Anda di halaman 1dari 11

RESUME

KETAHANAN NASIONAL
DOSEN PENGAMPU : Idris M.Noech SE,MM

MATA KULIAH:
KEWARGANEGARAAN

NAMA : NUR ANNISYAH TANIYA


NIM : B1061191051

SEMESTER/KELAS : 1/ B REGULER

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK
2019
RESUME
KETAHANAN NASIONAL
DOSEN PENGAMPU : Idris M.Noech SE,MM

MATA KULIAH:
KEWARGANEGARAAN

NAMA : A’ANG FEBRIANSYAH


NIM : B1061191072

SEMESTER/KELAS : 1/ B REGULER

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK
2019
A. Latar Belakang

Sejak Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, Bangsa dan Negara Indonesia
tidak luput dari berbagai gejolak dan ancaman dari dalam negeri maupun luar negeri yang nyaris
membahayakan kelangsungan hidup Bangsa dan Negara. Meskipun demikian, Bangsa dan
Negara Indonesia telah mampu mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatannya terhadap
ancaman dari luar antara lain agresi militer Belanda dan mampu menegakkan wibawa
pemerintah dengan menumpas gerakan separatis, pemberontakan PKI, DI/TII bahkan merembut
kembali Irian Jaya. Dengan posisi geografis, potensi sumber kekayaan alam, serta besarnya
jumlah dan kemampuan penduduk yang dimilikinya, Indonesia menjadi ajang persaingan
kepentingan dan perebutan pengaruh Negara-negara besar dan adikuasa. Hal tersebut secara
langsung maupun tidak langsung akan menimbulkan dampak negatif terhadap segenap aspek
kehidupan dan mempengaruhi, bahkan membahayakan, kelangsungan hidup dan eksistensi
Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Meskipun dihadapkan pada berbagai rantangan, Negara Kesatuan Republik Indonesia masih
tetap tegak berdiri sebagai satu bangsa dan Negara yang merdeka, bersatu, dan berdaulat. Hal
tersebut membuktikan bahwa bangsa Indonesia memiliki keuletan dan ketangguhan untuk
mengembangkan kekuatan nasional dalam mengatasi setiap bentuk tantangan, ancaman,
hambatan, dan gangguan dari mana pun datangnyaa. Dalam rangka menjamin eksistensi bangsa
dan negara di masa kini dan di masa yang akan dating, bangsa Indonesia harus tetap memiliki
keuletan dan ketangguhan yang perlu dibina secara konsistenan berkelanjutan.

Republik Indonesia bukanlah Negara kekuasaan yang penyelenggaraannya didasarkan atas


kekuasaan semata sehingga menciptakan sistem dan pola kehidupan politik yang toraliter,
melainkan Negara hukum. Di dalam Negara hukum penyelenggaraan kekuasaan dibenarkan dan
diatur menurut hukum yang berlaku. Hukum sebagai pranata sosial disusun bukan untuk
kepentingan golongan atau perorangan, tetapi untuk kepentingan seluruh rakyat dan bangsa
sehingga dapat menjaga ketertiban seluruh masyarakat.

Republik Indonesia adalah Negara yang memiliki UUd 1945 sebagai konstitusinya. Dalam
semangat konstitusi tersebut, kekuasaan pemerintah tidak bersifat absolut atau tidak tak
terbatas. Kedaulatan ada di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat, sedangkan penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan dituangkan
lebih lanjut ke dalam kelembagaan tinggi Negara dan tata kelembagaan Negara. Sistem negara
bersifat demokratis. Sifat ini tercemin dalam proses pengambilan keputusan yang bersumber
dan mengacu kepada kepentingan serta aspirasi rakyat.

Dengan demikian kondisi kehidupan nasional merupakan pencerminan Ketahanan Nasional


yang didasari oleh landasan konstitusional UUD 1945, dan landasan visional Wawasan
Nusantara. Ketahanan Nasional adalah kondisi yang harus dimiliki dalam semua aspek kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

B. Pokok-Pokok Pikiran

Dalam perjuangan mencapai tujuan yang telah disepakati bersama,suatu bangsa senantiasa
akan menghadapi beerbagai tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang dating dari
mana pun. Karena itu, bangsa Indonesia memerlukan keuletan dan ketangguhan untuk
mengembangkan kekuatan nasional yang disebut Ketahanan Nasional, yang didasarkan ada
pokok-pokok pikiran berikut.
1. Manusia Berbudaya
Manusia senantiasa berjuang mempertahankan eksistensi, pertumbuhan, dan
kelangsungan hidupnya serta berupaya memenuhi kebutuhan materiil maupun
spiritualnya. Karena itu, manusia yang berbudaya akan selalu mengadakan hubungan:
a. dengan Tuhan, disebut Agama,
b. dengan cita-cita, disebut Ideologi,
c. dengan kekuatan/kekuasaan, disebut Politik,
d. dengan pemenuhan kebutuhan, disebut Ekonomi,
e. dengan manusia, disebut Sosial,
f. dengan rasa keindahan, disebut Seni/Budaya,
g. dengan pemanfaatan alam, disebut Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, dan
h. dengan rasa aman, disebut Pertahanan dan Keamanan.

2. Tujuan Nasional, Falsafah Bangsa, dan Ideologi Negara


Tujuan Nasional menjadi pkok pikiran dalam Ketahanan Nasional karena suatu
organisasi, apa pun bentuknya, akan selalu berhadapan dengan masalah-masalah
internal dan eksternal dalam proses mencapai tujuan yang telah ditetapkannya.
Demikian pula halnya dengan negara dalam mencapai tujuannya. Karena itu, perlu
ada kesiapan untuk menghadapi masalah-masalah tersebut.

C. Pengertian Ketahanan Nasional Indonesia

Rumusan Ketahanan Nasional yang baku sangat diperlukan dalam menghadapi dinamika
perkembangan dunia dari masa ke masa. Rumusan Ketahanan Nasional sebagai dasar penerapan
harus mempunyai pengertian baku agar semua warga Negara mengerti serta memahaminya.
Ketahanan Nasional adalah kondisi dinamis bangsa Indonesia yang meliputi segenap aspek
kehidupan nasional yang terintegrasi. Ketahanan Nasional berisi keuletan dan ketangguhan
nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan , ancaman, hambatan, dan
gangguan baik yang dating dari luar maupun dari dalam dan untuk menjamin identitas,
intergritas, kelangsungan hidup bangsa dan Negara, serta perjuangan mencapai tujuan
nasionalnya.

Dalam pengertian tersebut, Ketahanan Nasional adalah kondisi kehidupan nasional yang
harus diwujudkan. Kondisi kehidupan tersebut sejak dini dibina secara terus-menerus dan
sinergis mulai dari pribadi, keluarga, lingkungan, daerah dan nasional. Proses berkelanjutan
untuk mewujudkan kondisi tersebut dilakukan berdasarkan pemikiran geostrategi berupa
konsepsi yang dirancang dan dirumuskan dengan memperhatikan kondisi bangsa dan kostelasi
geografi Indonesia.

D. Hakikat Ketahanan Nasional dan Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia

1. Hakikat ketahanan nasional Indonesia adalah keuletan dan ketangguhan bangsa yang
mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional untuk dapat menjamin
kelangsungan hidup bangsa dan Negara dalam mencapai tujuan nasional.
2. Hakikat konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia adalah pengaturan dan
penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan secara seimbang, serasi dan selaras
dalam seluruh aspek kehidupan nasional.

E. Asas-Asas Ketahanan Nasional Indonesia

Asas ketahanan nasional Indonesia adalah tata laku berdasarkan nilai-nilai pancasila, UUD
1945, dan wawasan nusantara yang terdiri dari:

1. Asas Kesejahteraan dan Keamanan

Kesejahteraan dan keamanan dapat dibedakan tetapi tidak dapat di pisahkan dan
merupakan kebutuhan manusia yang mendasar dan esensial. Tanpa kesejahteraan dan
keamanan, system kehidupan nasional tidak akan dapat berlangsung. Kesejahteraan dan
keamanan merupakan nilai intrinsik yang ada pada system kehidupan nasional itu sendiri.
Dalam kehidupan nasional, tingkat kesejahteraan dan keamanan nasional yang di capai
merupakan tolak ukur Ketahanan Nasional.

2. Asas Komprehensif Integral atau Menyeluruh Terpadu

Sistem kehidupan nasional mencakup segenap aspek kehidupan bangsa dalam


bentuk perwujudan persatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi, dan selaras pada
seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Ketahanan Nasional
mencakup ketahanan segenap aspek kehidupan bangsa secara utuh, menyeluruh, dan
terpadu (komprehensif integral).

3. Asas Mawas ke Dalam dan Mawas ke Luar

Sistem Kehidupan nasional merupakan perpaduan segenap aspek Kehidupan bangsa


yang saling berinteraksi. Di samping itu, system kehidupan nasional juga berinteraksi dengan
lingkungan sekelilingnya. Dalam proses interaksi tersebut dapat timbul berbagai dampak,
baik yang bersifat positif maupun negative. Untuk itu diperlukan sikap mawas ke dalam
maupun ke luar.

a. Mawas ke Dalam

Mawas ke dalm bertujuan menumbuhkan hakikat, sifat, dan kondisi kehidupan


nasional itu sendiri berdasarkan nilai-nilai kemandirian yang propersional untuk
meningkatkan kualitas derajat ke mandirian bangsa yang ulet dan tangguh. Hal ini
tidak berarti bahwa ketahanan nasional mengandung sikap isolasi atau nasionalisme
sempit.

b. Mawas ke Luar

Mawas ke Luar bertujuan untuk dapat mengantisipasi dan berperan serta mengatasi
ampak lingkungan strategis luar negeri dan menerima kenyataan adanya interaksi
dan ketergantungan dengan dunia internasional. Kehidupan nasional harus mampu
mengembangkan kekuatan nasional untuk memberikan dampak ke luar dalam
bentuk daya tangkal dan daya tawar. Interaksi dengan pihak lain diutamakan dalam
bentuk kerjasama yang saling menguntungkan.
4. Asas Kekeluargaan

Asas kekeluargaan mengandung keadilan, kearifan, kebersamaan, kesamaan, gotong


royong, tenggang rasa, dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Asas ini mengakui adanya perbedaan. Perbedaan tersebut harus dikembangkan
secara serasi dalam hubungan kemitraan agar tidak berkembang menjadi konflik yang
bersifat saling menghancurkan.

F. Sifat Ketahanan Nasional Indonesia

Ketahanan Nasional memiliki sifat yang terbentuk dari nilai-nilai yang terkandung dalam
landasan dan asas-asasnya, yaitu:

1. Mandiri

Ketahanan Nasional percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri serta paa
keuletan dan ketangguhan, yang mengadung prinsip tidak mudah menyerah, dengan
tumpuan pada identitas, integritas, dan kepribadian bangsa. Kemandirian (independency) ini
merupakan prasyarat untuk menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dalam
perkembangan global (interdependent).

2. Dinamis

Ketahanan Nasional tidaklah tetap, ia dapat meningkat atau menurun, tergantung


pada situasi dan kondisi bangsa, Negara, serta lingkungan strategisnya. Hal ini sesuai dengan
hakikat bahwa segala sesuatu di dunia ini senantiasa berubah dan perubahan itu senantiasa
berubah pula. Karena itu, upaya peningkatan ketahanan nasional harus senantiasa
diorientasikan ke masa depan dan dinamikannya diarahkan untuk pencapaian kondiai
kehidupan nasional yang lebih baik.

3. Wibawa
Keberhasilan pembinaan Ketahanan Nasional Indonesia secara berlanjut dan
berkesinambungan akan meningkatkan kemampuan dan kekuatan bangsa. Makin tinggi
tingkat Ketahanan Nasional Indonesia, makin tinggi pula nilai kewibawaan dan tingkat daya
tangkal yang dimiliki oleh bangsa dan Negara Indonesia.

4. Konsultasi dan Kerjasama

Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia tidak mengutamakan sikap konfrontatif dan


antagonistis, tidak mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik semata, tetapi lebih
mengutamakan sikap konsultatif, kerjasama, serta saling menghargai dengan
mengandalkan kekuatan moral dan kepribadian bangsa.
G. Pengaruh Aspek Ketahanan Nasional terhadap Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

1. Pengaruh Aspek Ideologi

Ideologi adalah suatu system nilai sekaligus kebulatan ajaran yang memberikan
motivasi. Ideologi juga mengandung konsep dasar tentang kehidupa yang dicita-citakan
oleh suatu bangsa. Keampuhan suatu ideologi tergantung pada rangkaian nilai yang
dikandungnya, yang dapat memenuhi serta menjamin segala aspirasi dan kehidupan
manusia. Secara teoretis, suatu ideologi bersumber dari suatu falsafah dan merupakan
pelaksanaan dari system falsafah itu sendiri.

a. Ideologi Pancasila

Pancasila merupakan tatanan nilai yang digali dari nilai-nilai dasar budaya Indonesia
yang sudah sejak ratusan tahun lalu tumbuh berkembang di Indonesia (Ir. Soekarno 1 Juni
1945).

Sila-sila Pancasila ialah:

a. Ketuhanan Yang Maha Esa

b. Kemanusiaan yang adil dan beradab

c. Persatuan Indonesia

d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaratan/perwakilan.

e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Kelima sila dalam Pancasila merupakan kesatuan yang bulat dan utuh sehingga
pemahaman dan pengamalannya harus mencakup semua nilai yang terkandung di
dalamnya.

Sila Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung nilsi spiritual, memberikan kesempatan
yang seluas-luasnya kepada semua pemeluk agama daan penganut kepercayaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa untuk berkembang di Indonesia. Nilai ini berfungsi sebagai kekuatan
mental spiritual dan landasan etik dalam Ketahanan Nasional. Dengan demikian atheisme
tidak berhak hidup dalam kerukunan dan kedamaian hidup beragama di bumi Indonesia.

Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab mengandung nilai kesamaan derajat
maupun kewajiban dan hak, cinta mencintai, hormat menghormati, keberanian membela
kebenaran dan keadilan, toleransi, dan gotong royong.

Sila Persatuan Indonesia dalam masyarakat Indonesia ysng pluralistic mengandung


nilai persatuan bangsa dan kesatuan wilayah yang merupakan factor pengikat yang
menjamin keutuhan nasional atas dasar Bhineka Tunggal Ika. Nilai ini menemparkan
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau
golongan. Sebaliknya, kepentingan pribadi dan golongan diserasikan dalam rangka
kepentingan bangsa dan negara

Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/Perwakilan menunjukkan bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat yang
diwujudkan oleh persatuan nasional yang riil dan wajar. Nilai ini mengutamakan kepentingan
negara bangsa dengan mempertahankan penghargaan atas kepentingan pribadi dan
golongan, musyawarah untuk mufakat, kebenaran dan keadilan.

Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia mengandung nilai keadilan,
keseimbangan antara hak dan kewajiban, penghargaan terhadap hak orang, gotong royong
dalam suasana kekeluargaan, ringan tangan, dan kerja keras untuk bersama-sama
mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

2. Pengaruh Aspek Politik

A. Politik Secara Umum

Politik berasal dari kata politics yang mengandung makna kekuasaan (pemerintahan)
dan atau policy yang berarti kebijaksanaan. Di Indonesia, kita tidak memisahkan politics dari
policy. Hubungan ini tercermin pada pemerintahan negara yang berfungsi sebagai penentu
ke ijaksanaan dan ingin mewujudkan aspirasi serta tuntunan masyarakat. Karena itu,
kebijaksanaan pemerintahan negara tersebut harus serasi dan selaras dengan keinginan dan
aspirasi masyarakat.

B. Politik di Indonesia

Politik di Indonesia, yang harus dilihat dalam konteks Ketahanan Nasional, meliputi
dua bagian utama, yaitu politik dalam negeri dan politik luar negeri.

1. Politik Dalam Negeri

Politik dalam negeri adalah kehidupan politik dan kenegaraan berdasarkan


Pancasila dan UUD 1945 yang mampu menyerap aspirasi dan dapat mendorong
partipasi masyarakat dalam satu system. Unsur-unsurnya terdiri dari struktur politik,
proses politik, budaya politik, komunikasi politik, dan partipasi politik.

2. Politik Luar Negeri

Politik Luar Negeri adalah satu sarana pencapaian kepentingan nasional


dalam pergaulan antarbangsa. Politik Luar Negeri Indonesia yang berlandaskan pada
Pembukaan UUD 1945 melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, keadilan sosial, serta anti penjajahan karena tidak sesuai
dengann peri kemanusiaan dan peri keadilan.

3. Pengaruh Aspek Sosial Budaya

Budaya yang merupakan keseluruhan tata nilai dan cara hidup yang manisfestasinya
tampak dalam tingkah laku dan hasil tingkah laku yang terlembagakan. “budaya” adalah
system nilai yang merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia yang menumbuhkan
gagasan-gagasan utama dan menjadi kekuatan pendukung dalam menggerakkan kehidupan.
Dengan demikian, kebudayaan merupakan seluruh cara hidup suatu masyarakat yang
mewujud dalam tingkah laku dan hasil dari tingkah laku yang dipelajari dari berbagai
sumber. Kebudayaan diciptakan oleh factor organo-biologis manusia, lingkungan alam,
lingkungan psikologis, dan lingkungan sejarah.

Masyarakat membentuk pola budaya dengan satu atau beberapa focus budaya,
minsalnya nilai utama yang mengintergrasikan semua unsur kebudayaan menjadi satu
konfigurasi kultural. Focus budaya dapat berupa nilai dan norma religious, ekonomi atau nilai
sosial kultural lain, seperti ideologi modern, ilmu pengetahuan dan teknologi

1. Kebudayaan Daerah

Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dan subetnis, yang
masing-masing memiliki kebudayaan sendiri. Karena suku-suku bangsa tersebut
mendiami daerah-daerah tertentu, kebudayaannya kemudia sering disebut
kebudayaan daerah. Dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan daerah sebagai suatu
system nilai yang menuntun sikap, perilaku dan gaya hidu merupakan identitas dan
menjadi kebanggaan dari suku bangsa yang bersangkutan. Dalam setiap kebudayaan
daerah terdapat nilai-nilai budaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh budaya asing,
yang sering disebut sebagai local genius. Local genius inilah pangkal segala
kemampuan budaya daerah untuk menetralisir pengaruh negative budaya asing.

Kebudayaan suku-suku yang mendiami wilayah nusantara ini telah lama


saling berkomunikasi dan berinteraksi dalam kesetaraan.
Dalam kehidupan bernegara saat ini, dapat dikatakan bahwa
kebudayaan daerah merupakan kerangka dari kehidupan
sosial budaya bangsa Indonesia. Dengan demikian perkembangan kehidupan sosial
budaya bangsa tidak akan terlepas dari perkembangan sosial budaya daerah.

2. Kebudayaan Nasional

Kebudayaan Nasioanal merupakan identitas dan menjadi kebanggaan


Indonesia. Bangsa Indonesia telah sepakat menggunakan Pancasila sebagai falsafah
hidupnya, sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila akan menjadi
tuntunan dasar dari segenap sikap, perilaku, dan gaya hidup bangsa Indonesia.
Secara umum, gambaran identitas bangsa Indonesia
berdasarkan tuntunan Pancasila adalah manusia dan masyarakat
yang memiliki sifat-sifat dasar berikut:

a. Bersifat Religius

b. Bersifat kekeluargaan

c. Bersifat Serba Selaras

d. Bersifat Kerakyatan

H. Keberhasilan Ketahanan Nasional Indonesia

Kondisi Kehidupan nasional merupakan pencerminan Ketahanan Nasional yang


mencakup aspek ideology, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan. Kondisi
ini harus ada dalam semua aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam
wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang dilandasi oleh landasan idiil Pancasila,
landasan konstitusional UUD 1945, dan landasan visional Wawasan Nusantara.

Apabila setiap warganegara Indonesia memiliki semangat perjuangan bangsa, sadar


serta peduli terhadap pengaruh yang timbul serta dapat mengeliminir pengaruh tersebut.
Ketahanan Nasional Indonesia akan berhasil, Perwujudan Ketahanan Nasional memerlukan satu
kebijakan umum dan pengambilan kebijakan yang disebut Politik dan Strategi Nasional
(Polstranas).

DAFTAR PUSTAKA

Ichlasul & Armaidy Asmawi, Sumbangan Ilmu Sosial terhadap Konsepsi Ketahanan Nasional,
Gajah Mada, University,1995.

GBHN 1999-2004 (Tap MPR No.IV/MPR/1999)

Lemhannas, Kondisi Ketahanan Nasional: Yang dipersyaratkan sebagai prakondisi dalam rangka
mengamankan dan mensukseskan tahap tinggal Landas, Lemhannas, 1989.

Lemhannas, Tolak Ukur Kondisi Ketahanan Nasional, Lemhannas, 1989.

Lemhannas, Pembaruan WNI Keturunan Cina Menuju Persatuan dan Kesatuan Bangsa dalam
Rangka Meningkatkan Ketahanan Nasional, Lemhannas, 1982.

Anda mungkin juga menyukai