Anda di halaman 1dari 2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rumput Kume


Rumput kume (sorghum plumosum var. Timorense) merupakan hijauan
pakan lokal NTT yang berpeluang dan berpotensi sebagai sumber bahan pakan
bagi ternak ruminansia. Kualitas nutrisi rumput kume kering yaitu protein kasar
1,61%, serat kasar 44,10%, lemak kasar 1,42% (Beku et al., 2014). Penerapan
teknologi pengolahan pakan sangat perlu dilakukan terhadap rumput kume agar
bisa meningkatkan kandungannya sehingga dapat dikonsumsi oleh ternak.
Menurut penelitian: Peningkatan Kandungan Nutrient Rumput kume (sorghum
plumosum vr. Timorense) Kering yang difermentasi dengan pribiotik starbio
penambahan starbio sebagai starter biokonversi dapat memperbaiki kandungan
nutrient rumput kume kering. Pada level 0,06% starbio memberikan pengaruh
yang terbaik terhadap kandungan nutrient rumput kume kering (Emma et all.,
2012).

2.2 Amoniasi
Amoniasi merupakan cara pengolahan kimia menggunakan amoniak
(NH3) sebagai bahan kimia yang digunakan untuk meningkatkan daya cerna
bahan pakan berserat sekaligus meningkatkan kadar N (proteinnya). Amoniasi
juga merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas Jerami sebagai
pakan dengan penambahan urea 2% dari berat kering jerami. Bahan kimia yang
terdapat dalam urea dapat memecah lignin dan silikat dalam jerami sehingga
selulosa dan hemiselulosannya dapat dibebaskan dan diserap.

2.3 Silase
Silase merupakan teknologi pengawetan hijauan dengan cara anaerob.
Sillase yang memiliki kualitas baik yaitu silase yang memiliki bahan kering yang
tinggi. Asam yang terbentuk didalam silase yaitu asam-asam organik antara lain
laktnat, asetat, dan butiran sebagai fermentasi karbohidrat terlarut oleh bakteri
sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan derajat keasaman (pH). Penurunan
pH ditandai dengan meningkatnya kandungan asam laknat yang dihasilkan selama
proses fermentasi akan berperan sebagai zat pengawet sehingga dapat mengurangi
pertumbuhan mikroorganisme pembusuk. Menurut pendapat Santoso (2009),
menyatakan bahwa kemampuan BAL yang diinokulasi pada bahan silase mampu
menurunkan pH sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri clostridia, dan
BAL akan menekan degradasi nutrient.

2.4 Mikroorganisme Lokal


Mikroorganisme lokal (mol) merupakan biokativator yang terdiri dari
kumpulan berbagai mikroorganisme pengurai. Mol dapat diperoleh dari isi rumen
sapi, kerbau dan kambing. Cairan rumen mengandung enzim protease yang
menghidrolisis protein atau peptide, amylase yang menghidrolisis pati, selulosa
yang menghidrolisis selulosa, hemiselulosa (xylanase) yang menghidrolisis
hemiselulosa (xylan), lipase yang menghidrolisis lemak, fitase yang
menghidrolisis fitat ( Kung et all., 2000). Hasil penelitian sandi et all., (2010)
menunjukan bahwa penambahan enzim cairan rumen dan bakteri Leuconostoc
mesenteroides pada silase berbahan baku singkong mampu menurunkan
kandungan serat kasar dan sianida pada umbi , serta meningkatkan protein bahan.
Air kelapa

Anda mungkin juga menyukai