terhadap mikroorganisme spectrum local
 Penngawet harus stabil secara fisik, kimia dan mikroorganisme selama
waktu berlaku pada produk tersebut
 Pengawet harus tidak toksik, tidak mensestiasi, larut dengan memadai,
ddapat bercampur dengan komponen-komponen formulasi lain dan
dapat di terima dilihat dari rasa, bau, konsentrasi yang digunakan.
d). interaksi pengawet dengan makanan.
Interaksi pengawet dengan makanan dijelaskan dalam
(lachman hal 963) bahwa makanan yang memiliki efek
eksosmotis dapat menahan pertumbuhan bakteri dimana sirup
yang mengandung kira-kira 85% gula menahan pertumbuhan
bakteri karena efek eksosmotisnya terhadap mikroorganisme .

Anda mungkin juga menyukai