Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL

UPAYA PENDIDIKAN KESEHATAN UNTUK MENINGKATKAN


PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG RESIKO JATUH
PADA PASIEN HIPERTENSI DI KOTA METRO
KELURAHAN TEJO AGUNG

TIM PENGUSUL
1. Dwi Septa Wulandari (220101044P)
2. Denny Lestari (220101132P)
3. Mareta Sari (220101033P)
4. Yuda Putra Mahendra (220101017P)
5. Rico Ardinata (220101122P)
6. Alamsyah (200101037P)
7. Dewi Nurbaiti (220101147P)
8. Dimas Galih Saputra (220101123P)
9. Desti Ayu Setyowati (220101099P)
10. Mira Adina (220101148P)
11. Nadila Hidayah (220101101P)
12. Vega Widya Pradana (220101171P)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERISTAS AISYAH PRINGSEWU
2022
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : UPAYA PENDIDIKAN KESEHATAN UNTUK


MENINGKATKAN PENGETAHUAN
KELUARGA TENTANG RESIKO JATUH
PADA PASIEN HIPERTENSI
Mitra Program : Puskesmas Tejo Agung Kota Metro
Ketua Tim Pengusul
a. Nama Lengkap : Rico Ardinata
b. Program Studi : S1 Keperawatan Konversi
c. Bidang Keahlian : Keperawatan Keluarga
d. Nomor HP : 085384444073
e. Alamat Email :
Anggota Tim Pengusul
a. Jumlah Anggota : 12
1. Dwi Septa Wulandari
2. Denny Lestari
3. Mareta Sari
4. Yuda Putra Mahendra
5. Rico Ardinata
6. Alamsyah
7. Dewi Nurbaiti
8. Dimas Galih Saputra
9. Desti Ayu Setyowati
10. Mira Adina
11. Nadila Hidayah
12. Vega Widya Pradana
Lokasi Kegiatan/Mitra
a. Wilayah Mitra (Desa/Kecamatan) : Tejo Agung
b. Kabupaten/Kota : Metro
c. Provinsi : Lampung

Luaran yang dihasilkan : Publish Jurnal


Jangka Waktu Pelaksanaan : 1 hari

Pringsewu, 27 Oktober 2022

Dosen pengampu mata kuliah Ketua Tim Pengusul,

Sutrisno, MAN Rico Ardinata


A. RINGKASAN
Penyakit merupakan keadaan abnormal di dalam tubuh maupun pikiran yang menyebabkan
ketidaknyamanan, disfungsi atau kesulitan terhadap orang yang dipengaruhinya. Salah satu
penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan yang sangat serius saat ini adalah
hipertensi. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan diukur paling
tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Atau bisa disebut penyakit yang mematikan tetapi
tidakterlihat.

Di negara berkembang seperti Indonesia berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah pada
orang dengan usia 18 tahun ke atas di sejumlah daerah telah mencapai 31,7% dari total
penduduk dewasa, sedangkan data dari dinas kesehatan Provinsi Lampung, hipertensi
merupakan penyakit yang sering dijumpai diantara penyakit tidak menular
lainnya. Lampung merupakan salah satu provinsi yang mempunyai prevalensi hipertensi
lebih tinggi dari angka nasional. Beberapa kejadian fatal yang dapat menyebabkan
komplikasi hingga kematian pada penderitta hipertensi yaitu ketika pasien merasakan gejala
pusing berputar yang disertai nyeri bagian tengkuk kepala, penglihatan kabur dan gejala
tersebut diabaikan. Kejadian jatuh sendiri bisa terjadi akibat kelalaian yang dapat
menimbulkan kejadian fatal yang tidak disadari oleh seseorang penderita hipertensi yang
sedang melakukan kegiatan, dan dapat mengakibatkan hilangnya kesadaran, stroke atau
kelemahan fisik.

Penyebab tersering jatuh adalah berasal dari dalam diri orang itu sendiri dan didukung
dengan keadaan lingkungan rumah yang tidak aman dan nyaman. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan yaitu faktor pendidikan, umur, penyuluhan, dan media masa.
Pengetahuan keluarga tentang upaya pencegahan resiko cedera pada penderita hipertensi
sangat penting dimiliki oleh keluarga agar bisa memberikan asuhan yang tepat pada
penderita hipertensi terutama dalam pencegahan jatuhnya. Tetapi pengetahuan keluarga
bukanlah semata-mata faktor yang mutlak mempengaruhi kejadian jatuh pada penderita
hipertensi. Peran perawat yaitu membantu keluarga yang anggota keluarga menderita
penyakit hipertensi seperti memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar dapat
melakukan asuhan keperawatan secara mandiri, menjelaskan lingkungan yang baik serta
aman dan nyaman untuk penderita hipertensi, sebagai koordinator untuk mengatur program
kegiatan atau dari berbagai disiplin ilmu, sebagai pengawas kesehatan, sebagai konsultan
dalam mengatasi masalah, sebagai fasilitator asuhan perawatan dasar pada keluarga yang
menderita penyakit hipertensi. Tindakan keperawatan keluarga meliputi memberikan
informasi mengenai hipertensi, melakukan perawatan secara tepat, memberikan contoh
keperawatan yang benar kepada keluarga, memberikan saran untuk menciptakan lingkungan
yang mendukung dan memanfaatkan fasilitas kesehatan terdekat.
B. PENDAHULUAN
Penyakit hipertensi merupakan keadaan abnormal didalam tubuh maupun pikiran yang
menyebabkan ketidaknyamanan, disfungsi atau kesulitan terhadap orang yang
dipengaruhinya. Ada beberapa jenis penyakit menular, penyakit tidak menular dan penyakit
kronis. Salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan yang sangat
serius saat ini adalah hipertensi (Rahajeng, 2009).

Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan diukur paling tidak pada
tiga kesempatan yang berbeda. Secara umum , seseorang dianggap mengalami hipertensi
apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari 140/90 mmHg. Hipertensi juga sering diartikan
sebagai suatu keadaan di mana tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan
diastolik lebih dari 80 mmHg. (Ardiansyah M, 2012)

Jumlah orang dengan kondisi hipertensi naik dari 600 juta pada tahun 1980 menjadi1
miliar pada tahun 2008 (3) prevalensisuatu hipertensi tertinggi di Wilayah Afrika di
46%dari orang dewasa berusia 25 dan di atas, sedangkan terendah Prevalensi pada 35%
ditemukan di Amerika. Secara keseluruhan, negara-negara berpenghasilan tinggi
memilikiprevalensi lebih rendah dari hiperketegangan - 35% - darikelompok lain pada 40% .
(WHO, 2012).

Hipertensi diperkirakan menjadi penyebab kematian 1 juta orang di dunia, yaitu sekitar 13%
dari total kematian. Atau bisa disebut penyakit yang mematikan tetapi
tidaknterlihat.Prevalensi hipertensi hampir sama besar baik di negara berkembang maupun
di negara maju. Pada kebanyakan kasus, hipertensi terdeteksi saat pemeriksaan fisik karena
alasan tertentu, sehingga sering disebut sebagai silent killer, bahkan sering ditemukan
penderita telah mengalami berbagai komplikasi pada organ-organ vital seperti jantung,
otak maupun ginjal. Di negara berkembang seperti Indonesia berdasarkan hasil pengukuran
tekanan darah pada orang dengan usia 18 tahun ke atas di sejumlah daerah telah
mencapai 31,7% dari total penduduk dewasa, sedangkan data dari dinas kesehatan
Provinsi Lampung, hipertensi merupakan penyakit yang sering dijumpai diantara penyakit
tidak menular lainnya. Kasus tertinggi penyakit tidak menular tahun 2018 sebesar 29,9%
pada kelompok penyakit jantung dan pembuluh darah adalah penyakit hipertensi esensial.
Prevalensi kasus hipertensi primer mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun
2013 sebesar 24,7 % (Dinkes Provinsi Lampung, 2018).

Beberapa kejadian fatal yang dapat menyebabkan komplikasi hingga kematian pada
penderitta hipertensi yaitu ketika pasien merasakan gejala pusing berputar yang disertai
nyeri bagian tengkuk kepala, penglihatan kabur dan gejala tersebut diabaikan. Kejadian
jatuh sendiri bisa terjadi akibat kelalaian yang dapat menimbulkan kejadian fatal yang tidak
disadari oleh seseorang penderita hipertensi yang sedang melakukan kegiatan, dan dapat
mengakibatkan hilangnya kesadaran, stroke atau kelemahan fisik. Penyebab tersering jatuh
adalah berasal dari dalam diri orang itu sendiri dan didukung dengan keadaan lingkungan
rumah yang tidak aman dan nyaman (Darmojo, 2011).

Pengetahuan adalah merupakan hasil ”tahu” dan ini terjadi setelah seseorang melakukan
penginderaaan suatu obyek tertentu (Notoatmodjo, 2013). Menurut Notoatmodjo, bahwa
semakin baik pengetahuan keluarga maka akan semakin mengurangi kejadian jatuh pada
lansia. faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu faktor pendidikan, umur,
penyuluhan, dan media masa. Dari data diatas menunjukkan bahwa pengetahuan dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah adanya informasi non formal seperti
penyuluhan di Desa, dari televisi, membaca koran. Tingkatan pendidikan tidak mutlak
mempengaruhi pengetahuan seseorang. Hal ini berarti menunjukkan bahwa ada hubungan
antara pengetahuan keluarga tentang pencegahan resiko cidera pada lansia terhadap kejadian
jatuh. Pengetahuan keluarga tentang upaya pencegahan resiko cedera pada lansiasangat
penting dimiliki oleh keluarga yang mempunyai lansia agar bisa memberikan asuhan yang
tepat pada lansia terutama dalam pencegahan jatuhnya. Tetapi pengetahuan keluarga
bukanlah semata-mata faktor yang mutlak mempengaruhi kejadian jatuh pada lansia. Karena
ada banyak faktor lain seperti pengalaman, lingkungan, dan lain-lain.

Perawat komunitas ikut berperan serta dalam membantu keluarga untuk mengatasi masalah
kesehatan dengan cara meningkatkan kesanggupan keluarga untuk melakukan fungsi dan
tugas perawatan kesehatan keluarga. Peran perawat yaitu membantu keluarga yang anggota
keluarganya menderita penyakit hipertensi, seperti memberikan pendidikan kesehatan
kepada keluarga agar dapat melakukan asuhan keperawatan secara mandiri, menjelaskan
lingkungan yang baik serta aman dan nyaman untuk penderita hipertensi, sebagai
koordinator untuk mengatur program kegiatan atau dari berbagai disiplin ilmu, sebagai
pengawas kesehatan, sebagai konsultan dalam mengatasi masalah, sebagai fasilitator asuhan
perawatan dasar pada keluarga yang menderita penyakit hipertensi. Tindakan keperawatan
keluarga melipu memberikan informasi mengenai hipertensi, melakukan perawatan secara
tepat, memberikan contoh keperawatan yang benar kepada keluarga, memberikan saran
untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dan memanfaatkan fasilitas kesehatan
terdekat (Muhlisin, 2012)
C. SOLUSI PERMASALAHAN
Informasi mengenai beberapa permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat Kelurahan Tejo
Agung tentunya harus sesegera mungkin untuk diatasi sebagai salah satu solusi peningkatan
kualitas kesehatan masyarakat. Tim pengusul pengabdian sebagai bagian dari masyarakat
yang kebetulan berkecimpung dalam dunia pendidikan dan kesehatan, merasa terpanggil
untuk ikut membantu memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi oleh
masyarakat Tejo Agung. Melalui usulan kegiatan Ipteks ini dan berdasarkan anilisis
kebutuhan yang telah dilaksanakan, tim pengabdi mencoba menawarkan solusi terhadap
permasalah tersebut dengan sentuhan Ipteks, yaitu kegiatan pokok 1) peningkatan
pengetahuan kualitas kesehatan khusunya pada Usia 18 tahun keatas, 2) membentuk
kelompok Usia 18 tahun keatas yang menderita hipertensi, 3) peningkatan kesadaran
masayarakat akan pentingnya menjaga kesehatan pada Usia 18 tahun keatas, 4) melakukan
penyuluhan.

Manfaat yang diperoleh mitra dari 4 kegiatan pokok tersebut, diantaranya :


1. Masyarakat khususnya usia produktif mengetahui pentingnya menjaga kesehatan
2. Untuk meningkatkan pengetahuan keluarga tentang resiko jatuh pada pasien hipertensi
3. Terbentuknya kelompok usia produktif yang mampu meningkatkan kualitas kesehatan di
Puskesmas Tejo Agung.
4. Meningkatnya kualitas kesehatan Usia Produktif
5. Mengurangi angka ketidaktahuan masyarakat tentang pentingnya mengurangi resiko
jatuh pada pasien hipertensi

Adapun rencana kegiatan yang diusulkan untuk mencapai tujuan di atas adalah sebagai
berikut :
1. Pembentukan kader kesehatan Masyarakat (Kader PTM)
2. Pendidikan kesehatan tentang Hipertensi dan resiko jatuh pada pasien hipertensi
3. Evaluasi hasil dari pendidikan kesehatan dan pelatihan
4. Pemeriksaan tekanan darah pada usia produktif (18 tahun keatas).
D. METODE PELAKSANAAN
1. Persiapan dan Pembekalan
a. Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat
Berdasarkan ruang lingkup, pendekatan, metodologi penanganan program dan
pekerjaan, maka disusunlah pelaksana perkerjaan. Secara umum organisasi ini terdiri
dari penerima dan pemberi dana yaitu ditandatangani Ketua Pelaksana Kegiatan dan
tim teknik pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat yaitu LPPM Universitas
Aisyah Pringsewu.
Tujuan penyusunan tim organisasi pelaksana perkerja untuk memudahkan koordinasi,
pertukaran informasi, evaluasi dan pengendalian pelaksana kegiatan baik pola
eksternal maupun internal.
1) Pola/Mekanisme Eksteral, berupa koordinasi antara tim pelaksana kegiatan
Pengabdian Kepada Masyarakat dengan pihak/instansi terkait yang dapat
memberikan masukan dan arahan untuk mempermudah pelaksanaan Pengabdian
Kepada Masyarakat.
2) Pola/Mekanisme Internal adalah koordinasi didalam Pengabdian Kepada
Masyarakat sendiri malalui dari tahap persiapan sampai penyelesaian kegiatan.
Koordinasi intensif dilakukan antara pihak manajemen LPPM dengan tim
pelaksana kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat, antara penanggung jawab
kegiatan dengan ketua pengusul dan tim anggota serta mahasiswa.

b. Materi Persiapan dan Pembekalan Pengabdian Kepada Masyarakat yang perlu


diberikan kepada mahasiswa meliputi :
1. Ruang lingkup dan tujuan program kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat
2. Kebijakan dan strategi pemberdayaan masyarakat upaya pendidikan kesehatan
untuk meningkatkan pengetahuan keluarga tentang resiko jatuh pada pasien
hipertensi
3. Penjelasan umum tentang keluarga penderita Hipertensi
4. Partisipasi tenaga kesehatan dan puskesmas serta kader kesehatan dalam
menerima proses pendidikan kesehatan
5. Manajemen pemberdayaan masyarakat untuk rencana jangka panjang
2. Pelaksanaan
Strategi yang digunakan mengatasi permasalahan di atas adalah pendekatan berbasis
komunitas dimana strategi pemecahan langsung ke sasaran dengan optimalisasi peran
kader kesehatan dan anggota masyarakat yaitu anggota masyarakat Usia 18 th ke atas
yang ada di Kota Metro Kelurahan Tejo Agung, pelaksanaan kegiatan dilakukan dalam 4
tahap. Tahap pertama pembentukan kader kesehatan, tahap kedua adalah pelatihan
dengan memberikan materi mengenai Hipertensi tentang bagaimana meminimalisir
resiko jatuh pada penderita hipertensi. Pelatihan diawali dengan penyampaian materi
pelatihan dalam bentuk ceramah/diskusi/demonstrasi. Pada awal dan akhir pelatihan
dilakukan evaluasi kesiapan kader sebagai konselor kesehatan masyarakat. Tahap ketiga
adalah mengevaluasi kemampuan kader dalam melakukan penyuluhan kesehatan pada
masyarakat. Selama proses kegiatan ini akan diberikan kesempatan kader melakukan
edukasi pada penderita hipertensi. Tahap keempat adalah berkerjasama dengan
Puskesmas Tejo Agung untuk melakukan pemeriksaan Tekanan darah di Kota Metro
kelurahan Tejo Agung

3. Rencana Keberlanjutan Program


Dengan program ini, diharapkan masyarakat bisa lebih menyadari pentingnya
mengontrol tekanan darah. Selain itu dari penyuluhan-penyuluhan mengenai Hipertensi
akan berbagai masalah kesehatan lainnya seperti kesehatan lingkungan, kesehatan lansia,
kesehatan ibu dan anak ini dapat menjadi modal penting bagi masyarakat untuk
meningkatkan derajat kesehatannya.

Keberlanjutan program ini juga dapat dilakukan dengan membentuk mitra desa bagi
Universitas Aisyah Pringsewu sehingga dapat dijadikan laboratorium lapangan untuk
menunjang proses belajar dan mengajar. Selain itu dapat dijadikan sebagi pusat riset baik
bagi dosen maupun mahasiswa.

Selain itu bagi pihak pelayanan kesehatan, dalam hal ini Dinas Kesehatan Kota Metro
dapat menjadikan Kelurahan Tejo Agung sebagai desa acuan bagi Kelurahan kelurahan
lainnya. dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dan mewujudkan desa sehat
mandiri.
E. BIAYA DAN JADWAL PELAKSANAAN
1. RANCANGAN BIAYA
Seluruh anggaran yang dikeluarkan dalam Pelaksanaan kegiatan ini bersumber dari
iuran masing-masing anggota kelompok 10 dengan rincian :
Jenis Pembelanjaan Item Satuan Vol. Biaya Satuan Total
KONSUMSI
Snack peserta 15.000 x Biaya konsumsi OR 10 15.000 150.000,-
10 orang pelaksanaan
Snack pembantu Biaya konsumsi OR 15 15.000 225.000,-
pengadian 15.000 x 15 pelaksanaan
orang
BAHAN HABIS
PAKAI
Masker 2 box Bahan habis Dus 1 45.000 90.000,-
@45.000,- pakai
Handschoon @ 55.000,- Bahan habis Dus 1 55.000 55.000,-
x 1 box pakai
Baterai alat Tensi Bahan habis Pcs 5 19.400 97.000,-
pakai
Hand sanitizer 500 ml Bahan habis Pcs 2 50.000 100.000,-
@50.000 x 2 Botol pakai
HONORIUM
PENDAMPING
Kader PTM Pembantu OH 5 250.000 250.000,-
Lapangan 5
(OH)

Total Rp. 967.000,-

2. JADWAL PELAKSANAAN
Sabtu, 29 Oktober 2022

F. DAFTAR PUSTAKA
1. Ardiansyah, M.(2012). Medikal Bedah Untuk Mahasiswa.Jakarta:Salemba Medika
2. Dinkes Provinsi Lampung. (2013). Data Penderita Hipertensi Di Wilayah lampung
3. Faisal,dkk. (2012). Faktor Risiko Hipertensi pada Wanita Pekerja dengan Peran Ganda
Kabupaten Bantul Tahun 2011. Berita Kedokteran Masyarakat. Volume 28, Nomor 2:
2012
4. Muhlisin, A. (2012). Keperawatan Keluarga. Surakarta: Gosyem Publishing
5. Notoatmodjo, S. (2013). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
6. Sulistyarini, I. (2013). Terapi Relaksasi Progresif Untuk Menurunkan Tekanan Darah
dan Meningkatkan Kualitas Hidup Penderita Hipertensi. Jurnal Psikologi. Hal: 28.
7. World Health Organization (WHO). (2012). Report of Hypertension. ejournal
keperawatan (e-Kp).
G. GAMBARAN IPTEK
Kegiatan ini merupakan ajang transfer pengetahuan ilmiah ke ranah masyarakat. Penerepan
transfer iptek dilakukan dengan cara yang sederhana namun penting dipahami oleh khalayak
sasaran sehingga tujuan kegiatan ini dapat tercapai semaksismal mungkin. Transfer iptek
yang dilakukan dalam kegiatan ini melalui pendidikan kesehatan serta demonstrasi langsung
juga penerapannya langsusng dengan pemeriksaan Hipertensi di kelurahan Tejo Agung.
H. PETA LOKASI MITRA SASARAN

Anda mungkin juga menyukai