usaha dan kegiatan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang dinilai membahayakan
kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman
terhadap bangsa dan negara Indonesia terdiri atas ancaman militer dan ancaman non militer.
Ancaman militer adalah ancarnan yang menggunakan kekuatan bersenjata yang terorganisasi
yang dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah
negara, dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman militer dapat berbentuk agresi, pelanggaran
wilayah, spionase, sabotase, aksi teror bersenjata, pemberontakan, dan perang saudara.
Sedangkan ancaman non militer atau nin-niliter memiliki karakteristik yang berbeda dengan
ancaman militer, yaitu tidak bersifat fisik serta bentuknya tidak terlihat sepeni ancaman militer.
Ancaman nonmiliter berbentuk ancaman terhadap ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya,
penahanan dan keamanan.
Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dengan latar belakang budaya yang berbeda-
beda. Keanekaragarnan itu seharusnya dapat menjadi sebuah kekuatan yang dahsyat untuk
menangkal semua gangguan atau ancaman yang ingin memecah belah persatuan bangsa. Namun
adakalanya perbedaan suku bangsa ini bisa menjadi sumber konflik yang dapat menyebabkan
perpecahan, sehingga menjadi ancaman bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b. Keresahan sosial akibat kesenjangan ekonomi dan ketimpangan kebijakan ekonomi serta
pelanggaran Hak Azasi Manusia yang pada gilirannya dapat menyebabkan huru hara/kerusuhan
massa.
c. Upaya penggantian ideologi Pancasila dengan ideologi lain yang ekstrim atau tidak sesuai
dengan jiwa dan semangat perjuangan bangsa Indonesia.
e. Munculnya pemikiran memperluas daerah otonomi khusus tanpa alasan yang jelas, hingga
persoalan-persoalan yang muncul di wilayah perbatasan dengan negara lain
f. Pemaksaan kehendak golongan tertentu berusaha memaksakan kepentingannya secara tidak
konstitusional, terutama ketika sistem sosial politik tidak berhasil menampung aspirasi yang
berkembang dalam masyarakat.
g. Potensi konflik antar kelompok/golongan baik perbedaan pendapat dalam masalah politik,
konplik akibat pilkada maupun akibat masalah SARA.
h. Melakukan Kolusi, Korupsi dan Nepotisme sangat merugikan ncgara dan bangsa karena
akan mengancam dan menghambat pembangunan nasional
j. Penyalahgunaan narkoba, pornografi dan forno aksi, pergaulan bebas, tawuran, dan lain-
lain.
Selain ancarnan yang telah disebutkan di atas, ada juga ancaman yang lainnya yaitu cara
pengambilan keputusan melalui pengambilan suara terbanyak pun yang dianggap sebagai cara
yang paling demokratis dalam menyelesaikan perbedaan pendapat seringkali menimbulkan rasa
tidak puas bagi pihak yang ”kalah”, sehingga mereka memilih cara pengerahan massa atau
melakukan tindak kekerasan untuk memaksakan kehendaknya.
Ancaman dari luar negeri pada saat ini yang paling perlu diwaspadai adalah ancaman nonmiliter.
Dengan berakhirnya perang dingin maka ancaman militer semakin tidak menjadi perhatian.
Namun tidak berarti ancaman militer tidak terjadi, seperti pelanggaran wilayah oleh pesawat atau
kapal perang negara lain. Potensi ancaman dari luar lebih berbentuk ancaman nonmiliter yaitu
ancaman terhadap ideologi, politik, ekonomi, dan sosial budaya.
Ancaman terhadap ideologi merupakan ancaman terhadap dasar negara dan ideologi Pancasila.
Masuknya ideologi lain seperti liberalisme, komunisme, dan beberapa dekade terakhir muncul
ideologi yang berbasis agama semakin mudah diterima oleh masyarakat Indonesia di era
globalisasi ini. Nilai-nilai ideologi luar yang berbeda, bahkan terkadang bertentangan dengan
Pancasila. Apabila kita tidak mampu menyaring nilai-nilai tersebut, maka dapat mengaburkan
nilai-nilai Pancasila. Contoh: sikap individualis yang merupakan perwujudan liberalisme,
menjadi ciri masyarakat perkotaan saat ini.
Bentuk bentuk ancaman terhadap negara Indonesia
1. Dibidang Ideologi,
ancaman terhadap ideologi negara Pancasiladapat muncul akibat munculnya
paham dari luar negeri
2. Dibidang ekonomi
adanya pasar bebas membuat barang barang dari luar negeri bebas
dipasarkan didalam negeri. akibatnya ekonomi Indonesia bisa dikuasai
negara lain bila produk Indonesia kalah saing.
3. Dibidang sosial budaya
dengan kemajuan teknologi dan informasi, maka budaya luar negeri mudah
masuk ke Indonesia. kita sebagai warga negara harus waspada. sebab selain
memberi dampak positif,pengaruh budaya asing dapat membawa dampak
negatif yang dapat merusak moral bangsa.
4. Dibidang pertahanan dan keamanan
ancaman non militer dapat berupa kejahatan internasional, seperti imigran
gelap, penyeludupan narkoba, bajak laut, pencurian kekayaan alam
Indonesia.
1. Ancaman yang berasal dari internal bisa berupa inflasi, pengangguran, infrastruktur yang
tidak memadai, serta sistem ekonomi yang tak cukup jelas.
2. Ancaman yang berasal dari eksternal bisa berbentuk kinerja ekonomi yang buruk, daya
saing yang rendah, tidak siapnya dalam menghadapi era globalisasi serta tingkat
ketergantungan terhadap pihak asing.
Di tahun 1994 saja misalnya, 18 peperangan dari 23 peperangan yang terjadi di dunia ini
diakibatkan oleh sentimen-sentimen budaya, agama, serta etnis. Sementara itu, 75% dari
pengungsi dunia yang mengalir ke berbagai negara lain didorong dengan alasan yang sama, tidak
berbeda. Sementara itu, 8 dari 13 operasi pasukan perdamaian yang dijalankan oleh PBB
ditujukan guna mengupayakan terciptanya perdamaian dalam berbagai konflik antar etnis di
dunia.
b. Contoh kasus Ancaman Integrasi Nasional Dalam Bidang Pertahanan dan Keamanan Negara
i. Persengketaan antara Indonesia dengan Malaysia, mencuat pada tahun 1967 ketika
dalam pertemuan teknis hukum laut antara kedua negara, masing-masing negara ternyata
memasukkan pulau Sipadan dan pulau Ligitan ke dalam batas-batas wilayahnya. Kedua negara
lalu sepakat agar Sipadan dan Ligitan dinyatakan dalam keadaan status status quo akan tetapi
ternyata pengertian ini berbeda. Pihak Malaysia membangun resor parawisata baru yang dikelola
pihak swasta Malaysia karena Malaysia memahami status quo sebagai tetap berada di bawah
Malaysia sampai persengketaan selesai, sedangkan pihak Indonesia mengartikan bahwa dalam
status ini berarti status kedua pulau tadi tidak boleh ditempati/diduduki sampai persoalan atas
kepemilikan dua pulau ini selesai.
ii. Organisasi Papua Merdeka (disingkat OPM) adalah organisasi yang didirikan pada
tahun 1965 untuk mengakhiri pemerintahan provinsi Papua dan Papua Barat yang saat ini di
Indonesia, yang sebelumnya dikenal sebagai Irian Jaya, dan untuk memisahkan diri dari
Indonesia.
Gerakan ini dilarang di Indonesia, dan memicu untuk terjadinya kemerdekaan bagi provinsi
tersebut yang berakibat tuduhan pengkhianatan. Sejak awal OPM telah menempuh jalur dialog
diplomatik, melakukan upacara pengibaran bendera Bintang Kejora, dan dilakukan aksi militan
sebagai bagian dari konflik Papua. Pendukung secara rutin menampilkan bendera Bintang Kejora
dan simbol lain dari kesatuan Papua, seperti lagu kebangsaan "Hai Tanahku Papua" dan lambang
negara, yang telah diadopsi pada periode 1961 sampai pemerintahan Indonesia dimulai pada Mei
1963 di bawah Perjanjian New York.
iii. Tersebarnya dokumen-dokumen rahasia milik pribadi atau pemerintah Provinsi DKI
Jakarta yang membuat ketidaknyamanan pada masyarakat.
iv. Penyadapan bukti ketahanan Indonesia kurang karena kurangnya penguasaan
teknologi yang semakin maju. Penyadapan adalah masalah yang mengancam keamanan baik dari
individu maupun orang banyak. Penyadapan ini pula berkaitan dengan sila ke-dua dan ke-lima.