Anda di halaman 1dari 13

P-ISSN: 2303-3142 E-ISSN: 2548-8570 Vol.

10 No 1 Tahun 2021

KEKERABATAN VARIETAS UBI BANGGAI (Dioscorea sp.) DI


SULAWESI TENGAH BERDASARKAN KARAKTER FENOTIPIK

Samsurizal M Suleman1, I Made Budiarsa2, Fatmaf Dhafir3, Sulfianti4


1,2,3,4
Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Tadulako, Indonesia

e-mail: biosamriz@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan hubungan
kekerabatan varietas ubi banggai (Dioscorea sp.) berdasarkan karakter fenotipik.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian dekskriptif kuantitatif. Sampel penelitian
diperoleh dari di Tinangkung Utara Kabupaten Banggai Kepulauan yaitu Desa Palam,
Desa Luksagu dan Desa Bangpanga. Karakterisasi mengacu pada 15 karakter
morfometrik, 2 karakter meristik dan 27 karakter kualitatif. Data diolah menggunakan
Program File Editor (PFE), dianalisis menggunakanan analisis klaster dengan
program Multivariat Statistical Package (MVSP). Indeks similaritas dihitung
menggunakan metode Simple Matching Coefficient, rekonstruksi dendogram
menggunakan UPGMA alogarithm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 13 varietas
ubi banggai di Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah membentuk 2 klaster
dan memiliki hubungan kekerabatan yang dekat dengan indeks similaritas antara
0,766-1,00%. Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi dasar yang sangat
diperlukan dalam upaya pelestarian dan pengembangan Ubi Banggai sebagai sumber
pangan alternatif. Selain itu, informasi ini juga diharapkan dapat dimanfaatkan dalam
melengkapi referensi ilmiah terkait penelitian Ubi Banggai.
.
Kata Kunci: Ubi banggai, Hubungan Kekerabatan, Karakter Fenotipik.

Abstract
This research aimed to analyze and describe the relation of genetic variety of ubi
banggai (Dioscore sp.) base on phenotypic characters. The type of research was
descriptive quantitative. The research sample was obtained from North Tinangkung,
Banggai Islands Regency, namely Palam Village, Luksagu Village and Bangpanga
Village. The characterization referred to 15 morphometric characters, 2 meristic
characters and 27 qualitative characters. The data was processed using the File
Editor Program (PFE), analyzed using cluster analysis with the Multivariate Statistical
Package (MVSP) program. Similarity index is calculated using the Simple Matching
Coefficient method, dendogram reconstruction using the UPGMA algorithm. The
results showed that 13 varieties of ubi banggai in Banggai Kepulauan Regency,
Central Sulawesi formed 2 clusters and had a close relationship with the similarity
index between 0.766-1.00%.The results of this research can be basic information that
is indispensable for the preservation and development of Ubi Banggai as an
alternative food source. In addition, this information is also expected to be used in
complementing scientific references related to the research of Ubi Banggai.

Keywords: Dioscorea sp., Kinship of Variety, Phenotypic Character.

PENDAHULUAN
Kabupaten Banggai merupakan ini memiliki tanaman khas dari jenis umbi
salah satu Kabupaten yang ada di akar yang disebut Ubi Banggai
Provinsi Sulawesi Tengah (Putranto et (Kusnandar et al., 2020). Ubi Banggai
al., 2017; Utina, et al., 2019). Kabupaten termasuk famili Dioscoreaceae genus

Jurnal Sains dan Teknologi | 128


P-ISSN: 2303-3142 E-ISSN: 2548-8570 Vol. 10 No 1 Tahun 2021

Dioscorea yang memiliki lebih dari sangat membantu ketahanan pangan di


600 spesies, 10 spesies diantaranya Indonesia. Ubi Banggai yang memiliki
dibudidayakan sebagai bahan pangan kandungan karbohidrat cukup tinggi
dan untuk obat-obatan (Mansur et al., dapat dimanfaatkan sebagai sumber
2015).Tanaman uwi atau ubi merupakan pangan alternatif, mengingat pentingnya
salah satu jenis tanaman umbi-umbian mengembangkan sumber pangan
yang mempunyai kandungan karbohidrat alternatif untuk ketahanan pangan
tinggi (Chaniago, 2016; Kumar et al., dimasa mendatang di Kabupaten
2017). Kinasih et al., (2017) Banggai Kepulauan yang didukung oleh
mengemukakan salah satu jenis Ubi jumlah varietas Ubi Banggai yang
Banggai (Dioscorea alata L.) berpotensi beragam.
untuk dijadikan sebagai alternatif Ubi banggai merupakan kelompok
pangan non-beras dimasa mendatang, tumbuhan Dioscoreaceae yang memiliki
karena Ubi tersebut dapat dijadikan ragam varietas berbeda-beda meliputi 11
suatu produk makanan bernilai gizi kultivar yang terdiri dari tiga kultivar
tinggi, dapat menggantikan posisi Dioscorea esculenta, empat kultivar
tepung terigu, dan beberapa varietas Dioscorea hispida dan satu kultivar
bermanfaat untuk kesehatan. Beberapa Dioscorea bulbifera (Trimanto dan
jenis Ubi Banggai seperti Dioscorea alata Haspari, 2015). Lebih lanjut Fauzia dan
L. dan Dioscorea esculenta (Lour.) Burk. Mas'udah (2015), berhasil menginven
memiliki kandungan karbohidrat sekitar tarisasi sebanyak 29 varietas
20,4-47,9% (Indrawati et al., 2020). Dioscoreaceae dari lima jenis spesies
Selanjutnya, Amar (2020) menerangkan berbeda. Banyaknya varietas Ubi
bahwa Ubi Banggai mengandung Banggai ini ternyata belum banyak
karbohidrat yang tinggi (73.04-74.87% diketahui oleh masyarakat luas, seperti
bb) dan sebagian besar adalah pati. uwi (Diocroea alata) (Kinasih et al., 2017)
Tingginya kandungan karbohidrat karena kebanyakan dari varietas Ubi
pada Ubi Banggai, menjadikannya Banggai ini hanya dapat tumbuh dengan
sebagai pangan alternatif (Siadjeu et al., baik di daerah Banggai Kepulauan dan
2018; Chaniago, 2016; Jayakodi, et al., sekitarnya.
2007). Peranan Ubi Banggai oleh Keragaman varietas Ubi Banggai
masyarakat lokal sebagai panganan sangat baik dikembangkan untuk
utama telah tergeser dengan adanya menghasilkan varietas baru yang lebih
beras (nasi). Banyaknya masyarakat unggul maupun meningkatkan hasil
yang lebih memilih mengkonsumsi beras panen, karena menurut data Badan
dibanding sumber pangan alternatif
menjadi salah satu permasalahan dalam Perencanaan Pembangunan Daerah
sektor pertanian. (BPPD) (2014), produksi Ubi Banggai
Jenis pangan alrternatif sangat terus menurun sejak tahun 2009 hingga
dibutuhkan dalam ketahanan pangan sekarang. Keragaman tanaman akan
nasional, berbagai komoditas pertanian berkurang jika tanaman tersebut
memiliki kelayakan yang cukup baik dibiarkan hilang (Kinasih et al., 2017),
untuk dikembangkan di Indonesia, salah
sehingga studi lanjut sangat dibutuhkan
satunya umbi-umbian, karena merupakan
bahan pangan yang memiliki kandungan untuk mempertahankan keragaman Ubi
gizi yang baik sehingga berpotensi untuk Banggai di Kabupaten Banggai
dikembangkan sebagai sumber pangan Kepulauan.
alternatif (Haliza et al., 2017). Ketahanan Penurunan jumlah produksi dan
pangan sangat dipengaruhi oleh keadaan jumlah jenis Ubi Banggai menjadi daya
darurat dan jumlah beras yang tarik peneliti untuk mengkaji lebih lanjut
dibutuhkan (Bello, 2005), sehingga keragaman varietas Ubi Banggai untuk
pemanfaatan pangan alternatif akan dikembangkan sebagai salah satu
Jurnal Sains dan Teknologi | 129
P-ISSN: 2303-3142 E-ISSN: 2548-8570 Vol. 10 No 1 Tahun 2021

komoditas primadona sumber pangan dari segi produksi maupun untuk


alternatif, pengembangan sumber memunculkan varietas baru yang lebih
pangan alternatif ditujukkan untuk unggul dan lebih diminati masyarakat
mendukung program ketahanan pangan melalui cara tradisional salah satunya
berkelanjutan (Suryana, 2014; Dixon & melalui persilangan. Selain itu, informasi
Richards, 2015). Penelitian ini bertujuan ini juga diharapkan dapat dimanfaatkan
untuk menganalisis hubungan dalam melengkapi referensi ilmiah terkait
kekerabatan varietas Ubi Banggai penelitian Ubi Banggai.
(Dioscorea sp.) yang ada di Kabupaten
Banggai Kepulauan berdasarakan METODE
karakter fenotipik melalui metode Simple Jenis penelitian adalah deskriptif,
Matching Coefficient dengan rekonstruksi sampel diperoleh dari beberapa daerah di
dendogram menggunakan UPGMA Tinangkung Utara Kabupaten Banggai
alogarithm (Kinasih et al., 2017; Atieno et Kepulauan yaitu Desa Palam, Desa
al., 2020) untuk menggambarkan Luksagu dan Desa Bangpanga, peta
kekerabatan antar spesies Ubi Banggai lokasi pengambilan sampel ubi banggai
dalam upaya pelestarian dan dapat dilihat pada Gambar 1.
pengembangan Ubi Banggai sebagai Pengukuran dilakukan mengacu pada 15
sumber pangan alternatif. Sehingga dari karakter morfometrik, 2 karakter meristik
hasil penelitian diharapkan dapat menjadi dan 27 karakter kualitatif.
alternatif pengembangan Ubi Banggai

BPG

LSG PLM

Gambar 1. Lokasi Pengambilan Sampel Ubi Banggai (Dioscorea sp.)

Alat yang digunakan yaitu dari waktu kewaktu dan melakukan


thermometer, pH meter, lup, hygrometer, pengukuran pada setiap karakter dari
meteran, jangka sorong, kamera, linggis sampel tersebut merujuk pada daftar
atau sube, mikroskop, pisau, kompor dan karakter yang telah ditentukan.
wajan. Bahan yang digunakan adalah 4. Setiap varietas ubi banggai dilakukan
sampel tanaman ubi banggai. Identifikasi pengukuran sebanyak 5 individu (5
varietas ubi banggai merujuk pada copy) tanaman dan setiap individunya
laporan Boy & Soeharsono, (2014). dilakukan pengukuran sebayak 3 kali.
Tahap penelitian meliputi: 5. Melakukan wawancara pada petani
1. Sampel diidentifikasi karakter pada ubi banggai yang ada di kabupaten
umbi sesuai dengan panduan banggai kepulauan untuk
identifikasi. memperoleh informasi tambahan
2. Sampel umbi dipotong menjadi mengenai ubi banggai.
beberapa bagian dan ditanam Analisis data awal yaitu perhitungan
didalam polybag. nilai rata-rata, scoring dan penyusunan
3. Mengamati dan mengidentifikasi matriks n x t dengan menggunakan
langsung pertumbuhan ubi banggai program Microsoft Excel. Data diolah
Jurnal Sains dan Teknologi | 130
P-ISSN: 2303-3142 E-ISSN: 2548-8570 Vol. 10 No 1 Tahun 2021

menggunakan Program File Editor (PFE), terdiri dari varietas Banggai, Maukes dan
dianalisis dengan program Multivariat Doso, Node 3 terdiri dari varietas Sombok
Statistical Package (MVSP) (Karbassi et Budul dan Pusus, Node 4 terdiri dari
al., 2018). Indeks similaritas dihitung varietas Tanduk dan Mbol, Node 5 terdiri
menggunakan metode Simple Matching dari varietas Solopia Patek dan Alai,
Coefficient, rekonstruksi dendogram Node 6 terdiri dari varietas Doso,
menggunakan UPGMA alogarithm untuk Banggai, Maukes, Alai dan Solopia
menganalisis hubungan kekerabatan Patek, Node 7 terdiri dari varietas Butun
antar spesies (Hall & Barlow, 2006; dan Pau Ateno, Node 8 terdiri dari
Kusumawati et al., 2019; Atieno et al., varietas Balayon dan Potil Mela, Node 9
2020). terdiri dari varietas Balayon, Potil Mela,
Sombok Budul dan Pusus, Node 10
HASIL DAN PEMBAHASAN terdiri dari varietas Butun, Pau Ateno, Alai
Hasil Solopia Patek Doso, Banggai dan
Karakter Fenotipik Varietas Ubi Maukes, sedangkan Node 11 terdiri dari
Banggai varietas Mbol, Tanduk, Pusus, Sombok
Data kualitatif yang diperoleh Budul, Potil Mela dan Balayon. Klaster
berasal dari persamaan ciri Ubi Banggai satu hingga klaster sembilan
secara kualitatif untuk menggambarkan menunjukkan adanya persamaan ciri
besar kemungkinan kedekatan fenotipik yang sama dan mengindikasikan
kekerabatan antar varietas Ubi Banggai. bahwa masing-masing klaster tersebut
Klaster pada varietas Ubi Banggai memiliki hubungan kekerabatan yang
didapatkan dari hasil rekontruksi dekat. Klaster sepuluh hingga klaster dua
dendogram menggunakan UPGMA belas menunjukkan data kualitatif yang
alogarithm. Sehingga penyajian data menggambarkan bahwa masing-masing
kualitatif ditunjukkan berdasarkan varietas Ubi Banggai di klaster tersebut
similaritas varietas Ubi Banggai. Data memilliki karakteristik yang cukup
yang tertera pada Tabel 1 menunjukkan berbeda, sehingga diduga memiliki
klaster dengan Node dan Varietas hubungan kekerabatan yang tidak begitu
tertentu, masing-masing node tersebut dekat (Tabel 1).
terdiri dari beberapa varietas Ubi
Banggai, seperti Node 1 terdiri dari
varietas Banggai dan Maukes, Node 2

Tabel 1. Similaritas Karakter Fenotipik Varietas Ubi Banggai

Parameter Penelitian Berdasarkan Similaritas Karakter


Fenotipik Varietas Ubi Banggai Simil
Group
No Group A Warna Warna Warna Warna arita
B Warna Kulit
Daun Tangkai Batang Daging s
Dalam Umbi
Muda Daun Muda Umbi
Variet
Hijau Hijau
Varietas as Ungu 1.00
1 Keungua Ungu Keungua Ungu Pekat
Maukes Bangg Keputihan 0
n n
ai
Variet Hijau Hijau
Ungu 0.97
2 Node 1 as Keungua Ungu Keungua Ungu Pekat
Keputihan 7
Doso n n
Varietas Variet
Hijau Hijau 0.97
3 Sombok as Hijau Putih Putih
Muda Muda 7
Budul Pusus
Varietas Variet Hijau Hijau Putih Krem/Cender 0.95
4 Ungu
Tanduk as Keungua Keungua Kemerahan ung Putih 5

Jurnal Sains dan Teknologi | 131


P-ISSN: 2303-3142 E-ISSN: 2548-8570 Vol. 10 No 1 Tahun 2021

Mbol n n
Varietas Hijau Hijau
Variet 0.95
5 Solopia Keungua Ungu Keungua Ungu Pekat Krem
as Alai 5
patek n n
Ungu
Hijau Hijau
Node Keputihan/ 0.93
6 Node 2 Keungua Ungu Keungua Ungu
5 Dominan 2
n n
Ungu
Varietas Variet
Ungu 0.93
7 Pau as Ungu Ungu Ungu Ungu
Keputihan 2
ateno Butun
Variet
Varietas as Hijau Hijau 0.90
8 Hijau Putih Putih
Balayon Potil Muda Muda 9
mela
Node 0.86
9 Node 8 Hijau Hijau Hijau Putih Putih
3 4
Ungu
Hijau Hijau
Keputihan,
Keunggu Keunggu Ungu Muda
Node Ungu Bercak 0.84
10 Node 6 an Ungu an Sampai Ungu
7 Putih, Putih 3
sampai sampai Pekat
Bercak Ungu
Ungu Ungu
dan Krem
Hijau
Hijau dan Hijau dan
dan
Hijau Hijau Putih dan
Node Hijau Krem/Cender 0.83
11 Node 9 agak agak Putih
4 agak ung Putih 0
Keungua Keungua Kemerahan
Keungu
n n
an
Hijau Hijau
Putih Krem/Cender
Keungua Keungua
Ungu Kemerahan, ung Putih,
Node n, Hijau n, Hijau 0.76
12 Node 11 dan Putih, Ungu Putih dan
10 Muda Muda 6
Hijau dan Ungu Ungu
dan dan
Pekat Keputihan
Ungu Ungu

Hubungan Kekerabatan antar Varietas Bagian organ tanaman lain juga memiliki
Ubi Banggai perbedaan dari ukuran maupun bentuk,
Hasil penelitian varietas Ubi namun secara keseluruhan tidak jauh
Banggai yang terdiri dari varietas Mbol, berbeda antar varietas. Informasi ini
Tanduk, Pusus, Sombok budul, Potil didukung oleh penelitian sebelumnya
mela, Balayon, Butun, Pau ateno, Alai, yang menyatakan kedekatan antar
Solopia patek, Doso dan Banggai, spesies Dioscorea berdasarkan materi
memiliki karakteristik yang khas. genetik (Techen et al., 2016) yang dapat
Berdasarkan hasil penelitian secara mempengaruhi karakter fenotipik tertentu.
kualitatif ditemukan keberagaman ciri dari Terdapat keragaman yang sangat besar
masing-masing jenis Ubi Banggai, dalam pertumbuhan dan perkembangan
parameter yang digunakan dalam morfologis tanaman sebagai pengaruh
menentukan similaritas masing-masing dari lingkungan tempat dibudidayakan
spesies ditentukan berdasarkan warna maupun pengaruh genetik yang muncul
pucuk batang, warna daun muda, warna dari setiap spesies dioscorea (Herison et
daun dewasa, warna tangkai daun, warna al., 2010). Data kualitatif yang diperoleh
batang, warna sayap batang, warna kulit dari parameter penelitian
dalam umbi dan warna daging umbi. mengindikasikan bahwa hal tersebut

Jurnal Sains dan Teknologi | 132


P-ISSN: 2303-3142 E-ISSN: 2548-8570 Vol. 10 No 1 Tahun 2021

memiliki pengaruh yang besar terhadap pengujian data menggunakan Multivariat


hubungan kekerabatan antar varietas Ubi Statistical Package (MVSP) dan
Banggai (Dioscorea sp.). Data analisis rekonstruksi dendogram ketiga belas
hubungan kekerabatan antar spesies Ubi varietas ubi banggai dapat dilihat pada
Banggai yang dianalisis melalui Gambar 2.

UPGMA UPGMA
V.ButunVar. Butun
VII
V.Pauateno
Var. Pau ateno
X
V.Alai Var. Alai
V
V.Solopiapatek
Var. Solopia patek
VI
V.DosoVar. Doso
II
V.Banggai
Var. Banggai
I
V.Maukes
Var. Maukes
V.MbolVar. Mbol
IV
V.Tanduk
Var. Tanduk
XI
V.PususVar. Pusus
III
V.Sombokbudul
Var. Sombok budul
IX
V.PotilMela
Var. Potil mela
VII
I V.Balayon
Var. Balayon
0.76 0.8 0.84 0.88 0.92 0.96
0,76 0,80 0,84 0,88 0,92 0,96 11
Simple Matching Coefficient
Simple Matching Coefficient
Gambar 2. Dendogram 13 Varietas Ubi Banggai (Dioscorea sp.)

Dendogram yang tampak pada Hubungan kekerabatan terdekat terjadi


Gambar 2 menunjukkan bahwa ketiga antara Varietas Banggai dan Varietas
belas Varietas ubi banggai (Dioscorea Doso dengan indeks similaritas 1,000 %,
sp.) membentuk 2 claster dan memiliki sedangkan kekerabatan terjauh terjadi
hubungan yang dekat, hal ini dapat dilihat antara varietas pada Node 10 dan
melalui nilai indeks similaritas yang hanya varietas pada Node 11 dengan indeks
berkisar antara 0.766-1.000 %. similaritas 0,766 % (Tabel 2).

Tabel 2. Matriks Koefisien Gabungan 13 Varietas Ubi Banggai (Dioscorea sp.)

Node Group 1 Group 2 Similarity Objek ini Group


1 Varietas Maukes Varietas Banggai 1.000 2
2 Node 1 Varietas Doso 0.977 3
3 Varietas Sombok Varietas Pusus 0.977 2
Budul
4 Varietas Tanduk Varietas Mbol 0.955 2
5 Varietas Solopia Varietas Alai 0.955 2
patek
6 Node 2 Node 5 0.932 5
7 Varietas Pau ateno Varietas Butun 0.932 2
8 Varietas Balayon Varietas Potil mela 0.909 2
9 Node 8 Node 3 0.864 4

Jurnal Sains dan Teknologi | 133


P-ISSN: 2303-3142 E-ISSN: 2548-8570 Vol. 10 No 1 Tahun 2021

Node Group 1 Group 2 Similarity Objek ini Group


10 Node 6 Node 7 0.843 7
11 Node 9 Node 4 0.830 6
12 Node 11 Node 10 0.766 13

Analisis klaster juga dilakukan pada variasi yang terjadi pada masing-masing
seluruh individu yang diteliti untuk individu tetap tidak akan mempengaruhi
menguji kestabilan topologi dendogram pengelompokkan pada varietasnya.
yang dikonstruksi. Hubungan Karakter fenotipik yang digunakan sudah
kekerabatan masing-masing individu secara maksimal berperan dalam
tetap mengelompok berdasarkan membangun topologi dendogram yang
kesamaan ciri varietasnya pada kisaran dikontruksi, seperti disajikan pada
indeks similaritas 0,766-1.00 %. Gambar 3 berikut.
Kesamaan tersebut menunjukan bahwa

Gambar. 3 Dendogram 13 varietas dilihat dari masing-masing individu

masing varietas Ubi Banggai meliputi ciri-


ciri khas yang dimiliki oleh setiap varietas
Ubi Banggai, baik dari segi warna daun,
batang, kulit dalam umbi dan warna
daging buah Ubi Banggai. Keragaman
jenis Ubi Banggai telah menjadi perhatian
Pembahasan banyak peneliti, variasi yang berbeda
Karakter Fenotipik Varietas Ubi diduga akibat adanya pengaruh genetik
Banggai dan pengaruh lingkungan. Satu jenis
Berdasarkan hasil penelitian secara individu (spesies) dapat mengalami
deskriptif, diperoleh data-data kualitatif keanekaragaman jenis yang disebabkan
yang menjelaskan karakteristik masing- oleh faktor lingkungan dan genetik
Jurnal Sains dan Teknologi | 134
P-ISSN: 2303-3142 E-ISSN: 2548-8570 Vol. 10 No 1 Tahun 2021

(Mabhaudhi & Modi, 2013). Lebih lanjut hubungan kekerabatan antar spesies Ubi
Huang et al., (2016), menjelaskan bahwa Banggai diharapkan dapat memberikan
faktor genetik dan lingkungan dapat informasi penting untuk penelitian-
mempengaruhi karakter morfologi suatu penelitian selanjutnya, baik studi ditingkat
individu, sehingga secara tidak langsung molekuler maupun fisiologi dan morfologi
akan ikut mempengaruhi karakter Ubi Banggai.
fenotipik. Variasi genetik dapat Karakter fenotipik masing-masing
mempengaruhi fenotipik suatu spesies varietas didapatkan berdasarkan hasil
(Suprianto et al., 2020) sehingga identifikasi Ubi Banggai di Kabupaten
perbedaan varietas Ubi Banggai diduga Banggai, similaritas setiap varietas dapat
erat kaitannya dengan faktor genetik dan dilihat pada Tabel 1, kajian ini dibutuhkan
faktor lingkungan. sebagai informasi dasar dalam
Mempertahankan kelestarian Ubi mengupayakan pelestarian dan
Banggai dapat dilakukan dengan salah pemuliaan Ubi Banggai. Teknik
satu cara yaitu melakukan eksplorasi dan pemuliaan tanaman dalam perolehan
kajian tentang varietas Ubi Banggai pada bibit unggul yang lebih cepat sangat
berbagai lokasi untuk mendapatkan diperlukan mengingat teknik pemuliaan
berbagai koleksi varietas unggul lokal. tanaman secara konvensional
Hal sederhana yang dapat dilakukan memerlukan waktu seleksi yang
untuk melestarikan Ubi Banggai sebagai panjang hingga 20-25 tahun, sejak
salah satu potensi untuk dikembangkan persilangan sampai menghasilkan
menjadi sumber pangan alternatif adalah produk klon unggul (Suparningtyas et
adanya studi hubungan kekerabatan al., 2018). Pentingnya pelestarian dan
antar varietas Ubi Banggai berdasarkan pemuliaan tanaman sangat membantu
karakter fenotipik dalam menyediakan dalam mempertahanakan keragaman
informasi dasar untuk keperluan studi jenis, mempertahankan keragaman jenis
lanjut terkait pemuliaan varietas Ubi Ubi Banggai merupakan salah satu cara
Banggai dan studi terkait. Govindaraj et untuk mempersiapkan sumber pangan
al., (2015) menerangkan bahwa alternatif dalam mendukung ketahanan
keanekaragaman sumber daya genetik pangan nasional. Upaya pelestarian
dapat memberikan kesempatan bagi tanaman sangat didukung dengan
pemulia tanaman untuk mengembangkan adanya salah satu referensi terkait
kultivar baru dan lebih baik dengan keragaman jenis dalam menggambarkan
karakteristik yang diinginkan, sehingga hubungan kekerabatan antar spesies
variasi genetik yang dimiliki oleh Ubi meliputi karakter genetik atau fenotipik.
Banggai dapat menjadi faktor pendukung Karakter fenotipik setiap varietas
dalam upaya pelestarian dan pemuliaan Ubi Banggai menunjukkan adanya
untuk menghasilkan kultivar baru yang similaritas dari hasil identifikasi berbagai
lebih unggul. Hal ini didukung oleh jenis Ubi Banggai. Terdapat kesamaan
penelitian yang dilakukan oleh Tolangara ciri yang khas antara varietas Ubi
et al., (2020), tentang kajian genetik Banggai pada setiap klaster (Tabel 1).
Jeruk Nipis berdasarkan sifat morfologi Klaster 1 sampai 9 menunjukkan bahwa
dan molekuler yang dapat menjadi salah varietas Ubi Banggai pada klaster
satu informasi dalam menambah tersebut memiliki kemiripan ciri yang
wawasan tentang pemuliaan tanaman. sama, sehingga diduga varietas pada
Lebih lanjut Ekowati et al., (2017) klaster 1 sampai 9 mempunyai hubungan
mengkaji karakter fenotipik suatu spesies kekerabatan yang dekat. Berbeda
berdasarkan karakter morfologi untuk dengan varietas Ubi Banggai pada klaster
menentukan hubungan kekerabatan 10 sampai 12 yang memiliki ciri-ciri cukup
berdasarkan similaritas yang ditemukan. berbeda, sehingga diduga varietas Ubi
Kegiatan identifikasi dan deskripsi Banggai pada klaster ini mempunyai
fenotipik tanaman dalam mengkaji hubungan kekerabatan yang cukup jauh.
Jurnal Sains dan Teknologi | 135
P-ISSN: 2303-3142 E-ISSN: 2548-8570 Vol. 10 No 1 Tahun 2021

Keanekaragaman Ubi Banggai similaritas menunjukkan bahwa


berdasarkan sifat fenotipik merupakan kesamaan karakter fenotipik antar
kekayaan alam dari keragaman genetik. varietas Umbi Banggai mengindikasikan
Keanekaragaman yang ada tersebut secara genetik memiliki hubungan yang
sangat penting dalam mendukung studi dekat. Nilai indeks similaritas ≥ 70%
terkait Ubi Banggai, baik dalam hal dapat mengindikasikan kedekatakan
pelestarian dan pemuliaan tanaman serta hubungan kekerabatan antar spesies
menciptakan komoditas baru Ubi Banggai tertentu cukup dekat, nilai indeks
yang lebih unggul. Seperti yang similaritas yang mendekati skala 100%
dijelaskan oleh Kinasih et al., (2017) menunjukkan semakin dekatnya
tentang pentingnya keanekaragaman hubungan kekerabatan antar spesies
jenis dalam upaya konservasi untuk (Purnomo et al., 2017). Sejalan dengan
pelestarian mahluk hidup. Kegiatan penelitian Purnomo et al., (2009)
konservasi dalam upaya pelestarian Ubi melaporkan bahwa tingkat similaritas
Banggai didasari dengan adanya yang mencapai 70% secara fenetik
informasi dari hasil studi yang dinyatakan sebagai batas penentuan
menjelaskan beberapa hal penting kategori spesies dan diatas 70% sebagai
tentang variasi genetik dan fenotipik Ubi penentu kategori intraspesifik.
Banggai. Adanya informasi hubungan Varietas yang terletak pada node
kekerabatan varietas Ubi Banggai 10 dan 11 merupakan varietas yang
berdasarkan karakter fenotipik akan memiliki nilai kesamaan paling rendah
membantu setiap peneliti untuk dengan indeks similaritas 0,766 atau
melanjutkan studi terkait Ubi Banggai. 76,6%, dibanding dengan varietas
lainnya. Hal ini menandakan bahwa
Hubungan Kekerabatan antar Varietas varietas yang terletak pada node ini
Ubi Banggai memiliki kekerabatan paling jauh,
Hasil dendogram pada Gambar 2 sehingga tingkat variasi pada varietas ini
dan Gambar 3 membentuk klaster yang lebih tinggi dibanding dengan varietas
berbeda dan masing-masing klaster lainnya. Jauhnya kekerabatan ini
tersebut terdiri dari varietas Ubi Banggai. kemungkinan disebabkan oleh faktor
Setiap varietas Ubi Banggai dari masing- genetik dan faktor lingkungan. Data ini
masing klaster menunjukkan adanya didukung oleh hasil penelitian Chadikun
perbedaan ciri yang diteliti secara et al., (2019) dan Huang et al., (2016).
kualitatif, sehingga hal ini mempengaruhi Lebih lanjut Sahabu et al., (2015),
hasil rekontruksi dendogram yang melaporkan bahwa suhu, kelembaban,
menggambarkan jarak hubungan pH tanah (faktor lingkungan) memberikan
kekerabatan antar varietas Ubi Banggai. pengaruh terhadap perubahan fenotip
Perbedaan jarak kekerabatan antar dari mahluk hidup (Herison et al., 2010).
spesies dipengaruhi oleh perbedaan Beragam gen dari masing-masing
karakter morfologi antar aksesi, salah varietas tervisualisasikan dalam karakter-
satunya ciri-ciri kualitatif (Kinasih et al., karakter yang beragam dan saling erat
2017) yang menggambarkan karakter kaitannya dengan faktor lingkungan
fenotipik. sehingga dijumpai tanaman sejenis
Rekontruksi dendogram namun memiliki karakter yang berbeda
berdasarkan karakter fenotipik Ubi (Purbasari & Sumadji, 2018). Keragaman
Banggai menunjukkan bahwa Varietas dalam suatu sifat tertentu
Banggai dan Varietas Maukes menempati menggambarkan bagaimana sifat itu
klaster pertama dengan indeks similaritas mampu berubah-ubah untuk menanggapi
1,000%. Klaster kedua ditempati oleh pengaruh lingkungan dan genetik.
Node 1 (Varietas Banggai, Varietas Tingginya keragaman genetik sangat
Maukes) dan Varietas Doso dengan penting bagi keanekaragaman hayati
indeks similaritas 0,977%. Nilai indeks karena akan membantu suatu populasi

Jurnal Sains dan Teknologi | 136


P-ISSN: 2303-3142 E-ISSN: 2548-8570 Vol. 10 No 1 Tahun 2021

beradaptasi dan menghindari kepunahan FKIP yang telah membiayai melalui dana
(Coker, 2017). Keragaman genetik pada DIPA UNTAD alokasi FKIP Tahun 2020.
Ubi Banggai yang digambarkan secara
fenotipik dapat menjadi indikator tingkat DAFTAR PUSTAKA
keanekaragaman varietas Ubi Banggai. Amar, A., A. (2020). Karakteristik Tepung
Perbedaan ciri secara kualitatif varietas Ubi Banggai (Dioscorea sp) dan
Ubi Banggai sangat ditentukan oleh Aplikasinya pada Beras Analog.
faktor genetik dan lingkungan. Seperti Tesis Master. IPB. Bogor.
penelitian yang dilakukan oleh Purnomo Badan Perencanaan Pembangunan
et al., (2017) menyatakan bahwa variasi Daerah Kabupaten Banggai
genetik dominan disebabkan oleh aliran Kepulauan. (2014). Laporan
gen alami daripada reproduksi Penyelenggaraan Pemerintah
vegetatifdan hibrida alami antara spesies Daerah Kabupaten Banggai
Dioscorea, variasi genetik secara tidak Kepulauan Tahun 2013. Banggai
langsung akan mempengaruhi Kepulauan: Salakan.
karakteristik Ubi Banggai secara kualitatif Bello, A. L. (2005). Ensuring Food
(Fenotipik). Kekerabatan antar varietas Security – A Case for ASEAN
Ubi Banggai memiliki potensi untuk Integration. Asian Journal of
dikembangkan dalam mempertahankan Agriculture and Development,
jumlah varietas yang ada dan atau 2(1&2).
menciptakan komoditas baru yang lebih Boy, R. & Soeharsono. (2014).
unggul, sehingga hasil dari penelitian ini Inventarisasi dan Identifikasi
diharapkan mampu memberikan Sumber Daya Genetik Tanaman
informasi penting terkait upaya Umbi-umbian di Kabupaten
pelestarian dan pemuliaan Ubi Banggai di Banggai Kepulauan. Dalam:
Kabupaten Banggai Kepulauan. Prosiding Seminar Nasional
Sumber Daya Genetik Pertanian.
KESIMPULAN Balai Pengkajian Teknologi
Hubungan kekerabatan varietas Ubi Pertanian, Provinsi Sulawesi
Banggai diperoleh dari hasil analisis Tengah.
berdasarkan metode Simple Matching Chadikun, P., Sakya, A. T., Cahyani, V.
Coefficient dengan rekonstruksi R., & Budiastuti, M. T. S. (2019).
dendogram menggunakan UPGMA ‘Physicochemical Characterization
alogarithm. Hasil penelitian menunjukkan of Dioscorea spp. In Manokwari
bahwa ketigabelas Varietas Ubi Banggai Regency, West Papua’ . Advances
di Kabupaten Banggai Kepulauan in Engineering Research 194. 24-
memiliki hubungan kekerabatan yang 29.
sangat dekat. Sehingga hasil penelitian Chaniago, R. C. (2016). Subtitusi Tepung
ini dapat menjadi informasi dasar yang Terigu Dengan Tepung Ubi Banggai
sangat diperlukan dalam upaya (Dioscorea) Dalam Pembuatan Mie.
pelestarian dan pengembangan Ubi Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan, 5
Banggai sebagai sumber pangan (2), 34–37. https://doi.org/10.17728/
alternatif. Selain itu, informasi ini juga jatp.v5i2.131.
diharapkan dapat dimanfaatkan dalam Coker, O. M. (2017). Importance of
melengkapi referensi ilmiah terkait Genetics in Conservation of
penelitian Ubi Banggai. Biodiversity. Nigerian Journal of
Wildlife Management, 1(1), 11-18.
UCAPAN TERIMAKASIH Dixon, J., & Richards, C. (2015). On Food
Penelitian ini terlaksana berkat Security and Alternative Food
dukungan dari beberapa pihak, khususnya Networks: Understanding and
kami ucapkan terimakasih kepada Dekan Performing Food Security in the
Context of Urban Bias. Agric Hum

Jurnal Sains dan Teknologi | 137


P-ISSN: 2303-3142 E-ISSN: 2548-8570 Vol. 10 No 1 Tahun 2021

Values. Lian, J. (2016). Effects of


https://doi.org/10.1007/s10460-015- Environmental Factors on Genetic
9630-y. Diversity of Caragana Microphylla
Ekowati, G., Praptomo, D. W., & in Horqin Sandy Land, northeast
Rodliyati, A. (2017). The Phenetic China. Ecol Evol, 6(22), 8256–
Relationships of Amorphophallus 8266.
sp. Based on Their Morphological https://doi.org/10.1002/ece3.2549.
Characteristics in Laren Subdistrict, Indrawati, Ginting S., Saufan, L. O., &
Lamongan Regency. American Jamili. (2020). Chemical
Institute of Physics. Composition Of Dioscorea Alata L.
https://doi.org/10.1063/1.5012724 And Dioscorea Esculenta (Lour.)
Fauziah & Mas'udah, S. (2015). Burk. Cultivars From Wakatobi
Explorations Diversity of Dioscorea Islands, Indonesia. International
Spp. Varieties from Pasuruan, East Journal of Scientific & Technology
Java: Inventory And Research, 9(1), 939-944.
Characterization. Agrivita, 37(3). Jayakody, L., Hoover, R., Liu, Q. &
http://dx.doi.org/10.17503/Agrivita- Donner, E. (2007). Studies on tuber
2015-37-3-p193-203 . starches. II. Molecular structure,
Govindaraj, M., Vertriventhan, M., & composition and physicochemical
Srinivasan M. (2015). Importance of properties of yam (Dioscorea sp.)
Genetic Diversity Assessment in starches grown in Sri Lanka.
Crop Plants and Its Recent Carbohydrate Polymers, 69,148–
Advances: An Overview of Its 163.
Analytical Perspectives. Genet Res Kinasih, N. A., Saptadi, D., dan Soetopo,
Int. L. (2017). Variasi Karakter
https://doi.org/10.1155/2015/43148 Morfologi Tanaman Uwi (Dioscorea
7. Alata L.) Di Kabupaten Tuban dan
Hall, B. G., & Barlow, M. (2006). Malang Morphological Character
Phylogenetic Analysis as a Tool in Variations Of Yam (Dioscorea Alata
Molecular Epidemiologyof L.) In Tuban And Malang. Jurnal
Infectious Diseases. Annals of Produksi Tanaman, 5(6), 971–980.
Epidemiology, 16(3), https://doi.org/ Karbassi, A. R., Tajziechi, S., &
10.1016/j.annepidem.2005.04.010. Khoshghalb, H. (2018). Speciation
Haliza, W., Kailaku, S. I., & Yuliani, S. of Heavy Metals in Coastal Water of
(2017). Penggunaan Mixture Qeshm Island in the Persian Gulf.
Response Surfa Ce Methodology Global J. Environ. Sci. Manage,
Pada Optimasi Formula Brownies 4(1), 91-98.
Berbasis Tepung Talas Banten https://doi.org/10.22034/gjesm.2018
(Xanthosoma Undipes K. Koch) .04.01.009.
Sebagai Alternatif Pangan Sumber Kumar, S., Das, G., Shin, H. S., & Patra,
Serat. Jurnal Penelitian J. K. (2017). Dioscorea spp. (A Wild
Pascapanen Pertanian, 9(2), 96. Edible Tuber): A study on its
https://doi.org/10.21082/jpasca.v9n ethnopharmacological potential and
2.2012.96-106. traditional use by the local people of
Herison, C., Turmudi, E., dan similipal biosphere reserve, India.
Handajaningsih, M. 2010. Studi Frontiers in Pharmacology, 8(FEB),
Kekerabatan Genetik Aksesi Uwi 1–17.
(Dioscorea sp) yang dikoleksi dari https://doi.org/10.3389/fphar.2017.0
Beberapa Daerah di Pulau Jawa 0052.
dan Sumatera. Akta Agrosia. 13(1); Kusnandar, F., Mutmainah, M., &
55 - 61 Muhandri, T. (2020). Optimasi
Huang, W., Zhao, X., Zhao, X., Li, Y., & Proses Pembuatan Sohun Dari Pati

Jurnal Sains dan Teknologi | 138


P-ISSN: 2303-3142 E-ISSN: 2548-8570 Vol. 10 No 1 Tahun 2021

Ubi Banggai (Dioscorea Alata). Kepulauan, Sulawesi Tengah.


Jurnal Pangan Dan Agroindustri, Jurnal Ilmu Dan Teknologi Kelautan
8(3), 163–174. Tropis, 9(1), 357–374.
https://doi.org/10.21776/ub.jpa.202 Sahabu, A., Sangadji, M. N., & Muhardi.
0.008.03.6. (2015). Upaya Adaptasi Ubi
Kusumawati, Y., Mustikarini, E. D., & Banggai (Dioscorea Spp.) Jenis
Prayoga, I. (2019). Keragaman Baku Sombok di Daerah Palu
Fenotipik dan Kekerabatan Plasma dengan Input Teknologi Integrated
Nutfah Talas (Colocasia esculenta) Soil Fertilizer Management. J.
Pulau Bangka berdasarkan Agroland, 22(1), 49–56.
Karakter Morfologi. J. Agron. Siadjeu, C., Mayland-Quellhorst, E., &
Indonesia, 47(3), 268–274. Albach, D. C. (2018). Genetic
Mabhaudhi, T., & Modi, A. T. M. (2013). diversity and population structure of
Preliminary assessment of genetic trifoliate yam (Dioscorea
diversity in three taro (Colocasia dumetorum Kunth) in Cameroon
esculenta L. Schott) landraces revealed by genotyping-by-
using agro–morphological and SSR sequencing (GBS). BMC Plant
DNA characterisation. Journal of Biology, 18(1), 1–14.
Agricultural Science and https://doi.org/10.1186/s12870-018-
Technology, January 2013. 1593-x.
Mansur, S., Barus, H. N., & Madauna, I. Suparningtyas, J. F., Pramudyawardhani,
(2015). Respon Pertumbuhan Dan O. D., Purwoko, D., & Tajuddin, T.
Hasil Ubi Banggai (Dioscorea alata) (2018). Analisis Filogenetik
Jenis Baku Pusus Terhadap Beberapa Klon Karet dengan Marka
Pemberian Pupuk Anorganik, AFLP (Amplified Fragment Length
Organik Dengan Mulsa Jerami Polymorphism). Jurnal Bioteknologi
Padi. J. Agroland, 22(2), 131. & Biosains Indonesia (JBBI), 5(1),
Purbasari, K., & Sumadji, A. R. (2018). 8.
Studi Variasi Ubi Jalar (Ipomoea https://doi.org/10.29122/jbbi.v5i1.25
Batatas L) Berdasarkan Karakter 44.
Morfologi di Kabupaten Ngawi. Suprianto., Trianto, M., Alam, N., &
Florea : Jurnal Biologi Dan Kirana, N. G. A. G. C. (2020).
Pembelajarannya, 5(2), 78. Karakter Morfologi dan Analisis
https://doi.org/10.25273/florea.v5i2. Daerah Conserved Gen Elongation
3359 Factor 1α (EF1α) pada
Purnomo., Suharyanto. & Wadhana, H. Lepidotrigona terminata.
(2009). Kekerabatan Fenetik Metamorfosa: Journal of Biological
Dioscorea spp. Berkala ilmiah Sciences, 7(2), 30–39.
biologi. 8 (2), 41-49. https://doi.org/10.24843/metamorfo
Purnomo, P., Daryono, B. S., & Shiwachi, sa.2020.v07.i02.p05.
H. (2017). Phylogenetic Suryana, A. (2014). Menuju Ketahanan
Relationship of Indonesian Water Pangan Indonesia Berkelanjutan
Yam (Dioscorea alata L.) Cultivars 2025: Tantangan dan
Based on DNA Marker Using ITS- Penanganannya. Forum Penelitian
rDNA Analysis. Journal of Agro Ekonomi, 32(2), 123.
Agricultural Science, 9(2), 154. https://doi.org/10.21082/fae.v32n2.
https://doi.org/10.5539/jas.v9n2p15 2014.123-135.
4. Techen, N., Parveen, I., & Khan, I. A.
Putranto, S., Zamani, N. P., & Sanusi, H. (2016). A Single Molecular Marker
S. (2017). Analisis dan Pemetaan to Distinguish Between Species of
Indeks Kepekaan Lingkungan (IKL) Dioscorea. Genome, 1-7.
di Kabupaten Banggai dan Banggai https://doi.org/10.1139/gen-2015-

Jurnal Sains dan Teknologi | 139


P-ISSN: 2303-3142 E-ISSN: 2548-8570 Vol. 10 No 1 Tahun 2021

0105.
Tolangara, A. R., Corebima, A. D.,
Mas'ud, A., & Sundari. (2020).
Short Communication: Genetic
Diversity of Lemon (Citrus spp.)
from Ternate Island (Indonesia)
Based on Morphological and
Molecular Characters.
Biodiversitas, 21(5), 1908-1913.
https://doi.org/10.13057/biodiv/d210
517.
Trimanto & Haspari, L. (2015). Diversity
and Utilization of Dioscorea spp.
Tuber as Alternative food Source in
Nganjuk Regency, East Java.
Agrivita, 37(2).
http://dx.doi.org/10.17503/Agrivita-
2015-37-2-p097-107.
Utina, R., Katili, A. S., Lapolo, N., &
Dangkua, T. (2019). Short
Communication: The composition of
mangrove species in coastal area
of Banggai District, Central
Sulawesi, Indonesia. 20(3), 840-
846.
https://doi.org/10.13057/biodiv/d200
3305.

Jurnal Sains dan Teknologi | 140

Anda mungkin juga menyukai