LENI NURLAENI
NPM. 200120200504
Latar Belakang
Kulit singkong
Jumlah kulit singkong ini cukup besar, apabila diolah dengan baik dan teknologi
pengolahan pakan yang tepat akan menghasilkan bahan baku pakan yang
berkualitas
Kulit singkong mengandung bahan kering 67,97 %
Berdasarkan bahan keringnya kulit singkong mengandung Untuk meningkatkan kualitas dan
protein kasar 4.08%, dan serat kasar yang juga tinggi menurunkan faktor pembatas dari kulit
27,23% (Lab. Non Ruminansia Faterna, 2015), lemak singkong serta pemanfaatan dalam ransum
kasar 4,02 %, BETN 56,06 %, abu 2,32 % dan kadar HCN ternak dapat maksimal, teknologi
228,4 ppm (Nuraini dkk, 2007). Di samping itu, juga pengolahan pakan yang sesuai untuk
terdapat HCN sebanyak 225 ppm, mengandung lignin meningkatkan kualitas nutrisi dan menurunkan
12,56% dan selulosa 14,00% (Lira, 2012). kandungan serat kasar terutama lignin dan
Kulit singkong ini hanya dapat digunakan sampai selulosa yaitu dengan melakukan teknologi
level 10% dalam ransum ayam broiler, karena rendahnya fermentasi dengan bantuan bakteri Bacillus
protein kasar, tingginya serat kasar (lignin dan selulosa) amyloliquefaciens.
dan anti nutrisi HCN sebagai faktor pembatas (Siswanti,
1993).
Identifikasi Masalah
1. Bagaimana Potensi Limbah Kulit Singkong terhadap pakan Ternak
2. Bagaimana Potensi Bacillus amyloliquefaciens dan Metode fermentasinya
3. Aplikasi Pengaruh fermentasi dengan Bacillus amyloliquefaciens pada limbah
kulit singkong
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan dosis inokulum dan waktu fermentasi kulit ubi
kayu menggunakan bakteri Bacillus amyloliquefaciens menurunkan kandungan bahan kering produk
Kukaf, namun juga meningkatan kandungan protein kasar dan retensi nitrogen.
Perlakuan terbaik pada penelitian ini adalah produk Kukaf dengan perlakuan A3B1 (dosis
inokulum 3% dan lama fermentasi 4 hari) dengan memperoleh penurunan bahan kering sebesar
12,32%, peningkatan protein kasar sebesar 45,34% dan peningkatan nilai retensi nitrogen
sebesar 55 % (dari 30,06 % menjadi 66,64%).
Kesimpulan