Anda di halaman 1dari 10

Ancaman terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia Saat Ini - Ancaman adalah setiap

usaha dan kegiatan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang dinilai membahayakan
kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman
terhadap bangsa dan negara Indonesia terdiri atas ancaman militer dan ancaman non militer.

Ancaman militer adalah ancarnan yang menggunakan kekuatan bersenjata yang terorganisasi
yang dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah
negara, dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman militer dapat berbentuk agresi, pelanggaran
wilayah, spionase, sabotase, aksi teror bersenjata, pemberontakan, dan perang saudara.
Sedangkan ancaman non militer atau nin-niliter memiliki karakteristik yang berbeda dengan
ancaman militer, yaitu tidak bersifat fisik serta bentuknya tidak terlihat sepeni ancaman militer.
Ancaman nonmiliter berbentuk ancaman terhadap ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya,
penahanan dan keamanan.

1. Ancaman dari Dalam Negeri

Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dengan latar belakang budaya yang berbeda-
beda. Keanekaragarnan itu seharusnya dapat menjadi sebuah kekuatan yang dahsyat untuk
menangkal semua gangguan atau ancaman yang ingin memecah belah persatuan bangsa. Namun
adakalanya perbedaan suku bangsa ini bisa menjadi sumber konflik yang dapat menyebabkan
perpecahan, sehingga menjadi ancaman bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Ancaman merupakan usaha-usaha yang membahayakan kedaulatan negara, keselamatan bangsa


dan negara. Potensi ancaman yang dihadapi NKRI dari dalam negeri, antara lain :

a. Disintegrasi bangsa, melalui gerakan-gerakan separatis berdasarkan sentimen kesukuan atau


pemberontakan akibat ketidakpuasan daerah terhadap kebijakan pemerintah pusat. Gerakan
sparatis ini terjadi di beberapa daerah antara lain di Papua, Maluku, Aceh, Poso. Separatismc
atau keinginan memisahkan diri dari negara kesatuan Republik Indonesia jika tidak diketahui
akar permasalahannya dan ditanggani secepatnya akan membuat keutuhan negara Republik
Indonesia terancam

b. Keresahan sosial akibat kesenjangan ekonomi dan ketimpangan kebijakan ekonomi serta
pelanggaran Hak Azasi Manusia yang pada gilirannya dapat menyebabkan huru hara/kerusuhan
massa.

c. Upaya penggantian ideologi Pancasila dengan ideologi lain yang ekstrim atau tidak sesuai
dengan jiwa dan semangat perjuangan bangsa Indonesia.

d. Makar atau penggulingan pemerintah yang sah dan konstitusional.

e. Munculnya pemikiran memperluas daerah otonomi khusus tanpa alasan yang jelas, hingga
persoalan-persoalan yang muncul di wilayah perbatasan dengan negara lain
f. Pemaksaan kehendak golongan tertentu berusaha memaksakan kepentingannya secara tidak
konstitusional, terutama ketika sistem sosial politik tidak berhasil menampung aspirasi yang
berkembang dalam masyarakat.

g. Potensi konflik antar kelompok/golongan baik perbedaan pendapat dalam masalah politik,
konplik akibat pilkada maupun akibat masalah SARA.

h. Melakukan Kolusi, Korupsi dan Nepotisme sangat merugikan ncgara dan bangsa karena
akan mengancam dan menghambat pembangunan nasional

i. Kesenjangan ekonomi, pemerataan pendapatan yang tidak adil antarkelompok dan


antardaerah.

j. Penyalahgunaan narkoba, pornografi dan forno aksi, pergaulan bebas, tawuran, dan lain-
lain.

Selain ancarnan yang telah disebutkan di atas, ada juga ancaman yang lainnya yaitu cara
pengambilan keputusan melalui pengambilan suara terbanyak pun yang dianggap sebagai cara
yang paling demokratis dalam menyelesaikan perbedaan pendapat seringkali menimbulkan rasa
tidak puas bagi pihak yang ”kalah”, sehingga mereka memilih cara pengerahan massa atau
melakukan tindak kekerasan untuk memaksakan kehendaknya.

2. Ancaman dari Luar Negeri.

Ancaman dari luar negeri pada saat ini yang paling perlu diwaspadai adalah ancaman nonmiliter.
Dengan berakhirnya perang dingin maka ancaman militer semakin tidak menjadi perhatian.
Namun tidak berarti ancaman militer tidak terjadi, seperti pelanggaran wilayah oleh pesawat atau
kapal perang negara lain. Potensi ancaman dari luar lebih berbentuk ancaman nonmiliter yaitu
ancaman terhadap ideologi, politik, ekonomi, dan sosial budaya.

Ancaman terhadap ideologi merupakan ancaman terhadap dasar negara dan ideologi Pancasila.
Masuknya ideologi lain seperti liberalisme, komunisme, dan beberapa dekade terakhir muncul
ideologi yang berbasis agama semakin mudah diterima oleh masyarakat Indonesia di era
globalisasi ini. Nilai-nilai ideologi luar yang berbeda, bahkan terkadang bertentangan dengan
Pancasila. Apabila kita tidak mampu menyaring nilai-nilai tersebut, maka dapat mengaburkan
nilai-nilai Pancasila. Contoh: sikap individualis yang merupakan perwujudan liberalisme,
menjadi ciri masyarakat perkotaan saat ini.
Bentuk bentuk ancaman terhadap negara Indonesia

Ancaman merupakan usaha yang dilaksanakan secara konsepsional melalui


tindak politik dan atau kejahatan yang diperkirakan dapat membahayakan
tetenan serta kepentingan negara dan bangsa

faktor faktor yang menggangu ketahanan nasional adalah berbagai macam


bentuktindakan maupunpemikiran yang mengancam ketahanan nasional
suatu negara. faktor faktor pengganggu ini dapat disebut sebagai ancaman
ketahanan nasional. dan ancaman ketahanan nasional dapat dikelompokkan
berdasarkan berikut

1. Berdasarkan asal datangnya ancaman

1. Ancaman dari luar, yaitu segala ancaman terhadap ketahanan


nasional yang berasal dari luar negeri
2. Ancaman dari dalam, yaitu segala ancaman terhadap ketahanan
nasional yang berasal dari dalam negeri

2. Berdasarkan bentuk ancaman


a. Ancaman fisik, yaitu segala bentuk ancaman yang dapat mnegganggu
ketahanan nasional suatu negara yang dilakukan dengan tindakan secara
fisik. Ancaman fisik atau militer adakah ancaman yang menggunakan senjata
yang dapat membahayakan kedaulatan negara, jeutuhan wilayag, dan
keselamatan bangsa dan negara. ancaman militer dapat berasal dari luar
negeri

Berikut ini ancaman yang berasal dari luar negeri

1. Agresi, yaitu serangan bersenjata dari negara lain terhadap negara RI


2. pelanggaran wilayah oleh negara lain dengan kapal atau pesawat
nonkomersial
3. spionase atau mata mata dari negaralain yang berusaha mengetahui
rahasia militer negara RI
4. sabotase yang merusak jaringan militer atau objek penting nasional
yang membahayakan keselamatan bangsa
5. aksi teror dari jaringan internasional
adapun ancaman fisik atau militer yang berasal dari dalam negeri sebagai
berikut
1. Pemberontakan bersenjata
2. perang saudara antar kelompok masyarakat
3. aksi teror dalam negeri
4. sabotase dari dalam negeri yang merusak jaringan militer dan negara
b. Ancaman Ideologis atau non fisik. yaitu segala bentuk ancaman yang
dapat mengganggu ketahanan nasional suatu negara yang dilakukan dalam
tataran pemikiran,
berikut ini jenis jenis ancaman non fisik atau ideologis

1. Dibidang Ideologi,
ancaman terhadap ideologi negara Pancasiladapat muncul akibat munculnya
paham dari luar negeri
2. Dibidang ekonomi
adanya pasar bebas membuat barang barang dari luar negeri bebas
dipasarkan didalam negeri. akibatnya ekonomi Indonesia bisa dikuasai
negara lain bila produk Indonesia kalah saing.
3. Dibidang sosial budaya
dengan kemajuan teknologi dan informasi, maka budaya luar negeri mudah
masuk ke Indonesia. kita sebagai warga negara harus waspada. sebab selain
memberi dampak positif,pengaruh budaya asing dapat membawa dampak
negatif yang dapat merusak moral bangsa.
4. Dibidang pertahanan dan keamanan
ancaman non militer dapat berupa kejahatan internasional, seperti imigran
gelap, penyeludupan narkoba, bajak laut, pencurian kekayaan alam
Indonesia.

Bentuk Ancaman Non Militer


Ancaman Berdimensi Ideologi
Sistem politik internasional mengalami perubahan semenjak Uni Soviet runtuh, sehingga paham
komunis tidak populer lagi, akan tetapi, potensi ancaman berbasis ideologi masih tetap
diperhitungkan. Ancaman berbasis ideologi ini bisa juga dalam bentuk penetrasi nilai-nilai
kebebasan (liberalisme) sehingga bisa memicu terjadinya proses disintegrasi bangsa.

Ancaman Berdimensi Politik


Politik merupakan instrumen utama dalam menggerakkan perang. Hal ini membuktikan jika
ancaman politik bisa menumbangkan suatu rezim pemerintahan, bahkan juga bisa
menghancurkan suatu negara. Masyarakat internasional mengintervensi suatu negara melalui
politik seperti contohnya Hak Asasi Manusia (HAM), demokratisasi, penanganan lingkungan
hidup, serta penyelenggaraan pemerintahan yang bersih serta akuntabel.

Ancaman Berdimensi Ekonomi


Ekonomi merupakan salah satu penentu posisi tawar dari setiap negara dalam pergaulan
internasional. Kondisi ekonomi tentu sangat menentukan dalam pertahanan negara. Ancaman
berdimensi ekonomi ini terbagi menjadi 2, yakni internal serta eksternal.

1. Ancaman yang berasal dari internal bisa berupa inflasi, pengangguran, infrastruktur yang
tidak memadai, serta sistem ekonomi yang tak cukup jelas.
2. Ancaman yang berasal dari eksternal bisa berbentuk kinerja ekonomi yang buruk, daya
saing yang rendah, tidak siapnya dalam menghadapi era globalisasi serta tingkat
ketergantungan terhadap pihak asing.

Ancaman Berdimensi Sosial Budaya


Ancaman sosial budaya bisa berupa isu-isu mengenai kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan,
serta ketidakadilan yang menjadi dasar timbulnya konflik vertikal, antara pemerintah pusat
dengan pemerintah daerah, beserta dengan konflik horizontal yakni suku, agama, ras, dan antar
golongan (SARA).

Di tahun 1994 saja misalnya, 18 peperangan dari 23 peperangan yang terjadi di dunia ini
diakibatkan oleh sentimen-sentimen budaya, agama, serta etnis. Sementara itu, 75% dari
pengungsi dunia yang mengalir ke berbagai negara lain didorong dengan alasan yang sama, tidak
berbeda. Sementara itu, 8 dari 13 operasi pasukan perdamaian yang dijalankan oleh PBB
ditujukan guna mengupayakan terciptanya perdamaian dalam berbagai konflik antar etnis di
dunia.

Contoh kasus ancaman pada bidang Ideologi


a. Pemberontakan PKI di Madiun pada tahun 1948. Partai Komunis Indonesia (PKI) mengadakan
pemberontakan pada tanggal 30 September 1948 yang dikenal dengan Gerakan G30 S PKI yaitu
gerakan yang ingin mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi komunis.
b. Kasus yang terjadi pada salah satu penyanyi dangdut Indonesia yaitu Zakia Gotik yang
tersandung hukum karena ia menghina lambang negara Indonesia pada Selasa, 15 Maret 2016,
mengatakan hari proklamasi kemerdekaan Indonesia jatuh pada 32 Agustus dan menyebutkan
lambang sila kelima Pancasila adalah bebek nungging. Semua itu diucapkannya saat tampil di
sebuah acara televisi nasional

a. Contoh kasus Ancaman Integrasi Nasional Dalam Bidang Politik


i. Politik uang (money politics)
Kasus korupsi yang marak terjadi pada Pemil 2014 kemaren, banyak partai politik yang
melakukan politik uang ini dengan cara konvensional yaitu dengan memberikan sejumlah uang
maupun barang.
ii. Politik SARA
Politik sara adalah politik yang mengeksplorasikan perbedaan agama dan etnis bahkan ideologi.
Contoh kasusnya adalah puluhan orang yang mengaku warga Lenteng Agung, Jakarta Selatan
berdemo menolak Lurah Susan dengan alasan agama Lurah Susan yang dilantik sebagai Lurah
Lenteng Agung baru-baru ini merupakan produk kebijakan lelang lurah dari Gubernur DKI
Jakarta, Jokowi penolakan atas Lurah Susan atas alasan agama sangatlah tidak tepat.
iii. Politik Oligarki
Oligarki adalah bentuk pemerintahan berikut sistem politik yang kekuasaan politiknya secara
efektif dipegang oleh satu kelompok ataupun golongan masyarakat. Baik dibedakan menurut
keluarga ataupun kekayaan. Ini merupakan pelanggaran dalam hal demokrasi. Demokrasi ini
memiliki dua dimensi.
Sebagai kasus contohnya, berkaitan dengan kasus suap yang ditijikan kepada Ratu Atut dan
adiknya Tubagus (Wawan), yang ternyata memiliki Dinasti Politiknya sendiri, diantaranya
Kakak Tri Atut sebagai Walikota Tanggerang Selatan, Kakak Tri Atut menjadi Walikota Serang,
dan anak tirinya Hervani yang menjadi wakil bupati Pandeglang. Hal ini menimbulkan
kontroversi karena sistem politik di Banten ridak lagi murni atas nama domokrasi.
iv. Penyerangan batas wilayah negara
Kasus Ambalat. Ambalat adalah blok laut yang terletak di Laut Sulawesi dan Selat Makasar di
dekat perpanjangan perbatasan darat antara Sabah Malaysia dan Kalimantan Timur. Persoalan
klaim dimulai saat adanya perjanjian Tapal Batas Kontonental Indonesia yang ditanda tangani
oleh Indonesia dan Malaysia. Namun Indonesia akhirnya melihat hal tersebut sebagai ekspansi
terhadap wilayah Indonesia dan mengurangi kedaulatan NKRI.
b. Contoh kasus Ancaman Integrasi Nasional Dalam Bidang Ekonomi
i. Inflansi harga baju mendekati hari raya Idul Fitri
Mendekati hari raya Idul Fitri, masyarakat berbondong-bondong ke pasar atau mall untuk
membeli baju lebaran. Ketika sebelum lebaran harga baju tersebut Rp 50.000,00. Karena
pedangang mengambil kesempatan itu untuk memperoleh laba yang lebih tinggi, maka pedagang
menaikkan menjadi Rp 75.000,00 dan menambah pasokan barang yang dijual. Mau tidak mau
sang pembeli menyetujuinya meskipun harganya lebih tinggi Rp 25.000,00. Kejadian seperti ini
dikatakan sebagai Demand Pull Inflation.
ii. Ketergantungan pada pihak asing
Indonesia merupakan salah satu dari negara yang menyimpan banyak kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya. Salah satu kekayaan alam yang terkandung di dalamnya adalah minyak
bumi. Wilayah di Indonesia yang menghasilkan minyak bummi begitu banyak, antara lain: Irian
Jaya, Jawa Timur, Kalimantan Timur dan Riau merupakan salah satu penghasil minyak terbesar
di Indonesia bahkan Laut Jawa yang merupakan daerah perairan juga ikut menghasilkan sumber
daya tersebut. Akan tetapi banyaknya daerah penghasil minyak bumi di Indonesia belum
menjamin ketercukupan dan murahnya harga minyak di Indonesia sendiri.
Sebagai salah satu negara penghasil minyak bumi seharusnya Indonesia dapat mencukupi
kebutuhan minyak dalam negerinya sendiri. Akan tetapi Indonesia harus mengimport minyak
dari luar negeri untuk mencukupi kebutuhan tersebut. Padahal di negeri tercinta ini banyak
kantong-kantong minyak bumi yang masih belum dijamah oleh pemerintah.

b. Contoh kasus Ancaman Integrasi Nasional Dalam Bidang Sosial


i. Perang
Konflik Sampit adalah pecahnya kerusuhan antar etnis di Indonesia, berawal pada Februari 2001
dan berlangsung sepanjang tahun itu. Konflik ini dimulai di kota Sampit, Kalimantan Tengah
dan meluas ke seluruh provinsi, termasuk ibu kota Palangka Raya. Konflik ini terjadi antara suku
Dayak asli dan warga migran Madura dari pulau Madura. Konflik tersebut pecah pada 18
Februari 2001 ketika dua warga Madura diserang oleh sejumlah warga Dayak. Konflik Sampit
mengakibatkan lebih dari 500 kematian, dengan lebih dari 100.000 warga Madura kehilangan
tempat tinggal. Banyak warga Madura yang juga ditemukan dipenggal kepalanya oleh suku
Dayak.
ii. Terorisme
Bom Bali 2002 (disebut juga Bom Bali I)adalah rangkaian tiga peristiwa pengeboman yang
terjadi pada malam hari tanggal 12 Oktober 2002. Dua ledakan pertama terjadi di Paddy's Pub
dan Sari Club (SC) di Jalan Legian, Kuta, Bali, sedangkan ledakan terakhir terjadi di dekat
Kantor Konsulat Amerika Serikat. Rangkaian pengeboman ini merupakan pengeboman pertama
yang kemudian disusul oleh pengeboman dalam skala yang jauh lebih kecil yang juga bertempat
di Bali pada tahun 2005. Tercatat 202 korban jiwa dan 209 orang luka-luka atau cedera,
kebanyakan korban merupakan wisatawan asing yang sedang berkunjung ke lokasi yang
merupakan tempat wisata tersebut. Peristiwa ini dianggap sebagai peristiwa terorisme terparah
dalam sejarah Indonesia.
Tim Investigasi Gabungan Polri dan kepolisian luar negeri yang telah dibentuk untuk
menangani kasus ini menyimpulkan, bom yang digunakan berjenis TNT seberat 1 kg dan di
depan Sari Club, merupakan bom RDX berbobot antara 50-150 kg.
iii. Kemiskinan absolut
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan
dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan
dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses
terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Bahkan merupakan
masalah terbesar di Indonesia.
Keterbatasan ekonomi membuat warga Kecamatan Katapang, Bandung, Jawa Barat
terpaksa tinggal di kandang kambing. Hidayat bersama keluarganya diketahui sudah tinggal di
kandang kambing tersebut sejak 5 tahun terakhir.
Hidayat beserta istri dan ketiga anaknya menjalani kegiatan sehari-hari di rumah yang sejatinya
merupakan bekas kandang kambing milik saudaranya tersebut.
Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, Hidayat yang kehilangan pekerjaan setelah mengalami
kecelakaan dan mengakibatkan kakinya patah kini hanya mencari nafkah dengan mengumpulkan
barang rongsokan, dan istrinya mencari kayu bakar untuk dijual. Sulitnya mencari uang membuat
keluarga ini akhirnya memilih tinggal dalam kondisi yang tidak layak. Mereka membangun
sebuah bilik di atas bekas kandang kambing. Meski bantuan dari tetangga kerap diterima,
keluarga Hidayat mengaku belum pernah sekalipun mendapat perhatian dari pemerintah
setempat. Padahal lokasi rumah kandang kambingnya berada sangat dekat dengan pusat
pemerintahan Kabupaten Bandung.

b. Contoh kasus Ancaman Integrasi Nasional Dalam Bidang Budaya


i. LBGT
Perilaku dari para pelaku Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) semakin
mengkhawatirkan. Belakangan, para pelaku LGBT seakan tidak takut lagi menunjukkan perilaku
menyimpang mereka dan menentang pelarangan LGBT.Keberanian para pelaku dalam
menyuarakan dukungan atau dorongan untuk melegalkan perilaku LGBT, harus diakui banyak
diinspirasi negara-negara barat. Apa yang terjadi di Amerika Serikat menjadi yang paling
menginspirasi, lantaran pemerintah AS telah mensahkan perilaku LGBT menjadi kegiatan yang
legal.
Banyak yang berpendapat kalau legalisasi yang dilakukan negara-negar barat, khususnya
Amerika Serikat, tidak berangkat atau didasarkan dari norma etika dan agama. Ia menilai,
legalisasi perilaku LGBT di negara-negara tersebut semata didasarkan pada pendekatan sekularis
ateistik, yang tentu bertentangan dengan norma-norma yang agama.
2. Negeri Jiran Malaysia mengklaim kebudayaan Indonesia sebagai miliknya
Malaysia mengklaim dan mempatenkan batik motif “Parang Rusak”, angklung, wayang kulit
hingga rendang. Sehingga Sekjen Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Sapta Nirwandar
menyatakan bahwa pemerintah telah mendaftarkan batik dan angklung ke UNESCO, sebagai
masterpiece world heritage. Langkah ini merupakan reaksi setelah munculnya klaim tersebut.
3. Pada acara “Kemilau Nusantara 2007” di Bandung, Wakil Duta Besar Malaysia untuk Indonesia,
Datuk Abdul Azis Harun, mengancam mengklaim Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Melayu.
“Bahasa Melayu adalah Bahasa Malaysia,” katanya. Ancaman tersebut akan dilaksanakan bila
masyarakat dan Pemerintah Indonesia masih mempermasalahkan klaim Malaysia terhadap lagu
“Rasa Sayange” yang dibuat di Malaysia pada tahun 1907 dan tari Barongan.

b. Contoh kasus Ancaman Integrasi Nasional Dalam Bidang Pertahanan dan Keamanan Negara
i. Persengketaan antara Indonesia dengan Malaysia, mencuat pada tahun 1967 ketika
dalam pertemuan teknis hukum laut antara kedua negara, masing-masing negara ternyata
memasukkan pulau Sipadan dan pulau Ligitan ke dalam batas-batas wilayahnya. Kedua negara
lalu sepakat agar Sipadan dan Ligitan dinyatakan dalam keadaan status status quo akan tetapi
ternyata pengertian ini berbeda. Pihak Malaysia membangun resor parawisata baru yang dikelola
pihak swasta Malaysia karena Malaysia memahami status quo sebagai tetap berada di bawah
Malaysia sampai persengketaan selesai, sedangkan pihak Indonesia mengartikan bahwa dalam
status ini berarti status kedua pulau tadi tidak boleh ditempati/diduduki sampai persoalan atas
kepemilikan dua pulau ini selesai.
ii. Organisasi Papua Merdeka (disingkat OPM) adalah organisasi yang didirikan pada
tahun 1965 untuk mengakhiri pemerintahan provinsi Papua dan Papua Barat yang saat ini di
Indonesia, yang sebelumnya dikenal sebagai Irian Jaya, dan untuk memisahkan diri dari
Indonesia.
Gerakan ini dilarang di Indonesia, dan memicu untuk terjadinya kemerdekaan bagi provinsi
tersebut yang berakibat tuduhan pengkhianatan. Sejak awal OPM telah menempuh jalur dialog
diplomatik, melakukan upacara pengibaran bendera Bintang Kejora, dan dilakukan aksi militan
sebagai bagian dari konflik Papua. Pendukung secara rutin menampilkan bendera Bintang Kejora
dan simbol lain dari kesatuan Papua, seperti lagu kebangsaan "Hai Tanahku Papua" dan lambang
negara, yang telah diadopsi pada periode 1961 sampai pemerintahan Indonesia dimulai pada Mei
1963 di bawah Perjanjian New York.
iii. Tersebarnya dokumen-dokumen rahasia milik pribadi atau pemerintah Provinsi DKI
Jakarta yang membuat ketidaknyamanan pada masyarakat.
iv. Penyadapan bukti ketahanan Indonesia kurang karena kurangnya penguasaan
teknologi yang semakin maju. Penyadapan adalah masalah yang mengancam keamanan baik dari
individu maupun orang banyak. Penyadapan ini pula berkaitan dengan sila ke-dua dan ke-lima.

Anda mungkin juga menyukai