Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki peran penting di dunia. Dari segi Geografis,
Indonesia merupakan negara dengan wilayah dan posisi yang strategis dan potensial. Oleh
sebab itu Bangsa Indonesia mendapatkan cukup banyak ancaman dari negara lain yang
bertujuan untuk menguasai seluruh wilayah dan sumber daya alam Indonesia.

Ancaman merupakan setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri
yang dinilai dapat membahayakan kedaulatan, keutuhan, dan keselamatan suatu negara.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan ancaman terhadap NKRI ?


b. Apa sajakah macam-macam ancaman terhadap NKRI ?

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Ancaman di Bidang Politik

Ancaman di bidang politik dapat bersumber dari luar negeri maupun dalam negeri. Dari luar
negeri, ancaman di bidang politik dilakukan oleh suatu negara dengan melakukan tekanan
politik terhadap Indonesia. Intimidasi, provokasi, atau blokade politik merupakan bentuk
ancaman non-militer berdimensi politik yang sering kali digunakan oleh pihak-pihak lain untuk
menekan negara lain. Kedepan, bentuk ancaman yang berasal dari luar negeri diperkirakan
masih berpotensi terhadap Indonesia, yang memerlukan peran dari fungsi pertahanan non-
militer untuk menghadapinya.

Ancaman yang berdimensi politik yang bersumber dari dalam negeri dapat berupa penggunaan
kekuatan berupa pengerahan massa untuk menumbangkan suatu pemerintahan yang berkuasa,
atau menggalang kekuatan politik untuk melemahkan kekuasaan pemerintah. Selain itu,
ancaman separatisme merupakan bentuk lain dari ancaman politik yang timbul di dalam negeri.
Sebagai bentuk ancaman politik, separatisme dapat menempuh pola perjuangan politik tanpa
senjata dan perjuangan bersenjata. Pola perjuangan tidak bersenjata sering ditempuh untuk
menarik simpati masyarakat internasional. Oleh karena itu, separatisme sulit dihadapi dengan
menggunakan kekuatan militer. Hal ini membuktikan bahwa ancaman di bidang politik
memiliki tingkat resiko yang besar yang mengancam kedaulatan, keutuhan, dan keselamatan
bangsa.

2.2 Ancaman Integrasi Nasional Dalam Bidang Politik

1. Pengertian Politik

Politik berasal dari bahasa Yunani (politicos) yang berarti dari, untuk, atau yang berkaitan
dengan warga negara.

2. Pengertian Ancaman Integrasi Nasional Dalam Bidang Politik

2
Pengertian Ancaman Integrasi Nasional Dalam Bidang Politik adalah setiap usaha dan kegiatan
baik dalam negeri maupun luar negeri yang dikategorikan sebagai hal yang membahayakan
dan memecah belah persatuan dengan mengatas namakan politik. Ancaman di bidang politik
dapat bersumber dari luar negeri maupun dalam negeri. Dari luar negeri, ancaman di bidang
politik dilakukan oleh suatu negara dengan melakukan tekanan politik terhadap Indonesia.
Intimidasi, provokasi, atau blokade politik merupakan bentuk ancaman non-militer berdimensi
politik yang sering kali digunakan oleh pihak-pihak lain untuk menekan negara lain.

Ancaman yang berdimensi politik yang bersumber dari dalam negeri dapat berupa penggunaan
kekuatan berupa pengerahan massa untuk menumbangkan suatu pemerintahan yang berkuasa,
atau menggalang kekuatan politik untuk melemahkan kekuasaan pemerintah.

a. Contoh kasus Ancaman Integrasi Nasional Dalam Bidang Politik

Politik uang (money politics)

Kasus korupsi yang marak terjadi pada Pemil 2014 kemaren, banyak partai politik yang
melakukan politik uang ini dengan cara konvensional yaitu dengan memberikan sejumlah uang
maupun barang.

Politik SARA

Politik sara adalah politik yang mengeksplorasikan perbedaan agama dan etnis bahkan
ideologi. Contoh kasusnya adalah puluhan orang yang mengaku warga Lenteng Agung, Jakarta
Selatan berdemo menolak Lurah Susan dengan alasan agama Lurah Susan yang dilantik
sebagai Lurah Lenteng Agung baru-baru ini merupakan produk kebijakan lelang lurah dari
Gubernur DKI Jakarta, Jokowi penolakan atas Lurah Susan atas alasan agama sangatlah tidak
tepat.

Politik Oligarki

Oligarki adalah bentuk pemerintahan berikut sistem politik yang kekuasaan politiknya secara
efektif dipegang oleh satu kelompok ataupun golongan masyarakat. Baik dibedakan menurut

3
keluarga ataupun kekayaan. Ini merupakan pelanggaran dalam hal demokrasi. Demokrasi ini
memiliki dua dimensi.

Sebagai kasus contohnya, berkaitan dengan kasus suap yang ditijikan kepada Ratu Atut dan
adiknya Tubagus (Wawan), yang ternyata memiliki Dinasti Politiknya sendiri, diantaranya
Kakak Tri Atut sebagai Walikota Tanggerang Selatan, Kakak Tri Atut menjadi Walikota
Serang, dan anak tirinya Hervani yang menjadi wakil bupati Pandeglang. Hal ini menimbulkan
kontroversi karena sistem politik di Banten ridak lagi murni atas nama domokrasi.

Penyerangan batas wilayah negara

Kasus Ambalat. Ambalat adalah blok laut yang terletak di Laut Sulawesi dan Selat Makasar di
dekat perpanjangan perbatasan darat antara Sabah Malaysia dan Kalimantan Timur. Persoalan
klaim dimulai saat adanya perjanjian Tapal Batas Kontonental Indonesia yang ditanda tangani
oleh Indonesia dan Malaysia. Namun Indonesia akhirnya melihat hal tersebut sebagai ekspansi
terhadap wilayah Indonesia dan mengurangi kedaulatan NKRI.

2.3 Strategi dalam Mengatasi Ancaman di Bidang Politik

Dalam menghadapi ancaman yang berdimensi politik, strategi pertahanan di bidang politik
ditentukan oleh kemampuan sistem politik dalam menanggulangi segala bentuk ancaman yang
ditujukan kepada kehidupan politik bangsa Indonesia. Menurut Noor Ms Bakry (2009:366),
strategi di bidang politik terwujud dengan adanya kehidupan politik bangsa yang berlandaskan
demokrasi Pancasila yang telah mampu memelihara stabilitas politik yang sehat dan dinamis
serta mampu Melaksanakan politik luar negeri yang bebas aktif.

Adapun, langkah-langkah yang ditempuh untuk melaksanakan strategi dalam menghadapi


ancaman berdimensi politik dilakukan melalui dua pendekatan berikut.

1) Pendekatan ke dalam

Yaitu pembangunan dan penataan sistem politik dalam negeri yang sehat dan dinamis dalam
kerangka negara demokrasi yang menghargai kebhinnekaan atau kemajemukan bangsa
Indonesia. Hasil yang diharapkan adalah terciptanya stabilitas politik dalam negeri yang

4
dinamis serta memberikan efek penangkal yang tinggi. Penataan ke dalam diwujudkan melalui
pembangunan dan penataan sistem politik dalam negeri yang dikemas ke dalam penguatan tiga
pilar berikut.

• Penguatan penyelenggaraan pemerintahan negara yang sah, efektif, bersih, berwibawa,


bebas KKN (korupsi, kolusi, nepotisme) dan bertanggung jawab yang berkemampuan
mewujudkan tujuan pembentukan pemerintah negara, seperti tercantum dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

• Penguatan lembaga legislatif sehingga menjadi lembaga yang berkualitas dan


profesional pada bidangnya. Lembaga legislatif yang mampu bekerja sama dengan pemerintah
dalam memproses dan melahirkan produk-produk legislasi (berupa peraturan perundang-
undangan) bagi kepentingan pembangunan nasional. Lembaga legislatif yang melaksanakan
fungsi kontrol secara efektif terhadap penyelenggaraan pemerintahan dalam kerangka
kepentingan bangsa dan negara bukan atas kepentingan golongan atau pribadi, serta
berdasarkan kaidah dan etika bernegara dalam negara demokrasi.

• Penguatan kekuatan politik nasional baik partai politik maupun organisasi masyarakat
sebagai alat untuk memberdayakan masyarakat sebagai subjek politik dan pembangunan
nasional. Kekuatan politik berkewajiban mewujudkan dan meningkatkan perannya dalam
pendidikan politik bagi warga negara, terutama konstituennya sehingga menjadi warga negara
yang sadar hukum yang memahami kewajiban dan hak sebagai warga negara. (Buku Putih
Pertahanan Indonesia Tahun 2008: 85)

2) Pendekatan ke luar

Pendekatan keluar diarahkan untuk mendinamisasikan strategi dan upaya diplomatik melalui
peningkatan peran instrumen politik luar negeri dalam membangun kerja sama dan saling
percaya dengan negara-negara lain sebagai kondisi untuk mencegah atau mengurangi potensi
konflik antarnegara, yang dimulai dari tataran internal, regional, supraregional, hingga global.
Pendekatan keluar diwujudkan dengan cara berikut.

• Pada lingkup internal, yaitu melalui penciptaan, pembangunan, dan peningkatan


kondisi dalam negeri yang semakin mantap dan stabil, yang dibarengi dengan upaya-upaya
peningkatan dan perbaikan pertumbuhan ekonomi yang sehat dan kuat serta penguatan dan
peningkatan kehidupan sosial kemasyarakatan.

5
• Pada lingkup regional, politik dan diplomasi Indonesia diarahkan untuk selalu aktif dan
berperan dalam membangun dan meningkatkan kerja sama dengan negara lain dalam kerangka
prinsip saling percaya, saling menghargai, dan tidak saling mengintervensi urusan dalam
negeri.

• Pada lingkup supraregional, politik luar negeri dikembangkan untuk berperan dalam
penguatan ASEAN plus Enam yang terdiri atas 10 negara anggota bersama-sama dengan Cina,
Jepang, Korea Selatan, India, Australia, dan Selandia Baru, melalui hubungan bilateral yang
harmonis dan terpelihara serta diwujudkan dalam kerja sama yang lebih konkret. Dalam
kerangka penguatan ASEAN plus Enam tersebut, kinerja politik luar negeri Indonesia harus
mampu membangun hubungan dan kerja sama yang memberikan jaminan atas kedaulatan dan
keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, tidak adanya intervensi, terutama
jaminan tidak adanya agresi terhadap wilayah kedaulatan Indonesia.

• Pada lingkup global, politik luar negeri harus memainkan perannya secara maksimal
dalam memperjuangkan kepentingan nasional melalui keberadaan Indonesia sebagai anggota
PBB, Gerakan Non-Blok, Organisasi Konferensi Islam (OKI) dan Forum Regional ASEAN
(ARF). Peran diplomasi harus mampu mengidentifikasi potensi-potensi ancaman berdimensi
politik yang mengancam kedaulatan dan kepentingan nasional Indonesia serta melakukan
langkah-langkah pencegahan. Lapis pertahanan militer dalam menghadapi ancaman politik
yang membahayakan kedaulatan, keutuhan wilayah NKRI, mengembangkan strategi
pertahanan militer dalam konteks memperkuat usaha-usaha diplomasi yang dilakukan unsur
pertahanan nir-militer. Implementasi upaya pertahanan militer dalam konteks menghadapi
ancaman berdimensi politik (Buku Putih Pertahanan Indonesia Tahun 2008: 86).

Separatisme politis adalah suatu gerakan untuk mendapatkan kedaulatan dan memisahkan
suatu wilayah atau kelompok manusia (biasanya kelompok dengan kesadaran nasional yang
tajam) dari satu sama lain (atau suatu negara lain).

Untuk mencapai hal tersebut, bangsa Indonesia harus segera mewujudkan hal-hal sebagai
berikut:

1) Mengembangkan demokrasi politik.


2) Mengaktifkan masyarakat sipil dalam arena politik.

6
3) Mengadakan reformasi lembaga-lembaga politik agar menjalankan fungsi dan
peranannya secara baik dan benar.
4) Memperkuat kepercayaan rakyat dengan cara menegakkan pemerintahan yang bersih
dan berwibawa.
5) Menegakkan supremasi hukum.
6) Memperkuat posisi Indonesia dalam kancah politik internasional.

Dana “money politics” tersebut biasanya diperoleh dari dua sumber. Pertama, berasal dari
pendukung yang memiliki kepentingan. Di Indonesia, hampir 60 persen diperoleh dari
pengusaha. Kondisi ini berimplikasi serius yakni kebijakan pemerintahan yang terpilih akan
mengutamakan kepentingan pengusaha yang mendukung. Kedua, dana berasal dari pribadi
sehingga menciptakan politik balik modal. Dari perhitungan sederhana, praktik money politics
membuka ruang yang sangat lebar untuk korupsi. Pasalnya ketika ia menduduki suatu jabatan,
maka ia akan berusaha untuk mengembalikan dana yang telah ia habiskan melalui berbagai
cara. Tak jarang, banyak pula wakil rakyat yang diberitakan telah melakukan berbagai
penyimpangan dan pelanggaran hukum.

melatih masyarakat untuk bertindak curang. Pelakunya pun bila terpilih, mungkin sekali
melakukan penyalahgunaan jabatan dan terlibat kasus korupsi. Sementara mereka yang gagal
menjabat, bisa-bisa terganggu secara psikologis atau depresi. Di sisi lain, kerugian berjalannya
money politics bagi pemerintah adalah terciptanya produk perundangan atau kebijakan yang
kolutif dan tidak tepat sasaran. Pasalnya mereka yang menjabat tidak sesuai dengan kapasitas
atau bukan ahli di bidangnya. Tak hanya berimbas buruk bagi masyarakat, pelaku, dan
pemerintah, praktik money politics ini berakibat pada pencitraan yang buruk serta terpuruknya
partai politik. Melalui pendidikan dan sosialiasi politik, lama-kelamaan masyarakat akan sadar
mana parpol yang bersih dan santun. Sosialisasi politik adalah suatu proses agar setiap individu
atau kelompok dapat mengenali sistem politik dan menentukan sifat persepsi-persepsinya
mengenai politik serta reaksi-reaksinya terhadap fenomena-fenomena politik.

pertama, membuka peluang maraknya tindak pidana korupsi. Praktik politik kekerabatan
tersebut berpotensi memunculkan perilaku koruptif. Hal ini terlihat seperti dalam kasus Ratu
Atut Chosiyah dan Fuad Amin. Adanya kekuasaan yang terpusat dalam suatu kelompok akan
memunculkan penyelewengan kekuasaan.

Kedua, merusak tata birokrasi di daerah. Praktik politik kekerabatan juga akan mengundang
persoalan bagi penyelenggaraan birokrasi di daerah. Mobilisasi birokrasi akan digunakan untuk

7
menopang kepentingan politik kekerabatan, seperti mengerahkan perangkat birokrasi dalam
ajang kontestasi politik. Contohnya seperti Pilkada Provinsi Banten tahun 2011, dimana
ditemukan pembagian sajadah, stiker, dan kalender bergambar Ratu Atut Chosiyah serta uang
pada sosialisasi pembentukan Desa Siaga Bencana di Patra Anyer.

Ketiga, praktik politik kekerabatan juga akan menurunkan kualitas demokrasi tingkat lokal.
Kompetisi dalam kontestasi politik lokal cenderung menjadi tidak sehat. Mobilisasi kekuatan
finansial dan birokrasi memunculkan persaingan yang tidak sehat dalam pilkada. Ditambah
lagi dengan kegagalan partai politik menjadi ruang rekrutmen politik yang terbuka dalam
proses pengisian jabatan politik melalui mekanisme yang demokratis. Sehingga sulit
memunculkan calon-calon pemimpin baru yang terlepas dari politik kekerabatan.

Langkah yang harus dilakukan yaitu pertama mengawasi aliran dana kampanye pasangan
calon, terutama calon yang berasal dari keluarga petahana.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ancaman merupakan setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri
yang dinilai dapat membahayakan kedaulatan, keutuhan, dan keselamatan suatu negara. Kita
perlu terus meningkatkan kewaspadaan terhadap berbagai ancaman tersebut agar keutuhan
NKRI tetap terjaga. Kewaspadaan terhadap ancaman diberbagai bidang, seperti ideologi,
politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan.

Kita harus menjaga keutuhan NKRI sebagai wujud persatuan dan kesatuan.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://rahayutrisnadewi.blogspot.co.id/2013/05/ancaman-terhadap-ketahanan-nasional.html

http://fahimahalkayyis.blogspot.co.id/2015/05/ancaman-integrasi-nasional-dalam-
bidang.html,

https://prezi.com/ddrkb4jjyjfr/ancaman-politik/

10

Anda mungkin juga menyukai