Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “Ancaman di bidang
Politik” dapat kami selesaikan dengan baik. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan
kesempatan yang Allah SWT karuniai kepada kami sehingga laporan ini dapat kami
susun melalui beberapa sumber yakni melalui kajian pustaka maupun melalui media
internet.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini.
Kepada teman-teman seperjuangan yang membantu kami dalam berbagai hal. Harapan
kami, informasi dan materi yang terdapat dalam laporan ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha
Sempurna, karena itu kami memohon kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan
makalah kami selanjutnya.
Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan,
atau pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon
maaf. Kami menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat
makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan....................................................................................................... 6
3.2 Saran................................................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Agara kita dapat mengetahui cara-cara atau tindakan yang bisa mencegah
terjadinya integrasi ancaman di bidang politik
2. Untuk mengetahui secara luas tentang integrasi ancaman di idang politik
BAB II
PEMBAHASAN
2. Politik SARA
Politik sara adalah politik yang mengeksplorasikan perbedaan
agama dan etnis bahkan ideologi. Contoh kasusnya adalah puluhan orang
yang mengaku warga Lenteng Agung, Jakarta Selatan berdemo menolak
Lurah Susan. Dengan alasan agama Lurah Susan yang dilantik sebagai
Lurah Lenteng Agung baru-baru ini merupakan produk kebijakan lelang
lurah dari Gubernur DKI Jakarta Jokowi. Penolakan atas Lurah Susan atas
alasan agama sangatlah tidak tepat.
3. Politik Oligarki
Oligarki adalah bentuk pemerintahan berikut sistem politik yang
kekuasaan politiknya secara efektif dipegang oleh satu kelompok ataupun
golongan masyarakat. Baik dibedakan menurut keluarga ataupun
kekayaan. Ini merupakan pelanggaran dalam hal demokrasi. Demokrasi ini
memiliki dua dimensi.
Sebagai kasus contohnya, berkaitan dengan kasus suap yang
ditujukan kepada Ratu Atut dan adiknya Tubagus (Wawan), yang ternyata
memiliki Dinasti Politiknya sendiri, di antaranya Kakak Tri Atut sebagai
Walikota Tangerang Selatan, Kakak Tri Atut menjadi Walikota Serang,
dan anak tirinya Hervani yang menjadi wakil bupati Pandeglang. Hal ini
menimbulkan kontroversi karena sistem politik di Banten tidak lagi murni
atas nama demokrasi.
4. Penyerangan Batas Wilayah Negara
Contoh kasus penyerangan batas wilayah adalah Ambalat. Ambalat
adalah blok laut yang terletak di Laut Sulawesi dan Selat Makasar di dekat
perpanjangan perbatasan darat antara Sabah Malaysia dan Kalimantan
Timur. Persoalan klaim dimulai saat adanya perjanjian Tapal Batas
Kontinental Indonesia yang ditanda tangani oleh Indonesia dan Malaysia.
Namun Indonesia akhirnya melihat hal tersebut sebagai ekspansi terhadap
wilayah Indonesia dan mengurangi kedaulatan NKRI.
2. Pendekatan ke Luar
Pendekatan keluar diarahkan untuk mendinamisasikan strategi dan
upaya diplomatik melalui peningkatan peran instrumen politik luar negeri
dalam membangun kerja sama dan saling percaya dengan negara-negara
lain. Sebagai kondisi untuk mencegah atau mengurangi potensi konflik
antarnegara, yang dimulai dari tataran internal, regional, supraregional,
hingga global. Pendekatan keluar diwujudkan dengan cara berikut.
a. Pada Lingkup Internal
Pada lingkup internal, yaitu melalui penciptaan, pembangunan, dan
peningkatan kondisi dalam negeri yang semakin mantap dan stabil,
yang dibarengi dengan upaya-upaya peningkatan dan
perbaikan pertumbuhan ekonomi yang sehat dan kuat serta penguatan
dan peningkatan kehidupan sosial kemasyarakatan.
b. Pada Lingkup Regional
Pada lingkup regional, politik dan diplomasi Indonesia diarahkan
untuk selalu aktif dan berperan dalam membangun dan meningkatkan
kerja sama dengan negara lain dalam kerangka prinsip saling percaya,
saling menghargai, dan tidak saling mengintervensi urusan dalam
negeri.
c. Pada Lingkup Supraregional
Pada lingkup supraregional, politik luar negeri dikembangkan
untuk berperan dalam penguatan ASEAN plus Enam yang terdiri atas
10 negara anggota bersama-sama dengan Cina, Jepang, Korea Selatan,
India, Australia, dan Selandia Baru, melalui hubungan bilateral yang
harmonis dan terpelihara serta diwujudkan dalam kerja sama yang
lebih konkret. Dalam kerangka penguatan ASEAN plus Enam tersebut,
kinerja politik luar negeri Indonesia harus mampu membangun
hubungan dan kerja sama yang memberikan jaminan atas kedaulatan
dan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, tidak
adanya intervensi, terutama jaminan tidak adanya agresi terhadap
wilayah kedaulatan Indonesia.
d. Pada Lingkup Global
Pada lingkup global, politik luar negeri harus memainkan perannya
secara maksimal dalam memperjuangkan kepentingan nasional melalui
keberadaan Indonesia sebagai anggota PBB, Gerakan Non-Blok,
Organisasi Konferensi Islam (OKI), dan Forum Regional ASEAN
(ARF). Peran diplomasi harus mampu mengidentifikasi potensi-potensi
ancaman berdimensi politik yang mengancam kedaulatan dan
kepentingan nasional Indonesia serta melakukan langkah-langkah
pencegahan. Lapisan pertahanan militer dalam menghadapi ancaman
politik yang membahayakan kedaulatan, keutuhan wilayah NKRI.
Mengembangkan strategi pertahanan militer dalam konteks memperkuat
usaha-usaha diplomasi yang dilakukan unsur pertahanan nir-militer.
Implementasi upaya pertahanan militer dalam konteks menghadapi
ancaman berdimensi politik (Buku Putih Pertahanan Indonesia Tahun
2008: 86).
.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ancaman yang berdimensi politik yang bersumber dari dalam negeri dapat
berupa penggunaan kekuatan berupa pengerahan massa untuk menumbangkan
suatu pemerintahan yang berkuasa, atau menggalang kekuatan politik untuk
melemahkan kekuasaan pemerintah.
Ancaman integrasi nasional di bidang politik dapat bersumber dari luar negeri
maupun dalam negeri. Dari luar negeri, ancaman di bidang politik dilakukan oleh
suatu negara dengan melakukan tekanan politik terhadap Indonesia. Intimidasi,
provokasi, atau blokade politik merupakan bentuk ancaman non-militer
berdimensi politik yang sering kali digunakan oleh pihak-pihak lain untuk
menekan negara lain. Strategi di bidang politik terwujud dengan adanya
kehidupan politik bangsa yang berlandaskan demokrasi Pancasila yang telah
mampu memelihara stabilitas politik yang sehat dan dinamis serta mampu
melaksanakan politik luar negeri Indonesia bebas aktif.
3.2 Saran
Korupsi merupakan salah satu ancaman integrasi nasional di bidang politik.
Seluruh masyarakat Indonesia untuk bisa menjauhi dan mencegah tindak pidana
korupsi agar bisa mengurangi kerugian bagi negara bila korupsi itu berhubungan
dengan keuangan negara. Dan agar kita tidak terjerat hukuman sampai harus
dihukum mati. Jika kita tidak melakukan korupsi maka hidup kita akan selalu
tenang dan tenteram tanpa terbebani oleh dosa karena korupsi.
DAFTAR PUSTAKA
Ahimsa, Putra H.S. (2003). Korupsi di Indonesia: Budaya atau Politik Makna? Jurnal
Wacana. Yogyakarta: Insist Press.
Badan Pusat Statistik. (2011). Berita Resmi Statistik; Profil Kemiskinan di Indonesia
Maret 2011, No. 45/07/Th. XIV, 1 Juli 2011.
RISTINA ROSANDINI / 28
NUR CAHYANDA / 21
Jl JaksaAgung Suprapto 73 Sampang kode pos 69213 Telp. 0323-321508 website: smansampang1.sch.id