Ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan dalam negeri maupun luar negeri yang dinilai
membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa.
Ancaman adalah upaya yang dilakukan oleh luar maupun dalam negeri yang dianggap
membahayakan keselamatan dan kedaulatan sebuah negara. Sedangkan pengertian ideologi
merujuk pada sebuah gagasan atau ide.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa ancaman di bidang ideologi adalah suatu upaya dari luar maupun
dalam negeri yang mengganggu ketahanan nasional sebuah negara dalam tataran pemikiran,
misalnya: arus globalisasi, perang ideologi, kepentingan politik, dan lain-lain.
Ancaman di bidang ideologi pernah dialami Indonesia saat Pancasila berhadapan dengan ideologi
komunisme. Pada masa itu, kehadiran ideologi komunisme mengancam ideologi Pancasila dan sudah
ditolak secara tegas oleh bangsa Indonesia. Jika tidak, ada kemungkinan ideologi selain Pancasila
dapat berkembang di Indonesia. Inilah yang disebut dengan ancaman di bidang ideologi, ancaman
yang berpotensi membahayakan pemikiran masyarakat dan berujung pada pemahaman yang
bertolak belakang dari dasar negara.
Berikut adalah bentuk ancaman di bidang ideologi yang mengancam integrasi bangsa:
2. Spionase
3. Perang saudara
4. Pemberontakan senjata
6. Sabotase
7. Pelanggaran wilayah
Strategi atau cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi ancaman di bidang ideologi, di antaranya:
Cara tersebut dapat dilakukan dengan cara memahami Pancasila lebih dalam sebagai salah satu
ideologi utama negara, menumpas gerakan separatis, dan menanamkan nilai Pancasila dalam
kehidupan bermasyarakat.
II. Menyebarkan Wawasan Kebangsaan Pancasila
Strategi kedua adalah menyebarkan dan mendorong masyarakat untuk mengaplikasikan butir-butir
Pancasila dalam kehidupan bernegara dan tidak mudah terpengaruh dengan pemikiran barat yang
ideologinya berbeda dengan kita. Karena setiap negara menganut etika dan moral yang berbeda.
Selanjutnya, strategi menghadapi ancaman di bidang ideologi dapat dilakukan dengan menerapkan
konsep pertahanan berlapis yang terdiri dari: Lapisan terdepan adalah unsur pertahanan nirmiliter
seperti kementerian dan lembaga pemerintah dan non kementerian yang menguasai bidang ideologi
Kementerian dan unsur pemerintahan di bidang politik dalam negeri untuk mengerahkan seluruh
tenaga dan kekuatan politik untuk menghadapi ancaman di bidang ideologi. Unsur pemerintahan di
bidang informasi yang memiliki kekuatan nasional untuk menyelenggarakan "operasi informasi
imbangan", sehingga masyarakat menerima informasi yang dapat mengabaikan berbagai pengaruh
asing yang berpotensi memecah belah persatuan bangsa.
Keutuhan atau integrasi nasional harus dijaga dari berbagai ancaman. Salah satu ancaman terhadap
integrasi nasional adalah ancaman terhadap integrasi di bidang politik.
Dari luar negeri, ancaman di bidang politik dilakukan oleh negara lain dengan melakukan tekanan
politik terhadap Indonesia. Bentuk ancaman nonmiliter berdimensi politik antara lain intimidasi,
provokasi atau blokade politik. Ancaman tersebut seringnya digunakan oleh pihak-pihak dari luar
untuk menekan suatu negara yang lebih lemah. Negara yang berdaulat harus bisa mengelola
negaranya sendiri tanpa campur tangan negara lain.
Contohnya, setelah proklamasi kemerdekaan, Indonesia masih berusaha dikuasai oleh Belanda.
Belanda melakukan serangan, blokade ekonomi, hingga membebani utang ke Indonesia.
Contoh ancaman politik dari luar negeri lainnya yakni selama Perang Dingin, Amerika Serikat selalu
mencampuri urusan negara lain termasuk Indonesia. Di Indonesia, diperkirakan di masa depan masih
ada potensi bentuk ancaman integrasi nasional berdimensi politik dari luar negeri.
Untuk menghadapi ancaman integrasi politik di Indonesia yang bersumber dari luar negeri,
diperlukan peran dari fungsi pertahanan nonmiliter.
II. Ancaman integrasi politik dari dalam negeri
Ancaman berdimensi politik yang bersumber dari dalam negeri dapat berupa penggunaan kekuatan
seperti pengerahan massa. Pengerahan massa bisa memiliki agenda kudeta atau menumbangkan
suatu pemerintahan yang berkuasa, atau menggalang kekuatan politik untuk melemahkan
kekuasaan pemerintah.
Contohnya politik berdasarkan SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan) serta politik identitas
yang sangat menguat pada Pilpres 2014 dan Pilkada DKI 2017. Diskriminasi SARA dan identitas
dimanfaatkan untuk keuntungan politik semata. Padahal, politik SARA mengancam keutuhan
keluarga, masyarakat, dan negara. Bentuk ancaman integrasi bidang politik yang lain adalah
separatisme yang timbul dari dalam negeri.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, separatisme adalah paham atau gerakan untuk
memisahkan diri (mendirikan negara sendiri).
Separatisme bisa menempuh pola perjuangan politik tanpa senjata dan perjuangan bersenjata.
Pola perjuangan politik tanpa senjata sering ditempuh untuk menarik simpati masyarakat
internasional. Maka dari itu, separatisme sulit dihadapi dengan menggunakan kekuatan militer.
Contohnya Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) yang ingin mendirikan Negara Islam
Indonesia sejak masa kemerdekaan. Di era setelah Reformasi, ada Hizbut Tahrir, gerakan yang ingin
menjadikan Indonesia negara Islam atau khilafah. Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) akhirnya dibubarkan
karena dianggap mengancam keutuhan NKRI.
Dengan demikian, ancaman di bidang politik memiliki tingkat risiko yang besar. Sebab mengancam
kedaulatan, keutuhan dan keselamatan bangsa.
Ancaman di bidang ekonomi berkaitan erat dengan globalisasi perekonomian. Adanya globalisasi
menyebabkan penghapusan terhadap batasan dan hambatan terkait arus modal, barang dan jasa.
Di satu sisi, globalisasi membuka peluang bagi produk dalam negeri untuk bersaing di pasar global.
Namun, sebaliknya, produk global juga dapat masuk ke dalam negeri dan menjadi ancaman bagi
perekonomian Indonesia.
-kesenjangan social.
Ancaman di bidang sosial budaya dibedakan menjadi ancaman dari luar dan dalam negeri.
Ancaman terhadap integrasi nasional bidang sosial budaya dari dalam didorong oleh faktor-faktor
sebagai berikut:
1. Isu kemiskinan
2. Isu kebodohan
3. Isu keterbelakangan
4.Isu ketidakadilan
Isu-isu tersebut dapat menjadi titik pangkal timbulnya permasalahan dalam bangsa Indonesia,
antara lain:
1. Separatisme
2. Terorisme
3. Kekerasan
Adanya isu-isu yang mejadi faktor pendorong ancaman terhadap integrasi nasional tersebut akan
mengancam persatuan dan kesatuan bangsa, nasionalisme dan patriotisme.
Penyebab ancaman terhadap integrasi sosial budaya dari luar adalah pengaruh negatif globalisasi.
Berikut ini beberapa pengaruh negatif globalisasi terhadap integrasi sosial budaya:
Dampak negatif globalisasi adalah munculnya gaya hidup konsumtif dan selalu mengonsumsi
barang-barang dari luar negeri.
Hedonisme adalah paham yang menganggap kenikmatan pribadi sebagai suatu nilai hidup tertinggi.
Hedonisme berakibat membuat manusia suka memaksakan diri untuk mencapai kepuasan dan
kenikmatan pribadinya meski harus melanggar norma-norma yang berlaku di masyarakat.Perilaku
hedonisme yang dikhawatirkan merebak pada masyarakat adalah mabuk-mabukan, pergaulan
bebas, foya-foya dan lain-lain.
Sikap individualisme adalah sikap selalu mementingkan diri sendiri serta memandang orang lain itu
tidak ada dan tidak bermakna. Sikap individualisme dapat menimbulkan ketidakpedulian terhadap
orang lain. Misalnya sikap menghardik pengemis, pengamen dan sebagainya.
4.Munculnya gejala westernisasi
Westernisasi adalah gaya hidup yang selalu berorientasi kepada budaya barat tanpa diseleksi
terlebih dahulu. Misalnya meniru model pakaian yang biasa dipakai orang-orang barat yang
sebenarnya bertentangan dengan nilai dan norma-norma yang berlaku di masyarakat Indonesia.
Contoh perempuan memakai rok mini, lelaki memakai anting-anting, dan sebagainya.
Pengaruh negatif globalisasi di bidang sosial budaya dapat terlihat dari semakin memudarnya
semangat gotong royong, solidaritas, kepedulian dan kesetiakawanan sosial.
Dampak negatif globalisasi pada bidang sosial budaya yaitu semakin lunturnya nilai-nilai keagamaan
dalam kehidupan bermasyarakat.
Dikutip dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, persenjataan militer pada
setiap negara terus ditingkatkan. Bahkan dipercaya ada negara yang memiliki senjata pemusnah
massal berbahan kimia dan nuklir.
Adanya persenjataan militer tersebut berpotensi menjadi ancaman militer yang menggunakan
kekuatan senjata yang terorganisir. Ancaman ini dinilai mampu membahayakan kedaulatan negara,
keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangsaKekuatan bersenjata dapat digunakan untuk
melakukan berbagai ancaman hankam. Beberapa bentuk ancaman bidang hankam yaitu:
Invasi adalah serangkaian aksi militer angkatan bersenjata suatu negara yang memasuki daerah yang
dikuasai oleh suatu negara lain (penyerbuan), dengan tujuan utama untuk menguasai daerah
tersebut dan merubah pemerintahan yang berkuasa. Alhasil Invasi invasi sendiri bisa menjadi
penyebab sebuah perang antar negera, bisa juga digunakan sebagai strategi untuk menyelesaikan
perang internal negara, dan bisa menjadi inti dari perang itu sendiri.
Contoh invasi :
-Invasi yang dilakukan oleh Indonesia pada Timor Timur di tahun 1975
Invasi juga tidak terlepas dengan apa yang namanya agresi. Pengertian dari agresi sendiri merujuk
pada perilaku yang dimaksudkan atau ditujukan untuk membuat objeknya mengalami bahaya atau
kesakitan. Agresi juga dapat dilakukan baik secara verbal atau fisik. Sedangkan perilaku yang secara
tidak sengaja menyebabkan bahaya atau kesakitan bukan merupakan sebuah agresi. Pengerusakan
barang atau perilaku destruktif lainnya juga termasuk dalam definisi agresi. Agresi tidak sama
dengan ketegasan.
Contoh Agresi.
Beberapa jenis dan contoh agresi di masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Antara lain:
I.Fisik
Agresi fisik adalah serangkaian bentuk agresi yang dilakukan melalui tindakan fisik dengan tujuan
untuk melukai orang lain. Dalam hal inilah agresi dianggap suatu perilaku atau tindakan yang
didalamnya terdapat niat untuk bisa menyakiti orang lain baik dilakukan secara fisik maupun
psikologis.
Contoh bentuk agresi fisik dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya saja memukul, menendang, dan
melukai orang lain dengan alasan ataupun tanpa adanya alasan yang dianggap jelas.
II.Verbal
Agresi verbal adalah salah satu jenis agresi yang dilakukan dengan tujuan untuk bisa menyakiti
perasaan orang lain dengan berbagai cara tindakan seperti mengganggu, menolak, serta mengancam
dengan secara verbal. Atas dasar inipula agresi dianggap sebagai kecenderungan seseorang untuk
melakukan tindakan kekerasan atau tindakan yang berujung pada sebuah tindakan yang merusak.
Adapun untuk contoh agresi verbal ini antara lain seperti membentak lawan bicara, mengumpat,
mengancam, dan mengejek fisik seseorang.
III.Kemarahan
Agresi kemarahan adalah emosi negatif dari sebuah bentuk ekspresi yang dikarenakan sebuah
harapan yang tidak terpenuhi. Bentuk kemarahan ini bisa saja sampai menyakiti orang lain serta diri
sendiri. Atas dasar inipula peristiwa yang terjadi secara kompleks dan bisa menimbulkan berbagai
bentuk perilaku lainnya yang saling mempengaruhi satu sama lain.
Adapun untuk contoh agresi kemarahan ialah memiliki rasa kesal, sebal, dan tidak bisa
mengendalikan amarah dalam kehidupan.
IV.Hostility
Agresi hostility adalah tindakan atau perilaku yang dilakukan oleh individu atau sekelompok maupun
golongan manusia dengan memiliki niat untuk bisa melukai individu lain, baik secara fisik maupun
psikologis. Sehingga prilaku agresi yang memperlihatkan suatu kebencian, permusuhan, serta
kemarahan pada orang lain.
Adapun contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya saja kemarahan umat Islam saat
adanya kasus Karikatur Nabi Muhammad S.A.W di Prancis pada tahun 2020.
2. Pelanggaran wilayah.
Pelanggaran wilayah adalah salah satu tindakan yang mengancam keutuhan dan kedaulatan wilayah
negara serta membahayakan bangsa dalam suatu negara. Tindakan pelanggaran wilayah dapat
dilakukan menggunakan pesawat maupun kapal.
Contoh :
Melakukan pertemuan liberal guna membahas masalah dengan perundingan, dan memutuskan
Pulau Ambalat tetap sebagai wlayah NKRI
Melalui pertemuan Indonesia – Malaysia di Semarang pada tahun 1978, memutuskan wilayah Camar
Bulan dan Tanjung Datuk menjadi bagian dari wilayah Malaysia
Melakukan klarifikasi bahwa pulau yang dimaksud adalah pulau Simakau milik Singapura. Jadi,
terdapat dua pulau yang bernama sama yang dimiliki Indonesia dan Singapura
4. Pemberontakan bersenjata.
Pemberontakan bersenjata adalah penolakan terhadap otoritas yang dapat timbul karena berbagai
alasan. Tindakan pemberontakan bersenjata dapat berupa pembangkangan sipil atau kekerasan
terorganisir sebagai upaya meruntuhkan otoritas yang ada.
Contoh:
Dalam buku Mayjen (Purn) TNI Kivlan Zen, Konflik dan Integrasi TNI AD, Kartosuwiryo adalah
proklamator DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia) pada tahun 1949.
Kartosuwiryo merupakan Menhan yang disusupkan ke Jawa Barat untuk melakukan aksi gerilya
ketika Divisi Siliwangi hijrah ke Yogyakarta akibat hasil Perjanjian Renville 17 Januari 1948.
Posisi ini dimanfaatkan Kartosuwiryo untuk tetap melawan pemerintah RI hingga tahun 1962
bersama turunnya PRRI/Permesta. Pemberontakan DI/TII berakhir setelah Kartosuwiryo tertangkap
dan dihukum mati. Dia ditangkap pada 4 Juni 1962 dan dihukum mati pada 16 Agustus 1962.
Terorisme adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman yang menimbulkan teror
atau rasa takut secara meluas, yang dapat menimbulkan korban massal atau kerusakan dengan
motif ideologi, politik, atau gangguan keamanan. Salah satu bentuk terorisme adalah aksi peledakan
bom.
Contoh:
Pada tahun 2018, Mapolrestabes Surabaya mendapat teror bom yang dilakukan sekeluarga
menggunakan sebuah motor. Aksi yang terjadi Senin 14 Mei 2018 ini terjadi sekitar pukul 08.50 WIB
di depan gerbang Mapolrestabes Surabaya.
Dalam aksi ini seorang anak dari pelaku bom bunuh diri selamat setelah tubuhnya terpental ketika
bom meledak.
Gangguan keamanan di laut dan udara adalah bentuk ancaman terhadap integrasi nasional bidang
hankam (militer) yang mengganggu stabilitas keamanan wilayah NKRI. Potensi gangguan ancaman
keamanan laut dan udara di Indonesia tinggi.
Contoh:
Ancaman Keamanan di Laut atau Udara Yurisdiksi Nasional Indonesia, yang dilakukan pihak-pihak
tertentu, dapat berupa :
2) Penyelundupan senjata, amunisi, dan bahan peledak atau bahan lain yang dapat membahayakan
keselamatan bangsa.