GURU PEMBIMBING
Kaifar Lanipa
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas taufik dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Ancaman Integrasi Nasional di
Bidang Politik ini. Shalawat serta salam senantiasa kita sanjungkan kepada
junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta semua umatnya
hingga kini. Dan Semoga kita termasuk dari golongan yang kelak mendapatkan
syafaatnya.
Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkenan membantu pada tahap penyusunan hingga selesainya
makalah tantang Ancaman Integrasi Nasional di Bidang Politik ini. Harapan kami
semoga makalah yang telah tersusun ini dapat bermanfaat sebagai salah satu
rujukan maupun pedoman bagi para pembaca, menambah wawasan serta
pengalaman, sehingga nantinya saya dapat memperbaiki bentuk ataupun isi
makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Kami sadar bahwa kami ini tentunya tidak lepas dari banyaknya kekurangan,
baik dari aspek kualitas maupun kuantitas dari bahan penelitian yang dipaparkan.
Semua ini murni didasari oleh keterbatasan yang dimiliki kami. Oleh sebab itu,
kami membutuhkan kritik dan saran kepada segenap pembaca yang bersifat
membangun untuk lebih meningkatkan kualitas di kemudian hari.
Penyusun
KELAS : X IPS 1
KELOMPOK : I
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Ancaman Integrasi Nasional di Bidang Politik..................................... 2
B. Bentuk-bentuk Ancaman Integrasi Nasional di Bidang Politik............. 2
C. Strategi Mengatasi Ancaman Integrasi Nasional di Bidang Politik...... 3
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................ 7
B. Saran...................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ancaman di bidang politik dapat bersumber dari luar negeri maupun
dalam negeri. Dari luar negeri, ancaman di bidang politik dilakukan oleh suatu
negara dengan melakukan tekanan politik terhadap Indonesia. Intimidasi,
provokasi, atau blokade politik merupakan bentuk ancaman non-militer
berdimensi politik yang sering kali digunakan oleh pihak-pihak lain untuk
menekan negara lain. Kedepan, bentuk ancaman yang berasal dari luar negeri
diperkirakan masih berpotensi terhadap Indonesia, yang memerlukan peran
dari fungsi pertahanan non-militer untuk menghadapinya.
Ancaman yang berdimensi politik yang bersumber dari dalam negeri
dapat berupa penggunaan kekuatan berupa pengerahan massa untuk
menumbangkan suatu pemerintahan yang berkuasa, atau menggalang
kekuatan politik untuk melemahkan kekuasaan pemerintah. Selain itu,
ancaman separatisme merupakan bentuk lain dari ancaman politik yang timbul
di dalam negeri. Sebagai bentuk ancaman politik, separatisme dapat
menempuh pola perjuangan politik tanpa senjata dan perjuangan bersenjata.
Pola perjuangan tidak bersenjata sering ditempuh untuk menarik simpati
masyarakat internasional. Oleh karena itu, separatisme sulit dihadapi dengan
menggunakan kekuatan militer. Hal ini membuktikan bahwa ancaman di
bidang politik memiliki tingkat resiko yang besar yang mengancam
kedaulatan, keutuhan, dan keselamatan bangsa.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ancaman integrasi nasional dalam bidang
politik?
2. Bagaimana bentuk-bentuk ancaman integrasi nasional dalam bidang
politik?
3. Bagaimana strategi dalam mengatasi ancaman integrasi nasional di bidang
politik?
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
3
3. Politik Oligarki
Oligarki adalah bentuk pemerintahan berikut sistem politik yang
kekuasaan politiknya secara efektif dipegang oleh satu kelompok ataupun
golongan masyarakat. Baik dibedakan menurut keluarga ataupun
kekayaan. Ini merupakan pelanggaran dalam hal demokrasi. Demokrasi ini
memiliki dua dimensi.
Sebagai kasus contohnya, berkaitan dengan kasus suap yang
ditujukan kepada Ratu Atut dan adiknya Tubagus (Wawan), yang ternyata
memiliki Dinasti Politiknya sendiri, diantaranya Kakak Tri Atut sebagai
Walikota Tangerang Selatan, Kakak Tri Atut menjadi Walikota Serang,
dan anak tirinya Hervani yang menjadi wakil bupati Pandeglang. Hal ini
menimbulkan kontroversi karena sistem politik di Banten tidak lagi murni
atas nama demokrasi.
4. Penyerangan Batas Wilayah Negara
Contoh kasus penyerangan batas wilayah adalah Ambalat. Ambalat
adalah blok laut yang terletak di Laut Sulawesi dan Selat Makasar di dekat
perpanjangan perbatasan darat antara Sabah Malaysia dan Kalimantan
Timur. Persoalan klaim dimulai saat adanya perjanjian Tapal Batas
Kontinental Indonesia yang ditanda tangani oleh Indonesia dan Malaysia.
Namun Indonesia akhirnya melihat hal tersebut sebagai ekspansi terhadap
wilayah Indonesia dan mengurangi kedaulatan NKRI.
A. Kesimpulan
Ancaman yang berdimensi politik yang bersumber dari dalam negeri
dapat berupa penggunaan kekuatan berupa pengerahan massa untuk
menumbangkan suatu pemerintahan yang berkuasa, atau menggalang
kekuatan politik untuk melemahkan kekuasaan pemerintah.
Ancaman di bidang politik dapat bersumber dari luar negeri maupun
dalam negeri. Dari luar negeri, ancaman di bidang politik dilakukan oleh suatu
negara dengan melakukan tekanan politik terhadap Indonesia. Intimidasi,
provokasi, atau blokade politik merupakan bentuk ancaman non-militer
berdimensi politik yang sering kali digunakan oleh pihak-pihak lain untuk
menekan negara lain.
Strategi di bidang politik terwujud dengan adanya kehidupan politik
bangsa yang berlandaskan demokrasi Pancasila yang telah mampu memelihara
stabilitas politik yang sehat dan dinamis serta mampu melaksanakan politik
luar negeri Indonesia bebas aktif.
B. Saran
Seluruh masyarakat Indonesia untuk bisa menjauhi dan mencegah
tindak pidana korupsi agar bisa mengurangi kerugian bagi negara bila korupsi
itu berhubungan dengan keuangan negara. Dan agar kita tidak terjerat
hukuman sampai harus dihukum mati. Jika kita tidak melakukan korupsi maka
hidup kita akan selalu tenang dan tenteram tanpa terbebani oleh dosa karena
korupsi.
7
DAFTAR PUSTAKA