Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

INTEGRASI NASIONAL DI BIDANG POLITIK

DISUSUN OLEH :

NURUL DALILLA DJENAAN

RIZQIA QORRY AINA

NOLA ANGELIA STEFANI

SYIFA LUTHFIYAH SALSABILA

NUZULIA PUTRI

NATASYA AURELIA

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 20

JALAN CITARUM NO. 23

BANDUNG

2020
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas taufik dan rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah Integrasi Nasional di Bidang Politik ini. Shalawat serta salam
senantiasa kita sanjungkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta
semua umatnya hingga kini. Dan Semoga kita termasuk dari golongan yang kelak mendapatkan
syafaatnya.

Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkenan membantu pada tahap penyusunan hingga selesainya makalah tantang Integrasi Nasional di
Bidang Politik ini. Harapan kami semoga makalah yang telah tersusun ini dapat bermanfaat sebagai
salah satu rujukan maupun pedoman bagi para pembaca, menambah wawasan serta pengalaman,
sehingga nantinya saya dapat memperbaiki bentuk ataupun isi makalah ini menjadi lebih baik lagi.

Kami sadar bahwa kami ini tentunya tidak lepas dari banyaknya kekurangan, baik dari aspek
kualitas maupun kuantitas dari bahan penelitian yang dipaparkan. Semua ini murni didasari oleh
keterbatasan yang dimiliki kami. Oleh sebab itu, kami membutuhkan kritik dan saran kepada segenap
pembaca yang bersifat membangun untuk lebih meningkatkan kualitas di kemudian hari.

Bandung, 8 Februari 2020

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 3
BAB I ...................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang Masalah.......................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................... 4
1.3 Tujuan Pembahasan Masalah ................................................................................................. 4
1.4 Manfaat Pembahasan Masalah ................................................................................................ 4
BAB II..................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 5
2.1 Definisi.................................................................................................................................... 5
2.2 Dasar Hukum Integrasi Nasional ............................................................................................ 6
2.3 Faktor Disintegrasi dalam Bidang Politik ............................................................................... 6
2.3.1 Faktor Internal ........................................................................................................................ 6
2.3.2 Faktor Eksternal ..................................................................................................................... 7
2.4 Integrasi dalam Bidang Politik................................................................................................ 8
2.5 Kasus Disintegrasi Politik di Indonesia .................................................................................. 8
2.6 Solusi Kasus ............................................................................................................................ 9
BAB III ................................................................................................................................................. 10
PENUTUP ............................................................................................................................................ 10
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................. 10
3.2 Saran ........................................................................................................................................... 10
Daftar Pustaka ....................................................................................................................................... 11
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Terbentuknya negara Indonesia dilatar belakangi oleh perjuangan seluruh bangsa.
Sudah sejak lama Indonesia menjadi incaran banyak negara atau bangsa lain, karena
potensinya yang besar dilihat dari wilayahnya yang luas dengan kekayaan alam yang banyak.
Kenyataannya ancaman datang tidak hanya dari luar, tetapi juga dari dalam. Terbukti, setelah
perjuangan bangsa tercapai dengan terbentuknya NKRI, ancaman dan gangguan dari dalam
juga timbul, dari yang bersifat kegiatan fisik sampai yang idiologis. Meski demikian, bangsa
Indonesia memegang satu komitmen bersama untuk tegaknya negara kesatuan Indonesia.
Dorongan kesadaran bangsa yang dipengaruhi kondisi dan letak geografis dengan dihadapkan
pada lingkungan dunia yang serba berubah akan memberikan motivasi dlam menciptakan
suasana damai.
Beberapa ancaman dalam dan luar negeri telah dapat diatasi bangsa Indonesia dengan
adadnya tekad bersama-sama menggalang kesatuan dan kecintaan bangsa. Berbagai
pemberontakan PKI, RMS (Republik Maluku Selatan), PRRI Permesta dan juga gerakan
sparatis di Timor- Timur yang pernah menyatakan dirinya berintegrasi dengan Indonesia,
meskipun akhirnya kenyataan politik menyebabkan lepasnya kembali daerah tersebut.
Ancaman sparatis dawasa ini ditunjukan dengan banyaknya wilayah atau propinsi di
Indonesia yang menginginkan dirinya merdeka lepas dari Indonesia seperti Aceh, Riau, Irian
Jaya, dan beberapa daerah lain begitu pila beberapa aksi provokasi yang mengganggu
kestabilan kehidupan sampai terjadinya berbagai kerusuhan yang diwarnai nuansa etnis dan
agama dan gangguan dari luar adalah gangguan dari negara lain yang ingin menguasai pulau-
pulau kecil yang masih berada di didalam wilayah NKRI namun dekat dengan wilayah negara
lain.

1.2 Rumusan Masalah


 Apa yang dimaksud dengan integrasi nasional?
 Apa dasar hukum tentang integrasi nasional?
 Apa saja faktor-faktor disintegrasi di bidang politik?
 Apa itu integrasi di bidang politik?
 Kasus apa yang berkaitan dengan disintegrasi di bidang politik?
 Solusi apa yang dapat dilakukan untuk kasus tersebut?

1.3 Tujuan Pembahasan Masalah


Kita sebagai siswa dapat mendalami integrase dan disintegrasi di bidang politik agar
kedepannya dapat di implementasikan di kehidupan nyata untuk menjadikan Indonesia yang
lebih kuat dan maju.

1.4 Manfaat Pembahasan Masalah


 Lebih memahami pengertian integrasi nasional terutama di bidang politik;
 Mengetahui dasar hukum integrasi nasional di bidang politik;
 Mengetahui faktor-faktor disintegrasi nasional agar bisa menghindari hal tersebut;
 Mengetahui kasus disintegrasi di bidang politik dan dapat memecahkan masalahnya.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Integrasi nasional merupakan proses mempersatukan perbedaan yang ada pada srbuah
negara sehingga tercapainya keserasian dan keselarasan secara nasional.
Dalam ilmu sosiologi serta dari sudut analisis struktural, integrasi dari berbagai
sistem pada dasarnya mempunyai tiga sifat, yakni:
 Integrasi normative
Integrasi normative yaitu suatu ikatan sosial yang terjadi karena adanya suatu
kesepakatan (consensus) terhadap nilai-nilai dan norma-norma dasar (basic values and
norms). Dari dimensinya, integrasi ini dapat disebut sebagai integrasi budaya.
 Integrasi Fungsional
Integrasi fungsional, yaitu suatu ikatan sosial yang didasarkan pada situasi saling
ketergantungan fungsional antar unsure satu dengan yang lainnya. Integrasi ini lebih
berdimensi ekonomi.
 Integrasi koersif
Integrasi koersif, yaitu suatu ikatan sosial yang terjadi karena adanya kekuatan yang
memaksa. Integrasi ini dapat dimasukkan dalam dimensi politik.

Pengertian Integrasi Nasional Menurut Para Ahli

Berikut ini adalah pendapat para ahli tentang pengertian integrasi nasional dengan
penejelasannya.
 Dr. Nazaruddin Sjamsuddin
Integrasi nasional adalah proses penyatuan sebuah bangsa yang meliputi seluruh
aspek kehidupannay, yakni aspek politik, sosial, ekonomi serta budaya.
 Howard Wriggins
Integrasi nasional merupakan penyatuan bagian yang terpisah dari masyarakat
menjadi kesatuan/keseluruhan yang lebih utuh atau memadukan seluruh masyarakat kecil
yang jumlahnya banyak menjadi satu kesatuan bangsa.
 Myron Weiner
Integrasi nasional merupakan proses dari bermacam kelompok sosial dan budaya ke
dalam satu wilayah, dalam membentuk indentitas nasioanal
 J. Soedjati Djiwandono
Integrasi nasional merupakan cara bagaimana kelestarian dalam persatuan nasional
dalam arti luas bisa didamaikan dengan hak dalam menentukan nasib sendiri.
 Safroedin Bahar
Integrasi nasional merupakan pengitegrasian yang mempunyai arti membuat atau
menyempurnakan dengan jalan menyatukan bermacam unsur bangsa yang awalnya terpisah-
pisah.
2.2 Dasar Hukum Integrasi Nasional
Negara Indonesia memiliki keberagaman kebudayaan yang tersebar dari sabang
sampai merauke. Macam-macam agama, suku, kebiasaan semakin menghiasi kekayaan
Negeri kita ini.

Untuk itu perlu landasan hukum yang kuat untuk menjaga persatuan dan kesatuan
Bangsa Indonesia, sehingga bangsa ini tidak akan tercerai berai layaknya beras yang tercecer
di tanah.

Salah satu yang dijadikan landasan hukum dalam persatuan dan kesatuan bangsa
adalah sila ke 3 dari pancasila, selain itu undang-undang dasar negara kita juga dijadikan
sebagai landasan hukum, lebih lengkapnya berikut ini.
1) Landasan Ideal, adalah Pancasila sila ke 3 yaitu“Persatuan Indonesia”
2) Landasan Konstitusional, adalah UUD 1945 yang terdiri dari:
Pembukaan aline ke 4: “Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan
berdasar kepada…persatuan Indonesia“.
Dalam pasal-pasal UUD 1945:
– Pasal 1 ayat (1) menyatakan bahwa “Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang
berbentuk Republik.”
– Pasal 30 ayat (1) dan (2) menyatakan bahwa:
 Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan
negara.
 Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan Undang-undang (Pasal 32, 35,
dan 36)
3) Landasan Operasional, adalah ketetapan MPR no. IV/MPR/1999 tentang Garis-garis Besar
Haluan Negara (GBHN).

2.3 Faktor Disintegrasi dalam Bidang Politik


Secara umum, disintegrasi suatu bangsa lazimnya disebabkan dua faktor. Pertama,
faktor dari luar: adanya pemaksaan kehendak negara tertentu melalui berbagai aspek terutama
aspek politik dan ekonomi; kedua, dari internal — adanya upaya melupakan sejarah bangsa
dan mengabaikan kesepakatan-kesepakan berdirinya NKRI.

2.3.1 Faktor Internal


Faktor penyebab terjadinya disintegrasi nasional adalah sebagai berikut :

a. Geografi.
Letak Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau dan kepulauan memiliki karakteristik
yang berbeda-beda. Daerah yang berpotensi untuk memisahkan diri adalah daerah yang
paling jauh dari ibu kota, atau daerah yang besar pengaruhnya dari negara tetangga atau
daerah perbatasan, daerah yang mempunyai pengaruh global yang besar, seperti daerah
wisata, atau daerah yang memiliki kakayaan alam yang berlimpah.

b. Demografi.
Pengaruh (perlakuan) pemerintah pusat dan pemerataan atau penyebaran penduduk
yang tidak merata merupakan faktor dari terjadinya disintegrasi bangsa, selain masih
rendahnya tingkat pendidikan dan kemampuan SDM.

c. Kekayaan Alam
Kekayaan alam Indonesia yang sangat beragam dan berlimpah dan penyebarannya
yang tidak merata dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya disintegrasi bangsa,
karena hal ini meliputi hal-hal seperti pengelolaan, pembagian hasil, pembinaan apabila
terjadi kerusakan akibat dari pengelolaan.

d. Ideologi
Akhir-akhir ini agama sering dijadikan pokok masalah didalam terjadinya konflik di
negara ini, hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman terhadap agama yang
dianut dan agama lain. Apabila kondisi ini tidak ditangani dengan bijaksana pada
akhirnya dapat menimbulkan terjadinya kemungkinan disintegrasi bangsa, oleh sebab
itu perlu adanya penanganan khusus dari para tokoh agama mengenai pendalaman
masalah agama dan komunikasi antar pimpinan umat beragama secara
berkesinambungan.

e. Politik
Masalah politik merupakan aspek yang paling mudah untuk menyulut berbagai
ketidak nyamanan atau ketidak tenangan dalam bermasyarakat dan sering
mengakibatkan konflik antar masyarakat yang berbeda faham apabila tidak ditangani
dengan bijaksana akan menyebabkan konflik sosial di dalam masyarakat. Selain itu
ketidak sesuaian kebijakan-kebijakan pemerintah pusat yang diberlakukan pada
pemerintah daerah juga sering menimbulkan perbedaan kepentingan yang akhirnya
timbul konflik sosial karena dirasa ada ketidakadilan didalam pengelolaan dan
pembagian hasil atau hal-hal lain seperti perasaan pemerintah daerah yang sudah
mampu mandiri dan tidak lagi membutuhkan bantuan dari pemerintah pusat, konflik
antar partai, kabinet koalisi yang melemahkan ketahanan nasional dan kondisi yang
tidak pasti dan tidak adil akibat ketidak pastian hukum.

f. Ekonomi
Krisis ekonomi yang berkepanjangan semakin menyebabkan sebagian besar
penduduk hidup dalam taraf kemiskinan. Kesenjangan sosial masyarakat Indonesia
yang semakin lebar antara masyarakat kaya dengan masyarakat miskin dan adanya
indikasi untuk mendapatkan kekayaan dengan tidak wajar yaitu melalui KKN.

g. Sosial Budaya
Pluralitas kondisi sosial budaya bangsa Indonesia merupakan sumber konflik apabila
tidak ditangani dengan bijaksana. Tata nilai yang berlaku di daerah yang satu tidak
selalu sama dengan daerah yang lain. Konflik tata nilai yang sering terjadi saat ini yakni
konflik antara kelompok yang keras dan lebih modern dengan kelompok yang relatif
terbelakang.

2.3.2 Faktor Eksternal


Adanya pengaruh negara lain yang menjanjikan keuntungan di kedua belah pihak
padahal tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
2.4 Integrasi dalam Bidang Politik
Integrasi nasional dibidang politik adalah kondisi dinamik suatu bangsa, berisi
keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan
nasional, di dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan serta
gangguan baik yang datang dari luar maupun dari dalam yang langsung maupun tidak
langsung membahayakan kehidupan politik Bangsa dan Negara.

Cara mewujudkan Ketahanan Nasional di bidang politik dilihat dari aspek politik
dalam negeri : Sistem pemerintah berdasarkan hukum, tidak berdasarkan kekuasaan yang
besifat absolut, kedaulatan di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR sebagai
penjelmaan seluruh rakyat. Mekanisme politik memungkinkan adanya perbedaan pendapat,
namun perbedaan pendapat tidak menyangkut nilai dasar sehingga tidak berseberangan yang
dapat menjurus kepada konflik fisik. Kepemimpinan nasional mampu mengakomodasi
aspirasi yang hidup dalam masyarakat dengan tetap berpedoman pada Pancasila, UUD 1945,
dan wawasan nusantara.

Komunikasi politik bertimbal balik antara pemerintah dengan masyarakat dan


anatarkelompok atau golongan dalam masyarakat terjalin dengan baik untuk mencapau tujuan
nasional dan kepentingan nasional. Politik berasal dari kata politik yang mengandung makna
kekuasaan (pemerintahan) dan atau politik yang berarti kebijaksanaan. Di Indo¬nesia, kita
tidak memisahkan politik dari policik. Hubungan ini ter¬cermin pada pemerintahan negara
yang berfungsi sebagai penentu ke¬bijaksanaan dan ingin mewujudkan aspirasi semi tuntutan
masyarakat. Karena itu, kebijaksanaan pemerintahan negana tersebut harus serasi dan selaras
dengan keinginan dan aspirasi masyarakat.

2.5 Kasus Disintegrasi Politik di Indonesia

Fenomena Politik Kebencian Memicu Disintegrasi Bangsa


Pengajar Kajian Ketahanan Nasional UI dan Founder BRORIVAI CENTER
Diskursus politik kebencian (politics of hate) makin menguat menjelang pilpres 2019.
Pasalnya adalah terbelahnya persepsi masyarakat tentang kelayakan kepemimpinan nasional
dan maraknya tindakan intoleransi dalam berbangsa.
Fenomena politik kebencian saat ini tidak saja menimbulkan permusuhan berlarut
(protracted hostility), tetapi juga memicu gejala disintegrasi bangsa. Perilaku politik semacam
ini sungguh sangat berbahaya - dimana bila dianalogikan seperti “malware” yang dapat
mengancam peradaban dan sistem kehidupan dalam bernegara.
Istilah malware berasal dari singkatan malicious software, merupakan suatu program
yang dirancang dengan tujuan untuk merusak dengan menyusup ke sistem komputer.
Malware mencakup virus, worm, trojan horse, sebagian besar rootkit, spyware, adware yang
tidak jujur, serta software-software lain yang berbahaya bagi sistem kecerdasan teknologi dan
penggunanya.
Politik kebencian juga merupakan wujud dari sebuah rancangan propaganda yang
direkayasa sedemikian rupa untuk meraup dukungan suara. Namun dalam praktek politik
seperti ini bila tidak terkendali dapat melahirkan perpecahan serta membawa dampak politik
dan sosial yang berkepanjangan.
Berdasarkan data Amnesty International Indonesia melalui laporan tahunannya 2017,
menggambarkan bahwa, perkembangan HAM di 159 negara di dunia menempatkan politik
kebencian sebagai isu menonjol di berbagai negara, termasuk di Indonesia.
Laporan Amnesty International yang berjudul The State of The World's Human Rights,
politik kebencian di Indonesia merupakan rangkaian fenomena global berupa lahirnya
pemimpin populis kanan yang mengeksploitasi retorika kebencian seperti dalam kasus
Donald Trump di Amerika Serikat.
Di Indonesia sendiri politik kebencian tersebut mengeksploitasi isu politik identitas,
sentimen moralitas agama dan nasionalisme sempit oleh aktor negara dan non-negara yang
mengajak pengikut mereka dan masyarakat luas untuk membenci mereka yang dianggap
berbeda, sehingga dapat melemahkan ketahanan nasional.
Menyambut pesta demokrasi tahun depan, politik kebencian diprediksi ritmenya akan
semakin meningkat dan berpotensi untuk dikapitalisasi secara negatif oleh kelompok
kepentingan tertentu, menyusul persaingan politik dengan penggunaan jargon dan tagar “2019
Ganti Presiden vs Tetap Presiden dua periode”.
Untuk itu, sebagai sesama anak bangsa - mari jauhkan politik kebencian, jaga
toleransi, kedamaian, kehormatan bangsa, dan senantiasa mengedepankan etika-moral serta
nasionalisme demi kelangsungan NKRI.

2.6 Solusi Kasus


Kasus seperti diatas sangat beresiko terhadap integrase bangsa, tentu pihak-pihak
berwajib pun tidak diam. Mereka membuat peraturan-peraturan untuk menegakkan hukum
terkait hal-hal yang berbau kebencian. Selain pihak berwajib, tentu kita sebagai rakyat
Indonesia, khususnya generasi muda perlu menanamkan rasa toleransi terhadap sesama. Kita
perlu mengamalkan nila-nilai Pancasila di kehidupan sehari-hari, seperti menghormati
perbedaan pendapat, tidak menyebar kebencian, dan selalu berbicara bedasarkan data dan
fakta. Apalagi di era digital ini kita perlu berhati-hati untuk mengeluarkan pendapat, perlu
diungkapkan dengan bahasa yang santun dan sesuai fakta.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ancaman yang berdimensi politik yang bersumber dari dalam negeri dapat berupa
penggunaan kekuatan berupa pengerahan massa untuk menumbangkan suatu pemerintahan yang
berkuasa, atau menggalang kekuatan politik untuk melemahkan kekuasaan pemerintah.

Ancaman integrasi nasional di bidang politik dapat bersumber dari luar negeri maupun dalam
negeri. Dari luar negeri, ancaman di bidang politik dilakukan oleh suatu negara dengan melakukan
tekanan politik terhadap Indonesia. Intimidasi, provokasi, atau blokade politik merupakan bentuk
ancaman non-militer berdimensi politik yang sering kali digunakan oleh pihak-pihak lain untuk
menekan negara lain.

Strategi di bidang politik terwujud dengan adanya kehidupan politik bangsa yang
berlandaskan demokrasi Pancasila yang telah mampu memelihara stabilitas politik yang sehat dan
dinamis serta mampu melaksanakan politik luar negeri Indonesia bebas aktif.

3.2 Saran
Menerapkan ketahanan nasional memang tidak mudah. Perlu adanya usaha dan kerja keras yang
melibatkan seluruh warga indonesia agar negara dapat damai dan sejahtera. Sebagai seorang pemuda
dan pemudi harusnya kita dapat mempertahankan ketahanan bangsa kita.hal-hal yang dapat kita
lakukan antara lain:

 Mengerti dan faham akan negara kita sendiri,baik sejarah maupun norma serta undang-
undang dan peraturan yang ada
 Melakukan hal-hal positif yang membuat bangsa kita lebih hebat.misalnya dengan prestasi
diluar negeri sehingga bangsa lain melihat kita sebagai bangsa yang sangat dibutuhkan oleh
bangsa lain.terutama dalam Iptek.
 Bersatu padu dalam menjaga persatuan tanpa membedakan ras,suku dan agama
 Menjadikan bangsa kita ini menjadi suatu keluarga.yaitu dimana anggota yang keluarga yang
satu terancam maka anggota keluarga yang lain ikut membantu pertahanan anggota keluarga
yang terancam tersebut.
 Tidak mudah terprovokasi oleh provokator
 Bersifat dan berjiwa pancasialis serta mengikuti ajaran-ajaran yang ada di dalam pancasila
dari sila pertama sampai sila kelima
Daftar Pustaka

https://doc.lalacomputer.com/makalah-ancaman-integrasi-nasional-di-bidang-politik/

https://uphapooh.wordpress.com/2012/12/14/makalah-pkn-ketahanan-nasional-di-bidang-politik/

https://www.gurupendidikan.co.id/integrasi-nasional/

https://www.yuksinau.id/landasan-hukum-persatuan-dan-kesatuan-bangsa/

https://catatanmap.wordpress.com/2017/01/22/faktor-penyebab-disintegrasi-bangsa/

https://guruppkn.com/penyebab-terjadinya-disintegrasi-nasional

https://kumparan.com/abdul-rivai-ras/fenomena-politik-kebencian-memicu-disintegrasi-bangsa-
1535465881895437598

Anda mungkin juga menyukai