Anda di halaman 1dari 25

LAPYU DARLING (LILIN AROMATERAPI PENGUSIR NYAMUK DAN

LALAT DARI LIMBAH PENYULINGAN MINYAK CENGKEH)

Oleh :
1. Brilian Gema Morentera 1805104006 2018
2. Rindi Nur Khofifah 1803102263 2018
3. Karina Kusuma Wardani 1905104001 2019

UNIVERSITAS PGRI MADIUN


KOTA MADIUN
2019

i
ii
iii
LAPYU DARLING (LILIN AROMATERAPI PENGUSIR NYAMUK DAN
LALAT DARI LIMBAH PENYULINGAN MINYAK CENGKEH)
(1) Embun Rachma Haqiqi, S.Si.,M.Si., (2) Brilian Gema Morentera, (3) Rindi
Nur Khofifah, (4) Karina Kusuma Wardani
Universitas PGRI Madiun, 63118, Kota Madiun, Indonesia

1. embun.haqiqi@unipma.ac.id
2. brilianmorentera@gmail.com

Subtema : Lingkungan
Keberadaan lalat dan nyamuk di lingkungan sekitar telah menimbulkan
ketidaknyamanan. Lalat adalah serangga yang dapat menimbulkan penyakit disentri.
Anatomi tubuhnya yang nyaris dipenuhi oleh bulu halus ini berperan dalam menularkan
penyakit. Melalui bulunya tersebut, bibit penyakit (virus, bakteri protozoa) mudah
melekat dan tersebar ke mahluk hidup lain. Nyamuk merupakan serangga lain yang
dapat menyebabkan penyakit, seperti demam berdarah yang sering terjadi di daerah
tropis maupun subtropis. Obat nyamuk dan kertas perekat lalat sering digunakan untuk
menangani masalah tersebut, namun memiliki kekurangan dari segi estetika dan
kesehatan. Dalam rangka mengatasi masalah lalat dan nyamuk, maka lilin aroma terapi
berbasis pemanfaatan limbah cair minyak daun cengkeh telah berhasil dibuat. Lapyu
Darling merupakan lilin aroma terapi yang dapat mengusir lalat dan nyamuk serta
menambah estetika ruangan. Hal ini disebabkan oleh adanya flavonoid, tanin dan
eugenol yang terkandung di dalamnya. Proses pembuatannya sangat sederhana dan
ekonomis, yaitu dengan memformulasikan lilin, limbah cair daun cengkeh, dan
pewarna. Formula 1 memiliki perbandingan antara limbah, lilin, dan pewarna, yaitu
sebesar 1:33,8:1, 2:33,8:1 untuk Formula 2, dan untuk Formula 3 sebesar 3:33,8:1.
Berdasarkan hasil pengamatan, lilin dengan formulasi 3 mampu mengurangi gangguan
lalat dan nyamuk.
Kata kunci : Limbah penyulingan cengkeh, lalat, nyamuk, lilin aromaterapi

iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan baik.
Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang besar kepada yang
terhormat Ibu Embun Rachma Haqiqi, S.Si., M.Si..
Makalah ini berisi tentang cara pengolahan limbah cair pengolahan minyak
cengkeh yang dikonsentrasikan pada lilin aromaterapi. Lilin ini berfungsi penambah
estetika dan dapat mengusir nyamuk dan lalat. Pengujian dilakukan dengan dua
perlakuan sehingga didapat formulasi terbaik lilin aromaterapi.
Penulis menyadari bahwa penulisan karya tulis ini mempunyai banyak
kekurangan. Oleh karena itu kami memohon kritik dan sarannya yang membangun
untuk penulisan karya tulis selanjutnya.

Madiun, 16 Januari 2020

Penulis

v
DAFTAR ISI
Halaman Sampul .......................................................................................................i
Surat Pernyataan Ketua Tim ..................................................................................... ii
Lembar Pengesahan ..................................................................................................iii
Abstrak........................................................................................................................iv
Kata Pengantar.......................................................................................................... v
Daftar isi ...................................................................................................................vi
Daftar Tabel................................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.................................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................ 2
1.3. Tujuan ................................................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Lalat ................................................................................................................... 3
2.2. Nyamuk ............................................................................................................. 3
2.3. Minyak Atsiri..................................................................................................... 3
2.4. Minyak Cengkeh .............................................................................................. 4
2.5. Lilin Aromaterapi Anti Serangga ...................................................................... 4
BAB III METODE PELAKSANAAN
3.1. Waktu Dan Tempat ........................................................................................... 5
3.2. Alat Dan Bahan ................................................................................................. 5
3.3. Teknik Penelitian ............................................................................................... 5
BAB IV HASIL, PEMBAHASAN, DAN GAMBARAN EKONOMIS
1.1. Data Pengamatan Lilin Aromaterapi ................................................................. 7
1.2. Uji Organoleptik ............................................................................................... 7
1.3. Pengujian Terhadap Lalat .................................................................................. 7
1.4. Pengujian Terhadap Nyamuk ............................................................................ 9
1.5. Gambaran Ekonomis Prototype ......................................................................... 9
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ....................................................................................................... 10
5.2. Saran Dan Keluaran Yang Diharapkan ............................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA

vi
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

3.1. Tempat Dan Waktu Penelitian Lalat ................................................................. 5


3.2. Tempat Dan Waktu Penelitian Nyamuk ............................................................ 5
4.1. Komposisi Lilin ................................................................................................. 7
4.2. Uji Organoleptik ................................................................................................ 7
4.3. Hasil Pengujian Lalat Dirumah A .................................................................... 7
4.4. Hasil Pengujian Lalat diwarung ....................................................................... 8
4.5. Hasil Pengujian Lalat di Tempat Sampah ......................................................... 8
4.6. Hasil Pengujian Nyamuk ................................................................................... 9
4.7. Gambaran Ekonomis Prototype ......................................................................... 9

vii
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Keberadaan lalat di warung makan berpotensi untuk mencemari makanan yang


dihidangkan. Lalat yang hinggap pada makanan dapat mencemari makanan melalui
kulit tubuh dan kaki yang kotor, serta cairan atau air liur yang dikeluarkannya
mengandung bibit penyakit. Penyakit yang dapat ditimbulkan lalat melalui makanan
adalah disentri, kolera, typhoid, diare, dan gatal-gatal pada kulit (Hastutiek, 2013).
Dari segi estetika, juga dapat mengganggu kenyamanan dan merusak pemandangan
karena berkesan jorok sehingga dapat mengurangi nafsu makan serta menimbulkan
protes dari pengunjung. Selain lalat, nyamuk merupakan serangga lain yang
menyebabkan masalah di tempat sampah atau aliran air yang tidak mengalir. Nyamuk
juga berkembangbiak pada tempat-tempat penampungan air bersih di dalam maupun
di luar rumah. Penyakit yang bisa ditularkan oleh nyamuk adalah malaria, demam
berdarah, chikungunya, demam kuning, filariasis, Ika, dan penyakit berbahaya lainnya
(Kusuma, 2016). Jika dilihat dari segi kenyamanan konsumen, konsumen mungkin
akan terganggu akibat gigitan nyamuk sehingga membuat konsumen tidak nyaman.
Nyamuk biasa diatasi dengan obat nyamuk, namun sangat berbahaya bagi
kesehatan. Obat nyamuk semprot dan bakar mengandung banyak sekali bahan kimia
seperti propoxur, bioaleterin, tranflutrin, dikiorvos, octachiorophil eter (Rianti, 2017).
Sehingga obat nyamuk harus digunakan sesuai aturan penggunaannya. Sedangkan
penangan lalat pada umumnya menggunakan kertas pelekat lalat dan jika
menggunakan kertas ini dikhawatirkan dapat mengurangi estetika juga nafsu makan
pengunjung. Selain itu penanganan secara umum yaitu dengan menggunakan botol
semprot anti serangga, untuk kekurangan produk tersebut yakni, beberapa penggunaan
produk botol semprot dapat mengurangi lapisan ozon (Widowati & Sutoyo, 2009).
Dalam penelitian Usmiati dkk,(2005) menjelaskan bahwa lilin dengan bahan aktif
limbah penyulingan minyak nilam efektif dalam mengusir lalat. Muhimmah (2014)
juga menjelaskan bahwa ekstrak atau minyak atsiri daun pandan wangi berguna
sebagai insektisida nabati dalam mengurangi jumlah lalat dengan difokuskan pada
lilin. Sedangkan Patmasari (2014) menjelaskan minyak atsiri serai yang
dikonsentrasikan ke lilin dapat mengusir lalat buah. Jadi dari ketiga penelitian tersebut
lilin dari limbah pengolahan minyak nilam, daun pandan wangi, dan serai hanya
1
berfungsi sebagai pengusir lalat saja, karena tidak adanya kandungan eugenol,
saponin, alkaloid, flavonoid, tanin yang dapat mengusir atau membunuh nyamuk.
Dalam peneitian lainnya, kekurangan lain dalam penelitian sebelumnya adalah
menggunakan pelarut sehingga tidak ekonomis.
Cengkeh merupakan salah satu tumbuhan yang banyak terdapat di Indonesia dan
berpotensi sebagai insektisida botani (Wanaora, 2019) . Ekstrak cengkeh mengandung
eugenol, saponin, flavonoid, dan tanin dapat membunuh larva Aedes aegypti L
(Mulyani, 2010). Senyawa-senyawa kimia yang terkandung dalam tumbuhan-tumbuhan
tersebut di atas bersifat larvasida. Limbah pengolahan minyak bunga cengkeh juga bisa
digunakan untuk mengusir nyamuk dan lalat. Hal ini disebabkan limbah pengolahan
atau produksi minyak cengkeh masih mengandung zat eugenol, saponin, alkaloid,
flavonoid, tanin, dan metil. Mengenai pemanfaatan dalam rangka mengatasi masalah
yang diakibatkan oleh nyamuk dan lalat maka perlu adanya inovasi pengusir nyamuk
dan lalat tanpa menimbulkan efek kesehatan bagi lingkungan sekitar yaitu “Lilin
Aromaterapi Pengusir Lalat Dan Nyamuk Dari Limbah Minyak Atsiri Cengkeh”. Lilin
aromaterapi ini memanfaatkan bahan sisa yaitu limbah industri minyak daun cengkeh
sehingga sangat ekonomis

1.2. Rumusan Masalah


a. Bagaimana cara membuat lilin aromaterapi dari limbah minyak daun cengkeh ?
b. Apakah limbah minyak daun cengkeh efektif untuk dimanfaatkan sebagai lilin
aroma terapi ?
c. Bagaimana peran lilin aroma terapi pengusir lalat dan nyamuk dari limbah
minyak atsiri daun cengkeh bagi masyarakat luas ?
1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui proses pembuatan “Lilin Aromaterapi Pengusir Lalat Dan


Nyamuk Dari Limbah Minyak Atsiri Daun Cengkeh”.
2. Untuk mengetahui efektivitas lilin aromaterapi pemanfaatan limbah minyak
daun cengkeh sebagai lilin aromaterapi.
3. Untuk memberikan informasi ilmiah dan pengetahuan kepada masyarakat luas
tentang “Lilin Aromaterapi Pengusir Lalat Dan Nyamuk Dari Limbah Minyak
Atsiri Daun Cengkeh”.

2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lalat

Lalat merupakan salah satu insekta (serangga) yang termasuk ordo diphtera,
mempunyai sepasang sayap berbentuk membran. Lalat juga merupakan species yang
berperan dalam masalah kesehatan masyarakat, yaitu sebagai vektor penularan penyakit
saluran pencernaan seperti: kolera, typhus, disentri, dan lain lain Pada saat ini dijumpai
± 60.000 – 100.000 spesies lalat, tetapi tidak semua species perlu diawasi karena
beberapa diantaranya tidak berbahaya terhadap kesehatan masyarakat (Nugroho, 2014).
Penularan penyakit dapat terjadi melalui semua bagian dari tubuh lalat seperti : bulu
badan, bulu pada anggota gerak, muntahan serta faecesnya.

2.2 Nyamuk

Nyamuk adalah serangga yang memiliki dua sayap yang bersisik. Sayap ini
mampu mengepak 1000 kali per menit, tubuh langsing dan mempunyai enam kaki.
Nyamuk memiliki ukuran yang berbeda-beda tetapi jarang sekali ukurannya melebihi 15
mm. Dalam bahasa Inggris, nyamuk dinamakan “Mosquito”, yang berasal dari bahasa
Sepanyol atau Portugis yang berarti lalat kecil yang digunakan sejak tahun 1583. Di
negeri Inggris nyamuk dikenal sebagai gnats. Tercatat lebih dari tiga ribu spesies
nyamuk yang beterbangan di muka bumi ini, baik di tempat yang beriklim panas
maupun beriklim dingin. Meskipun mampu hidup di kutub, sebagian besar nyamuk
lebih suka hidup di daerah yang beriklim tropis dengan kelembaban tinggi seperti di
Indonesia (Kurniawan, 2014).

2.3 Minyak Atsiri

Minyak atsiri, atau dikenal juga sebagai minyak eterik (aetheric oil), minyak
esensial (essential oil), minyak terbang (volatile oil), serta minyak aromatik (aromatic
oil), adalah kelompok besar minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu
ruang namun mudah menguap sehingga memberikan aroma yang khas. Salah satu
proses pembuatan minyak atsiri adalah dengan menggunakan teknik distilasi air.. Uap
campuran air dan minyak atsiri didinginkan, lalu tambahkan natrium sulfat anhidrat
(Na2SO4) untuk memisahkan air dari minyak atsiri (Sulianti, 2008). Tanaman yang bisa
dibuat minyak atsiri adalah adas, cendana, bunga cengkeh, kayu putih,bunga kenanga.

3
Minyak atsiri digunakan untuk aromaterapi, yaitu pengobatan dengan menggunakan
aroma khas tertentu.

2.4 Minyak Cengkeh

Minyak cengkeh adalah minyak atsiri yang dihasilkan dari penyulingan bagian
tanaman cengkeh, terutama daun dan bunga cengkeh. Seluruh bagian tanaman cengkeh
mengandung minyak, tetapi bunganya memiliki kandungan minyak yang paling banyak
(Maldini & Oktavina, 2006). Minyak cengkeh digunakan dalam industri untuk
pembuatan obat gigi, penyedap rasa, parfum, sebagai anti jamur, anti bakteri, dan anti
serangga. Minyak cengkeh mengandung eugenol sebanyak 78-98 persen. Zat tersebut
dihasilkan dari kelenjar minyak yang terdapat pada permukaan badan bunga
cengkeh.Secara umum, daun dan ranting cengkih mengandung eugenol dengan
konsentrasi lebih banyak dibandingkan bunga cengkeh. Pada minyak yang dihasilkan
dari daun cengkeh terdapat 82-88% eugenol, dan pada ranting mencapai 90-95%.
Dibandingkan minyak dari bunga cengkeh yang hanya mengandung 60-90% eugenol,
sisanya adalah eugenyl asetat, caryophyllene, dan senyawa minor lainnya.

2.5 Lilin Aromaterapi Anti Serangga

Lilin aromaterapi adalah alternatif penerapan aromaterapi dengan uap


aromaterapi yang dihasilkan dari beberapa tetes minyak atsiri yang dipanaskan dan
menghasilkan uap sebagai aromaterapi bila dibakar. Lilin yang berfungsi menolak lalat
rumah dapat menjadi alternatif pilihan karenan terbuat dari bahan-bahan yang ramah
lingkungan, dapat digunakan oleh setiap lapisan masyarakat karena aman bagi
kesehatan. Lilin aromaterapi mengandung bahan yang biasanya tidak disukai lalat
seperti daun jeruk, ekstrak kulit jeruk nipis dan daun jeruk nipis . Menurut Kartika dkk,
(2014) kecoa meninggalkan area yang sudah diberi lilin aromaterapi dengan konsentrasi
sebesar 0,3% dengan persentase kecoa meninggalkan area sebesar 100%. Menurut
penelitian Rina (2014) konsentrasi ekstrak daun jeruk nipis sebesar 0,4% dapat
membunuh larva nyamuk aedes aegypty sebanyak 21 ekor, sedangkan konsentrasi
sebesar 0,45% sebanyak 23 ekor dan konsentrasi 0,24% dapat membunuh 24 ekor dan
konsentrasi 0,55% dapat membunuh sekitar 100%.

4
BAB III METODE PELAKSANAAN

3.1 Waktu dan Tempat

3.1.1. Pengujian lalat


Tabel 3.1.. Lokasi dan waktu penelitian lalat
Lokasi Tanggal
rumah 15 Desember 2019
warung 15 Januari 2020
Tempat sampah 15 Januari 2020

3.1.2. Pengujian Nyamuk


Tabel 3.2. Lokasi dan waktu penrlitian nyamuk
lokasi tanggal
Rumah A 17 Desember 2019
Rumah B 15 Desember 2019
Rumah C 29 Desember 2019

3.2 Alat dan Bahan


Alat-alat yang diperlukan adalah termometer, gelas takar, sendok besi, panci, gunting,
toples bekas, sumbu lilin, korek api, dan wadah lilin kaca. Adapun bahan yang
digunakan adalah lilin putih, dan limbah cair minyak atsiri daun cengkeh.

3.3. Teknik Penelitian

3.3.1 Prosedur Pembuatan Lapyu Darling (Eksperimen)

1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan


2. Memotong lilin putih menjadi bagian yang lebih kecil –kecil.
3. Melelehkan lilin dengan api sedang.
4. Mengaduk lilin yang dipanaskan menggunakan sendok besi.
5. Menambahkan limbah cair minyak atsiri daun cengkeh kedalam lilin yang sudah
meleleh sambil terus diaduk.
6. Mengontrol suhu campuran lilin dan limbah cair menggunakan termomoter untuk
tetap di suhu stabil rentang 60-70ᵒC.

5
7. Sambil terus diaduk menggunakan sendok besi, memasang sumbu lilin dan
dipasang diatas cetakan dengan bantuan jepitan gunting sambil diaduk.
8. Setelah limbah cair dan lilin tercampur homogen, tuangkan larutan lilin kedalam
cetakan wadah kaca dengan perlahan.
9. Diamkan lilin tersebut hingga mengeras.
10. Setelah mengeras mengulangi langkah 1-11 dengan menggunakan lilin warna 1 ,
setelah itu, mengulangi langkah 1-11 menggunakan lilin warna 2.
11. lilin aromaterapi limbah cair siap digunakan.

3.3.2. Metode Pengujian Terhadap Lalat: Observasi

Pengujian dilakukan di rumah, di warung, dan di tempat sampah. Saat di rumah, lalat
dipancing dengan terasi lalu diamati pengaruhnya sebelum dan setelah diberi Lapyu
Darling . Sedangkan pengujian di kantin dan tempat sampah hanya perlu mengamatinya
saja tanpa perlu dipancing untuk datang.

3.2.3. Metode Pengujian Terhadap Nyamuk

Penggunaan dilakukan di tiga rumah berbeda. Lapyu Darling diletakkan di ruangan


yang biasa ditempati nyamuk. Observasi dilakukan dengan mencermati perbandingan
gangguan nyamuk dengan dan tanpa Lapyu Darling.

6
BAB IV HASIL, PEMBAHASAN, DAN GAMBARAN EKONOMIS

4.1. Data Pengamatan Lilin Aromaterapi


Tabel 4.1. komposisi lilin
Komposisi Formula Fungsi
I II III
Limbah minyak mengkih 1 ml 2ml 3 ml Bahan aktif
Lilin 33,8 ml 33,8 ml 33,8 ml Basis lilin
Pewarna 1 ml 1 ml 1 ml Tambahan

Berdasarkan Tabel 4.1, lapyu Darling diproduksi dari limbah minyak cengkih,
lilin, dan pewarna. Senyawa aktif yang mampu mengusir lalat dan nyamuk diperoleh
dari limbah produksi minyak cengkeh, sedangkan bahan dasar lilin dibuat dari
mencairkan lilin batangan. Adapun pewarna digunakan sebagai pemercantik lapyu
darling.

4.2. Uji Organoleptik


Tabel 4.2. hasil uji organoleptik
Uji Organoleptik Formula
I II III
Aroma kurang sedang kuat
Warna putih putih putih

Hasil uji organoleptik sebagaimana ditunjukikan oleh tabel 4.2 menunjukkan


adanya perbedaan aroma dan warna dari setiap formulasi. Semakin banyak kandungan
bahan aktif, maka aroma yang dihasilkan akan semakin kuat. Limbah produksi minyak
cengkeh sendiri adalah cairan tidak berwarna yang encer, oleh karena itu lilin cenderung
tidak mengalami perubahan warna.

4.3. Pengujian Terhadap Lalat


4.3.1. Tempat Pengujian Rumah
Tabel 4.3. Hasil pengujian lalat dirumah A
Formula Jam Perlakuan Hasil
I 11:08 WIB Sebelum Lalat yang hinggap pada terasi sebanyak 5
–11:09 41 ekor
detik WIB Sesudah Lalat yang hinggap pada terasi sebanyak 5
ekor
II 11:26-11:27 sebelum Lalat yang hinggap pada terasi sebanyak 11
41 detik ekor

7
WIB (lalat) sesudah .lalat yang hinggap pada terasi sebanyak 9
ekor
III 11:30-11:31 sebelum Lalat yang hinggap pada terasi sebanyak 7
41 detik ekor
sesudah Lalat yang hinggap pada terasi sebanyak 1
ekor

4.3.2. Pengujian lalat di warung


Tabel 4.4. Hasil Pengujian di warung
Formula Jam Perlakuan Hasil
I 11:08 WIB Sebelum Lalat awal sebanyak 6 ekor
–11:09 41
detik WIB Sesudah Lalat akhir sebanyak 6 ekor

II 11:26-11:27 sebelum Lalat awal sebanyak 6 ekor


41 detik
WIB (lalat) sesudah Lalat akhir sebanyak 4 ekor

III 11:30-11:31 sebelum Lalat awal sebanyak 4 ekor


41 detik
sesudah Lalat yang akhir sebanyak 1 ekor

4.3.3. Pengujian di tempat sampah


Tabel 4.5 . Hasil Pengujian di tempat sampah
Formula Waktu Perlakuan Hasil
I 15.00 WIB - Sebelum diberi 15 ekor lalat awal di tempat sampah
15.01 WIB lilin
15.01 WIB - Sesudah diberi 14 ekor lalat berada di tempat sampah
15.02 WIB lilin
II 15.02 WIB - Sebelum diberi 14 ekor lalat berada di tempat sampah
15.03 WIB lilin
15.03 WIB - Sesudah diberi 11 ekor lalat berada ditempat sampah
15.04 WIB lilin
III 15.05 WIB - Sebelum diberi 11 ekor lalat awal
15.06WIB lilin
15.06 WIB - Sesudah diberi 5 ekor lalat akhir
15.07 WIB lilin

Hasil pengamatan terhadap uji efektivitas Lapyu Darling dalam mengusir lalat di
rumah, warung, dan tempat sampah di sajikan oleh Tabel 4.3, 4.4, dan 4.5. Berdasarkan
tabel tersebut, Lapyu Darling berpotensi dalam mengusir lalat. Formula yang paling
efektif untuk mengusir lalat adalah formula III dengan kandungan bahan aktif
8
terbanyak. Hal ini menunjukkan bahawa konsentrasi senyawa aktif berbanding lurus
dengan efektivitasnya.

4.4. Pengujian Terhadap Nyamuk


Tabel 4.6. Hasil Pengujian Nyamuk
Lokasi Formula Jam Perlakuan Hasil
A I 20:00- Sebelum Nyamuk sangat mengganggu
20:30 WIB Sesudah Nyamuk sangat mengganggu
II 20:30- Sebelum Nyamuk diruangan sangat mengganggu
21:00 WIB Sesudah Nyamuk cukup mengganggu
III 21:00- sebelum Nyamuk sangat mengganggu
21:30 WIB sesudah Nyamuk kurang mengganggu
B I 21:00- sebelum Nyamuk sangat mengganggu
21:30 WIB sesudah Nyamuk sedikit mengganggu
II 21:30- sebelum Nyamuk sangat mengganggu
22:00 WIB sesudah Nyamuk kurang mengganggu
III 22:00- Sebelum Nyamuk sangat mengganggu
22:30 WIB sesudah Nyamuk tidak mengganggu
C I 20:00- Sebelum Nyamuk sangat mengganggu
20:30 WIB Sesudah Nyamuk sangat mengganggu
II 20:30- Sebelum Nyamuk sangat mengganggu
21:00 WIB Sesudah Nyamuk cukup mengganggu
III 21:00- Sebelum Nyamuk sangat mengganggu
21:30 WIB sesudah Nyamuk kurang mengganggu

Pengujian efektivitas Lapyu Darling dalam mengusir nyamuk dilakukan di tiga


rumah berbeda, dengan kontrol waktu pengujian yang tidak berbeda jauh. Berdasarkan
hasil pengamatan sebagaimana dirangkum dalam Tabel 4.6, diantara 3 formula, lilin
dengan formula III memberikan hasil paling memuaskan.

4.5. Gambaran Ekonomis Prototype


Tabel 11. Perincian Anggaran Biaya Dan Nilai Jual Prototype
No Jenis Pengeluaran Jumlah (Rp)
1. Perlengkapan 110.000
2. Bahan Habis Pakai 10.000
TOTAL BIAYA 120.000
HARGA JUAL 25.000

Total biaya yang diperlukan untuk memproduksi 5 lapyu Darling adalah Rp 120.000,00
dengan harga jual Rp 25.000,00 per satuan. Untuk keterangan lebih lengkap terdapat di
lampiran.

9
BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Penanganan umum untuk lalat adalah dengan menggunakan kertas pelekat lalat,
sedangkan penanganan nyamuk menggunakan obat nyamuk. Hal ini mempunyai
beberapa kekurangan yaitu dapat mengurangi estetika dan mengganggu
kesehatan.

b. Limbah pengolahan daun minyak cengkeh juga bisa digunakan untuk mengusir
nyamuk dan lalat. Hal ini disebabkan menurut beberapa penelitian pada daun
cengkeh mengandung eugenol yang dapat digunakan sebagai fungisida,
bakterisisda, nematisida, dan insektisida.Selain itu eugenol berfungsi sebagai
repellent lalat disebabkan baunya yang khas.

c. Pengujian terhadap lalat dan nyamuk menunjukkan bahwa formulasi terbaik


untuk pembuatan lilin adalah formulasi 3 yaitu dengan perbandingan 3:33,8:1

d. Efektivitas Lapyu Darling sebanding dengan konsentrasi bahan aktif di dalamnya

5.2. Saran dan Keluaran yang diharapkan

Berdasarkan kesimpulan yang didapatkan, limbah produksi minyak cengkeh


berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai pengusir lalat dan nyamuk, namun
efektivitasnya perlu ditingkatkan. Sehingga perlu melakukan penelitian lebih lanjut
supaya lilin yang dibuat lebih maksimal. Beberapa hal yang dapat ditingkatkan adalah
ekstraksi limbah minyak cengkih agar konsentrasi senyawa aktifnya lebih tinggi dan uji
efektivitas dalam skala lab dengan kontrol variabel yang lebih akurat.

10
DAFTAR PUSTAKA
Hastutiek, P. (2013). Potensi Musca Domestica Linn. Sebagai Vektor Beberapa
Penyakit. JKB UB, 1.
Kardinan, A. (2006). Tanaman Pengendali Lalat Buah. In A. Kardinan, Tanaman
Pengendali Lalat Buah (p. 7). Jakarta: Agro Media Pustaka.
Kurniawan, W. (2014). Nyamuk. Repostory , 1.
Kusuma, A. P. (2016). Analisis Spasial Demam Berdarah Dengue Berdasarkan
Kepadatan Penduduk. UNNES Journal Of Public Health, 2.
Maldini, D., & Oktavina, D. M. (2006). 20 Ramuan Esensial Nusantara untuk Cantik
Dan Bugar. In D. M. Oktavina, 20 Ramuan Esensial Nusantara untuk Cantik
Dan Bugar (p. 13). Jakarta: Esensi.
Manurung, B., & Ginting, E. L. (2010). Evektifitas Atrakan Dalam Menangkap Lalat
Buah. Jurnal Sains Indonesia, 96-99.
Muhimmah, I. (2014). Uji Efektifitas Ekstrak Daun Pandan Wangi (Pandanus
Amaryllifolious Roxb) Sebagai Insektisida Nabati Dalam Mengurangi Jumlah
Lalat. UIN Maulana Malik Ibrahim, 19.
Mulyani. (2010). Uji Afrodistaka Cengkeh. FFarmasi UNMUH Surakata, 5.
Nugroho, A. (2014, Januari 12). Lalat. Diambil kembali dari Proton:
https://protonpest.com/protonpedia/lalat/
Patmasari, Y. (2014). Pengaruh Konsentrasi Minyak Serai Wangi (Citronela Oil) Dalam
Lilin Padat Terhadap Penurunan Kepadatan Lalat Rumah (Musca Domestica) Di
Warung Makan Sepanjang Pantai Depok. Jurnal Riset Daerah, 43.
Rianti, E. D. (2017). Mekanisme Paparan Obat Anti Nyamuk Elektrik Dan Obat Anti
Nyamuk Bakar. INOVASI, 58.
Rina, M. (2014). Keefektivan Daya Bunuh Ekstrak Daun Jeruk Nipis (Citrus
Aurantiefolia) Terhadap Kematian Larva Nyamuk Aedes Aegypti. Skripsi
thesis,Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Romelah, S., & Khofifah, R. N. (2004). Penanaman Kunyit. Grahamedia, 21-50.
Sulianti, S. B. (2008, Desember 12). Studifitokimia Ocimum. Retrieved from Berita
Biologi: http://e-
journal.biologi.lipi.go.id/index.php/berita_biologi/article/view/778
Usmiati, S., Yuliani, S., & Nurdjanah, N. (2005). Efektivitas Lilin Penolak Lalat
(Repelen) Dengan Bahan Aktif Limbah Penyulingan Minyak Nilam.
J.Pascapanen, 1-10.
Wanaora, N. (2019). Efektifitas Ekstrak Daun Cengkeh. Kementrian Riset Dan
Teknologi Lampung, 2.
Widowati, & Sutoyo. (2009). Upaya Mengurangi Penipisan Lapisan Ozon. Buana
Sains, 141.
Lampiran 1.2. Biodata Dosen Pendamping

A. Identitas diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Embun Rachma Haqiqi, S.Si.,M.Si.
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Teknik Kimia
4 NIP/NIDN 110793/0717079103
5 Tempat dan Tanggal Lahir Malang, 17 Juli 1991
6 Alamat E-mail embun.haqiqi@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 085649988017

B. Riwayat Pendidikan
Gelar Akademik Sarjana S2/Magister S3/Doktor
Universitas Negeri Institut Teknologi
Nama Institusi -
Malang Sepuluh November
Kimia (Kimia
Jurusan/Prodi Kimia (Anorganik) -
Fisik)
Tahun Masuk-
2009-2013 2014-2016 -
Lulus

A. Rekam Jejak Tri Dharma PT


C.1. Pendidikan/Pengajaran
No Nama Mata Kuliah Wajib/Pilihan SKS
1 Kimia Analisa Wajib 3
2 Kalkulus 1 Wajib 3
3 Teknik Reaksi Kimia 1 Wajib 3

C.2. Penelitian
Penyandang
No Judul Penelitian Tahun
Dana
Variasi Cangkang Telur Dan Sekam LPPM UNIPMA 2017
1 Padi Sebagai Adsorben Zat Warna
Metil Orange
Pengaruh Ukuran Adsorben dari LPPM UNIPMA 2018
Cangkang Telur dan Sekam Padi
2
terhadap Daya Adsorpsi Metil
Orange
Preparasi dan Karakterisasi LPPM UNIPMA 2019
Komposit Cangkang Telur Ayam
3
dengan Sekam Padi Termodifikasi
NaOH
Lampiran 2

1. Gambaran Ekonomis Prototype

. Berikut ini adalah rincian anggaran biaya :

No Jenis Perlengkapan Ukuran Harga Satuan Nilai (Rp)


1 Termometer 100ºC Rp. 45.000,- Rp. 45.000,-

2. Gelas Takar 1 liter Rp. 15.000,- Rp. 15.000,-

3 Sendok Besi 2 buah Rp. - Rp. -

4 Panci 1 buah Rp. 30.000,- Rp. 30.000,-

5 Wadah Lilin Kaca 5 buah Rp. 4.000-, Rp.20.000,-

Sub Total Rp.110.000,-

Bahan Habis Pakai Ukuran Harga Satuan Nilai (Rp.)


(Rp)

1 Lilin putih 4 batang Rp. 1.000,- Rp. 4.000,-

2 Limbah cair 500 ml - -

3 Pewarna Rp. 6.000

Sub Total Rp.10.000,-

Total Biaya : Rp. 120.000,-

Harga Jual : Rp. 25.000,-

Anda mungkin juga menyukai