Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala.  atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “Ancaman di bidang
Politik” dapat kami selesaikan dengan baik. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan
kesempatan yang Allah SWT karuniai kepada kami sehingga laporan ini dapat kami
susun melalui beberapa sumber yakni melalui kajian pustaka maupun melalui media
internet.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini.
Kepada teman-teman seperjuangan yang membantu kami dalam berbagai hal. Harapan
kami, informasi dan materi yang terdapat dalam laporan ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha
Sempurna, karena itu kami memohon kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan
makalah kami selanjutnya.

Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan,
atau pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon
maaf. Kami menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat
makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................. ii

DAFTAR ISI................................................................................................................ i

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.................................................................................................. 1


1.2......................................................................................................................Rum
usan Masalah..................................................................................................... 1
1.3......................................................................................................................Tuju
an....................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Kajian Teori...................................................................................................... 2


A. Ancaman Integrasi Nasional di Bidang Politik............................................ 2
B. Bentuk-bentuk Ancaman Integrasi Nasional di Bidang Politik................... 2
C. Strategi Mengatasi Ancaman Integrasi Nasional di Bidang Politik............. 3

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan....................................................................................................... 6
3.2 Saran................................................................................................................. 6

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ancaman integrasi nasional di bidang politik dapat bersumber dari luar
negeri maupun dalam negeri. Dari luar negeri, ancaman di bidang politik
dilakukan oleh suatu negara dengan melakukan tekanan politik terhadap
Indonesia. Intimidasi, provokasi, atau blokade politik merupakan bentuk ancaman
non-militer berdimensi politik yang sering kali digunakan oleh pihak-pihak lain
untuk menekan negara lain. Ke depan, bentuk ancaman yang berasal dari luar
negeri diperkirakan masih berpotensi terhadap Indonesia, yang memerlukan peran
dari fungsi pertahanan non-militer untuk menghadapinya.
Ancaman yang berdimensi politik yang bersumber dari dalam negeri dapat
berupa penggunaan kekuatan berupa pengerahan massa untuk menumbangkan
suatu pemerintahan yang berkuasa, atau menggalang kekuatan politik untuk
melemahkan kekuasaan pemerintah. Selain itu, ancaman separatisme merupakan
bentuk lain dari ancaman politik yang timbul di dalam negeri. Sebagai bentuk
ancaman politik, separatisme dapat menempuh pola perjuangan politik tanpa
senjata dan perjuangan bersenjata. Pola perjuangan tidak bersenjata sering
ditempuh untuk menarik simpati masyarakat internasional. Oleh karena itu,
separatisme sulit dihadapi dengan menggunakan kekuatan militer. Hal ini
membuktikan bahwa ancaman di bidang politik memiliki tingkat resiko yang
besar yang mengancam kedaulatan, keutuhan, dan keselamatan bangsa.

1.2 Rumusan Masalah


1.Apa yang dimaksud dengan ancaman integrasi nasional di bidang politik?
2. Bagaimana bentuk-bentuk ancaman integrasi nasional di bidang politik?
3. Bagaimana strategi mengatasi ancaman integrasi nasional di bidang politik?

1.3 Tujuan
1. Agara kita dapat mengetahui cara-cara atau tindakan yang bisa mencegah
terjadinya integrasi ancaman di bidang politik
2. Untuk mengetahui secara luas tentang integrasi ancaman di idang politik
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kajian Teori


A. Ancaman Integrasi Nasional di Bidang Politik
Ancaman integrasi nasional di bidang politik adalah setiap usaha dan
kegiatan baik dalam negeri maupun luar negeri yang dikategorikan sebagai hal
yang membahayakan dan memecah belah persatuan dengan mengatas
namakan politik. Ancaman di bidang politik dapat bersumber dari luar negeri
maupun dalam negeri. Dari luar negeri, ancaman di bidang politik dilakukan
oleh suatu negara dengan melakukan tekanan politik terhadap Indonesia.
Intimidasi, provokasi, atau blokade politik merupakan bentuk ancaman non-
militer berdimensi politik yang sering kali digunakan oleh pihak-pihak lain
untuk menekan negara lain.
Ancaman yang berdimensi politik yang bersumber dari dalam negeri dapat
berupa penggunaan kekuatan berupa pengerahan massa untuk menumbangkan
suatu pemerintahan yang berkuasa, atau menggalang kekuatan politik untuk
melemahkan kekuasaan pemerintah.

B. Bentuk-bentuk Ancaman Integrasi Nasional di Bidang Politik


1. Politik Uang (Money Politics)
Kasus korupsi yang marak terjadi pada Pemilu 2014, banyak partai
politik yang melakukan politik uang ini dengan cara konvensional yaitu
dengan memberikan sejumlah uang maupun barang.

2. Politik SARA
Politik sara adalah politik yang mengeksplorasikan perbedaan
agama dan etnis bahkan ideologi. Contoh kasusnya adalah puluhan orang
yang mengaku warga Lenteng Agung, Jakarta Selatan berdemo menolak
Lurah Susan. Dengan alasan agama Lurah Susan yang dilantik sebagai
Lurah Lenteng Agung baru-baru ini merupakan produk kebijakan lelang
lurah dari Gubernur DKI Jakarta Jokowi. Penolakan atas Lurah Susan atas
alasan agama sangatlah tidak tepat.
3. Politik Oligarki
Oligarki adalah bentuk pemerintahan berikut sistem politik yang
kekuasaan politiknya secara efektif dipegang oleh satu kelompok ataupun
golongan masyarakat. Baik dibedakan menurut keluarga ataupun
kekayaan. Ini merupakan pelanggaran dalam hal demokrasi. Demokrasi ini
memiliki dua dimensi.
Sebagai kasus contohnya, berkaitan dengan kasus suap yang
ditujukan kepada Ratu Atut dan adiknya Tubagus (Wawan), yang ternyata
memiliki Dinasti Politiknya sendiri, di antaranya Kakak Tri Atut sebagai
Walikota Tangerang Selatan, Kakak Tri Atut menjadi Walikota Serang,
dan anak tirinya Hervani yang menjadi wakil bupati Pandeglang. Hal ini
menimbulkan kontroversi karena sistem politik di Banten tidak lagi murni
atas nama demokrasi.
4. Penyerangan Batas Wilayah Negara
Contoh kasus penyerangan batas wilayah adalah Ambalat. Ambalat
adalah blok laut yang terletak di Laut Sulawesi dan Selat Makasar di dekat
perpanjangan perbatasan darat antara Sabah Malaysia dan Kalimantan
Timur. Persoalan klaim dimulai saat adanya perjanjian Tapal Batas
Kontinental Indonesia yang ditanda tangani oleh Indonesia dan Malaysia.
Namun Indonesia akhirnya melihat hal tersebut sebagai ekspansi terhadap
wilayah Indonesia dan mengurangi kedaulatan NKRI.

C. Strategi Mengatasi Ancaman Integrasi Nasional di Bidang Politik


Dalam menghadapi ancaman yang berdimensi politik, strategi pertahanan
di bidang politik ditentukan oleh kemampuan sistem politik dalam
menanggulangi segala bentuk ancaman yang ditujukan kepada kehidupan
politik bangsa Indonesia. Menurut Noor Ms. Bakry (2009: 366), strategi di
bidang politik terwujud dengan adanya kehidupan politik bangsa yang
berlandaskan demokrasi Pancasila yang telah mampu memelihara stabilitas
politik yang sehat dan dinamis serta mampu melaksanakan politik luar negeri
Indonesia bebas aktif.
Adapun, langkah-langkah yang ditempuh untuk melaksanakan strategi
dalam menghadapi ancaman berdimensi politik dilakukan melalui dua
pendekatan berikut.
1. Pendekatan ke Dalam
Yaitu pembangunan dan penataan sistem politik dalam negeri yang
sehat dan dinamis dalam kerangka negara demokrasi yang menghargai
kebhinnekaan atau kemajemukan bangsa Indonesia. Hasil yang diharapkan
adalah terciptanya stabilitas politik dalam negeri yang dinamis serta
memberikan efek penangkal yang tinggi. Penataan ke dalam diwujudkan
melalui pembangunan dan penataan sistem politik dalam negeri yang
dikemas ke dalam penguatan tiga pilar berikut.
a. Penguatan Penyelenggaraan Pemerintahan
Penguatan penyelenggaraan pemerintahan negara yang sah, efektif,
bersih, berwibawa, bebas KKN (korupsi, kolusi, nepotisme) dan
bertanggung jawab yang berkemampuan mewujudkan tujuan
pembentukan pemerintah negara, seperti tercantum dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
b. Penguatan Lembaga Legislatif
Penguatan lembaga legislatif sehingga menjadi lembaga yang
berkualitas dan profesional pada bidangnya. Lembaga legislatif yang
mampu bekerja sama dengan pemerintah dalam memproses dan
melahirkan produk-produk legislasi (berupa peraturan perundang-
undangan) bagi kepentingan pembangunan nasional. Lembaga
legislatif yang melaksanakan fungsi kontrol secara efektif terhadap
penyelenggaraan pemerintahan dalam kerangka kepentingan bangsa
dan negara bukan atas kepentingan golongan atau pribadi, serta
berdasarkan kaidah dan etika bernegara dalam negara demokrasi
c. Penguatan Kekuatan Politik Nasional
Penguatan kekuatan politik nasional baik partai politik maupun
organisasi masyarakat sebagai alat untuk memberdayakan masyarakat
sebagai subjek politik dan pembangunan nasional. Kekuatan politik
berkewajiban mewujudkan dan meningkatkan perannya dalam
pendidikan politik bagi warga negara, terutama konstituennya
sehingga menjadi warga negara yang sadar hukum yang memahami
kewajiban dan hak sebagai warga negara. (Buku Putih Pertahanan
Indonesia Tahun 2008: 85).

2. Pendekatan ke Luar
Pendekatan keluar diarahkan untuk mendinamisasikan strategi dan
upaya diplomatik melalui peningkatan peran instrumen politik luar negeri
dalam membangun kerja sama dan saling percaya dengan negara-negara
lain. Sebagai kondisi untuk mencegah atau mengurangi potensi konflik
antarnegara, yang dimulai dari tataran internal, regional, supraregional,
hingga global. Pendekatan keluar diwujudkan dengan cara berikut.
a. Pada Lingkup Internal
Pada lingkup internal, yaitu melalui penciptaan, pembangunan, dan
peningkatan kondisi dalam negeri yang semakin mantap dan stabil,
yang dibarengi dengan upaya-upaya peningkatan dan
perbaikan pertumbuhan ekonomi yang sehat dan kuat serta penguatan
dan peningkatan kehidupan sosial kemasyarakatan.
b. Pada Lingkup Regional
Pada lingkup regional, politik dan diplomasi Indonesia diarahkan
untuk selalu aktif dan berperan dalam membangun dan meningkatkan
kerja sama dengan negara lain dalam kerangka prinsip saling percaya,
saling menghargai, dan tidak saling mengintervensi urusan dalam
negeri.
c. Pada Lingkup Supraregional
Pada lingkup supraregional, politik luar negeri dikembangkan
untuk berperan dalam penguatan ASEAN plus Enam yang terdiri atas
10 negara anggota bersama-sama dengan Cina, Jepang, Korea Selatan,
India, Australia, dan Selandia Baru, melalui hubungan bilateral yang
harmonis dan terpelihara serta diwujudkan dalam kerja sama yang
lebih konkret. Dalam kerangka penguatan ASEAN plus Enam tersebut,
kinerja politik luar negeri Indonesia harus mampu membangun
hubungan dan kerja sama yang memberikan jaminan atas kedaulatan
dan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, tidak
adanya intervensi, terutama jaminan tidak adanya agresi terhadap
wilayah kedaulatan Indonesia.
d. Pada Lingkup Global
Pada lingkup global, politik luar negeri harus memainkan perannya
secara maksimal dalam memperjuangkan kepentingan nasional melalui
keberadaan Indonesia sebagai anggota PBB, Gerakan Non-Blok,
Organisasi Konferensi Islam (OKI), dan Forum Regional ASEAN
(ARF). Peran diplomasi harus mampu mengidentifikasi potensi-potensi
ancaman berdimensi politik yang mengancam kedaulatan dan
kepentingan nasional Indonesia serta melakukan langkah-langkah
pencegahan. Lapisan pertahanan militer dalam menghadapi ancaman
politik yang membahayakan kedaulatan, keutuhan wilayah NKRI.
Mengembangkan strategi pertahanan militer dalam konteks memperkuat
usaha-usaha diplomasi yang dilakukan unsur pertahanan nir-militer.
Implementasi upaya pertahanan militer dalam konteks menghadapi
ancaman berdimensi politik (Buku Putih Pertahanan Indonesia Tahun
2008: 86).

.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ancaman yang berdimensi politik yang bersumber dari dalam negeri dapat
berupa penggunaan kekuatan berupa pengerahan massa untuk menumbangkan
suatu pemerintahan yang berkuasa, atau menggalang kekuatan politik untuk
melemahkan kekuasaan pemerintah.
Ancaman integrasi nasional di bidang politik dapat bersumber dari luar negeri
maupun dalam negeri. Dari luar negeri, ancaman di bidang politik dilakukan oleh
suatu negara dengan melakukan tekanan politik terhadap Indonesia. Intimidasi,
provokasi, atau blokade politik merupakan bentuk ancaman non-militer
berdimensi politik yang sering kali digunakan oleh pihak-pihak lain untuk
menekan negara lain. Strategi di bidang politik terwujud dengan adanya
kehidupan politik bangsa yang berlandaskan demokrasi Pancasila yang telah
mampu memelihara stabilitas politik yang sehat dan dinamis serta mampu
melaksanakan politik luar negeri Indonesia bebas aktif.
3.2 Saran
Korupsi merupakan salah satu ancaman integrasi nasional di bidang politik.
Seluruh masyarakat Indonesia untuk bisa menjauhi dan mencegah tindak pidana
korupsi agar bisa mengurangi kerugian bagi negara bila korupsi itu berhubungan
dengan keuangan negara. Dan agar kita tidak terjerat hukuman sampai harus
dihukum mati. Jika kita tidak melakukan korupsi maka hidup kita akan selalu
tenang dan tenteram tanpa terbebani oleh dosa karena korupsi.
DAFTAR PUSTAKA

Ahimsa, Putra H.S. (2003). Korupsi di Indonesia: Budaya atau Politik Makna? Jurnal
Wacana. Yogyakarta: Insist Press.

Angha, Nader. (2002). Teori I Kepemimpinan Berdasarkan Kecerdasan Spiritual.


Jakarta: Serambi.

Badan Pusat Statistik. (2011). Berita Resmi Statistik; Profil Kemiskinan di Indonesia
Maret 2011, No. 45/07/Th. XIV, 1 Juli 2011.

Baswir, Revrisond. (1993). Ekonomi, Manusia dan Etika, Kumpulan Esai-esai Terpilih.


Yogyakarta: BPFE.
MAKALAH
ANCAMAN DI BIDANG POLITIK

M. ALIF NAJMI BARQIA / 12

MUH. RAFI FIRDAUS / 19

ELIZA DWI AGUSTINA / 08

RISTINA ROSANDINI / 28

NUR CAHYANDA / 21

THALITA RASHIQA FAZILA / 34

SMA NEGERI 1 SAMPANG

Jl JaksaAgung Suprapto 73 Sampang kode pos 69213 Telp. 0323-321508 website: smansampang1.sch.id

Anda mungkin juga menyukai