Anda di halaman 1dari 11

"ANCAMAN INTEGRASI NASIONAL DI BIDANG POLITIK"

GURU PEMBIMBING
Kaifar Lanipa
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 1

Azhfarul Firgiawan F Salsabila Julianti U. Tomayahu


Haikal J Sora Nur Haprina Cahayati
Ahyar Ilyas

SMA NEGERI 1 AMPANA KOTA


KELAS: X IPS 1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas taufik dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Ancaman Integrasi Nasional di
Bidang Politik ini. Shalawat serta salam senantiasa kita sanjungkan kepada
junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta semua umatnya
hingga kini. Dan Semoga kita termasuk dari golongan yang kelak mendapatkan
syafaatnya.
Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkenan membantu pada tahap penyusunan hingga selesainya
makalah tantang Ancaman Integrasi Nasional di Bidang Politik ini. Harapan kami
semoga makalah yang telah tersusun ini dapat bermanfaat sebagai salah satu
rujukan maupun pedoman bagi para pembaca, menambah wawasan serta
pengalaman, sehingga nantinya saya dapat memperbaiki bentuk ataupun isi
makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Kami sadar bahwa kami ini tentunya tidak lepas dari banyaknya kekurangan,
baik dari aspek kualitas maupun kuantitas dari bahan penelitian yang dipaparkan.
Semua ini murni didasari oleh keterbatasan yang dimiliki kami. Oleh sebab itu,
kami membutuhkan kritik dan saran kepada segenap pembaca yang bersifat
membangun untuk lebih meningkatkan kualitas di kemudian hari.

Ampana, 8 Maret 2022

Penyusun

KELAS : X IPS 1
KELOMPOK : I

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Ancaman Integrasi Nasional di Bidang Politik..................................... 2
B. Bentuk-bentuk Ancaman Integrasi Nasional di Bidang Politik............. 2
C. Strategi Mengatasi Ancaman Integrasi Nasional di Bidang Politik...... 3
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................ 7
B. Saran...................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ancaman di bidang politik dapat bersumber dari luar negeri maupun
dalam negeri. Dari luar negeri, ancaman di bidang politik dilakukan oleh suatu
negara dengan melakukan tekanan politik terhadap Indonesia. Intimidasi,
provokasi, atau blokade politik merupakan bentuk ancaman non-militer
berdimensi politik yang sering kali digunakan oleh pihak-pihak lain untuk
menekan negara lain. Kedepan, bentuk ancaman yang berasal dari luar negeri
diperkirakan masih berpotensi terhadap Indonesia, yang memerlukan peran
dari fungsi pertahanan non-militer untuk menghadapinya.
Ancaman yang berdimensi politik yang bersumber dari dalam negeri
dapat berupa penggunaan kekuatan berupa pengerahan massa untuk
menumbangkan suatu pemerintahan yang berkuasa, atau menggalang
kekuatan politik untuk melemahkan kekuasaan pemerintah. Selain itu,
ancaman separatisme merupakan bentuk lain dari ancaman politik yang timbul
di dalam negeri. Sebagai bentuk ancaman politik, separatisme dapat
menempuh pola perjuangan politik tanpa senjata dan perjuangan bersenjata.
Pola perjuangan tidak bersenjata sering ditempuh untuk menarik simpati
masyarakat internasional. Oleh karena itu, separatisme sulit dihadapi dengan
menggunakan kekuatan militer. Hal ini membuktikan bahwa ancaman di
bidang politik memiliki tingkat resiko yang besar yang mengancam
kedaulatan, keutuhan, dan keselamatan bangsa.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ancaman integrasi nasional dalam bidang
politik?
2. Bagaimana bentuk-bentuk ancaman integrasi nasional dalam bidang
politik?
3. Bagaimana strategi dalam mengatasi ancaman integrasi nasional di bidang
politik?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ancaman Integrasi Nasional di Bidang Politik


Ancaman integrasi nasional di bidang politik adalah setiap usaha dan
kegiatan baik dalam negeri maupun luar negeri yang dikategorikan sebagai hal
yang membahayakan dan memecah belah persatuan dengan mengatas
namakan politik. Ancaman di bidang politik dapat bersumber dari luar negeri
maupun dalam negeri. Dari luar negeri, ancaman di bidang politik dilakukan
oleh suatu negara dengan melakukan tekanan politik terhadap Indonesia.
Intimidasi, provokasi, atau blokade politik merupakan bentuk ancaman non-
militer berdimensi politik yang sering kali digunakan oleh pihak-pihak lain
untuk menekan negara lain.
Ancaman yang berdimensi politik yang bersumber dari dalam negeri
dapat berupa penggunaan kekuatan berupa pengerahan massa untuk
menumbangkan suatu pemerintahan yang berkuasa, atau menggalang
kekuatan politik untuk melemahkan kekuasaan pemerintah.

B. Bentuk-bentuk Ancaman Integrasi Nasional di Bidang Politik


1. Politik Uang (Money Politics)
Kasus korupsi yang marak terjadi pada Pemilu 2014, banyak partai
politik yang melakukan politik uang ini dengan cara konvensional yaitu
dengan memberikan sejumlah uang maupun barang.
2. Politik SARA
Politik sara adalah politik yang mengeksplorasikan perbedaan
agama dan etnis bahkan ideologi. Contoh kasusnya adalah puluhan orang
yang mengaku warga Lenteng Agung, Jakarta Selatan berdemo menolak
LurahSusan dengan alasan agama Lurah Susan yang dilantik sebagai
Lurah Lenteng Agungbaru-baru ini merupakan produk kebijakan lelang
lurah dari Gubernur DKI Jakarta, Jokowipenolakan atas Lurah Susan atas
alasan agama sangatlah tidak tepat.

2
3

3. Politik Oligarki
Oligarki adalah bentuk pemerintahan berikut sistem politik yang
kekuasaan politiknya secara efektif dipegang oleh satu kelompok ataupun
golongan masyarakat. Baik dibedakan menurut keluarga ataupun
kekayaan. Ini merupakan pelanggaran dalam hal demokrasi. Demokrasi ini
memiliki dua dimensi.
Sebagai kasus contohnya, berkaitan dengan kasus suap yang
ditujukan kepada Ratu Atut dan adiknya Tubagus (Wawan), yang ternyata
memiliki Dinasti Politiknya sendiri, diantaranya Kakak Tri Atut sebagai
Walikota Tangerang Selatan, Kakak Tri Atut menjadi Walikota Serang,
dan anak tirinya Hervani yang menjadi wakil bupati Pandeglang. Hal ini
menimbulkan kontroversi karena sistem politik di Banten tidak lagi murni
atas nama demokrasi.
4. Penyerangan Batas Wilayah Negara
Contoh kasus penyerangan batas wilayah adalah Ambalat. Ambalat
adalah blok laut yang terletak di Laut Sulawesi dan Selat Makasar di dekat
perpanjangan perbatasan darat antara Sabah Malaysia dan Kalimantan
Timur. Persoalan klaim dimulai saat adanya perjanjian Tapal Batas
Kontinental Indonesia yang ditanda tangani oleh Indonesia dan Malaysia.
Namun Indonesia akhirnya melihat hal tersebut sebagai ekspansi terhadap
wilayah Indonesia dan mengurangi kedaulatan NKRI.

C. Strategi Mengatasi Ancaman Integrasi Nasional di Bidang Politik


Dalam menghadapi ancaman yang berdimensi politik, strategi
pertahanan di bidang politik ditentukan oleh kemampuan sistem politik dalam
menanggulangi segala bentuk ancaman yang ditujukan kepada kehidupan
politik bangsa Indonesia. Menurut Noor Ms.Bakry (2009:366), strategi di
bidang politik terwujud dengan adanya kehidupan politik bangsa yang
berlandaskan demokrasi Pancasila yang telah mampu memelihara stabilitas
politik yang sehat dan dinamis serta mampu melaksanakan politik luar negeri
Indonesia bebas aktif.
4

Adapun, langkah-langkah yang ditempuh untuk melaksanakan strategi


dalam menghadapi ancaman berdimensi politik dilakukan melalui dua
pendekatan berikut.
1. Pendekatan ke Dalam
Yaitu pembangunan dan penataan sistem politik dalam negeri yang
sehat dan dinamis dalam kerangka negara demokrasi yang menghargai
kebhinnekaan atau kemajemukan bangsa Indonesia. Hasil yang diharapkan
adalah terciptanya stabilitas politik dalam negeri yang dinamis serta
memberikan efek penangkal yang tinggi. Penataan ke dalam diwujudkan
melalui pembangunan dan penataan sistem politik dalam negeri yang
dikemas ke dalam penguatan tiga pilar berikut.
a. Penguatan Penyelenggaraan Pemerintahan
Penguatan penyelenggaraan pemerintahan negara yang sah,
efektif, bersih, berwibawa, bebas KKN (korupsi, kolusi, nepotisme)
dan bertanggung jawab yang berkemampuan mewujudkan tujuan
pembentukan pemerintah negara, seperti tercantum dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
b. Penguatan Lembaga Legislatif
Penguatan lembaga legislatif sehingga menjadi lembaga yang
berkualitas dan profesional pada bidangnya. Lembaga legislatif yang
mampu bekerja sama dengan pemerintah dalam memproses dan
melahirkan produk-produk legislasi (berupa peraturan perundang-
undangan) bagi kepentingan pembangunan nasional. Lembaga
legislatif yang melaksanakan fungsi kontrol secara efektif terhadap
penyelenggaraan pemerintahan dalam kerangka kepentingan bangsa
dan negara bukan atas kepentingan golongan atau pribadi, serta
berdasarkan kaidah dan etika bernegara dalam negara demokrasi.
c. Penguatan Kekuatan Politik Nasional
Penguatan kekuatan politik nasional baik partai politik maupun
organisasi masyarakat sebagai alat untuk memberdayakan masyarakat
sebagai subjek politik dan pembangunan nasional. Kekuatan politik
berkewajiban mewujudkan dan meningkatkan perannya dalam
5

pendidikan politik bagi warga negara, terutama konstituennya sehingga


menjadi warga negara yang sadar hukum yang memahami kewajiban
dan hak sebagai warga negara. (Buku Putih Pertahanan Indonesia
Tahun 2008: 85)
2. Pendekatan ke Luar
Pendekatan keluardiarahkan untuk mendinamisasikan strategi dan
upaya diplomatik melalui peningkatan peran instrumen politik luar negeri
dalam membangun kerja sama dan saling percaya dengan negara-negara
lain sebagai kondisi untuk mencegah atau mengurangi potensi konflik
antarnegara, yang dimulai dari tataran internal, regional, supraregional,
hingga global. Pendekatan keluar diwujudkan dengan cara berikut.
a. Pada Lingkup Internal
Pada lingkup internal, yaitu melalui penciptaan, pembangunan,
dan peningkatan kondisi dalam negeri yang semakin mantap dan stabil,
yang dibarengi dengan upaya-upaya peningkatan dan perbaikan
pertumbuhan ekonomi yang sehat dan kuat serta penguatan dan
peningkatan kehidupan sosial kemasyarakatan.
b. Pada Lingkup Regional
Pada lingkup regional, politik dan diplomasi Indonesia
diarahkan untuk selalu aktif dan berperan dalam membangun dan
meningkatkan kerja sama dengan negara lain dalam kerangka prinsip
saling percaya, saling menghargai, dan tidak saling mengintervensi
urusan dalam negeri.
c. Pada Lingkup Supraregional
Pada lingkup supraregional, politik luar negeri dikembangkan
untuk berperan dalam penguatan ASEAN plus Enam yang terdiri atas
10 negara anggota bersama-sama dengan Cina, Jepang, Korea Selatan,
India, Australia, dan Selandia Baru, melalui hubungan bilateral yang
harmonis dan terpelihara serta diwujudkan dalam kerja sama yang
lebih konkret. Dalam kerangka penguatan ASEAN plus Enam tersebut,
kinerja politik luar negeri Indonesia harus mampu membangun
hubungan dan kerja sama yang memberikan jaminan atas kedaulatan
6

dan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, tidak


adanya intervensi, terutama jaminan tidak adanya agresi terhadap
wilayah kedaulatan Indonesia.
d. Pada Lingkup Global
Pada lingkup global, politik luar negeri harus memainkan
perannya secara maksimal dalam memperjuangkan kepentingan
nasional melalui keberadaan Indonesia sebagai anggota PBB, Gerakan
Non-Blok, Organisasi Konferensi Islam (OKI) dan Forum Regional
ASEAN (ARF). Peran diplomasi harus mampu mengidentifikasi
potensi-potensi ancaman berdimensi politik yang mengancam
kedaulatan dan kepentingan nasional Indonesia serta melakukan
langkah-langkah pencegahan. Lapisan pertahanan militer dalam
menghadapi ancaman politik yang membahayakan kedaulatan,
keutuhan wilayah NKRI, mengembangkan strategi pertahanan militer
dalam konteks memperkuat usaha-usaha diplomasi yang dilakukan
unsur pertahanan nir-militer. Implementasi upaya pertahanan militer
dalam konteks menghadapi ancaman berdimensi politik (Buku Putih
Pertahanan Indonesia Tahun 2008: 86).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ancaman yang berdimensi politik yang bersumber dari dalam negeri
dapat berupa penggunaan kekuatan berupa pengerahan massa untuk
menumbangkan suatu pemerintahan yang berkuasa, atau menggalang
kekuatan politik untuk melemahkan kekuasaan pemerintah.
Ancaman di bidang politik dapat bersumber dari luar negeri maupun
dalam negeri. Dari luar negeri, ancaman di bidang politik dilakukan oleh suatu
negara dengan melakukan tekanan politik terhadap Indonesia. Intimidasi,
provokasi, atau blokade politik merupakan bentuk ancaman non-militer
berdimensi politik yang sering kali digunakan oleh pihak-pihak lain untuk
menekan negara lain.
Strategi di bidang politik terwujud dengan adanya kehidupan politik
bangsa yang berlandaskan demokrasi Pancasila yang telah mampu memelihara
stabilitas politik yang sehat dan dinamis serta mampu melaksanakan politik
luar negeri Indonesia bebas aktif.

B. Saran
Seluruh masyarakat Indonesia untuk bisa menjauhi dan mencegah
tindak pidana korupsi agar bisa mengurangi kerugian bagi negara bila korupsi
itu berhubungan dengan keuangan negara. Dan agar kita tidak terjerat
hukuman sampai harus dihukum mati. Jika kita tidak melakukan korupsi maka
hidup kita akan selalu tenang dan tenteram tanpa terbebani oleh dosa karena
korupsi.

7
DAFTAR PUSTAKA

Ahimsa, Putra H.S. (2003).Korupsi di Indonesia: Budaya atau Politik Makna?


Jurnal Wacana. Yogyakarta:InsistPress.

Angha, Nader. (2002), Teori I Kepemimpinan Berdasarkan Kecerdasan Spiritual.


Jakarta: Serambi.

Badan Pusat Statistik. (2011).Berita Resmi Statistik; Profil Kemiskinan di


Indonesia Maret 2011, No.45/07/Th. XIV, 1 Juli 2011.

Baswir,Revrisond. (1993).Ekonomi, Manusia dan Etika, Kumpulan Esai-esai


Terpilih. Yogyakarta:BPFE.

Anda mungkin juga menyukai