Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH ANCAMAN INTEGRASI NASIONAL DI BIDANG

POLITIK

Guru Pengajar
Finatarisa Hadrianti, S.Pd.

Disusun oleh :

A.A Amanda Desvita Gayatri (XI MIPA 1 / 02)


A.A Gede Ngurah Ananda Wirasena (XI MIPA 1 / 03)
A.A Putri Satyaluna Atika Dalem (XI MIPA 1 / 04)
I Made Widya Maha Jaya (XI MIPA 1 / 14)
Ni Luh Ketut Nadia Widya Putri (XI MIPA 1 / 30)
Ni Putu Diyanti Maheswari Giri (XI MIPA 1 / 36)
Putu Mayora Oceana Putri (XI MIPA 1 / 40)
Putu Vania Sakanti (XI MIPA 1 / 42)
Sang Ayu Rania Calista Astarina (XI MIPA 1 / 43)
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu, Puji syukur kehadirat TME yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas masalah yang berjudul (Ancaman Integrasi Nasional Di
Bidang Politik) ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas guru pada
bidang studi PPKn. Selain ini, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
ancaman pada bidang politik di wilayah Indonesia bagi para pembaca dan juga penulis.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Finatarisa selaku guru PPKn yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang saya tekuni.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Ancaman integrasi nasional di bidang politik dapat bersumber dari luar negeri
maupun dalam negeri. Dari luar negeri, ancaman di bidang politik dilakukan oleh
suatu negara dengan melakukan tekanan politik terhadap Indonesia. Intimidasi,
provokasi, atau blokade politik merupakan bentuk ancaman non-militer berdimensi
politik yang sering kali digunakan oleh pihak-pihak lain untuk menekan negara lain.
Ke depan, bentuk ancaman yang berasal dari luar negeri diperkirakan masih
berpotensi terhadap Indonesia, yang memerlukan peran dari fungsi pertahanan non-
militer untuk menghadapinya.
Ancaman yang berdimensi politik yang bersumber dari dalam negeri dapat
berupa penggunaan kekuatan berupa pengerahan massa untuk menumbangkan suatu
pemerintahan yang berkuasa, atau menggalang kekuatan politik untuk melemahkan
kekuasaan pemerintah. Selain itu, ancaman separatisme merupakan bentuk lain dari
ancaman politik yang timbul di dalam negeri. Sebagai bentuk ancaman politik,
separatisme dapat menempuh pola perjuangan politik tanpa senjata dan perjuangan
bersenjata. Pola perjuangan tidak bersenjata sering ditempuh untuk menarik simpati
masyarakat internasional. Oleh karena itu, separatisme sulit dihadapi dengan
menggunakan kekuatan militer. Hal ini membuktikan bahwa ancaman di bidang
politik memiliki tingkat resiko yang besar yang mengancam kedaulatan, keutuhan, dan
keselamatan bangsa.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan ancaman integrasi nasional di bidang politik?
2. Bagaimana bentuk-bentuk ancaman integrasi nasional di bidang politik?
3. Bagaimana strategi mengatasi ancaman integrasi nasional di bidang politik?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ancaman Integrasi Nasional Di Bidang Politik


Ancaman integrasi nasional di bidang politik adalah setiap usaha dan kegiatan baik dalam
negeri maupun luar negeri yang dikategorikan sebagai hal yang membahayakan dan memecah belah
persatuan dengan mengatas namakan politik. Ancaman di bidang politik dapat bersumber dari luar
negeri maupun dalam negeri. Dari luar negeri, ancaman di bidang politik dilakukan oleh suatu negara
dengan melakukan tekanan politik terhadap Indonesia. Intimidasi, provokasi, atau blokade politik
merupakan bentuk ancaman non-militer berdimensi politik yang sering kali digunakan oleh pihak-
pihak lain untuk menekan negara lain.
Ancaman yang berdimensi politik yang bersumber dari dalam negeri dapat berupa
penggunaan kekuatan berupa pengerahan massa untuk menumbangkan suatu pemerintahan yang
berkuasa, atau menggalang kekuatan politik untuk melemahkan kekuasaan pemerintah.

B. Bentuk-bentuk Ancaman Integrasi Nasional Di Bidang Politik


1. Politik Uang
Politik uang adalah suatu bentuk pemberian atau janji menyuap seseorang baik supaya orang
itu tidak menjalankan haknya untuk memilih maupun supaya ia menjalankan haknya dengan cara
tertentu pada saat pemilihan umum. Kasus korupsi marak terjadi pada Pemilu 2014, banyak partai
politik yang melakukan politik uang ini dengan cara konvensional yaitu dengan memberikan
sejumlah uang maupun barang. Contoh kasusnya adalah Aparat Polres Lamongan mengamankan
satu mobil saat razia di Jalan Panglima Soedirman, Kota Lamongan. Polisi menemukan uang tunai
Rp 1,075 miliar dan atribut salah satu partai politik (parpol) di dalam mobil tersebut.
2. Politik SARA
Politik sara adalah politik yang mengeksplorasikan perbedaan agama dan etnis bahkan
ideologi. Contoh kasusnya adalah puluhan orang yang mengaku warga Lenteng Agung, Jakarta
Selatan berdemo menolak Lurah Susan. Dengan alasan agama Lurah Susan yang dilantik sebagai
Lurah Lenteng Agung baru-baru ini merupakan produk kebijakan lelang lurah dari Gubernur DKI
Jakarta Jokowi. Penolakan atas Lurah Susan atas alasan agama sangatlah tidak tepat.
3. Politik Oligarki
Oligarki adalah bentuk pemerintahan berikut sistem politik yang kekuasaan politiknya
secara efektif dipegang oleh satu kelompok ataupun golongan masyarakat. Baik dibedakan
menurut keluarga ataupun kekayaan. Ini merupakan pelanggaran dalam hal demokrasi. Demokrasi
ini memiliki dua dimensi.
Sebagai kasus contohnya, berkaitan dengan kasus suap yang ditujukan kepada Ratu Atut dan
adiknya Tubagus (Wawan), yang ternyata memiliki Dinasti Politiknya sendiri, di antaranya Kakak
Tri Atut sebagai Walikota Tangerang Selatan, Kakak Tri Atut menjadi Walikota Serang, dan anak
tirinya Hervani yang menjadi wakil bupati Pandeglang. Hal ini menimbulkan kontroversi karena
sistem politik di Banten tidak lagi murni atas nama demokrasi.
4. Penyerangan Batas Wilayah Negara
Contoh kasus penyerangan batas wilayah adalah Ambalat. Ambalat adalah blok laut yang
terletak di Laut Sulawesi dan Selat Makasar di dekat perpanjangan perbatasan darat antara Sabah
Malaysia dan Kalimantan Timur. Persoalan klaim dimulai saat adanya perjanjian Tapal Batas
Kontinental Indonesia yang ditanda tangani oleh Indonesia dan Malaysia. Namun Indonesia
akhirnya melihat hal tersebut sebagai ekspansi terhadap wilayah Indonesia dan mengurangi
kedaulatan NKRI.

C. Strategi Mengatasi Ancaman Integrasi Nasional di Bidang Politik


Dalam menghadapi ancaman yang berdimensi politik, strategi pertahanan di bidang politik
ditentukan oleh kemampuan sistem politik dalam menanggulangi segala bentuk ancaman yang
ditujukan kepada kehidupan politik bangsa Indonesia. Menurut Noor Ms. Bakry, strategi di bidang
politik terwujud dengan adanya kehidupan politik bangsa yang berlandaskan demokrasi yang telah
mampu memelihara stabilitas politik yang sehat dan dinamis serta mampu melaksanakan politik luar
negeri Indonesia bebas aktif. Adapun, langkah-langkah yang ditempuh untuk melaksanakan strategi
dalam menghadapi ancaman berdimensi politik dilakukan melalui dua pendekatan berikut.
1. Pendekatan ke Dalam
Yaitu pembangunan dan penataan sistem politik dalam negeri yang sehat dan dinamis dalam
kerangka negara demokrasi yang menghargai kebhinnekaan atau kemajemukan bangsa Indonesia.
Hasil yang diharapkan adalah terciptanya stabilitas politik dalam negeri yang dinamis serta
memberikan efek penangkal yang tinggi. Penataan ke dalam diwujudkan melalui pembangunan
dan penataan sistem politik dalam negeri yang dikemas ke dalam penguatan tiga pilar berikut.
a. Penguatan Penyelenggaraan Pemerintahan
Penguatan penyelenggaraan pemerintahan negara yang sah, efektif, bersih,
berwibawa, bebas KKN (korupsi, kolusi, nepotisme) dan bertanggung jawab yang
berkemampuan mewujudkan tujuan pembentukan pemerintah negara, seperti tercantum
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
b. Penguatan Lembaga Legislatif
Penguatan lembaga legislatif sehingga menjadi lembaga yang berkualitas dan
profesional pada bidangnya. Lembaga legislatif yang mampu bekerja sama dengan
pemerintah dalam memproses dan melahirkan produk-produk legislasi (berupa peraturan
perundang-undangan) bagi kepentingan pembangunan nasional. Lembaga legislatif yang
melaksanakan fungsi kontrol secara efektif terhadap penyelenggaraan pemerintahan dalam
kerangka kepentingan bangsa dan negara bukan atas kepentingan golongan atau pribadi,
serta berdasarkan kaidah dan etika bernegara dalam negara demokrasi.
c. Penguatan Kekuatan Politik Nasional
Penguatan kekuatan politik nasional baik partai politik maupun organisasi masyarakat
sebagai alat untuk memberdayakan masyarakat sebagai subjek politik dan pembangunan
nasional. Kekuatan politik berkewajiban mewujudkan dan meningkatkan perannya dalam
pendidikan politik bagi warga negara, terutama konstituennya sehingga menjadi warga
negara yang sadar hukum yang memahami kewajiban dan hak sebagai warga negara. (Buku
Putih Pertahanan Indonesia Tahun 2008: 85).
2. Pendekatan ke Luar
Pendekatan keluar diarahkan untuk mendinamisasikan strategi dan upaya diplomatik melalui
peningkatan peran instrumen politik luar negeri dalam membangun kerja sama dan saling percaya
dengan negara-negara lain. Sebagai kondisi untuk mencegah atau mengurangi potensi konflik
antarnegara, yang dimulai dari tataran internal, regional, supraregional, hingga global. Pendekatan
keluar diwujudkan dengan cara berikut.
a. Pada Lingkup Internal
Pada lingkup internal, yaitu melalui penciptaan, pembangunan, dan peningkatan
kondisi dalam negeri yang semakin mantap dan stabil, yang dibarengi dengan upaya-upaya
peningkatan dan perbaikan pertumbuhan ekonomi yang sehat dan kuat serta penguatan dan
peningkatan kehidupan sosial kemasyarakatan.
b. Pada Lingkup Regional
Pada lingkup regional, politik dan diplomasi Indonesia diarahkan untuk selalu aktif
dan berperan dalam membangun dan meningkatkan kerja sama dengan negara lain dalam
kerangka prinsip saling percaya, saling menghargai, dan tidak saling mengintervensi urusan
dalam negeri.
c. Pada Lingkup Supraregional
Pada lingkup supraregional, politik luar negeri dikembangkan untuk berperan dalam
penguatan ASEAN plus Enam yang terdiri atas 10 negara anggota bersama-sama dengan
Cina, Jepang, Korea Selatan, India, Australia, dan Selandia Baru, melalui hubungan bilateral
yang harmonis dan terpelihara serta diwujudkan dalam kerja sama yang lebih konkret.
Dalam kerangka penguatan ASEAN plus Enam tersebut, kinerja politik luar negeri
Indonesia harus mampu membangun hubungan dan kerja sama yang memberikan jaminan
atas kedaulatan dan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, tidak adanya
intervensi, terutama jaminan tidak adanya agresi terhadap wilayah kedaulatan Indonesia.
d. Pada Lingkup Global
Pada lingkup global, politik luar negeri harus memainkan perannya secara maksimal
dalam memperjuangkan kepentingan nasional melalui keberadaan Indonesia sebagai
anggota PBB, Gerakan Non-Blok, Organisasi Konferensi Islam (OKI), dan Forum Regional
ASEAN (ARF). Peran diplomasi harus mampu mengidentifikasi potensi-potensi ancaman
berdimensi politik yang mengancam kedaulatan dan kepentingan nasional Indonesia serta
melakukan langkah-langkah pencegahan. Lapisan pertahanan militer dalam menghadapi
ancaman politik yang membahayakan kedaulatan, keutuhan wilayah NKRI.
Mengembangkan strategi pertahanan militer dalam konteks memperkuat usaha-usaha
diplomasi yang dilakukan unsur pertahanan nir-militer. Implementasi upaya pertahanan
militer dalam konteks menghadapi ancaman berdimensi politik.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ancaman yang berdimensi politik yang bersumber dari dalam negeri dapat berupa
penggunaan kekuatan berupa pengerahan massa untuk menumbangkan suatu pemerintahan
yang berkuasa, atau menggalang kekuatan politik untuk melemahkan kekuasaan
pemerintah. Ancaman integrasi nasional di bidang politik dapat bersumber dari luar negeri
maupun dalam negeri. Dari luar negeri, ancaman di bidang politik dilakukan oleh suatu
negara dengan melakukan tekanan politik terhadap Indonesia. Intimidasi, provokasi, atau
blokade politik merupakan bentuk ancaman non-militer berdimensi politik yang sering kali
digunakan oleh pihak-pihak lain untuk menekan negara lain. Strategi di bidang politik
terwujud dengan adanya kehidupan politik bangsa yang berlandaskan demokrasi Pancasila
yang telah mampu memelihara stabilitas politik yang sehat dan dinamis serta mampu
melaksanakan politik luar negeri Indonesia bebas aktif.

B. Saran
Korupsi merupakan salah satu ancaman integrasi nasional di bidang politik. Seluruh
masyarakat Indonesia untuk bisa menjauhi dan mencegah tindak pidana korupsi agar bisa
mengurangi kerugian bagi negara bila korupsi itu berhubungan dengan keuangan negara.
Dan agar kita tidak terjerat hukuman sampai harus dihukum mati. Jika kita tidak
melakukan korupsi maka hidup kita akan selalu tenang dan tenteram tanpa terbebani oleh
dosa karena korupsi.

Anda mungkin juga menyukai