Anda di halaman 1dari 70

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.I KHUSUSNYA Ny.

S
DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR
OKSIGENASI SISTEM PERNAPASAN “ISPA” DI WILAYAH
KELURAHAN DAMARSI KECAMATAN BUDURAN

Dosen Pembimbing :

Ns. Rina Nur H, M.Kep.,Sp.Kep.Kom

Disusun Oleh :

RIZKY ARIKA RAHMADHANI (201701035)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ( STIKES )


BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
S1 ILMU KEPERAWATAN
2020/2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................ii

BAB 1 LAPORAN PENDAHULUAN.......................................................5

1.1 LATAR BELAKANG......................................................................5

1.2 RUMUSAN MASALAH.................................................................6

1.3 TUJUAN..........................................................................................7

BAB II TINJAUAN TEORI........................................................................8

2.1 KONSEP DASAR ISPA..................................................................8

2.2 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA................15

2.3 TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA.................................21

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. I.....................25

3.1 PENGKAJIAN KELUARGA........................................................25

3.2 ANALISA DATA..........................................................................38

3.3 SKORING MASALAH.................................................................39

3.4 PRIORITAS DIAGNOSA.............................................................41

3.5 INTERVENSI................................................................................41

3.6 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI............................................42


BAB 1

LAPORAN PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

ISPA adalah radang akut saluran pernapasan atas maupun bawah

yang disebabkan oleh infeksi jasad renik atau bakteri, virus, maupun riketsia,

tanpa atau disertai radang parenkim paru (Alsagaff & Mukty, 2010). Infeksi

saluran pernafasan akut (ISPA) adalah penyakit infeksi akut yang menyerang

salah satu bagian atau lebih dari saluran napas mulai dari hidung hingga

kantong paru (alveoli) termasuk jaringan adneksanya seperti sinus/rongga

disekitar hidung (sinus para nasal), rongga telinga tengah, dan pleura

(Widoyono,2011).

Tanda dan gejala secara umum yang sering didapat adalah: retinitis,

nyeri tenggorokan , batuk-batuk dengan dahak kuning/putih kental, nyeri

retrostenal dan konjungtivitis, suhu badan meningkat antara 4-7 hari, disertai

malaise, mialgia, nyeri kepala, anoreksia, mual, muntah-muntah dan

imsomnia. Kadang-kadang dapat juga terjadi diare. Bila peningkatkan suhu

berlangsung lama biasanya menunjukkan adanya penyulit. (Alsagaff &

Mukty, 2010). Apabila ISPA tidak ditangani dapat menimbulkan dampak

kepenyakit kronis seperti terjadinya penyakit bronchitis, broncopneumonia,

ppok dan pleuritis. Sedangkan komplikasi yang terjadi pada penderita ispa

meliputi otitis media, sinusitis, brochitis, broncopneumonia, pleuritis.

(Alsagaff & Mukty, 2010).


Mengingat besarnya kasus dan dampak yang dapat terjadi pada kasus

ISPA, diperlukan peran perawat keluarga dalam menurunkan angka kejadian

dan dampak pada individu dan keluarga adapun peran perawat sebagai

pemberi asuhan keperawatan, edukator, motivator. Asuhan keperawatan yang

diberikan secara komprehensif melalui upaya promotif (peningkatan

kesehatan) dengan memberikan pendidikan kesehatan yaitu dengan

penyulihan tentang ISPA dan pemberian lefleat pada keluarga, upaya

preventif (pencegahan) dengan mengatur diit, banyak minum air putih,

makan buah – buahan dan tidak makan – makanan yang berlemak, kuratif

(pengobatan) minum obat secara teratur dan rehabilitatif (pemulihan)

olahraga secara teratur. Sedangkan peran keluarga penting dalam pencegahan

ISPA makan makanan bergizi dan menjaga kebersihan lingkungan.

I.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana hasil pengkajian kebutuhan dasar klien dengan gangguan

sistem pernapasan : ISPA?

2. Bagaimana masalah keperawatan kebutuhan dasar klien dengan ISPA?

3. Bagaimana Mampu mendeskripsikan rencana tindakan keperawatan

pada klien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan dasar oksigenasi :

ISPA?

4. Apa tindakan keperawatan pada klien dengan gangguan pemenuhan

kebutuhan dasar oksigenasi : ISPA?

5. Bagaimana evaluasi pada klien dengan gangguan pemenuhan

kebutuhan dasar oksigenasi : ISPA?


6. Bagaiamana faktor – faktor pendukung, penghambat serta dapat

mencari solusi?

I.3 TUJUAN

A. TUJUAN UMUM

Memberikan asuhan keperawatan keluarga pada pemenuhan kebutuhan

dasar klien dengan gangguan sistem pernapasan : ISPA.

B. TUJUAN KHUSUS

1. Mampu mendiskripsikan hasil pengkajian kebutuhan dasar klien

dengan gangguan sistem pernapasan : ISPA.

2. Mampu mendeskripsikan masalah keperawatan kebutuhan dasar

klien dengan ISPA.

3. Mampu mendeskripsikan rumusan masalah keperawatan

kebutuhan dasar klien dengan gangguan sistem pernapasan : ISPA.

4. Mampu mendeskripsikan rencana tindakan keperawatan pada klien

dengan gangguan pemenuhan kebutuhan dasar oksigenasi : ISPA.

5. Mampu mendiskripsikan tindakan keperawatan pada klien dengan

gangguan pemenuhan kebutuhan dasar oksigenasi : ISPA.

6. Mampu mendiskripsikan hasil evaluasi pada klien dengan

gangguan pemenuhan kebutuhan dasar oksigenasi : ISPA.

7. Mampu mengidentifikasi faktor – faktor pendukung, penghambat

serta dapat mencari solusi.


BAB II

TINJAUAN TEORI

II.1 KONSEP DASAR ISPA

1. Pengertian

ISPA adalah radang akut saluran pernapasan atau maupun bawah yang

disebabkan oleh infeksi jasad renik atau bakteri, virus, maupun rietsia,

tanpa atau disertai radang parenkim paru. (Alsagaff & Mukty, 2010).

Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah penyakit infeksi akut yang

menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran napas mulai dari

hidung hingga kantong paru (alveoli) termasuk jaringan adneksanya

seperti sinus/rongga disekitar hidung (sinus para nasal), rongga telinga

tengah, dan pleura (Widoyono,2011).

2. Etiologi ISPA

Ispa disebabkan beberapa hal :

a. Bakteri meliputi Diplococcus pneumoniae, Pneumococcus,

Streptacoccus pyogenes, Staphylococcus aureus, Haemophilus

influenze, dan lain – lain.

b. Jamur meliputi Aspergilus sp., Candinda albicans, Histoplasma,

dan lain – lain.

c. Virus meliputi Orthomyxovirus, Paramyxovirus, Metamyxovirus,

Adenovirus, dan lain-lain.

d. ISPA dapat disebabkan oleh virus, bakteria maupun riketsia,

sedangkan infeksi bakterial sering merupakan penyulit ISPA yang


disebabkan oleh virus, terutama bila ada epidemi atau pandemi.

Penyulit bakterial umumnya disertai peradangan parenkim.

(Alsagaff & Mukty, 2010).

3. Patofisiologi Ispa

4. Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi

a. Pengertian
Oksigenasi adalah kebutuhan dasar manusia yang paling

mendasar yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel

tubuh, mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai organ dan

sel tubuh. (Sulistyo Andarmoyo, 2012).

Manusia membutuhkan oksigen untuk bertahan hidup. Tanpa

oksigen dalam sirkulasi aliran darah, individu akan meninggal

dalam hitungan menit. Oksigen diberikan ke sel dengan

mempertahankan jalan napas tetap terbuka dan sirkulasi yang

adekuat. Pemenuhan kebutuhan oksigen pada klien yang

mengalami ISPA akan mengalami hambatan, karena terjadi

perubahan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen dan fungsi

pernapasan yang dipengaruhi oleh kondisi seperti: pergerakkan

udara masuk atau keluar dari paru, difusi oksigen dan karbon

dioksida, dan transport oksigen dan karbon dioksida melalui

darah keseluruh jaringan. Pada penyakit ISPA klien mengalami

gangguan kebersihan jalan napas yang mengakibatkan suplai

oksigen dalam tubuh berkurang.

b. Faktor yang mempengaruhi fungsi pernapasan

1) Hiperventilasi

Hiperventilasi adalah peningkatan pergerakan udara masuk

dan keluar dari paru. Selama hiperventilasi, frekuensi dan

kedalaman pernapasan meningkat, dan lebih banyak CO2

yang dibuang daripada yang dihasilkan.


2) Hipoventilasi

Hipoventilasi adalah penurunan pergerakkan udara masuk

dan keluar dari paru. Denga hipoventilasi, CO2 sering kali

menumpuk dalam darah, sebuah kondisi yang disebut

hiperkarbia (hiperkapnia).

3) Hipoksia

Hipoksia adalah suatu kondisi ketidak cukupan oksigen

ditempat manapun di dalam tubuh, dari gas yang diinspirasi

ke jaringan. Hipoksia dapat dihubungkan dengan setiap

bagian dalam pernapasan – ventilasi, difusi gas, atau

transport gas oleh darah dan dapat disebabkan oleh setiap

kondisi yang mengubah satu atau semua bagian dalam proses

tersebut. (Kozier, 2010).

5. Manifestasi Klinis Ispa

Tanda dan gejala secara umum yang sering didapat adalah:

a. Retinitis

b. Nyeri tenggorakan

c. Batuk – batuk dengan dahak kuning / putih kental.

d. Nyeri retrostenal dan konjungtivitis.

e. Suhu badan meningkat antara 4 – 7 hari

f. Malaise

g. Mialgia, nyeri kepala

h. Anoreksia, mual
i. Muntah – muntah dan insomnia.

j. Kadang – kadang dapat juga terjadi diare

k. Bila peningkatan suhu berlangsung lama biasanya menunjukkan

bahwa penyulit. (Alsagaff & Mukty, 2010).

6. Penatalaksanaan Ispa

a. Penatalaksanaan Medis

1) Antipiretik dan analgetik : Asetoal, Parecetamol, Metampiron.

2) Antitusif : Kodein – HCL, Noskapin.

3) Antibiotik.

4) Vitamin C.

b. Penatalaksanaan Keperawatan

1) Kompres air hangat/dingin.

2) Perasan jeruk nipis dicampur kecap/madu.

3) Inhalasi buatan.

4) Fisioterapi dada.

7. Pemeriksaan penunjang Ispa

Diagnosis ISPA oleh karena virus dapat ditegakkan dengan pemeriksaan

laboratorium terhadap jasad renik itu sendiri. Ada tiga cara pemeriksaan

yang lazim dikerjakan, yaitu :

a. Biakan Virus

Bahan berasal dari secret hidung atau hapusan dinding belakang

faring kemudian dikirim dalam media gelatin lactalbumine dan

ekstrak yeast (GLY) dalam suhu 40C. Untuk enterovirus dan


adenovirus selain bahan diambil dari dua tempat dapat juga diambil

dari tinja dan hapusan rektum. Untuk pembiakan Mikoplasma

pneumonia digunakan media tryticase, soya boilon dan bovine

albumin (TSB).

b. Reaksi Serologis

Reaksi serologis yang digunakan anatara lain adalah pengikatan

komplemen, reaksi hambatan hemadsorpsi, reaksi hambatan

hemaglutinasi, reaksi netralisasi, RIA serta ELISA.

c. Diagnostik Virus secara langsung

Dengan cara khusus yaitu imonofluoresensi RIA, ELISA dapat

didentifikasi virus influenza, RSV dan mikoplasma pneumonia,

mikropon electron juga dipergunakan pada pemeriksaan virus

corona. Selain itu, jumlah leukosit dan hitung jenis. Leukositosis

dengan peningkatan sel PMN di dalam darah maupun sputum

menandakan ada infeksi sekunder oleh karena bakteri. Jarang

terjadi leokositosis yang paling sering jumlah leukosit normal atau

rendah (Alsagaff & Mukty, 2010).

8. Komplikasi Ispa

Komplikasi yang sering terjadi antara lain :

1) Otitis media.

2) Sinusitis.

3) Bronchitis.

4) Bronkopneumonia.
5) Pleuritis (Alsagaff & Mukty, 2010).

9. Pencegahan ISPA

Menurut Depkes RI, (2002) pencegahan ISPA antara lain :

a. Menjaga kesehatan gizi agar tetap baik

Dengan menjaga kesehatan gizi yang baik maka itu akan mencegah

kita atau terhindar dari penyakit yang terutama antara lain penyakit

ISPA. Misalnya dengan mengkonsumsi makanan empat sehat lima

sempurna, banyak minum air putih, olahraga dengan teratur, serta

istirahat yang cukup, kesemuanya itu akan menjaga badan kita tetap

sehat. Karena dengan tubuh yang sehat maka kekebalan tubuh kita

akan semakin meningat, sehingga dapat mencegah vius / bakteri

penyakit yang akan masuk ke tubuh kita.

b. Imunisasi

Pemberian imunisasi sangat diperlukan baik pada anak – anak

maupun orang dewasa. Imunisasi dilakukan untuk menjaga

kekebalan tubuh kita supaya tidak mudah terserang berbagai macam

penyakit yang disebabkan oleh virus / bakteri.

c. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan

Membuat ventilasi udara serta pencahayaan udara yang baik akan

mengurangi polusi asap dapur / asap rokok yang ada di dalam

rumah, sehingga dapat mencegah seseorang menghirup asap tersebut

yang bisa menyebabkan terkena penyakit ISPA. Ventilasi yang baik


dapat memelihara kondisi sirkulasi udara (atmosfer) agar tetap segar

dan sehat bagi manusia.

d. Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA

Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) ini disebabkan oleh virus /

bakteri yang ditularkan oleh seseorang yang telah terjangkit penyakit

ini melalui udara yang tercemar dan masuk ke dalam tubuh. Bibit

penyakit ini biasanya berupa virus / bakteri diudara yang umumnya

berbentuk aerosol (anatu suspensi yang melayang diudara). Adapun

bentuk aerosol yakni Droplet, Nuclei (sisa dari sekresi saluran

pernapasan yang dikeluarkan dari tubuh secara droplet dan melayang

diudara), yang kedua duet (campuran antara bibit penyakit).

II.2 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

1. Konsep dasar keluarga

a. Pengertian

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tinggal bersama,

sehingga mempunyai ikatan emosional, dan mengembangkan dalam

interelasi sosial, peran dan tugas. (Allender dan Spradley, 2001).

Keluarga adalah dua atau lebih indvidu yang berasal dari

sekelompok keluarga yang sama atau yang berbeda dan saling

mengikutsertakan dalam kehidupan yang terus menerus, biasanya

bertempat tinggal dalam satu rumah, mempunyai ikaatan emosional

dan adanya pembagian tugas antara satu dengan yang lainnya.

(Stanhope dan Lancester, 1996) Jadi kesimpulannya keluarga adalah


dua orang atau lebih yang tinggal bersama dalam satu atap (serumah)

karena hubungan darah, perkawinan, atau adopsi, ikatan emosional

yang mempunyai peran masing – masing dalam keluarga.

b. Tipe Keluarga

Keluarga memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai

macam pola kehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial, maka

tipe keluarga juga akan berkembang mengikutinya. Agar dapat

mengupayakan peran serta keluarga dalam meningkatkan derajat

kesehatan maka perawat perlu mengetahui berbagai tipe keluarga

(Friedman, Bowden & Jones, 2003).

1) Tradisional

a) The nuclear family (keluarga inti)

Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.

b) The dyad family

Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak)

yang hidup bersama dalam satu rumah.

c) Keluarga usila

Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah tua

dan anak sudah memisahkan diri.

d) The childless family

Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk

mendapatkan anak terlambat waktunya yang disebabkan


karena mengejar karir / pendidikan yang terjadi pada

wanita.

e) The extended family

Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup

bersama dalam satu rumah seperti nuclear family disertai

paman, tante, orang tua (kakek nenek), keponakan.

f) The single – parent family

Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah atau ibu)

dengan anak, hal ini yang terjadi biasanya melalui proses

perceraian, kematian atau karena ditinggalkan (menyalahi

hukum pernikahan).

g) Commuter family

Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah

satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua

yang bekerja di luar kota bisa berkumpul pada anggota

keluarga pada saat “weekends” atau pada waktu – waktu

tertentu.

h) Multigenerational family

Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur

yang tinggal bersama dalam satu rumah.

i) Kin – network family

Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau

saling berdekatan dan saling menggunakan barang –


barang dan pelayanan yang sama. Contoh : dapur, kamar

mandi, televisi, telepone, dan lain – lain.

j) Blended family

Duda atau janda (karena perceraian) yang menikh kembali

dan membesarkan anak dari hasil perkawinan atau dari

perkawinan sebelumnya.

k) The single adult living alone / single – adult family

Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup

sendiri karena pilihannya atau perpisahan (separasi)

seperti : perceraian, atau ditinggal mati.

2) Non Tradisional

a) The un maried teenage mother

Kelurga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu)dengan

anak dari hubungan tanpa nikah.

b) The stepparent family

Keluarga dengan orang tua tiri.

c) Commune family

Bebrapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak

ada hubungan saudara yang hidup bersama dalam satu

rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman, yang

sama; sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok /

membesarkan anak bersama.

d) The nonmarital heterosexual cohabiting family


Keluarga yang hidup bersama berganti – ganti pasangan

tanpa melaui pernikahan.

e) Gay and lesbian familes

Seseoarng yang mempunyai persamaan seks hidup

bersama sebagimana ‘marital partners’.

f) Cohabitating family

Orang deawas yang hidup bersama diluarg ikatan

perkawinan karena beberapa alasan tertentu.

g) Group - marriage family

Beberapa orang deawasa yang menggunakan alat – alat

rumah tangga bersama, yang saling merasa saling menikah

satu dengan yang lainnya, berbagai seuatu termasuk

seksual dan membesarkan anaknya. Group network

family.

h) Group network family

Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan / nilai – nilai,

hidup berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan

barang – barang rumah tangga bersama, pelayanan, dan

bertanggung jawab membesarkan anaknya.

i) Foster family

Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan

keluarga / saudara di dalam waktu sementara, pada saat


orang tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk

menyatukan kembali keluarga yang aslinya.

j) Homeless family

Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai

perlindungan yang permanen karena krisis peronal yang

dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem

kesehatan mental.

k) Gang

Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang – orang

muda yang mencarai ikatan emosional dan keluarga yang

mempunyai perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan

dan kriminal dalam kehidupannya.

c. Fungsi Keluarga

1) Friedman (1998)

Secara umum fungsi keluarga adalah sebagai berikut :

a) Fungsi afektif, adalah fungsi keluarga yang utama untuk

mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan

anggota keluarga berhubungan dengan orang lan.

b) Fungsi sosialisasi, adalah fungsi mengembangkan dan

tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum

meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang

lain diluar rumah.


c) Fungsi reproduksi, adalah fungsi untuk

mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan

keluarga.

d) Fungsi ekonomi, adalah keluarga berfungsi untuk

memenuhi keutuhan keluarga secara ekonomi dan

tempat untuk mengembangkan kemampuan individu

dalam meningkatkan penghasilan untuk memenuhi

kebutuhan keluarga.

e) Fungsi perawatan / pemeliharaan kesehatan, adalah

fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan

anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas

tinggi.

II.3 TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

Duvall (1985) Membagi keluarga dalam 8 tahap perkembangan, yaitu :

(1) Keluarga baru (Berganning Family) Pasangan baru menikah yang

belum mempunyai anak. Tugas perkembangan keluarga tahap ini

antara lain adalah :

1) Membina hubungan intim yang memuaskan.

2) Menetapkan tujuan bersama.

3) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok

sosial.

4) Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB.

5) Persiapan menjadi orang tua.


6) Memahami prenatal care (pengerian kehamilan, persalinan, dan

menjadi orang tua).

(2) Keluarga dengan anak pertama < 30 bln (Child Bearing) Masa ini

merupakan transisi menjadi orang tua yang akan meniimbulkan krisis

keluarga. Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah :

1) Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi, seksual,

dan kegiatan).

2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.

3) Membagi peran dan tanggung jawab (bagaimana peran orang

tua terhadap bayi dengan memberi sentuhan dan kehangatan.

4) Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan

anak.

5) Konseling KB post partum 6 minggu.

6) Biaya / dana Child Bearing.

7) Memfasilitasi role learing anggota keluarga.

8) Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.

(3) Keluarga dengan anak pra sekolah

Tugas perkembangannya adalah menyesuaikan pada kebutuhan pada

anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan

kontak sosial) dan merencanakan kelahiran berikutnya. Tugas

perkembangan keluarga pada saat ini adalah :

1) Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga.

2) Membantu anak bersosialisasi.


3) Beradaptasi dengan anak baru lahir, anak yang lain juga

terpenuhi.

4) Mempertahankan hubungan di dalam maupun diluar keluarga.

5) Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak.

6) Pembagian tanggung jawab.

7) Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan

kembang anak.

(4) Keluarga dengan anak usia sekolah (6 – 13 th) Tugas perkembangan

keluarga pada saat ini adalah :

1) Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah,

sekolah dan lingkungan lebih luas.

2) Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya

intelektual.

3) Menyediakan aktifitas untuk anak.

4) Menyesuaikan pada aktivitas komuniti dengan mengikut

sertakan anak.

5) Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya

kehidupan dan kesehatan anggota keluarga.

(5) Keluarga dengan anak remaja (13 – 20 th) Tugas perkembangan

keluarga pada saat ini adalah :

1) Pengembangan terhadap remaja (memberikan kebebasan yang

seimbang dan bertanggung jawab mengingat remaja adalah

seorang yang dewasa muda dan mulai memiliki otonomi).


2) Memelihara komunikasi terbuka (cegah pergaulan komunikasi).

3) Memelihara hubungan intim dalam keluarga.

4) Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan anggota

keluarga untu memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota

keluarga.

(6) Keluarga dengan anak dewasa (anak I meninggalkan rumah) Tugas

perkembangan keluarga pada saat ini adalah :

1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.

2) Mempertahankan keintiman.

3) Membantu orang tua memasuki masa tua

4) Membantu anak untuk mandiri dimasyarakat

5) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.

(7) Keluarga usia pertengahan (Midle age family) Tugas perkembangan

keluarga pada saat ini adalah :

1) Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah

minat sosial dan waktu santai.

2) Memulihkan hubungan antara generasi muda tua.

3) Keakrapan dengan pasangan.

4) Memelihara hubungan / kontak dengan anak dan keluarga.

5) Persiapan masa tua / pension.

(8) Keluarga lanjut usia Tugas perkembangan keluarga pada saat ini

adalah :
1) Penyesuian tahap masa pensiun dengan cara merubah cara

hidup.

2) Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan

kematian.

3) Mempersiapkan kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan

kematian.

4) Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat.

5) Melakukan life review masa lalu.


BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. I

III.1 PENGKAJIAN KELUARGA

A. DATA UMUM Tanggal Pengkajian :

1. Nama kepala keluarga : Tn. I


2. Usia : 49 th
3. Alamat : Sidoarjo
4. Pekerjaan kepala keluarga : Supir
5. Pendidikan kepala keluarga : SMA
6. Agama : ISLAM
7. Kewarganegaraan/Suku bangsa : INDONESIA/JAWA
8. Komposisi keluarga

Jenis Hubungan
No. Nama Usia Pendidikan Agama Pekerjaan
Kelamin Dengan KK

1. Tn. I L Kepala 49 th SMA Islam Supir


Keluarga
2. Ny. S P Istri 47 th SD Islam Buruh

3. Nn. R P Anak 22 th SMA Islam Karyawan


Swasta
4. Nn. N P Anak 18 th SMA Islam Pelajar

5. An. A L Anak 14 th SMP Islam Pelajar


Keterangan :

Laki – laki :

Perempuan :

Klien :

Menikah :

Keturunan :

Meninggal :

Tinggal 1 rumah :

Kepala Kelurga :

10. Tipe keluarga : (Nuclear Family) Keluarga Inti

11. Struktur peran

a. Tn. I adalah kepala rumah tangga yang berperan sebagai pencari

nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari, memberikan

keamanan dalam keluarga.

b. Ny. S adalah ibu rumah tangga berperan mengurus anak – anaknya

sekolah, menggurus pekerjaan rutin di dalam rumah tangga, dan

membantu Tn. I bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.


c. Nn. R adalah anak pertama yang berperan sebagai seorang pelajar

yang menempuh bangku perkuliahan dan bekerja sambilan disebuah

Lembaga Pendidikan.

d. Nn. N adalah anak kedua yang berperan sebagai seorang pelajar

yang menempuh bangku SMA.

e. An. A adalah anak ketiga yang berperan sebagai seorang pelajar

yang menempuh bangku SMP.

12. Fungsi Keluarga

a. Fungsi afektif

Semua anggota keluarga Tn. I saling menyayangi seperti

memberikan perhatian dan saling mendukung satu sama lain dan bila

ada anggota keluarga yang berhasil anggota keluarga yang lain

merasa senang dan bahagia. Apabila ada anggota keluarga yang

menderita penyakit, semua anggota keluarga saling membantu untuk

merawat.

b. Fungsi sosialisasi

Hubungan keluarga Tn. I dan Ny. S dengan tetangga terjalin dengan

baik, meskipun Ny. S tidak pernah mengikuti pengajian,

c. Fungsi reproduksi

Ny. S saat masih usia dalam produktif akhir (47 Tahun).

13. Status sosial ekonomi keluarga :


Penghasilan keluarga ± Rp. 1.000.000,- per bulan yang di peroleh dari

hasil kerja Tn. I menjadi supir, dan penghasilan dari Ny. S sebagai buruh

sebesar ±Rp. 5.000.000,- per bulan. Menurut pengakuan dari Ny. S

penghasilan yang ada sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-

hari baik itu kebutuhan makan maupun untuk membayar kontrakan.

14. Aktifitas rekreasi keluarga :

Saat ini Ny. S mengatakan ingin sekali berlibur ke tempat wisata bersama

keluarganya tapi karena kesibukan dan masa pandemi maka akhirnya

mereka menunda liburan.

B. RIWAYAT TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

1) Tahap perkembangan keluarga saat ini : keluarga dengan anak dewasa,

karena anak tertua Tn. I berusia 22 th yaitu Nn. R.

2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi : Anak tertua Tn.

I belum menikah.

3) Riwayat keluarga inti : Istri Tn. I menderita batuk, flu, pusing sudah ± 4

hari.

4) Riwayat keluarga sebelumnya : Tn. I memiliki riwayat penyakit

keluarga yaitu diabetes melitus tipe 2 diturunnkan dari orangtua

perempuannya.

C. KEADAAN LINGKUNGAN

A. Karakteristik rumah:

1. Tipe, ukuran, ruangan


Tempat tinggal Ny. S dan Tn. I masih merupakan rumah kontrakan.

Tempat tinggalnya permanen dengan status kepemilikan orang lain.

Luas rumah 3 x 8 m. . penataan perabot tidak terlalu teratur karena

tidak ada ruang untuk dapur. Rumah juga memiliki pekarangan yang

sempit tidak ada pepohonan karena diapit oleh beberapa rumah.

Kebersihan pekarangan baik secara umum.

2. Ventilasi dan penerangan

Lantai tempat tingganya menggunakan tehel, rumah memiliki ventilasi

yang cukup dan ruangannya cukup terang dengan jendela 1 buah,

namun menurut Ny. S, karena mereka sering keluar, karena Ny. S, Tn.

I, dan Nn. R pergi bekerja, meninggalkan anak ke-2 dan ke-3 yang saat

ini sedang sekolah di rumah jadi selalu dibuka dan cukup. Penerangan

dimalam hari menggunakan listrik, dan kadang pada siang hari juga

masih digunakan karena rumah tampak gelap.

3. Sumber Air bersih

Keluarga memanfaatkan sumur bor yang sudah disediakan oleh

kontrakan tersebut untuk kebutuhan pembersihan diri dan sebagainya.

Kebersihan kamar mandi dan jamban yang cukup.

4. Pembuangan sampah dan limbah

Dalam pengelolahan sampah rumah tangga keluarga membakar sampah

yang terkumpul. Dan secara umum kebersihan rumah cukup.

5. Jamban/WC

Jamban menggunakan tipe jongkok, Jadi satu dengan kamar mandi


Denah rumah :

8M

TEMPAT

TIDUR

KAMAR MANDI + WC 3M

6. Bahaya Kecelakaan

Rumah merupakan kontrakan di dalam gang jauh dari jalan raya, tenang

dan kondusif, minim dari bahaya kecelakaan.

7. Sarana Komunikasi

Selama ini komunikasi yang digunakan adalah handphone

8. Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Saat sakit akan dibawa periksa ke klinik/bidan saat merasakan sakitnya

tidak sembuh, jarak dengan puskesmas sekitar 2 KM

B. Karakteristik tetangga dan komunitas:

Di wilayah Tn. I dan Ny. S jarak antara satu rumah dengan yang lainnya cukup

dekat. Dan untuk kegiatan seperti arisan atau kegiatan lainnya Ny D

mengatakan tidak mengikuti karena kesibukan bekerja.


C. Mobilitas Geografis keluarga :

Menurut Ny. S keluarganya sudah menetap pada daerah tersebut ± 15 th.

D. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat:

Menurut Ny. S dan Tn. I, kedua keluarga tidak terdapat perkumpulan ataupun

perkumpulan khusus.

E. Sistem pendukung keluarga:

Saat ini dalam keluarga Ny. S sedang sakit flu parah, dan sedang menjaga jarak

dengan anggota keluarga dan tetangga lainnya.

D. STRUKTUR KELUARGA

1) Pola komunikasi keluarga :

Menurut Ny. S dan Tn. I dalam keluarganya biasanya berkomunikasi

dengan bahasa jawa.

2) Struktur kekuatan keluarga:

Dalam keluarga Ny. S, Tn. I sebagai kepala keluarga berkewajiban

mencari nafkah untuk keluarga dan Ny. S menjalankan perannya sebagai

istri yang harus menyiapkan keperluan keluarganya di rumah dan juga

sebagai pencari nafkah tambahan. Dan menurutnya dia sering masak

jarang makan diluar.

3) Struktur Peran (formal dan Informal)


Peran Formal : Tn. I menjadi kepala keluarga, Ny. S sebagai ibu rumah

tangga, Tn. I bekerja menjadi supir untuk menafkahi keluarganya. Ny. S

bekerja sebagai Buruh.

Peran Informal : Sebelumnya Tn. I sempat menganggur selama ± 2 bulan.

4) Nilai dan norma keluarga :

Sebagai bagian dari masyarakat jawa dan beragama islam memiliki nilai-

nilai dan dan norma yang dianut seperti sopan santun terhadap orang tua dan

suaminya.

E. FUNGSI KELUARGA

1. Fungsi ekonomi

Menurut pengakuan dari Ny. S mereka berusaha dalam pemenuhan

kebutuhan sandang, pangan, dan papan dengan jalan bekerja.

2. Fungsi mendapatkan status social

Ny. S belum mengikuti organisasi apapun. Tapi mereka sudah berusaha

dengan menjalin komunikasi yang baik dengan para tetangga mereka.

3. Fungsi sosialisasi

Sejauh ini hubungan antara Ny. S dan Tn. I terhadap keluarga mereka

masing-masing dan tetangga baik.

4. Fungsi pemenuhan kesehatan


a. Manurut keluarganya, masalah kesehatan yang dihadapi Saat ini

adalah Ny. S sedang menderita batuk, flu berat sehingga takut jika

menularkan ke anggota keluarga yang lainnya.

b. Yang dilakukan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan

yang sedang dialami sejauh ini dengan dating ke pelayanan

kesehatan.

c. Cara merawat apabila ada anggota keluarga yang sakit ialah dengan

cara memberi makan, minum obat.

d. Dalam memelihara atau memodifikasi lingkungan, Ny. S mengatur

perabot-perabot rumah tangganya dengan baik karena keterbatasan

ruangan.

e. Ny. S mengetahui keberadaan fasilitas pelayanan kesehatan di

sekitar rumahnya tetapi mereka jarang ke fasilitas pelayanan tersebut

hanya waktu tertentu.

5. Fungsi religious

Satu keluarga jarang sekali sholat di masjid, hanya sholat di rumah.

6. Fungsi rekreasi

Saat ini mereka ingin berkunjung ke tempat-tempat wisata hanya saja

karena kesibukan dan sedang masa pandemi sehingga mereka

mengurungkan rencana mereka tersebut.

7. Fungsi reproduksi

Saat ini Ny. S dan Tn. I tidak menggunakan alat kontrasepsi.


8. Fungsi afeksi

Selama ini dalam menjalankan aktifitas masing-masing mereka selalu

berusaha untuk saling mendukung satu sama lainnya dan berusaha untuk

saling menghargai satu sama lain.

F. DAN KOPING KELUARGA

1. Stresor jangka pendek dan jangka panjang:

Menurut Ny. S dirinya tahu hanya dengan melihat raut wajah anggota

keluarganya ketika sedang banyak pikiran dan berusaha menemukan

jalan keluar. Agar tidak menjadi stressor jangka Panjang bagi

keluarganya.

2. Kemampuan keluarganya berespon terhadap situasi/ stresor:

Baik. Dan Ny. S menjadi ibu rumah tangga yang baik. Juga membantu

perekonomian keluarganya dengan bekerja.

3. Strategi koping yang digunakan:

Untuk menghadapi stressor Ny. S banyak belajar dari pengalaman dan

teman-temannya.

G. HARAPAN KELUARGA

Dengan adanya petugas kesehatan yang datang kerumahnya menurutnya

mengharapkan supaya petugas kesehatan bisa memberikan pengetahuan yang

dapat membantu dirinya mempersiapkan bagaimana sebenarnya kesehatan

dalam rumah tangga yang baru dibangun.


H. PEMERIKSAAN FISIK

N Pemeriksaan Tn. K Ny. D Nn. R Nn. N An. A

o
1 Keadaan Baik Baik Baik Baik Baik

Umum
2 Tanda Vital :

TD (mmHg) 130/80 120/80 110/70 110/70 110/70

Nadi x/ 79 87 88 78 80

(menlt)
36,6 37 36.5 36 36

Suhu
20 20 20 19 20
(celcius)

RR x/menit
3 TB (cm) & 165 & 85 160 & 79 156 & 65 156 & 90 156 & 65

BB (kg)
4 Kepala : Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk

simetris simetris simetris simetris simetris

distribusi distribusi distribusi distribusi distribusi

rambut merata, rambut merata rambut merata rambut merata rambut merata

tebal, dan tebal, dan tebal, dan tebal, dan tebal,

berwama hygiene baik, hygiene baik. hygiene baik. hygiene baik.

hltam, terdapat terdapat uban.

uban.
5 Mata : Kelopak mata Kelopak mata Kelopak mata Kelopak mata Kelopak mata

terlihat dapat terlihat dapat terlihat dapat terlihat dapat terlihat dapat

membuka membuka membuka membuka membuka

menutup. menutup. menutup. menutup. menutup.

sklera bening, sklera bening, sklera bening, sklera bening, sklera bening,

konjungtiva konjungtiva konjungtiva konjungtiva konjungtiva

pink tidak pink tidak pink tidak pink tidak pink tidak

pucat alis mata pucat alis mata pucat alis mata pucat alis mata pucat alis mata

berbatas tegas berbatas tegas berbatas tegas berbatas tegas berbatas tegas

dan sumetris dan sumetris dan sumetris dan sumetris dan sumetris

pembengkakan pembengkakan pembengkakan pembengkakan pembengkakan

mata (-). mata (-). mata (-). mata (-). mata (-).

respon respon respon respon respon

terhadap terhadap terhadap terhadap terhadap

cahaya (+), cahaya (+), cahaya (+), cahaya (+), cahaya (+),

alat bantu - , alat bantu - , alat bantu - , alat bantu - , alat bantu - ,

Mengalami Mengalami

sedikit penurunan

penurunan penglihatan

penglihatan

5 Mulut dan Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk

hidung : sumetris, sumetris, sumetris, sumetris, sumetris,


ekspresi muka ekspresi muka ekspresi muka ekspresi muka ekspresi muka

sesuai, lidah sesuai, lidah sesuai, lidah sesuai, lidah sesuai, lidah

berwama putih berwama putih berwama putih berwama putih berwama putih

kemerahan. kemerahan. kemerahan. kemerahan. kemerahan.

Tidak ada sedikit secret Tidak ada Tidak ada Tidak ada

secret yang yang keluar secret yang secret yang secret yang

keluar melalui melalui keluar melalui keluar melalui keluar melalui

hidung, tidak hidung, tidak hidung, tidak hidung, tidak hidung, tidak

ada kotoran ada kotoran ada kotoran ada kotoran ada kotoran

yang terllhat yang terllhat yang terllhat yang terllhat yang terllhat

melalui melalui melalui melalui melalui

hidung, lidah hidung, lidah hidung, lidah hidung, lidah hidung, lidah

pada posisi pada posisi pada posisi pada posisi pada posisi

normal normal normal normal normal

6 Dada dan Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, tidak

paru – paru : ada otot bantu ada otot bantu ada otot bantu ada otot bantu ada otot bantu

napas, suara napas, napas, suara napas, suara napas, suara

vesikuler terdengar vesikuler vesikuler vesikuler

suara ronchi di

intercosta 2
7 Kesadaran Composmetis Composmetis Composmetis Composmetis Composmetis
8 Ekstrimitas Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

keluhan keluhan keluhan keluhan keluhan


5555 5555 5555 5555 5555 5555 5555 5555 5555 5555

5555 5555 5555 5555 5555

5555 5555 5555 5555 5555


9 Leher Tidak ada Adanya Tidak ada Tidak ada Tidak ada

pembesaran pembengkakan pembesaran pembesaran pembesaran

kelenjar getah ditenggorokan, kelenjar getah kelenjar getah kelenjar getah

bening, tidak ada bening, tidak bening, tidak bening, tidak

ada pembesaran ada ada ada

pembesaran vena jugularis pembesaran pembesaran pembesaran

vena jugularis vena jugularis vena jugularis vena jugularis


III.2 ANALISA DATA

NO DATA MASALAH
1. DS : Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
pada keluarga Tn. I khusunya Ny. S
1. Ny. S mengatakan bahwa ISPA adalah penyakit batuk- berhubungan dengan Ketidakmapuan
batuk, flu. keluarga dalam merawat anggota
2. Ny. S mengetahui apa penyebab dari penyakitnya yaitu keluarga yang sedang sakit ISPA.
bakteri dan cuaca.
3. Ny. S mengatakan tanda dan gejala yang dirasakan
meliputi batuk-batuk selama 4 hari, pilek.
4. Ny. S mengatakan Sudah memeriksakan kesehatannya
keklinik tetapi tidak ada perubahan kesehatan. Namun
kesehatannya belum kunjung sembuh, Ny. S berniat
membawa lagi keklinik terdekat.
DO :
1. Kesadaran: Composmetis
2. TTV : TD : 120/80 mmhg
3. N : 87 x/mnt
4. RR : 20 x/mnt
5. S : 37 0C
6. Terdengar suara ronchi diintercota 2
7. Klien tampak adanya secret dihidung.
2. DS : Resiko infeksi menular pada keluarga
Tn. I khususnya Ny. S berhubungan
1. Ny. S mengatakan masih batuk-batuk sudah kurang dengan Ketidak mampuan keluarga
lebih 4 hari, pilek. dalam merawat anggota keluarga.
2. Ny.O mengatakan bila batuk tenggorokannya suka sakit
karena sering batuk.
DO :
1. Kesadaran: Composmetis
2. TTV : TD : 120/80 mmhg
3. N : 87 x/mnt
4. RR : 20 x/mnt
5. S : 37 0C
6. Terdengar suara ronchi diintercota 2
7. Klien tampak adanya secret dihidung.

III.3 SKORING MASALAH

Diagnosis keperawatan 1 : Ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada keluarga

Tn. I khusunya Ny. S berhubungan dengan Ketidakmapuan keluarga dalam

merawat anggota keluarga yang sedang sakit ISPA.

Kriteria dan Skor Bobot Total Pembenaran


Sifat masalah 1 3/3 x 1 = 1 Masalah ini bersifat aktual karena Ny. S
mengatakan masih batuk-batuk, pilek, tidak
Skala Potensial : 1 nafsu makan. Jika tidak ditangani segera dapat
Resiko : 2 mengakibatkan penyakit komplikasi.

Aktual : 3
Kemungkinan masalah 2 2/2 x 2 = 2 Kemungkinan masalah dapat diubah dengan
untuk diubah mudah, keluarga sudah mengetahui beberapa
mengenai penyakit Ny. S, sehingga saat batuk
Skala Mudah : 2 dan pilek keluarga langsung membawa ke
Sebagian : 1 puskesmas terdekat.

Tidak dapat : 0
Potensi masalah untuk 1 2/3 x 1 = Potensial masalah untuk dicegah cukup karena
dicegah 2/3 Ny. S mengatakan sehabis aktivitas yang
berlebih dan batuk-batuk, pilek terjadi, Ny. S
Skala Tinggi : 3 langsung beristirahat dan meminum obat dari
Cukup : 2 puskemas

Rendah : 1
Menonjolnya masalah 1 2/2 x 1 = 1 Keluarga mengatakan apabila ada anggota
Skala keluarga sudah merasakan tanda dan gejala
penyakit tersebut. Keluarga segera membawa ke
Segera ditangani : 2 klinik / puskesmas terdekat
Masalah ada tapi tidak
perlu : 1
Masalah tidak
dirasakan : 0
Total skor 4 2/3

Diagnosis Keperawatan 2 : Resiko infeksi menular pada keluarga Tn. I

khususnya Ny. S berhubungan dengan Ketidak mampuan keluarga dalam

merawat anggota keluarga.

Kriteria dan Skor Bobot Total Pembenaran


Sifat masalah 1 2/3 x 1 = 2/3 Masalah ini belum terjadi sehingga perlu
ditangani namun keluarga Tn. I menjaga
Skala Potensial : 1 kesehatan dengan menggunaan masker dan
Resiko : 2 meminum multivitamin dengan rutin.

Aktual : 3
Kemungkinan Masalah 2 2/2 x 2 = 2 Motivasi Ny. S untuk mengatasi masalah
dpat berubah : ISPA untuk sembuh karena Ny. S
mengatakan apabila sedang mengalami
Skala Mudah : 2 masalah tersebut langsung dibawa ke klinik
Sebagian : 1 atau puskesmas terdekat.

Tidak dapat : 0
Potensial Masalah Untuk 1 1/3 x 1 = 1/3 Resiko penularan penyakit sulit dicegah
Dicegah : karena interaksi antara anggota keluarga
yang lain kurang dari 1 meter. Anggota
Skala Tinggi : 3 keluarga Tn. I menggunakan masker apabila
Cukup : 2 ada yang sedang sakit seperti ISPA

Rendah : 1
Menonjolnya masalah 1 2/2 x 1 = 1 Resiko penularan harus segera ditangani
untuk tidak terjadi pada anggota keluarga
Skala yang lainnya.
Segera ditangani : 2
Masalah ada tapi tidak
perlu : 1
Masalah tidak dirasakan :
0
Total skor 4

III.4 PRIORITAS DIAGNOSA

No Diagnosa Skor
1 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada keluarga Tn. I 4 2/3

khusunya Ny. S berhubungan dengan Ketidakmapuan

keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sedang

sakit ISPA.
2 Resiko infeksi menular pada keluarga Tn. I khususnya 4

Ny. S berhubungan dengan Ketidak mampuan keluarga

dalam merawat anggota keluarga.


III.5 INTERVENSI

Diagnosa Tujuan Kriteria Intervensi


keperawatan Evaluasi
Umum Khusus Kriteria Standar
Ketidakefektifan Selama 5 kali Selama 1x30 Respon Verbal ISPA adalah infeksi Diskusikan bersama
bersihan jalan kunjungan
menit kunjungan, saluran pernapasan akut keluarga pengertian
nafas pada rumah,
keluarga Tn. I bersihan keluarga mampu yang terjadi secara tiba ISPA dengan
khusunya Ny. S jalan nafas
mengenal – tiba yang menyerang menggunakan
berhubungan pada Ny. S
dengan dapat teratasi masalah ISPA hidung, tenggorokan lembar balik.
Ketidakmapuan
pada keluarga. saluran bagian dalam Tanyakan kembali
keluarga dalam
merawat anggota Dengan cara : sampai ke paru – paru. kepada keluarga,
keluarga yang
a. Menyebutkan Biasanya menyerang tentang pengertian
sedang sakit ISPA.
pengertian anak usia dua bulan ISPA
ISPA sampai lima tahun. Beri pujian atas
usaha yang
dilakukan keluarga.
b. Menyebutkan Respon Verbal Menyebutkan 2 dari 3 Diskusikan bersama
penyebab penyebab ISPA: keluarga tentang
terjadinya penyebab ISPA.
a. tertular penderita
ISPA Motivasi keluarga
batuk pilek
untuk menyebutkan
b. imunisasi belum
kembali penyebab
lengkap
ISPA
c. lingkungan tidak
Beri reinforcement
sehat
positif atas usaha
yang dilakukan
keluarga.
c. Menyebutkan Respon Verbal Menyebutkan 3 dari 5 1. Diskusikan
tanda dan tanda dan gejala ISPA: dengan
gejala dari keluarga
1) Batuk
ISPA tentang tanda
2) Pilek
gejala ISPA
3) Demam
2. Motivasi
4) Anoreksia
keluarga untuk
5) Sakit kepala
menyebutkan
kembali tanda
gejala ISPA
3. Beri
reinforcement
positif atas
usaha yang
dilakukan
keluarga.

Selama 1x30 Respon Verbal Menyebutkan akibat Menjelaskan kepada


menit kunjungan, bila penyakit ISPA tidak keluarga mengenai
keluarga mampu diatasi dapat terjadi : akibat lanjut dari
mengambil penyakit ISPA
keputusan untuk a. Infeksi Telinga Motivasi keluarga
mengatasi Bagian Tengah untuk
penyakit ISPA b. Infeksi Selaput mengungkapkan
Menjelaskan Otak kembali akibat
akibat yang
c. Infeksi Otak lanjuut ISPA jika
terjadi bila
penyakit ISPA tidak di tangani
tidak di atasi.
Mendiskusikan
kembali dengan
keluarga tentang
keinginan keluarga
untuk merawat
anggota keluarga.

. Setelah dilakukan Respon Keluarga dapat


Psikomotor
tindakan mendemonstrasikan
keperawatan cara perawatan ISPA
selama 1x60 dengan inhalasi buatan,
menit kunjungan membuatkan jeruk nipis
rumah diharapkan dan kecap.
keluarga mampu
merawat anggota a. Teknik inhalasi 1. Demostrasikan
keluarga yang buatan pada keluarga
sakit ISPA 1) Persiapan alat: tentang cara
Dapat melakukan a) Kertas koran menggunakan
perawatan ISPA inhalasi buatan
b) Minyak kayu
Inhalasi buatan putih 2. Berikan
kesempatan pada
c) Wadah
keluarga untuk
baskom atau
mencoba
Ember
menggunakan
d) Air panas inhalasi buatan
secukupnya 3. Beri reward
2) Prosedur positi supaya
tindakan: yang dilakukan
a. Isi wadah keluarga
dengan air
panas
b. Teteskan 4-6
tetes minyak
kayu putih

c. Hirup uap
melalui corong
dari koran

Membuat jeruk
b. Pembuatan jeruk
nipis dan kecap 1. Demostrasikan
nipis dan kecap
pada keluarga
1) Persiapan Alat:
tentang cara
a) Gelas atau
membuat jeruk
mangkok
nipis dan kecap
b) Jeruk 3
2. Berikan
c) Kecap
kesempatan pada
d) Sendok
keluarga untuk
makan
mencoba
2) Prosedur membuat jeruk
Tindakan : nipis dan kecap
a) Siapkan buah 3. Beri reward
jeruk nipis positif supaya
yang masih yang dilakukan
segar dan keluarga
sudah masak
b) Siapkan juga
kecap manis
c) Ambil 3 buah
jeruk nipis
dan potong
menjadi dua
d) Peras jeruk
nipis ke
dalam wadah
gelas atau
mangkok
e) Air perasan
jeruk nipis
saring
menggunakan
penyaring
yang sangat
halus agar
tidak ada biji
atau ampas
buah jeruk
nipis yang
tecampur
f) Tambahkan
kecap
secukupnya,
biasanya
cukup
berikan 3
sendok
makan
Setelah dilakukan Respon Verbal Menyebutkan 2 dari 3 1. Klarifikasi
tindakan cara memodifikasi pengetahuan
keperawatan lingkungan untuk keluarga tentang
selama 1 x 30 mencegah terjadinya manfaat fasilitas
menit kunjungan ISPA : kesehatan
rumah diharapkan 2. Memotivasi
a. Lantai rumah
keluarga mampu : keluarga untuk
bersih
memodifikasi menyebutkan
b. Atap rumah bersih
lingkungan kembali manfaat
tanpa sawang
yankes
c. Terdapat ventilasi
3. Memberikan
dan penerangan
reward positif
yang kuat
pada keluarga
d. Dapur dan kamar
atas usaha yang
mandi bersih
dilakukan
e. SPAL mengalir
keluarga.
tidak berbau
Setelah dilakukan Respon Verbal Manfaat fasilitas
tindakan kesehatan adalah untuk
keperawatan mengontrol kesehatan,
selama 1x30 mendapatkan
menit kunjungan pendidikan kesehatan
rumah diharapkan yang tepat dan segera
Keluarga mampu untuk mengatasi ISPA.
memanfaatkan
fasilitas kesehatan
untuk
mengatasi ISPA
III.6 IMPLEMENTASI

DIAGNOSA
HARI/TGL/JAM TINDAKAN KEPERAWATAN PARAF
KEPERAWATAN
Ketidakefektifan 1. Mendiskusikan dengan keluarga
bersihan jalan nafas pengertian ISPA, mengajarkan keluarga
pada keluarga Tn. I untuk mengungkapkan kembali
khusunya Ny. S pengertian ISPA.
berhubungan Ds : keluarga mengatakan ISPA adalah
dengan batuk, pilek saja
Ketidakmapuan Do : Ny. S tampak mengerti tentang ispa
keluarga dalam 2. Mendiskusikan dengan keluarga
merawat anggota penyebab ISPA.
keluarga yang Ds : keluarga mengatakan penyebab ispa
sedang sakit ISPA. berasal dari bakteri dan cuaca.
Do : Ny. S tampak memperhatikan dan
memahami yang didiskusikan
3. Mendiskusikan dengan keluarga tanda
dan gejala.
Ds : keluarga mengatakan tanda dan
gejala yang dirasakan batuk, pilek,
demam.
Do : klien tampak menyimak dan
menjawab pertanyaan.

Ketidakefektifan 1. Mengidentifikasi akibat lanjut dari ispa


bersihan jalan nafas Ds : keluarga mengatakan akibat lanjut
pada keluarga Tn. I dari ispa ada infeksi telinga bagian otak
khusunya Ny. S Do : Ny. S tampak paham akibat lanjut
berhubungan dari ISPA.
dengan 2. Memotivasi keluarga untuk
Ketidakmapuan mengungkapkan kembali akibat lanjut
keluarga dalam dari ISPA.
merawat anggota Ds : keluarga mengatakan memutuskan
keluarga yang untuk merawat anggota keluarga yang
sedang sakit ISPA. sakit, jika tidak sembuh akan membawa
ke klinik atau puskesmas terdekat.
Do : Ny. S tampak menjawab pertanyaan
Ketidakefektifan 1. Mendemontrasikan cara melakukan
bersihan jalan nafas inhalasi buatan.
pada keluarga Tn. I Ds : keluarga mengatakan mengerti dan
khusunya Ny. S ingin melakukan cara tersebut
berhubungan Do : Ny. S tampak paham dan
dengan menyimak.
Ketidakmapuan 2. Memotivasi keluarga untuk
keluarga dalam redemontrasikan.
merawat anggota Ds : keluarga mengatakan senang karena
keluarga yang bisa melakukan inhalasi buatan.
sedang sakit ISPA. Do : keluarga tampak kooperatif dan
aktif.

Ketidakefektifan 1. Mendiskusikan cara memodifikasi


bersihan jalan nafas lingkungan keluarga
pada keluarga Tn. I Ds : keluarga mengatakan cara menata
khusunya Ny. S lingkungan yaitu lantai rumah bersih,
berhubungan atap rumah bersih tanpa sawang,
dengan terdapat ventilasi dan penerangan yang
Ketidakmapuan kuat.
keluarga dalam Do : Ny. S tampak menyimak.
merawat anggota 2. Motivasi keluarga untuk menyebutkan
keluarga yang kembali cara memodifikasi lingkungan.
sedang sakit ISPA. Ds : keluarga mengatakan cara menata
lingkungan yaitu lantai rumah bersih,
atap rumah bersih tanpa sawang,
terdapat ventilasi dan penerangan yang
kuat
Do : Ny. S tampak menjawab
pertanyaan yang diberikan.
Ketidakefektifan 1. Mengklarifikasi pengetahuan keluarga
bersihan jalan nafas tentang manfaat fasilitas kesehatan
pada keluarga Tn. I Ds : keluarga mengatakan manfaat dari
khusunya Ny. S fasilitas kesehatan bisa mengetahui
berhubungan kondisi atau keadaan tubuh,
dengan mendapatkan pengobatan yang tepat
Ketidakmapuan serta pendidikan kesehatan.
keluarga dalam Do : Ny. S tampak menjawab
merawat anggota pertanyaan yang diberikan.
keluarga yang
sedang sakit ISPA.
III.7 EVALUASI

Hari/Tan
No ggal/Wak Catatan Perkembangan (SOAP) Paraf
tu
1 Data Subjektif :
1. keluarga mengatakan ispa adalah batuk, pilek
2. keluarga mengatakan penyebab ispa berasal dari virus dan
bakteri.
3. keluarga mengatakan tanda dan gejala ispa adalah batuk, pilek,
demam, mual muntah, tidak nafsu makan.
4. keluarga mengatakan akibat lanjut dari ispa adalah infeksi
telinga bagian otak.
5. keluarga mengatakan memutuskan untuk merawat anggota
keluarga yang sakit, jika tidak sembuh akan membawa ke klinik
atau puskesmas terdekat.
6. keluarga mengatakan, gara-gara ispa dapat berakibat
mengganggu aktivitas
7. keluarga mengatakan mengerti apa yang telah diajarkan.
8. keluarga mengatakan senang karena bisa melakukan cara
inhalasi buatan.
9. keluarga mengatakan cara memodifikasi lingkungannya yaitu
lantai rumah yang bersih, atap rumah bersih tanpa sawang,
terdapat ventilasi dan penerangan yang kuat
10. keluarga mengatakan manfaat dari fasilitas kesehatan bisa
mengetahui kondisi atau keadaan tubuh, mendapatkan
pengobatan yang tepat serta pendidikan kesehatan”

Data Objektif :
1. keluarga mampu menyebutkan pengertian ISPA dengan
benar
2. keluarga dapat menyebutkan penyebab ISPA
3. keluarga mampu menyebutkan tanda gejala ISPA
4. keluarga tampak kooperatif, dan dapat menjawab pertanyaan
dengan benar
5. keluarga dapat menyebutkan akibat lanjut dari ISPA
6. keluarga tampak memperhatikan apa yang dijelaskan oleh
perawat dan keluarga terlihat sangat menyayangi Ny. S
7. keluarga nampak mengambil keputusan dengan benar
8. keluarga mampu menyebutkan cara pencegahan ISPA dengan
benar
9. keluarga mampu melakukan yang didemontrasikan oleh
perawat.
10. Klien mampu menyebutkan lingkungan yang
aman bagi penderita ISPA
11. Keluarga sudah melakukannya
12. Keluarga dapat meyebutkan manfaat pelayanan
kesehatan

Analisa : TUK 1 sampai TUK 5 teratasi sesuai rencana

Planning : Memotivasi keluarga untuk melanjutkan dan


menerapkan apa yang perawat sudah berikan
BAB IV

PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
SATUAN ACARA PENYULUHAN

“ISPA”

SATUAN ACARA PENYLUHAN


Pokok bahasan : ISPA
Sub pokok bahasan : Cara Mengenal ISPA

Sasaran : Keluarga Tn. I

Hari/tanggal :

Waktu :

Tempat : Dirumah Tn. I


Peserta : Pasien dan keluarga Tn. I

A. Tujuan

1. Tujuan umum :

Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pasien dan

keluarga pasien mampu mengenal penyakit ispa dengan

tepat.

2. Tujuan khusus :

a. Mampu menjelaskan pengertian ISPA

b. Mampu menjelaskan penyebab ISPA

c. Mampu menjelaskan tanda gejala ISPA

d. Mampu menjelaskan cara penanganan ISPA

e. Mampu menjelaskan penularan ISPA


f. Mampu menjelaskan pencegahan ISPA

B. Materi

1. Pengertian ISPA

2. Penyebab ISPA

3. Tanda gejala ISPA

4. Cara penangganan ISPA

5. Penularan ISPA

6. Pencegahan ISPA

C. Media

1. Lembar balik

2. Leaflet

D. Metode Penyuluhan

1. Ceramah

2. Diskusi tanya jawab

E. Pengorganisasian

3. Pembimbing

Pembimbingan Lapangan / Puskesmas :

Pendidikan :

4. Moderator :
Peran Moderator :

a. Memulai dan Menutup Acara

b. Memperkenalkan Diri

c. Menetaptakan tata tertib acara penyuluhan

d. Menjaga kelancaran acara

e. Memimpin diskusi

5. Penyaji :

Peran Penyaji :

a. Menyajikan materi penyuluhan

b. Bersama fasilitator manjalin kerja sama dalam acara penyuluhan

c. Menjawab pertanyaan audiens

6. Observasi :

Peran Observer :

a. Mengamati jalannya kegiatan

b. Mengevaluasi kegiatan

c. Mencatat perilaku verbal dan non verbal serta kegiatan

7. Fasilitator :

Peran Fasilitator :

a. Memotivasi peserta kegiatan dalam bertanya

b. Bekerja sama dengan penyaji dalam menampilkan bahan

penyuluhan
c. Membagikan leafleat

F. Setting Tempat

Keterangan :
: Peserta
: Pasien Ny. S ISPA

: Penyaji

: Penguji

G. Kegiatan Penyuluhan

No. Waktu Kegiatan Peserta


a. Mengucam Salam a. Menjawab salam
1 5 Menit
b. Memperkenalkan b. Memperhatikan
nama kepada audiens
c. Kontrak waktu c. Memperhatikan
d. Menjelaskan tujuan
d. Memperhatikan
penyuluhan
dan Mendengar
20 Menit a. Mampu menjelaskan a. Memperhatikan
2
ISPA dan
b. Mampu menjelaskan Mendengarkan
penyebab ISPA b. Memperhatikan
c. Mampu Menjelaskan dan
tanda gejala ISPA Mendengarkan
d. Mampu menjelaskan c. Memperhatikan
cara penangan ISPA dan
e. Mampu menjelaskan Mendengarkan
cara penanganan d. Memperhatikan
ISPA dan
f. Mampu menjelaskan Mendengarkan
komplikasi ISPA e. Memperhatikan
dan
g. Mampu menjelaskan
Mendengarkan
f. Memperhatikan
pencegahan yang
dan
Mendengarkan
tepat pada ISPA
g. Meperhatikan dan

Mendengarkan
15 Menit a. Mengajukan 3 a. Bertanya
3 pertanyaan tentang b. Memperhatikan
penyuluhan ISPA dan
b. Memberikan Mendengarkan
kesimpulan tentang
c. Menjawab Salam
penyuluhan ISPA
c. Salam penutup
H. Evaluasi

1) Evaluasi dilaksanakan selama proses dan pada akhir kegiatan

penyuluhan dengan memberikan pertanyaan secara lisan sebagai

berikut :

a. Mampu menjelaskan pengertian ISPA

b. Mampu menjelaskan penyebab ISPA

c. Mampu menjelaskan tanda gejala ISPA

d. Mampu menjelaskan cara penangan ISPA

e. Mampu menjelaskan penularan ISPA

f. Mampu menjelaskan pencegahan ISPA

2) Evaluasi Struktur

a. Menyiapkan SAP
b. Menyiapkan materi dan media

c. Kontrak waktu dan sasaran

d. Menyiapkan tempat

e. Menyiapkan pertanyaan

3) Evalusi Proses

a. Sasaran memperhatikan dan mendengarkan selama penyuluhan

berlangsung

b. Sasaran aktif bertanya bila ada hal yang belum dimengerti

c. Sasaran memberi jawaban atas pertanyaan pemberi materi

d. Sasaran tidak meninggalkan tempat selama penyuluhan

berlangsung

e. Tanya jawab berjalan dengan baik

4) Evaluasi Hasil

a. Penyuluhan dikatakan berhasil apabila sasaran mampu menjawab

pertanyaan 80 % lebih dengan benar

b. Penyuluhan dikatakan cukup berhasil / cukup baik apabila sasaran

mampu menjawab pertanyaan antara 50 – 80 % dengan benar

c. Penyuluhan dikatakan kurang berhasil / tidak baik apabila sasaran

hanya mampu menjawab kurang dari 50% dengan benar


MATERI ISPA
1. Pengertian ISPA

ISPA adalah infeksi saluran pernapasan bagian atas dan saluran

pernapasan bawah yang berlangsung sampai 14 hari.

2. Penyebab ISPA

a. Tertular oleh penderita batuk

b. Daya tahan tubuh lemah

c. Gizi kurang

d. Lingkungan perumahan yang tidak sehat

e. Anak / bayi yang tidak mendapat ASI yang memadai.

3. Tanda dan Gejala ISPA

a. Batuk

b. Pilek

c. Nafas Cepat

d. Demam

e. Mual Muntah

f. Tidak Nafsu Makan

4. Cara Penangan ISPA

a. Mengatasi panas demam dengan cara kompres air hangat

b. Mengatasi batuk dengan cara : jeruk nipis ½ sendok tea dicampur


dengan kecap atau madu ½ sendok tea (3x/hari)

c. Pemberian makan dengan cara memberikan makanan bergizi tapi

sering

d. Pemberian minum dengan cara minum air putih, air hangat, air

sari buah

5. Cara Penularan ISPA

a. Melalui udara

b. Kontak langsung dengan penderita

c. Bibit penyakit masuk kedalam tubuh melalui pernapasan

d. Imunisasi yang kurang lengkap

e. Status gizi yang kurang

f. Polusi udara lingkungan

6. Cara Pencegahan ISPA

a. Makanan yang bergizi

b. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan kegiatan


LEAFLET

Anda mungkin juga menyukai